Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 121424 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Paula
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan perancangan pengukuran kinerja pada proses manajemen rantai pasokan untuk perusahaan produk tekstil sehingga perusahaan dapat menjalankan proses operasional secara efektif untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang dilakukan melalui studi kepustakaan serta penelitian lapangan. Penelitian menyimpulkan bahwa perbaikan dan pengembangan atas proses dan pengukuran kinerja perlu dilakukan terhadap kedelapan proses dalam manajemen rantai pasokan yaitu manajemen hubungan pelanggan, manajemen layanan pelanggan, manajemen permintaan, pemenuhan pesanan, manajemen alur produksi, manajemen hubungan pemasok, pengembangan produk dan komersialisasi serta manajemen retur. Penelitian ini juga menyarankan perusahaan untuk mengkomunikasikan peta strategi dan sasaran strategis secara jelas kepada seluruh jajaran struktur dalam perusahaan serta melakukan pengukuran kinerja secara berkala terhadap perspektif keuangan, pelanggan dan proses manajemen rantai pasokan sebagai perspektif proses internal sehingga dapat mengetahui kelemahan perusahaan dan menentukan rencana inisiatif untuk perbaikan berkelanjutan.

ABSTRACT
This study aims to design performance measurement in supply chain processes for textile product company with the result that the company could run the operational process effectively to increase profitability of the company. This study is a qualitative research conducted through literature and field study. The study concluded that improvements and development in process and performance measurement needs to be carried out on each of the eight processes in supply chain management which are customer relationship management, customer service management, demand management, order fulfillment, manufacturing flow management, supplier relationship management, product development and commercialization also return management. The study advises company to communicated the strategy maps and strategic objectives clearly to the employee of the corporate structure also conduct performance measurement for financial perspective, customer perspective and supply chain management processes as internal process perspective on a regular basis to identify the weaknesses of the company and determine initiatives action for continuous improvement."
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Prima Madika Putra
"Penelitian ini dilakukan untuk mengukur kinerja rantai pasok pada perusahaan alat kesehatan di Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Supply Chain Operations Reference (SCOR) sebagai kerangka pengukuran kinerja dan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk menentukan bobot masing-masing indikator kinerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur kinerja rantai pasokan perusahaan pada tahun 2021 dan mendapatkan strategi perbaikan untuk meningkatkan kinerja rantai pasokan perusahaan secara keseluruhan. 29 indikator kinerja diukur dan dibagi ke dalam perspektif model SCOR untuk setiap level. Hasil pengukuran menunjukkan kinerja rantai pasok pada tahun 2021 sebesar 63,35% yang menunjukkan kinerja perusahaan berada pada kategori average. Kemudian, setiap KPI akan dipetakan ke kuadran Importance Performance Analysis (IPA) untuk mendapatkan indikator mana yang perlu ditingkatkan. Strategi yang diusulkan dianalisis dengan melakukan focus group discussion dengan perwakilan perusahaan. Terdapat enam usulan strategi yang dipilih untuk meningkatkan lima KPI berdasarkan Importance Performance Analysis (IPA) yang diharapkan dapat memberikan dampak yang baik terhadap peningkatan kinerja rantai pasok perusahaan secara keseluruhan.


This research was conducted to measure supply chain performance in medical device companies in Indonesia. The method used in this research is Supply Chain Operations Reference (SCOR) as a performance measurement framework and Analytical Hierarchy Process (AHP) method to determine the weight of each performance indicator. The objective of this research is to measure the supply chain performance of the company in 2021 and obtain improvement strategies to improve the overall supply chain performance of the company. 29 performance indicators are measured and divided into the SCOR model’s perspectives for each level. The result of the measurement indicates that the performance of the supply chain in 2021 is 63,35% which shows the company's performance is in an average category. Then, each KPI will be mapped to the Importance Performance Analysis (IPA) quadrant to get which indicators that need to be improved. The proposed strategy is analyzed by conducting focus group discussion with the company's representative. There are six proposed action plan strategies chosen to improve five KPIs based on the Importance Performance Analysis (IPA) which is expected to give a good impact on the company’s overall supply chain performance improvement.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aretta Anindita
"Penelitian ini dilakukan untuk mengukur kinerja rantai pasok pada PT X Persero sebagai salah satu perusahaan manufaktur bahan peledak di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur dan merancang strategi yang dapat meningkatkan kinerja rantai pasok. Hal ini dilakukan dengan menggunakan kerangka Supply Chain Operation Reference (SCOR) sebagai metode pengukuran kinerja untuk evaluasi kinerja rantai pasokan untuk mendapatkan indeks kinerja. Metode lain seperti Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk memberi pembobotan pada setiap indikator dan Traffic Light System untuk pengelompokan kategori kinerja berdasarkan warna. Terdapat 29 indikator kinerja (KPI), yang terbagi dalam perspektif model SCOR untuk masing-masing tingkatan. Hasil kinerja pada PT X Persero pada tahun 2021 dari bulan Januari sampai dengan September 2021 adalah sebesar 60,72% yang menunjukkan kinerja perusahaan berada pada kategori sedang. Setiap KPI kemudian dipetakan ke dalam kuadran Importance Performance Analysis (IPA) untuk mencari indikator penting dan kurang untuk diperbaiki. Terdapat 4 KPI terkait kinerja rantai pasok yang perlu ditingkatkan, oleh karena itu diberikan usulan rekomendasi untuk KPI tersebut.

