Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 46776 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Afni Mai Syarah
"ABSTRAK
Menurut laporan yang diterbitkan Departemen Pertanian (2000-2003), sub-sektor peternakan selama kurun waktu 2002 telah mampu menyelesaikan dan lulus dari proses recovery pembangunan nasional. Gambaran ini ditunjukkan dari tingkat pertumbuhannya paling tinggi di antara sub-sektor lainnya di bidang pertanian yaitu tumbuh 9,4%. Namun rendahnya tingkat konsumsi daging penduduk Indonesia, hanya 7, I 0 kilogram per kapita per tahun, jika dibandingkan dengan beberapa negara tetangga di Asia Tenggara seperti Malaysia atau Thailand yang masing-masing telah mencapai 39 kilogram per kapita per tahun 16,6 kilogram. Artinya, industri peternakan Iokal masih sangat potensial untuk digarap.
Bisnis perunggasan adalah salah satu bisnis yang paling berprospek diantara berbagai jenis industri petemakan. Karena kontribusi terbesar konsumsi daging penduduk berasal daging ayam sebanyak 3,8 kilogram. Sejak Indonesia mengalami krisis, umumnya yang mampu bertahan dalam bisnis ayam potong adalah petemak menengah sampai besar dan petemak plasma yang mempunyai modal kuat. Hal ini disebabkan karena meningkatnya harga sapronak (sarana produksi temak) tidak diiringi dengan peningkatan harga ayam hidup sehingga banyak petemak mengalami kerugian. Dibandingkan petemak plasma, petemak mandiri menderita kerugian terbesar karena harus membeli pakan dan bibit sendiri dari pemasok. Sedangkan petemakan pola kemitraan, karena inti petemak plasma adalah produsen pakan dan bibit, jumlah kerugiannya tidak terlalu banyak. Dengan kata lain perusahaan integrasi adalah kompetitor sekaligus sebagai pemasok bagi petemak mandiri. Keadaan ini menyebabkan struktur pasar ayam potong bersifat monopolistik karena perusahaan integrasi mempunyai kekuatan dalam menentukan harga bibit, pakan, obat-obatan sampai harga panen.
Penulisan penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran umum industry peternakan ayam potong yang mencakup pola distribusi dan pemasarannya. Selanjutnya melakukan identifikasi keunggulan bersaing peternak ayam potong mandiri untuk dapat merumuskan strategi bersaing terbaik dengan mengenali faktor internal dan ekstemalnya. Faktor internal meliputi faktor-faktor yang ada dalam organisasi seperti kondisi keuangan, kemampuan sumber daya, sistim produksi dan operasi, serta cara distribusi dan pemasarannya. Sedangkan faktor eksternal dengan mengenali karakteristik industri petemakan broiler seperti pesaing, rintangan masuk, produk substitusi, serta kekuatan pembeli dan pemasok.
Data-data penelitian ini berasal dari data primer yang diperoleh dari kelompok peternak mandiri melalui wawancara secara langsung kepada ketua kelompok. Kemudian wawancara dengan beberapa tekni.si lapangan dan pemerhati masalah perunggasan. Selain itu dipakai data skunder yang merupakan kumpulan data yang diperoleh dan diolah dari laporan internal kelompok petemak mandiri, data dari PINSAR (Pusat lnformasi Harga Perunggasan Nasional), studi pustaka dan berbagai dokumen yang mendukung penelitian ini.
Berdasarkan cluster pemilihan alternatif strategi, petemak mandiri berada pada kuadran II, dengan perkembangan pasar yang cepat namun posisi bersaingnya lemah dibandingkan kompetitor utamanya petemak kemitraan dari perusahaan yang terintegrasi. altematif strategi yang paling tepat bagi petemak mandiri menghadapi persaingan dengan kompetitor yang lebih kuat posisinya adalah strategi pertumbuhan terkonsentrasi, yaitu strategi yang mengarahkan pemanfaatan sumber daya untuk mencapai pertumbuhan yang menguntungkan hanya pada satu pasar. Ada 3 altematif yang dapat dilakukan untuk membuat peternak tetap fokus pada bidang usahanya, yaitu dengan mendirikan pabrik pakan sendiri, mempunyai breeder farm sendiri atau dengan mempunyai rumah potong sendiri."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutawi
Malang: CV. Zahra Publisher Group, 2022
e20518153
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Arief
"ABSTRAK
Studi kasus ini mencoba memberikan suatu alternate str&tegi bersaing untuk menembus dominasi perusahaan multinasional (MNC), yang pada umumnya dianggap sangat sulit untuk disaingi.
