Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 177590 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Numberi, Johni Jonatan
"ABSTRAK
Eksperimental difusion laminar jet flame bioetanol ampas sagu pada tungku pembakaran honai burner terdiri dari pre-experimental dan eksprimental. Pre-experimental meliputi karakterisasi material ampas sagu dan karakterisasi bahan bakar bioetanol. Eksprimental meliputi flame characteristic, flame phenomena dan kinerja honai burner dengan parameter utama adalah distribusi temperatur, distribusi tekanan dan distribusi kecepatan. Tujuan pre-experimental untuk menganalisis material ampas sagu menggunakan SEM dimana nilai karbonnya CK 76 , proximate 82,4 kandungan karbohidrat sangat layak di proses sebagai bahan bakar bioetanol. Karakterisasi bahan bakar meliputi viscosity 1.03 cp , density 0.82 g/L , gas chromatography 61.04 , low heating value 80 =16.166 MJ/Kg, heat release rate 140 kW/m2, nilai pengujian menunjukan bioetanol ampas sagu 80 sangat layak sebagai bahan bakar. Originalitas penelitian karakteristik nyala api bahan bakar bioetanol yang optimal adalah bioetanol 80 , dengan 4 tahapan proses yaitu preheating, pool fire, jet flame dan dry out. Eksperimen ini menggunakan honai burner dengan variasi jumlah hole 1-16. 14 hole 45 lebih optimal dengan temperatur 480?C-750?C dengan laju massa bahan bakar 60 ml/menit, gas hasil pembakaran CO 0.01 , CO2 0.2 dan HC 27 ppm. Novelty pada penelitian ini adalah difusion laminar jet flame bioetanol ampas sagu menggunakan honai burner secara atmospheric dengan laju alir bahan bakar berdasarkan gravitasi. Hasil komputasi CFD memperlihatkan vektor distribusi kecepatan fluida bioetanol yang terdapat pada ruang bakar untuk kondisi udara atmosfir diabaikan dan laju alir bahan bakar 60 ml/s. Menunjukkan terjadi fenomena lifted-distance, kecepatan bahan bakar keluar mulut burner seragam, semburan bahan bakar akan mengembang dengan batas semburan pada sistem ruang bakar. Sedangkan daerah dimana kecepatan reaksi bahan bakar serta fraksi massa bahan bakar belum mengalami perubahan karena belum terpengaruh oleh gaya geser viskos dan difusi potential-core. Berat molekuler semburan gas bioetanol tidak berubah dimanah massa jenis gas bioetanol tidak konstan, difusivitas bahan bakar dan momentum sama. Laju reaksi akan mempengaruhi stabilitas nyala api pada sudut jet hole 45 yang memberikan kondisi nyala difusion laminar jet flame sebagai kondisi yang diinginkan pada aplikasi kompor rumah tangga. Kontribusi penelitian ini sebagai salah satu solusi dalam menjawab permasalahan energi daerah, kebutuhan energi, akses terhadap energi, ketersedian energi dan menciptakan kemandirian energi daerah dari pemanfaatan limbah ampas sagu sebagai bahan bakar bioetanol. Secara khusus penelitian ini dapat di aplikasikan pada proses pembakaran tungku menggunakan honai burner untuk kebutuhan energi rumah tangga masyarakat Papua di daerah terisolasi.