This study was conducted to measure supply chain performance at PT X Persero as an explosives manufacturing company in Indonesia. This research aims to measure and design strategies that can improve supply chain performance. It is conducted using the Supply Chain Operation Reference (SCOR) framework as a performance measurement method for supply chain performance evaluation to gain performance index. Also other frameworks such as Analytical Hierarchy Process (AHP) method to weight each indicator and the Traffic Light System grouping system to categorize performance based on color. The objective of this research is to develop and measure supply chain performance. There are 29 performance indicators (KPIs), that is divided into the SCOR model’s perspectives for each level. The result of the performance in PT X Persero in 2021 from January until September 2021 is 60,72% which shows the company’s performance is in an average category. Each KPI is then mapped into the Importance Performance Analysis (IPA) quadrant to find the critical and underperformance indicator to be improved. There are 4 KPIs regarding supply chain performance that requires improvement, therefore proposed recommendations is provided for the KPIs."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marsa Irbah Salsabila
"Penelitian ini dilakukan untuk mengukur kinerja rantai pasok pada perusahaan pengolahan Air Minum Dalam Kemasan bertujuan untuk mengetahui pencapaian kinerja perusahaan dan mengusulkan rekomendasi perbaikan sehingga perusahaan dapat meningkatkan kinerja rantai pasok perusahaan. Metode yang digunakan adalah Supply Chain Operations Reference (SCOR) sebagai kerangka pengukuran kinerja rantai pasok perusahaan. Pengukuran kinerja rantai pasok perlu dilakukan untuk mengetahui kondisi rantai pasok dari suatu perusahaan, yang menjadi langkah awal perbaikan. Pada penelitian ini, perbaikan dilakukan berkaitan dari kondisi daya saing perusahaan dan juga permasalahan di operasi rantai di pabrik. Tingkat kepentingan atribut kinerja diukur berdasar pembobotan dengan kuesioner oleh beberapa pakar. Terdapat 35 Key Performance Indicator (KPI) yang diukur dan terbagi ke dalam perspektif model SCOR untuk tiap levelnya. Dari hasil pengukuran menggunakan sistem penilaian Objective Matrix (OMAX), didapatkan nilai total indeks kinerja rantai pasok perusahaan pada tahun 2022 sebesar 5,95 yang menunjukkan kinerja perusahaan berada pada kategori cukup baik dengan warna kuning namun masih perlu adanya beberapa perbaikan. Pada tabel OMAX, dapat diketahui indikator yang memiliki performa belum baik yang ditunjukkan dengan warna merah untuk segera dilakukan perbaikan. Melalui matriks OMAX, didapatkan 9 KPI pada rantai pasok perusahaan dengan kinerja belum baik. Penyusunan rekomendasi sudah dilakukan sebagai strategi peningkatan kinerja perusahaan.