Strategi bersaing yang digunakan oleh perusahaan lokal di dalam menghadapi MNC ialah "Cost leadership stategy", dimana perusahaan yang bersangkutan mernposisikan dirinya sebagai "low cost producer" (produsen dengan biaya rendah) sehingga perusahaan tersebut mampu menjual dengan harga yang kompetitif untuk kualitas yang setaraf.
Strategi "Cost leadership tersebut baru bisa efektif kalau bisa dipenuhi syarat-syarat eksternal seperti sifat industri yang sensitif terhadap harga, tingkat teknologi yang tidak tinggi, skala ekonomi yang rendah dan faktor~faktor internal seperti kemampuan distribusi yang efisien, kemampuan menurunkan biaya ssrta melakukan "price penetration".
Apabila suatu perusahaan sudah menjadi besar karena strategi ini maka untuk memperkokoh posisinya di dalam menghadapi MHC, perlu dipertimbangkan pengembangan stratagi diferensiasi untuk produk-produk yang sulit berhasil dengan Strategi "Cost leadership" .
Untuk mampu menerapkan strategi diferensiasi 12 !???,;©bu t diperlukan kemampuan perusahaan untuk melakukan identifikasi terhadap "market niche"-nya , meningkatkan kemampu.an dalam mengembangkan produk dan membentuk keahlian di bidang periklanan dan promosi .
Dengan 2 strategi yang. berbeda untuk produk-produk yang
berlainan maka dapat dicapai suatu produk portfolio yang baik buat perusahaan tersebut di dalam bersaing dengan MNC.
"
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erliena Irawati
"Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan pendapatan per kapita penduduk Indonesia, kebutuhan akan hasil-hasil peternakan juga meningkat. Sektor agribisnis peternakan mengalami perkembangan yang pesat. Pola Inti-Plasma merupakan salah satu bentuk kemitraan yang diterapkan di sektor peternakan, termasuk dalam budidaya peternakan ayam. Penggunaan Pola Inti-Plasma semakin menguat setelah krisis yang melanda Indonesia pada kurun waktu 1997-1998 yang juga telah memukul sektor peternakan. Hal ini merupakan manifestasi dari adanya kehendak dari para peternak untuk mencari rasa aman dari fluktuasi harga meskipun keuntungan yang diperoleh relatif lebih sedikit. Perjanjian kerjasama kemitraan yang dibuat antara perusahaan inti dengan peternak plasma harus mengacu pada aspek-aspek hukum perjanjian, baik asas-asas hukum perjanjian, syarat sahnya perjanjian, bagian-bagian atau unsur-unsur perjanjian, serta bentuk perjanjian. Dari studi kasus ini diketahui bahwa perjanjian kerjasama kemitraan pada budidaya peternakan ayam yang diterapkan di PT. CAS telah memenuhi asas konsensualisme, asas kekuatan mengikat, asas kebebasan berkontrak, serta syarat sahnya terbentuknya perjanjian. Demikian juga dengan bentuk atau anatomi perjanjian telah memadai. Namun demikian, perjanjian kerjasama kemitraan tersebut belum sepenuhnya memenuhi asas keseimbangan dan asas itikad baik. Guna memenuhi kedua asas tersebut, diperlukan keterlibatan pemerintah dalam memberikan bimbingan dan bantuan teknis kepada peternak dan menetapkan mekanisme arbitrase untuk menyelesaikan konflik antara perusahaan inti dengan peternak plasma. Selain itu, diperlukan juga keyakinan perusahaan inti untuk menerapkan jaminan kepada peternak plasma.