ABSTRACT
Experimental difusion laminar jet of flame bioethanol sago dregs on honai burner stove consists of a pre experimental and eksprimental. Pre experimental includes characterization of sago dregs material and bioethanol fuel characterization. Experimental include flame characteristic, flame phenomena and honai burner performance with main parameters are temperature distribution, pressure distribution and speed distribution. The pre experimental objective of analyzing sago dregs material using SEM is 76 , proximate 82, 4 carbohydrate content is very feasible in process as bioethanol fuel. Fuel characterization includes viscosity 1.03 cp , density 0.82 g L , gas chromatography 61.04 , low heating value 80 16.166 MJ Kg, heat release rate 140 kW m2, test value shows bioethanol 80 Very feasible as fuel. Originality research characteristic of bioethanol fuel flame optimal is 80 bioethanol, with 4 stages process that is preheating, pool fire, and jet flame and dry out. This experiment uses a honai burner with a variation in the number of holes 1 to 16. 14 holes 45 more optimal with 480 C 750 C temperature with fuel mass 60 ml min, 0.01 CO2 0.02 CO2 gas 0.2 And HC 27 ppm. Novelty in this research is difusion laminar jet flame bioetanol pulp sago using honai burner atmospheric with fuel flow rate based on gravity. The CFD computation results showing the velocity distribution velocity of bioethanol fluid presents in the combustion chamber for negligible atmospheric air conditions and a fuel flow rate of 60 ml s. showing a lifted distance phenomenon, fuel velocity out of the burner 39 s mouth uniform, bursts of fuel will expand with blast limit on the combustion chamber system. Whereas the rate at which fuel reactions and fuel mass fractions have not changed has not been affected by viscous shear forces and potential core diffusion. The molecular weight of the bioethanol gas burst does not change as the mass of the bioethanol gas type is not constant, the fuel diffusivity and the momentum are the same. The reaction rate will affect the stability of the flame at a 45 angle jet hole which provides a flame condition of laminar jet flame difusion as the desired conditions in the household stove application. The contribution of this research as one solution to answer the problems of regional energy, energy needs, access to energy, availability of energy and creating regional energy independence from the utilization of waste of sago waste as bioethanol fuel. Specifically this research can be applied to the stove combustion process using honai burner for the energy needs of Papuan households in isolated areas. "
Depok: Universitas Indonesia, 2017
D2292
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ivan Sanjaya
"Kelemahan dari penggunaan biomassa sebagai bahan bakar kompor biomassa adalah tingginya emisi CO yang dihasilkan akibat pembakaran yang kurang sempurna yang terjadi pada biomassa tersebut. Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa dengan membuat kompor biomassa dengan metode Top Lit-Up Draft Gasifier, dapat mengurangi emisi CO sampai dibawah 20 ppm dan waktu ignisi kompor yang lebih cepat sekitar kurang dari 1 menit. Metode penelitian yang akan digunakan adalah membuat modifikasi sistem pencampuran udara dengan bahan bakar di ruang pembakaran menggunakan gas wick sehingga menghasilkan pembakaran lebih sempurna. Gas wick yang digunakan memiliki diameter masing-masing 9 cm dan 11 cm sehingga akan membentuk anulus pada ruang pembakaran dengan luas penampang anulus yang berbeda pada masing-masing gas wick tersebut, yaitu dengan luas bukaan anulus sebesar 23,78% dan 48,98%. Gas analyzer digunakan untuk mengetahui emisi CO serta metode water boiling test untuk mengetahui efisiensi termal kompor. Hasil menunjukkan dengan gas wick berdiameter 11 cm dengan rasio antara udara primer dan sekunder sebesar 1,773 menunjukkan kinerja kompor yang paling baik dengan efisiensi termal sebesar 65,734%, suhu api rata-rata yang paling tinggi sebesar 702oC, dan rata-rata emisi CO fase pembakaran sebesar 20,692 ppm.

The disadvantages of the use of biomass as fuel biomass gas stoves is the high CO emissions generated as a result of imperfect combustion that occurs in the biomass. Research that has been conducted shows that by making the biomass stove method Top Lit-Up Draft Gasifier, can reduce CO emissions to below 20 ppm and the time of ignition stove faster about less than 1 minute. To overcome these problems, modification of mixing system need to be made to make the air mixing with the fuel in the combustion chamber using gas wick resulting in more complete combustion. Gas wick that be used in this research had a diameter of 9 cm and 11 cm, respectively, so that it will form an annulus in the combustion chamber with different annulus cross-sectional area of ​​each gas wick, with the cross-sectional area of annulus are 23.78% and 48.98%, respectively. Gas analyzer is used to determine the emissions of CO and water boiling test method to determine the thermal efficiency of the stove. The results show the gas wick with diameter of 11 cm and the ratio between the primary and secondary air for 1.773, show the best stove performance with the termal efficiency of 65,734%, the average flame temperature of 702oC, and the average emission of CO on combustion phase of 20,692 ppm."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54828
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldi Martino H.