This research was conducted to measure supply chain performance at bottled drinking water company to know the company's performance achievements and improvement recommendation. The method used is the Supply Chain Operations Reference (SCOR) as a framework for measuring the company's supply chain performance. The measurement is done to know its condition. In this study, improvements were made related to the condition of the company's competitiveness and problems in chain operations at the factory. The importance level of performance attributes is measured by weighting with a questionnaire by several experts. There are 35 Key Performance Indicators (KPI) that are measured and divided into the the SCOR model for each level. From the measurement results using the Objective Matrix (OMAX) scoring system, the total value of the company's supply chain performance index in 2022 is 5,95, which shows that the it is in the fairly good category in yellow but still needs some improvement. In the OMAX table, the indicators that have not performed well are shown in red to be repaired immediately. Through the OMAX matrix, 9 KPIs were obtained in the supply chain of companies with poor performance. Recommendations have been prepared as a strategy to improve company performance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda Kusuma Wardhana
"Ketersediaan suku cadang dan biaya menjadi titik berat pada rantai pasok di perusahaan pemeliharaan pesawat terbang. Banyaknya permintaan suku cadang yang beragam, spesifik, dan ketidakpastian membentuk kompleksitas dalam rantai pasok perusahaan pemeliharaan pesawat terbang. Selain itu, pandemi Covid-19 memperburuk keadaan perusahaan pemeliharaan pesawat terbang, menyebabkan penurunan permintaan perawatan pesawat secara signifikan hingga 44%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui target dan analisis proses bisnis rantai pasok perusahaan pemeliharaan pesawat terbang dan perbaikan proses rantai pasok suku cadang di perusahaan pemeliharaan pesawat terbang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menyajikan pendekatan yang menggunakan matriks Supply Chain Organizations Reference (SCOR) untuk mempelajari rantai pasok perusahaan pemeliharaan pesawat terbang dalam dimensi keuangan dan kinerja yang dikombinasikan dengan fuzzy TOPSIS untuk evaluasi proses rantai pasok serta Business Process Reengineering untuk perbaikan proses bisnis. Penelitian ini menghasilkan pemilihan target perbaikan dalam proses rantai pasokan beserta rekayasa ulang proses bisnis rantai pasok.

The availability of spare parts and total costs are the focus of the supply chain in aircraft maintenance companies. Large number, specific, and uncertain demands for spare parts create complexities in the supply chain for aircraft maintenance companies. Moreover, pandemic Covid-19 exacerbates Aircraft Maintenance Company circumstances, leading to a significant drop in demand for aircraft maintenance up to 44%. This study aims to determine the target and analysis of the supply chain business processes of aircraft maintenance companies and to improve the supply chain processes of spare parts in aircraft maintenance companies. The method used in this research presents an approach that uses the Supply Chain Organizations Reference (SCOR) model performance matrix to study the Aircraft Maintenance Company supply chain in the financial and performance evaluation dimension combined with the fuzzy TOPSIS model for evaluation supply chain processes, and Business Process Reengineering for business process improvement. This research resulted in the selection of target improvements in the supply chain process as well as the reengineering of the supply chain business process."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brian Hernanda
"Untuk melakukan perbaikan yang berdampak pada rantai pasok, diperlukan pengukuran kinerja untuk mengetahui kondisi rantai pasok suatu perusahaan, yang akan menjadi titik awal upaya perbaikan. Penelitian ini dilakukan di gudang PT X Indonesia yang bergerak di bidang industri otomotif. Sebelumnya, belum ada model atau pendekatan sistematis yang digunakan untuk mengukur kinerja gudang di divisi logistik PT X Indonesia. Jika ukuran kinerja yang relevan dan standar dapat diterapkan, divisi logistik PT X dapat menjadi lebih efisien, memberikan dukungan yang lebih baik ke lokasi produksi dan secara tidak langsung menghasilkan kepuasan pelanggan yang lebih besar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Supply Chain Operations Reference (SCOR) sebagai kerangka pengukuran kinerja, metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk menentukan bobot untuk setiap indikator kinerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan dan mengukur kinerja dalam kegiatan gudang; sistem pengukuran harus didasarkan pada model Supply Chain Operations Reference (SCOR). Ada 29 indikator kinerja (KPI) yang akan digunakan untuk mengukur dalam perspektif model SCOR untuk setiap level. Hasil pengukuran kinerja rantai pasok gudang PT. X Indonesia tahun 2019 Januari-September sebesar 78,55% yang menunjukkan kinerja perusahaan saat ini dalam kategori baik. Meskipun kinerja rantai