Along with the increasing of numbers and income per capita of Indonesia's population, the need for the livestock’s product is also increases. Livestock agribusiness sector experienced rapid development. The Pattern of Nucleus-Plasma is one of form of partnership that is also applied in the livestock sector, including in chicken farming. The Pattern of Nucleus-Plasma increasingly used after the crisis that hit Indonesia in the period of 1997-1998, that had also strike the livestock sector. This is a manifestation of the willingness of chicken farmers to seek security from price fluctuations despite the benefits are relatively few. Partnership Agreement made between the nucleus-company and plasma-farmers should refer to the legal aspects of the agreement, namely the principles of contract law, the validity requirements of the agreement, the parts or elements of the agreement, and the form of agreement. From the case study, it is found that the partnership agreement on chicken farming applied in PT. CAS has fulfilled the principle of consensus, the principle of the binding force, the principle of freedom of contract, as well as the validity requirements of the agreement. Likewise, the form or anatomy of agreement is adequate. However, the partnership agreement does not fully comply with the principle of balance and the principle of good faith. To meet the last both principles of contract law, it is necessary for government to involve in providing guidance and technical assistance to farmers, and establish an arbitration mechanism to resolve the conflict between the nucleuscompany and plasma-farmers. In addition, the nucleus-company should confidence to require a warranty to plasma-farmers."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2013
T35957
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Yunanto Dwi Nugroho
"Perusahaan jasa mover masih sangat sedikit di Jakarta. Kebanyakan masyarakat Indonesia belum sepenuhnya mengetahui lingkup kerja dan jasa yang ditawarkan perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa strategi bersaing PT. CPM dalam bidang jasa mover dalam perkembangannya di Indonesia. Perusahaan mengalami pasang surut dalam perkembangan usahanya akibat terjadi beberapa kesalahan manajemen dan juga dampak dari krisis multidimensi yang melanda Indonesia.
Penerapan strategi berada dibawah tanggungjawab manajemen direksi yang dikoordinasikan dengan manajemen tingkat atas. Metode penulisan dan pengumpulan data menggunakan metode deskriptif, kualitatif dan eksplanattif. Data primer dikumpulkan melalui wawancara sedangkan data sekinder didapat melalui studi pustaka yang berkaitan dengan obyek penelitian.
Pengolahan dan anlisis data dilakukan dengan membandingkan data yang ada dengan teori strategi bersaing yang dibahas. Untuk melihat hambatan dan kendala yang dihadapi, data yang diberikan perusahaan diolah kembali sehingga terbentuk susunan gratik yang kemudian dijelaskan oleh penyedia data. Data tahunan yang digunakan merupakan data total penagihan total penjualan, total keuntungan, dan total biaya selama lima tahun terakhir. Wawancara secara langsung dilakukan secara bertahap dari manajemen tingkat atas dan manajemen tingkat menengah. Pengumpulan informasi secara tidak langsung didapat melalui keikutsertaan penulis dalam pengerjaan suatu peketjaan jasa dan hubungan interaktif penulis dengan karyawan operasional. Informasi juga diperoleh dati beberapa pelanggan jasa yang menggunakan jasa perusahaan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa perusahaan memiliki potensi yang kuat dalam pengembangan usaha di masa yang akan datang. Setiap masalah yang timbul dijadikan dasar pengalaman pemsahaan dalam menentukan langkah strateginya. Kepercayaan dan loyalitas karyawan pada perusahaan dapat dijadikan alat penunjang keberhasilan perusahaan. Kekompakan dan kerjasama yang terjalin dengan baik di tubuh perusahaan menghasilkan efisiensi dan efektifitas yang terbukti dengan peningkatan penjualan perusahaan. Penetapan fokus perusahaan pada sektor lokal moving dan domestik cargo dinilai sangat tepat untuk mendongkrak kembali penjualan. Keuntungan dan kestabilan kondisi keuangan perusahaan didapat melalui komposisi bauran pemasaran yang cocok yang digunakan pada sektor jasa ini.