"Pengadaan BBM yang disubsidi pemerintah dan digunakan umumnya oleh masyarakat kurang mampu sebagai sumber energi untuk kegiatan sehari-hari sangat besar dan membebani keuangan negara seiring dengan penurunan produksi minyak mentah domestik dan krisis energi pasca perang teluk II. Upaya subsidi pemerintah yang mencapai 60 trilyun rupiah/tahun kepada masyarakat kurang mampu sering mengalami kendala dalam pendistribusiannya seperti terjadinya kelangkaan yang terjadi tidak hanya di daerah terpencil, tetapi juga di kota besar seperti Medan. Untuk menjamin alokasi BBM sesuai dengan kebutuhan riil di masyarakat, perlu dilakukan suatu kajian dengan memperhitungkan faktor-faktor yang terkait. Pemilihan kota Medan didasarkan atas pertimbangan bahwa Medan adalah salah satu kota besar di Indonesia dengan intensitas pemakaian BBM yang cukup tinggi.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai proyeksi kebutuhan premium dan solar beserta rencana pengembangan infrastruktur SPBU dalam lingkup kotamadya Medan. Proyeksi dilakukan dengan melakukan analisis terhadap demografis daerah yang bersangkutan berdasarkan besarnya jumlah penduduk, Produk Domestik Bruto (PDB) panjang jalan, intensitas pemakaian BBM serta elastisitas konsumsi BBM terhadap PDRB dengan menggunakan perangkat lunak Minitab Powersim dan Simulasi Monte Carlo.

Subsidized kerosene, which is generally consumed by poor people in Indonesia as an energy source and daily needs, is very big and give load to national finance as a result of a decline in crude oil production and world energy crisis post gulf war II. Goverment subsidize effort which has reached 60 trilyun rupiah/years have problem in distribusion like lack that has been recently happened, not only in remote area, but also in big city like Medan. In order to guarantee the fuel alocation match with the real demand in society, it need a study which consider the variables that influence the fuel demand. The election of Medan based on consideration that Medan is one of the big city in Indonesia with the high intensity of fuel demand.
In this paper will be discussed about the forecast of fuel and diesel demand with the plan development of fuel station in Medan region. The forecast is done with the analysis of the region?s demographic based on the sum of the population, Gross National Product (GDP), road length, fuel intensity and the elasticity of of fuel consumtion with the GDP using software minitab, powersim and Monte Carlo simulation.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T41146
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fajar Rahadian
"Masalah lingkungan, terutama pencemaran oleh limbah semakin parah seiring berkembangnya peradaban dan teknologi. Salah satu cara untuk menangani masalah tersebut adalah dengan menjadikan limbah sebagai medium kultivasi mikroalga. Selain untuk mengolah limbah, mikroalga juga dapat dimanfaatkan biomassanya untuk dijadikan sebagai bahan baku biofuel dengan transesterifikasi kandungan lipidnya menjadi biodiesel. Dari mikroalga potensial yang ada, yang memiliki dwifungsi sebagai agen bioremediasi sekaligus sebagai bahan baku biodiesel adalah Nannochloropsis sp. Hal ini dikarenakan ketahanan serta kandungan lipidnya yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan mikroalga lainnya.
Pada penelitian ini, dilakukan kultivasi mikroalga Nannochloropsis sp. dengan menggunakan limbah cair tahu dan ekstrak kompos dengan medium Walne sebagai kontrol untuk dilihat hasil lipid yang didapat. Medium limbah cair tahu yang digunakan memiliki kadar sebesar 20% (v/v) dan ekstrak kompos sebesar 10 ppm. Kultivasi dilakukan selama 204 jam dengan metode pencahayaan kontinyu dan aerasi sebesar 12 m/s. Ekstraksi lipid dilakukan dengan menggunakan metode Bligh-Dyer. Kultivasi dengan menggunakan limbah cair tahu dan ekstrak kompos masing-masing menghasilkan lipid sebesar 41,21 dan 38,25%, sedangkan kultivasi dengan medium kontrol Walne menghasilkan lipid sebesar 24,10%.