pasok di gudang secara keseluruhan dapat dikatakan baik, namun masih ada beberapa metrik kinerja gudang (KPI) yang tergolong kurang. Setiap KPI kemudian akan dipetakan ke kuadran Importance Performance Analysis (IPA) untuk mendapatkan indikator mana saja yang menyebabkan kinerja supply chain perusahaan menurun. Dari kuadran IPA, terdapat 6 KPI dalam rantai pasokan gudang yang membutuhkan perbaikan segera. Oleh karena itu, diperlukan strategi untuk meningkatkan kinerja. Strategi yang diusulkan dianalisis menggunakan matriks prioritas dan diagram Pareto. Dari 9 strategi peningkatan kinerja yang diusulkan untuk memperbaiki 6 KPI yang kinerjanya kurang baik, 6 usulan strategi yang paling efektif yang sesuai dengan keadaan dan kemampuan perusahaan untuk diterapkan adalah memberikan reminder untuk membuat saran sistem, melakukan briefing operator setiap pagi sebelum jam kerja dimulai, memberikan penghargaan, hukuman, dan motivasi kepada karyawan, menerapkan 5S prinsip lean, dan merekrut lebih banyak pekerja yang berkualitas

To make improvements that have an impact on the supply chain, performance measurement is needed to determine the condition of a company's supply chain, which will be the starting point for improvement efforts. This research was conducted in the warehouse of PT X Indonesia which is engaged in the automotive industry. Previously, there was no model or systematic approach used to measure warehouse performance in the logistics division of PT X Indonesia. If relevant performance measures and standards can be applied, PT X's logistics division can become more efficient, provide better support to production sites and indirectly lead to greater customer satisfaction. The method used in this study is the Supply Chain Operations Reference (SCOR) as a performance measurement framework, the Analytical Hierarchy Process (AHP) method to determine the weights for each performance indicator. The purpose of this research is to develop and measure performance in warehouse activities; the measurement system should be based on the Supply Chain Operations Reference (SCOR) model. There are 29 performance indicators (KPI) that will be used to measure in the perspective of the SCOR model for each level. The results of measuring the performance of the warehouse supply chain of PT. X Indonesia in 2019 January-September of 78.55% which shows the company's current performance is in the good category. Although the overall supply chain performance in the warehouse can be said to be good, there are still some warehouse performance metrics (KPI) that are classified as lacking. Each KPI will then be mapped to the Importance Performance Analysis (IPA) quadrant to get which indicators cause the company's supply chain performance to decline. From the IPA quadrant, there are 6 KPIs in the warehouse supply chain that require immediate improvement. Therefore, a strategy is needed to improve performance. The proposed strategy is analyzed using a priority matrix and Pareto diagram. Of the 9 performance improvement strategies proposed to improve the 6 KPIs whose performance is not good, the 6 most effective strategy proposals that are in accordance with the circumstances and the company's ability to be implemented are to provide reminders to make system suggestions, conduct operator briefings every morning before working hours start, provide reward, punishment, and motivation to employees, apply the 5S lean principles, and recruit more qualified workers"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Intan Putri Maharani
"Seiring dengan perkembangan dalam industri transportasi dan pergudangan, perusahaan harus terus meningkatkan kinerjanya agar dapat bertahan dan memiliki daya saing. Penelitian ini dilakukan untuk dapat mengukur kinerja rantai pasok dari gudang spare-part perusahaan kontainer terminal agar dapat dirancangkan strategi perbaikan dan peningkatan performanya untuk mempertahankan daya saing. Metode yang digunakan adalah Supply Chain Operation Reference (SCOR) yang dikembangkan secara khusus untuk gudang sebagai kerangka untuk pengukuran kinerja rantai pasok dan dibuatkan perancangan strategi. Pemilihan indikator prioritas yang bermasalah diukur berdasarkan pembobotan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Terdapat 28 indikator kinerja yang diukur dan terbagi sesuai dengan atribut pengukuran model SCOR. Dari pengukuran yang dilakukan pada performa setahun terakhir, didapatkan hasil sebesar 55.49% yang menandakan kinerja perusahaan berada pada kategori average dengan warna kuning. Kemudian dilakukan pemetaan ke dalam kuadran Importance-Performance Analysis (IPA) untuk menemukan pilihan indikator prioritas, performa kurang baik namun kepentingan tinggi, agar dapat diberikan strategi perbaikan. Didapatkan 5 indikator yang menjadi prioritas dari pemetaan ini. Strategi kemudian disusun dan dirancang berdasarkan best practices dari SCOR dan diskusi dengan Perusahaan. Didapatkan 5 strategi yang kemudian dibobotkan prioritas implementasinya menggunakan relationship matrix. Kelima strategi ini disarankan ke pihak Perusahaan agar dapat ditindak lanjuti dan Perusahaan dapat memperbaiki kinerja rantai pasoknya.