Dengan analisa lima kekuatan yang dikemukakan oleh Porter, perusahaan mempunyai kemampuan untuk mengelolanya dengan baik. Perluasan bidang usaha yang dilakukan untuk menunjang bisnis utama di bidang mover, terbukti mampu menopang kegiatan perusahaan dalam kondisi normal maupun pada saat mengalami kegoncangan. Adanya pesaing dari perusahaan multinasional yang memliki modal dan jaringan internasional disikapi perusahaan dengan melakukan taktik gerilya. Pertemuan secara langsung dihindari seminimal mungkin. Pemusatan kekuatan perusahaan ditujukan pada sektor lokal moving dan domestik kargo. lkatan emosional dengan pelanggan jasa terus ditingkatkan dengan mengedepankan keramahan dan hubungan kekeluargaan dengan perusahaan.

There were still little mover companies in Jakarta. Most of Indonesian people still unfamiliar about product and movers services. The purpose of this research was to analyze the competitive strategy of PT. CPM in mover services in Indonesia. The enterprise itself had suffer several mismanagement according of its life and also because the effects of multiple crisis in Indonesia.
The strategy was under directors management responsibility and coordinated with top management. The research and data methods was using the descriptive, qualitative and also using explanative methods. The primer data was collected by interview and the secondary data was taken from literature study which connected with the research object.
To annalists and processed the data was doing by comparing the data with the strategic competitive itself. To look for the barriers and the inhibiting factors, the data was processed and tumed into several graphics which explaining from the data sources. The primary data was the yearly data including the total invoice, the total selling, yearly profit and the total cost for at least 5 years. The interactive interview was doing from top management until the middle management. The rwearcher also got the secondary data from interactive relationship from the operational division. The information also collected from several customers which used the service of the product.
The output of the research was conclude that the enterprise has strong potentials business in movers industry to grow in the future. Every problem adding the enterprise experience to coordinating the strategy. The employees had give their loyalist and respectfulness to the organization was the basic capital for organization success. Strong corporation between enterprise and the affiliates was created the effectiveness and more efficiency to push the product selling. The focus to deal with local moving and domestic cargo was very effective to make the profits grow rapidly.
With the Porter's five forces analysis, the enterprise had the ability to manage its resources very well. The expansion ofthe business doing to maintaining and supplying the core business was proofed to help the enterprise in any situation. To handle the other mover especially multinational competitor, the enterprise has used the guerrilla tactics. The war only happened in unconditional situation. The powers was focused in local moving and domestic cargo sector. Emotional relationship also had the priority to maintaining the family relationship between the customers and the enterprise.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14007
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Damayanti
"Keinginan untuk mendorong laju perekonomian dunia mendasari pembentukan Asean Free Trade Area (AFTA) pada tahun 1992. AFTA (ASEAN Free Trade Area) merupakan wilayah perdagangan bebas yang mencakup seluruh batas negara-negara anggota ASEAN mengacu pada liberalisasi perdagangan dan bukan liberalisasi jasa Bagi Indonesia AFTA menjanjikan peningkatan perekonomian yang lebih baik karena kondisi dunia usaha Indonesia pada saat itu (1992) sangat memungkinkan diterapkannya suatu pasar bebas untuk mendorong laju perekonomian AFTA itu sendiri pada awalnya dirancang untuk ditetapkan pada tahun 2002. Akan tetapi terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1997 dan imbasnya masih terasa sampai Saat ini membuat penerapan AFTA 2002 mundur satu tahun menjadi tahun 2003.
Berdasarkan sebuah seminar terungkap ada empat Industri yang menyatakan ketidaksiapan mereka menghadapi AFTA 2003 yaitu industri elektronika, kimia dan farmasi, ritel dan otomotif. Untuk itu PT X sebagai salah salah satu perusahaan manufaktur elektronik di Indonesia harus melaksanakan strategi yang tepat dalam menghadapi persaingan di dalam Industri elektronika di Indonesia dan dalam menghadapi penerapan AFTA pada tahun 2003.