Environmental problems, especially pollution by waste is getting worse as civilization and technology continue to develop. One way to address this problem is to make waste as a medium of microalgae cultivation. In addition to treating wastewater, the biomass can also be used for biofuels by using its lipid content as raw material for biodiesel transesterification. From all of the discovered microalgae, one which have a dual function as a bioremediation agent as well as a raw material of biodiesel is Nannochloropsis sp. This is because of its resistance lipid content which is higher when compared with other microalgae.
In this study, the cultivation of microalgae Nannochloropsis sp. is performed using tofu waste water and compost extract with Walne medium as control medium to see the lipids obtained from said cultivation. The cultivation time is 204 hours with continuous illumination for 3000 lux and aeration velocity amounted to 12 m/s. The lipid is extracted from biomass by using Bligh-Dyer method. Tofu waste water medium which is used in the cultivation is composed of 20% (v / v) waste, and the compost extract is composed of 10 ppm. As the results, cultivation of Nannochloropsis sp. using tofu waste water produce lipid 41.21% of its dry weight, whereas by using compost extract the lipid produced is 38.25%, while by using Walne medium we get 24.10%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47730
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juno Dwi Putra
"ABSTRAK
Diversifikasi energi merupakan salah satu jawaban untuk mengatasi masalah krisis energi, salah satunya adalah pengembangan biofuel yang berbasis nabati dari mikroalga. Peningkatan produktivitas biomassa mikroalga dapat dilakukan dengan menggunakan fotobioreaktor, sebuah sistem dengan cahaya yang melewati dinding reaktor berbentuk rectangular airlift untuk mikroalga Synechococcus HS-9. Tujuan penelitian untuk mengetahui bentuk terbaik antara modifikasi fotobioreaktor berbentuk kolom gelembung menggunakan baffle horizontal dengan konfigurasi double/triple segmental dan kolom gelembung tanpa menggunakan baffle horizontal serta mengetahui kecepatan gelembung untuk memaksimalkan produktivitas fotobioreaktor. Data kecepatan gelembung diambil menggunakan kamera berkecepatan tinggi pada setiap perbedaan variable debit masuk yang kemudian diolah dengan image processing menggunakan aplikasi Fiji/imageJ dan PIVlab, sedangkan data pertumbuhan diambil setiap hari pada setiap perbedaan variable untuk mengetahui pertumbuhan mikroalga dengan tolak ukur perbedaan optical density. Peningkatan waktu kontak berfungsi untuk meningkatkan konsentrasi CO2 pada fotobioreaktor yang berpengaruh terhadap jumlah konsenterasi CO2 terlarut didalam air yang dapat meningkatkan hasil biomassa. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil kecepatan terbaik, yaitu 0.23 m/s pada debit 1 LPM dengan ukuran gelembung menurut sauter mean diameter sebesar 750 μm yang digunakan pada fotobioreaktor dengan modifikasi baffle terhadap pertumbuhan Synechococcus HS-9.

ABSTRACT
Energy diversification is one of the answers to overcome the energy crisis, the development of organism-based biofuels from microalgae is promising. Increased productivity of microalgae biomass can be done by using a photobioreactor, a system with light passing through a rectangular airlift reactor wall for Microalgae Synechococcus HS-9. The purpose of this study is to determine the best form between modification of bubble column photobioreactors using horizontal baffles with triple segmental compared to bubble column configurations without using horizontal baffles and to know bubble velocity to maximize photobioreactor productivity. Bubble speed data is taken by using a high-speed camera on each difference in the incoming discharge variable that processed with image processing by using the Fiji / imageJ application and PIVlab, while the growth data is taken every day for each variable difference to determine the growth of microalgae by measuring the optical density difference. Increased contact time serves to increase CO2 concentration in the photobioreactor which affects the amount of CO2 concentration dissolved in water that can increase biomass yield Based on the results of the study, the best velocity results were 0.23 m / s at 1 LPM discharge with bubble size according to sauter mean diameter of 750 μm which was used in the photobioreactor with modified baffle on the growth of Synechococcus HS-9.