Along with developments in the transportation and warehousing industry, companies must continue to improve their performance to survive and have a competitive edge. This research is conducted to measure the supply chain performance of terminal container company spare-part warehouses so that improvement strategies and performance enhancement can be design to maintain competitiveness. The method used is the Supply Chain Operation Reference (SCOR) developed specifically for warehouses to measure supply chain performance and design strategies. The selection of high priority indicators is measure based on weighting using the Analytical Hierarchy Process (AHP) method. There are 28 performance indicators measured and divided according to the SCOR model measurement attributes. From measurements carried out on performance in the past year, a result of 55.49% is obtained, which indicates that the company's performance is in the average category with the colour yellow. Then, mapping is carried out into the Importance-Performance Analysis (IPA) quadrant to find top priority indicators, low performance but have high importance, to develop improvement strategies. There were five priority indicators obtained from this mapping. The strategy is then prepared and designed based on best practices from SCOR and discussions with the Company. Five strategies were obtained, weighted for implementation priorities using a relationship matrix. These five strategies were recommended to the Company so that it could implement them and the Company could improve it’s supply chain performance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Auni Saidah Khairani
"Indonesia telah menjadi salah satu produsen alas kaki terbesar di dunia. PT. X merupakan salah satu perusahaan manufaktur sepatu olahraga khususnya Adidas di Indonesia. Saat ini, sedang terjadi penurunan permintaan yang menyebabkan persaingan antara produsen meningkat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang strategi mitigasi risiko yang tepat untuk mengatasi agen risiko yang termasuk dalam prioritas. Hal ini dilakukan agar perusahaan dapat mengurangi keterlambatan pengiriman sepatu sehingga penilaian performa perusahaan meningkat. Penelitian ini menggunakan metode House of Risk (HOR). Metode HOR memiliki 2 tahapan. HOR tahap 1 bertujuan untuk mencari agen risiko yang akan diprioritaskan dan HOR tahap 2 bertujuan untuk memilih strategi aksi mitigasi. Hasil penelitian pada HOR tahap 1 menunjukkan bahwa agen risiko dengan nilai aggegate risk potential (ARP) tertinggi adalah pihak produksi telat melaporkan kekurangan material (A7) dan agen risiko dengan nilai ARP terendah adalah tidak ada pengecekan rutin dari sisi leader/technical expert (A12). Berdasarkan prinsip Pareto,11 agen risiko akan diprioritaskan untuk ditangani sesuai dengan nilai ARP tertinggi. Selanjutnya, 14 aksi mitigasi diusulkan. Delapan aksi mitigasi direkomendasikan untuk mencegah agen risiko berdasarkan nilai effectiveness to difficulty ratio (ETD) dari HOR tahap 2.

Indonesia has become one of the largest footwear producers in the world. PT. X is a sports shoe manufacturing company, especially Adidas in Indonesia. Currently, there is a decline in demand which causes competition between producers increase. The purpose of this study is to design appropriate risk mitigation strategies to address the risk agents included in the priority. This is done so that the company can reduce delays in shoe delivery so that the company's performance rating increases. This study uses the House of Risk (HOR) method. The HOR method has 2 stages. HOR stage 1 aims to find risk agents to be prioritized and HOR stage 2 aims to select a mitigation action strategy. The results of the research on HOR stage 1 show that the risk agent with the highest aggregate risk potential (ARP) value is the production party who is late in reporting material deficiencies (A7) and the risk agent with the lowest ARP value is that there is no routine checking from the leader/technical expert's side (A12). Based on the Pareto principle, 11 risk agents will be prioritized to be handled according to the highest ARP value. Furthermore, 14 mitigation actions are proposed. Eight mitigation actions are recommended to prevent risk agents based on the effectiveness to difficulty ratio (ETD) value of HOR stage 2."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satria Kemal Rahadi
"Laporan ini menganalisis rantai pasokan Toyota Motor Company, dengan fokus pada jaringan rantai pasokan, pengadaan, outsourcing, inisiatif CSR, serta permasalahan internal. Di balik kinerja Toyota terdapat sistem rantai pasokan brilian yang digunakan yang memungkinkan semuanya menjadi mungkin. Namun, meskipun manajemen rantai pasokannya kuat, Toyota menghadapi beberapa tantangan yang berasal dari ketegangan geopolitik dan bencana alam yang dapat mengganggu rantai pasokan, menyebabkan kekurangan komponen dan penundaan produksi. Meskipun Toyota sangat terpukul oleh kekurangan semikonduktor, Toyota telah menunjukkan ketahanan dan respons TPS terhadap tantangan yang tidak terduga.