Penulisan Karya Ilmiah ini bertujuan untuk memformulasikan strategi bersaing untuk PT X dan melakukan evaluasi dari pelaksanaan strategi tersebut dengan cara melakukan perbandingan antara strategi bersaing yang telah diformulasikan penulis dengan strategi yang dilaksanakan oleh PT X.
Pendekatan penulisan menggunakan dua metode yaitu pengumpulan dana yang terdiri dari studi kepustakaan dan studi lapangan serta analisis data dengan menggunakan analisa SWOT.
Dari hasil penelitian berupa evaluasi strategi yang telah dilaksanakan PT X, strategi baru yang dapat diambil PT X adalah menambah strategi yang telah ada dengan melaksanakan usulan strategi yang belum dilakukan berdasarkan Matrik TOWS yaitu mencari kemungkinan pasar-pasar baru yang potensial untuk mengatasi melemahnya ekspor ke kawasan Timur Tengah bekerja sama dengan PT AMS dan berperan lebih mendorong asosiasi-asosiasi perusahaan elektronika seperti GABEL (Gabungan Industri Elektronika Indonesia) untuk memperjuangkan kebijakan pemerintah dalam hal peraturan bea masuk impor komponen dan penghapusan PPnBM sehingga harga jual didalam negeri dapat bersaing dengan produk impor."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T13526
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Woro Dyah Edining Palupi
"Permasalahan yang mendasari penelitian ini adalah adanya suatu gejala dalam masyarakat yang menganggap bahwa usaha sapi perah adalah "bidang laki-laki", sehingga banyak menimbulkan masalah bagi perempuan desa pada umumnya dalam partisipasinya sebagai tenaga kerja di bidang peternakan sapi perah. Padahal kenyataan menunjukkan bahwa perempuan juga mampu mengelola usaha sapi perah sebagaimana halnya laki-laki asal diberi kesempatan dan adanya kemauan perempuan itu sendiri.
Perempuan peternak sapi perah yang dipilih dalam penelitian ini adalah perempuan yang ada di desa Sruai, kecamatan Musuk, kabupaten Boyolali. Pilihan tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa mereka mampu mengelola usaha sapi perah yang sebelumnya juga dikelola oleh laki-laki. Di samping itu desa Sruni merupakan desa penghasil susu terbesar di Kabupaten Boyolali bahkan di Jawa Tengah di mana usaha sapi perah tersebut merupakan usaha yang eksklusif dikelola oleh perempuan.
Penelitian kehidupan perempuan peternak sapi perah dimaksudkan untuk memperoleh gambaran profil nimah tangga perempuan petemak sapi perah dilihat dari besarnya skala usaha serta untuk mengetahui kehidupan perempuan peternak sapi perah dalam usaha dan rumah tangga dan bagaimana berdampak dalam hubungan suami istri sebagai akibat adanya pergeseran pembagian kerja beternak dari laki-laki ke perempuan. Berdasarkan studi ini, diharapkan diperoleh informasi yang dapat dipakai untuk merekomendasikan pengembangan program peternakan sapi perah di tempat lain dengan memperhatikan potensi perempuan sebagai sumberdaya manusia yang patut diperhitungkan.
Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan di atas, digunakan pendekatan kuantitatif untuk mengetahui profil rumah tangga dan pendekatan kualitatif untuk mengetahui kehidupan perempuan peternak sapi perah. Dalam pendekatan kuantitatif digunakan wawencara berstruktur, sedangkan dalam pendekatan kualitatif digunakan wawancara mendalam dan pengamatan terlibat dalam pengumpulan data Pendekatan kualitatif yang dipilih dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus.