"
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stella Faustine Loandy
"Bonggol jagung dan plastik polipropilena merupakan sampah yang berlimpah di Indonesia, namun belum didaur ulang dengan maksimal. Bio-oil hasil proses co-pyrolysis biomassa dan plastik dapat dimanfaatkan menjadi salah satu sumber alternatif bio-fuel. Plastik polipropilena, yang memiliki rasio H/C yang tinggi dapat menjadi sumber hidrogen yang baik bagi bio-oil pirolisis biomassa. Dengan melakukan co-pyrolysis pada kedua bahan ini, sebuah efek sinergetik akan terjadi sehingga bio-oil yang dihasilkan akan memiliki kuantitas dan kualitas yang lebih baik. Peningkatan kualitas bio-oil ditandai dengan berkurangnya kadar oksigen akibat pengusiran H. Reaksi berlangsung pada reaktor tangki berpengaduk, dengan kondisi operasi 500oC, laju alir N2 750 mL/menit, holding time 10 menit dan heating rate 5oC/menit. Yield bio-oil non-polar mengalami kenaikan seiring dengan bertambahnya komposisi PP pada umpan. Wax mengalami kenaikan jumlah ikatan jenuh seiring dengan kenaikan komposisi PP akibat terjadinya transfer hidrogen pada proses pirolisis. Proses pirolisis dapat menyebabkan degradasi termal yang menyebabkan produk pirolosis mempunyai berat molekul yang lebih rendah.

Corncob and polypropylene plastics are abundant waste in Indonesia which have not been fully recycled to its fully potential. Co pyrolysis of corncob and plastic can be one of alternative source of bio fuel. Polypropylene plastic, which is high in H C ratio can be a good hydrogen source for pyrolysis oil from biomasss. Co pyrolysing biomass and plastic could lead to synergetic effect which yields higher quantitiy of liquid product. Low oxygenated compound in bio oil is caused by hydrogen resulting in higher quality of bio oil. The reaction occurs in a stirred tank reactor, with operation condition 500oC, N2 flowrate 750 mL min, holding time 10 minutes and heating rate 5oC min. Non oxygenated bio oil yield is significantly increase as polypropylene composition in feed increased. Wax shows raised amount of double bonds as PP composition increase due to hydrogen transfer in pyrolysis. Pyrolysis can cause thermal degradation which leads to lower molecular weight of the products."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitra Suhanda
"Microbial Fuel Cel/ (IVIFC) adalan seperangkat alat yang mampu menguban energi kimia yang berasal dari metabolisme suatu mikroorganisme, menjadi energi Iistrik. |V|etabo|isme suatu mikroorganisme melibatkan transpor elektron di dalamnya, seningga dapat di manfaatkan untuk mengnasiikan listrik. Proses transpor elektron dari membran sei ke permukaan anoda dapat dibantu dengan penambanan mediator. Penelitian ini bertujuan memanfaatkan Kultur Pseudomonas aeruginosa untuk memproduksi Iistrik dalam IVIFC, tanpa penambanan mediator dari luar sistem. Pseudomonas aeruginosa adalan bakteri yang dapat mengnasilkan pigmen-pigmen berwarna knas. Salan satunya adalan pyocyanin, suatu pigmen biru nijau yang diperkirakan bersifat elektroaktif.