This report analyzes the supply chain intricacies of Toyota Motor Company, with a focus on their supply chain network, procurement, outsourcing, CSR initiatives as well as the problems they are facing. Behind Toyota’s performance lies a brilliant supply chain system that has been used that makes it all possible. However, despite its strong supply chain management, Toyota faces several challenges stemming from Geopolitical tensions and natural disasters that can disrupt supply chains, causing component shortages and manufacturing delays. Although Toyota has been hit hard by the worldwide semiconductor shortage, the company has shown its TPS resilience and responsiveness to unforeseen challenges."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Antonius Ian Martin
"Pengukuran kinerja rantai pasok perlu dilakukan untuk mengetahui kondisi rantai pasok dari suatu perusahaan, yang akan menjadi titik awal dilakukannya perbaikan. Penelitian ini dilakukan pada PT. Surya Pelangi Nusantara Sejahtera sebagai perusahaan manufaktur plastik. Metode yang digunakan adalah Supply Chain Operations Reference SCOR sebagai kerangka pengukuran kinerja, metode Analytical Hierarchy Process AHP untuk melakukan pembobotan pada setiap indikator, serta sistem pengelompokkan Traffic Light System untuk mengelompokkan kinerja dengan warna.
Tujuan dari pengukuran ini adalah untuk mengukur kinerja rantai pasok dari internal PT. SPNS pada tahun 2017 dengan perspektif pelanggan sebagai fokus utama. Terdapat 29 indikator kinerja KPI yang akan diukur dan terbagi ke dalam perspektif model SCOR untuk tiap levelnya. Dari hasil pengukuran didapatkan kinerja rantai pasok PT. SPNS pada tahun 2017 sebesar 69,31 yang menunjukkan kinerja perusahaan hanya berada pada kategori rata ndash; rata dengan warna kuning. Lalu, setiap KPI akan dipetakan ke dalam kuadran Importance Performance Analysis IPA untuk mendapatkan KPI menyebabkan kinerja rantai pasok perusahaan rendah.
Dengan menggunakan kuadran IPA didapatkan 6 KPI pada rantai pasok perusahaan yang kinerjanya kurang baik, maka dari itu diperlukan strategi untuk dapat memperbaiki kinerja tersebut. Usulan strategi yang diberikan dianalisis menggunakan metode House of Quality HOQ dan diagram pareto, didapatkan 6 usulan strategi yang diharapkan dapat memberikan dampak besar bagi perusahaan yaitu memberikan reward, punishment, dan motivasi kepada pekerja; mengadakan training untuk pekerja secara berkala; melakukan pengawasan pada masing-masing departemen; memberikan APD Alat Pelindung Diri kepada para pekerja; memperbaiki mesin-mesin yang rusak; serta mengurangi tingkat terjadinya changeover warna/mold pada produksi.

Supply chain performance measurement need to be done to determine the supply chain condition of one company, which will become the starting point of improvement. This research was conducted at PT. Surya Pelangi Nusantara Sejahtera PT. SPNS as a plastic manufacturing company. The method used in this research are Supply Chain Operations Reference SCOR as a performance measurement framework, Analytical Hierarchy Process AHP method to determine the weight for each performance indicators, as well as Traffic Light System to classify performance with colors.
The purpose of this measurement is to measure the supply chain performance of PT. SPNS in 2017 from customer perspective as the main focus. There are 29 performance indicators KPIs that are going to measured and divided into SCOR model's perspectives for each level. The result of the measurement is the performance of PT. SPNS'supply chain in 2017 is 69.31 which shows the company 39 s performance is only in the average category with yellow category color. Then, each KPI will be mapped to the Importance Performance Analysis IPA quadrant to get which indicators that causing the company's supply chain performance to be not good.
From IPA's quadrant, there are 6 KPIs in the supply chain that have poor performance. Hence, the strategies to improve the performance are needed. The proposed strategy is analyzed using House of Quality HOQ method and pareto diagram. From the diagram, there are 6 six proposed strategies chosen, which expected to give big impact to the company's supply chain performance. The strategies are giving reward, punishment, and motivation to the employees holding training for employees regularly supervise each department provide PPE Personal Protective Equipment to the employees repairing damaged machines and reduce the rate of changeover color mold on production.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>