Tahap-tahap pengumpulan data. dilakakan dengan cara. sebagai berikut: (1) Wawancara berstruktur terhadap 66 responden dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui profil rumah tangga perempuan petenaak sapi perah yang meliputi tingkat pendidikan, pekerjaan, penguasaan lahan pertanian, penguasaan sapi perah serta pendapatan dan pengeluaran rumah tangga. Profil rumah tangga perempuan peternak sapi perah bisa dipakai untuk mengetahui sejauh mana tingkat pendidikan, usia, pekerjaan suami, pemilikan lahan dan penguasaan sapi perah menentukan sukses mereka sebagai peternak sapi perah dilihat dari besarnya skala usaha. Profil ini juga memberikan gambaran mengenai sumbangan dari usaha sapi perah untuk kehidupan rumah tangga. Temuan menunjukkan bahwa: (a) potensi perempuan sebagai petemak sapi perah pada semua skala usaha tidak tergantung dari tingkat pendidikan, karena perempuan yang berpendidikan SD pun bisa menjadi peternak sapi perah yang sukses, (b) ada hubungan antara usia responden dengan sukses mereka sebagai peternak sapi perah karena respondenpada semua skala usaha ada pada usia produktif (c) ada hubungan antara pekerjaan suami dengan sukses mereka sebagai peternak sapi perah karena responden dari skala usaha besar mempunyai akses terhadap dana/modal dilihat dari penghasilan suami sebagai pedagang, pegawai negeri/swasta, (d) ada hubungan antara penguasaan tanah dengan besarnya skala usaha sapi perah, di mana semakin besar penguasaan tanah semakin besar skala usaha sapi perah, (e) ada hubungan antara besarnya skala usaha dengan besarnya pendapatan total nnnah tangga, di mana semakin besar skala usaha semakin besar sumbangan pada pendapatan total rumah tangga walaupun perbedaannya tidak menonjol, (2) Untuk menjelaskan kehidupan perempuan peternak sapi perah diperlukan pemahaman yang lebih mendalam. Untuk itu diteliti melalui studi kasus 6 rumah tangga perempuan peternak sapi perah, yang masing-masing terdiri atas 2 rumah tangga yang mewakili petemak berskala usaha besar, berskala usaha sedang dan berskala usaha kecil. Kriteria informan pada masing-masing skala usaha ialah perempuan menikah, mempunyai suami dan anak dengan umur 10 tahun keatas dan mempunyai suami dan anak dengan umur 10 tahun ke bawah, (3) Data untuk menjawab masalah penelitian dapat dilakukan pula dengan cara pengamatan terlibat Peneliti melakukan pengamatan terlibat untuk memperoleh pemahaman cara informan melaksanakan kegiatan, baik dalam kegiatan rumah tangga seperti memasak, mencuci, mengambil air, mengasuh anak dan membersihkan rumah maupun dalam kegiatan usaha sapi perah yang meliputi: membuat dan memberikan konsentrat, memberi rumput, membersihkan kandang, memerah susu, mencuci peralatan, menyetorkan susu, memandikan sapi, memotong rumput, mengangkut kotoran dan memberi jamu
Simpulan penelitian adalah sebagai berikut : (1) Faktor utama yang mendorong informan mengelola usaha sapi perah yaitu mencukupi kebutuhan keluarga dan biaya pendidikan anak Faktor lain adalah untuk memperoleh pengalaman, mendapat teman dan agar tidak tergantung pada suami, (2) Perubahan pembagian kerja yang nyata dalam usaha sapi perah dari laki-laki ke perempuan mempunyai dampak terhadap sistem nilai jender ten-tang pembagian kerja seksual sebagai berikut : a) pekerjaan yang dulu dianggap pantas untuk laki-laki saja sekarang dianggap lebih cocok untuk perempuan dengan alasan yang berhubungan dengan nilai feminitas yang umum berlaku, b) nilai mengenai perempuan sebagai pencari nafkah tidak berubah karena informan tetap diatom hanya membantu mencukupi kebutuhan keluarga walaupun informan dapat mengkontribusi pendapatan rumah tangga lebih besar dari suami, c) nilai peran sebagai ibu rumah tangga adalah tetap peran utama searang perempuan, hanya dalam kegiatan rumah tangga bukan lagi tugas yang selalu harus diutamakan, d) pekerjaan yang secara tradisi dilakukan oleh laki-laki dan dianggap cocok untuk laki-laki, setelah diambil alih oleh perempuan juga dianggap membutuhkan sifat-sifat yang biasanya dimiliki perempuan, (3) status informan relatif meningkat setelah menjadi peternak sapi perah namum masih belum setara dengan suami.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andini Nurwulandari