Pyocyanin dapat dinasilkan olen P. aeruginosa pada media pertumbunan ekstrak tauge. Hasil uji voltametri siklik ternadap ekstrak pyocyanin menunjukkan banwa senyawa tersebut bersifat elektroaktif, dengan potensial oksidasi pada 0,21825 V dan potensial reduksi pada 0,147 V. Pengukuran Iistrik IVIFC dilakukan dengan menggunakan Kultur P. aeruginosa pada media ekstrak tauge dengan pyocyanin sebagai auto-mediator. Arus yang diperolen rata-rata sebesar 23 uA, serta voltase rata-rata sebesar 260 mV. Produksi Iistrik IVIFC dengan memvariasikan konsentrasi substrat glukosa sebesar 0,5 g/L; 1 g/L; 2,5 g/L; 3 glL dan 4 glL menunjukkan bahwa pengukuran berlangsung optimal penambahan glukosa sebesar 3 g/L"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S30439
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrey Sapati Wirya
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh model hydrocracking dalam trickle bed reactor untuk produksi green fuel menggunakan katalis Ni-W berpenyangga silika alumina, mendapatkan ukuran reaktor trickle bed untuk perpindahan panas yang baik dan mencari kondisi optimum untuk tingkat kemurnian tinggi. Penelitian diawali dengan studi pustaka tentang green fuel, kinetika hydrocracking, trickle bed reactor dan pemodelan. Kemudian model ditentukan dan dikembangkan untuk dilakukan simulasi serta diverifikasi untuk menguji konvergensi. Hasil simulasi dianalisis secara teknis untuk mendapatkan kondisi optimum dengan kemurnian yang tinggi. Dari hasil simulasi didapatkan bahwa kemurnian produk diesel mencapai 44,22 pada temperatur 420 0C. Produk kerosin dapat mencapai kemurnian sebesar 21,39 pada temperatur 500 0C. Produk nafta dapat mencapai kemurnian sebesar 25,30 pada temperatur 500 0C.
hr>
ABSTRAK
The purposes of this research are to get hydrocracking model in trickle bed reactor to produce green fuel using Ni W supported alumina silica catalyst, to determine the size of trickle bed reactor which provide good heat transfer, and to get optimum condition for high purity product. The research is initiated by literature study of green fuel, hydrocracking kinetics, trickle bed reactor, and basic of modeling. The model is determined and developed to perform simulation under different conditions. Model is verified to check the convergence. Simulation results are analyzed technically to achieve optimum condition with high product purity. Simulation results show that the diesel product purity is 44.22 at 420 0C. The Kerosene product could achieve purity of 21.39 at 500 0C. The naphta product could achieve purity of 25.30 at 500 0C."
2017
S68050
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arifia Ekayuliana
"ABSTRAK
Pertumbuhan infrastuktur khususnya disektor energi semakin hari semakin bertambah. Hal ini disebabkan karena pemakaian akan kebutuhan tersebut semakin harinya semakin meningkat. Ironinya berbanding terbalik dengan persedian energi yang tersedia di Indonesia, masih banyak di kota ? kota khususnya Indonesia bagian timur masih kekurangan pasokkan energi. Bahan bakar salah satunya masih menjadi kendala yang utama untuk daerah Timur. Daerah bagian Timur terutama daerah Papua memiliki sumber energi alternatif yang terkandung pada tumbuh ? tumbuhan sebagai salah satu bahan bakar yang bisa dimanfaatkan.Akan tetapi, penggunaaannya masih belum dimanfaatkan secara maksimal didaerah Papua. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memanfaatkan potensi lokal limbah ampas sagu sebagai bahan bakar bioetanol, dalam kajian yang sudah dilakukan yaitu menguji karakteristik dengan variasi bahan bakar bioetanol 60%, 70%, 80%, 90% dan 96% dari bahan bakar berupa uji LHV, Berat Jenis, Viskositas, Gas Kromatografi, FTIR sebagai syarat kelayakan dari bahan bakar.Tujuan dari penelitian eksperimen ini adalah untuk menghasilkan pembakaran yang bersih dan ramah lingkungan dengan metode penelitian sebagai berikut karakteristik dari nyala api, fenomena Jet Flame, distribusi temperature, distribusi tekanan dengan variasi jumlah hole pada burner. Metode penelitian ini adalah eksperimental dengan teknik pembakaran pada stove atau tungku dengan variasi jumlah hole pada burner. Teknik pengambilan data menggunakkan termokopel Tipe ? K dengan daQ (Data Aquisision), Pressure Meter, Gas Analyser.Penelitian ini dilakukan di laboratorium Flame and Combustion dan Fair Safety Thermodinamika Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia

ABSTRACT
The growth of infrastructure, especially in the energy sector seems keep growing each day. This is because the demand is increasingly growing. Fact, the proportional energy demands are available in Indonesia, especially in the eastern Indonesian still lacks. For instance, fuel is one of remains major constraint in the area. It is Papua region which has alternative sources of energy contained in the growing - plants as a fuel that can be utilized. However, the useof fuel in this area less optimal to be utilized. The purpose of this study was to exploit local potential waste dregs sago as fuel bioethanol, in the previous study aims to test the characteristics of the variation of bioethanol fuel with certain degree contain percentage 60%, 70%, 80%, 90% and 96% of fuel in the test from LHV , Density, Viscosity, Gas Chromatography, FTIR as fuel worthiness requirements. The purpose of this experimental research aims to produce hygene burning and environmentally friendly with the following research methods namely characteristic of the flame, Jet flame phenomenon, the distribution of temperature, and pressure distribution with variations in the number of holes in the burner. The final statement of the method is experimental combustion techniques on a stove with a variation of the numbers of holes in the burner. The supporting equipment of the research arethermocouple Type - K with DAQ (Data Aquisision), Pressure Meter, Gas Analyser. This research was conducted in the laboratory of Flame and Combustion and Safety Fire Thermodynamics Department of Mechanical Engineering, Faculty of Engineering, Universitas Indonesia"
2016
T46698
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mariana
"Bakteri telah lama diketahui dapat menghasilkan listrik. Namun, pengembangan teknologi tersebut baru dilakukan beberapa tahun terakhir. MFC (Microbial Fuel Cell) adalah salah satu teknologi yang mengadaptasi prinsip kerja tersebut. MFC berpotensi sebagai penghasil energi listrik alternatif terbarukan melalui konversi limbah menjadi energi listrik. Kenyataaannya, teknologi ini masih menghasilkan listrik yang belum mencapai target nilai voltase minimum. Penelitian ini difokuskan untuk meninjau pengaruh penambahan bakteri gram positif dan negatif serta volume optimal penambahan bakteri gram dengan menggunakan tubular single chamber membranless reactor. Penambahan selektif mixed culture adalah melakukan penambahan gram bakteri masing-masing, yaitu positif dan negatif yang terdapat dalam limbah cair tempe. Gram bakteri ini telah melalui tahap isolasi dan kultur ulang terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam substrat sistem MFC. Hasil penelitian didapatkan bahwa penambahan selektif mixed culture dapat meningkatkan produksi tegangan listrik pada sistem MFC. Bakteri gram negatif mendominasi limbah cair tempe dan lebih mampu mentransferkan elektron daripada gram positif. Tegangan bertambah seiring penambahan jumlah bakteri sampai pada titik tertentu yang menyebabkan transfer elektron menurun. Penambahan bakteri gram negatif sebanyak 1 mL memberikan hasil paling optimal yang mampu meningkatkan hasil listrik mencapai 16,50 mV atau 92,14% terhadap eksperimen awal dengan tegangan rata-rata sebesar 17,91 mV. Variasi penambahan optimum ini juga memberikan hasil yang baik pada penggunaan limbah industri, yaitu tegangan dan power density listrik tertinggi sebesar 8,90 mV dan 0,02 mW/m2.

Bacteria have long been known could produce electricity. However, the development of these new technologies carried out in recent years. MFC (Microbial Fuel Cell) is one of the technologies that adapt that working principle. MFC potential as a producer of renewable alternative electrical energy through the conversion of waste into electrical energy. The fact, this technology still produces electricity that has not reached the target value of the minimm voultage. This research is focused on reviewing the effect of the addition of gram positive and negative bacteria as well as the optimal volume additions gram using a tubular single chamber membranless reactor. The addition of selective mixed culture of bacteria is adding gram respectively, the positive and negative contained in tempe liquid waste. These gram bacteria have been through the stages of isolation and culture before incorporated into the substrate MFC system. The result showed that the addition of selective mixed culture can increase the production of electric voltage on the system MFC. Gram negative bacteria dominate liquid waste tempe and better able to transfer electrons than gram-positive. The voltage increases with increasing number of bacteria up to a point that causes the electron transfer decreases. Addition of gram-negative bacteria in 1 mL provide the most optimal results that can improve the electrical results reached 16.50 mV or 92.14% against the strart experiment with the average voltage of 17.91 mV. Variations optimum additions also give good results on the use of industrial waste, with electrical voltage and power density high of 8.90 mV and 0.02 mW/m2.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63643
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>