"Keberadaan perusahaan anjak piutang masih relatif baru di Indonesia, yaitu sejak dikeluarkannya Paket Kebijakan 20 Desember 1988 sebagai upaya pengerahan sumber-sumber dana yang terdapat di dalarn masyarakat dan untuk memenuhi kebutuhan jasa pembiayaan yang beraneka ragam bagi dunia usaha. Perusahaan pembiayaan anjak piutang adalah perusahaan yang memberikan pinjaman modal kerja tanpa menggunakan agunan. Perusahaan anjak piutang ini tidak menerima deposito, tetapi mendapatkan pendanaannya dari bank, lembaga, dan sumber pasar uang lainnya. Para pengguna jasa perusahaan anjak piutang pada umumnya tidak memenuhi syarat untuk rnendapatkan kredit perbankan.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulisan karya akhir ini bertujuan untuk menganalisis strategi yang digunakan PT. X dalam mengembangkan usaha anjak piutang tersebut. Jasa pembiayaan yang diberikan PT. X adalah pembiayaan with recourse dan without recourse. Jasa pembiayaan tersebut juga meliputi jasa manajerial dan informasi untuk kiien. Penulisan ini bertujuan mengetahui hal-hal yang menjadi peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan PT. X.
Permasalahan yang dihadapi adalah, jasa pembiayaan anjak piutang belum banyak dikenal kalangan dunia usaha. Selama ini kalangan dunia usaha lebih mengenal sumber pembiayaan dan perbankan. Strategi yang telah digunakan PT. X untuk mengembanglan usahanya dan mengenalkan pembiayaan anjak piutang kepada dunia usaha, adalah dengan menjadi anggota asosiasi anjak piutang nasional dan internasional, serta melakukan aliansi dengan PT. Asuransi Ekspor Impor Indonesia, dan Badan Pengembangan Ekspor Nasional.
Peluang-Peluang bagi PT. X meliputi pertumbuhan ekonomi, kinerja ekspor, semakin majunya teknologi komunikasi. kestabilan politik, perundang-undangan di bidang ekspor impor serta perbaikan iklim berusaha. Selain dapat memanfaatkan peluang di pasar domestik, niat pemerintah untuk melaksanakan kesepakatan WTO, AFTA, APEC merupakan peluang pula bagi PT. X memperluas skala kegiatannya di era perdagangan bebas. Ancaman-ancaman bagi PT. X adalah customer yang sulit bekerjasarna dan belum adanya ketentuan hukum yang khusus mengatur hubungan antara klien, customer dan perusahaan anjak piutang. Untuk mendapatkan informasi mengenai customer, PT. X perlu bekerjasama dengan perusahaan perusahaan penyedia informasi. PT. X hanis membuat peijanjian hukum yang kuat antara kiien dan customer, untuk mengatasi masalah yang timbul.
Dengan melihat peluang dan ancaman yang dihadapi PT. X, serta kekuatan dan kelemahan yang dimiliki PT. X, maka dapat dibuat strategi-strategi alternatif untuk PT. X. Kunci keberhasilan industri pembiayaan ini adalah sumber pendanaan yang kuat, dan pakar pakar di bidang anjak piutang, seperti tercermin dalam kemampuan manajemen, dan teknologi. Strategi yang diusulkan adalah strategi fokus, yaitu berupa jasa pembiayaan non collateral basis. Dalam melakukan strategi fokus tersebut, kegiatan publikasi dan personal celling harus diintensifkan, menambah karyawan yang berpengalaman dengan back ground yang kuat pada aspek manajemen dan berkemampuan menganalisis serta membuat keputusan secara cepat.
Sebagian besar pesaing PT X adalah perusahaan multifinance dengan modal yang besar yang memberikan bermacam-macam jasa pembiayaan, termasuk jasa anjak piutang. Hambatan strategi fokus adalah kekurangan modal dan risiko bad debt. Bad debt tersebut dapat mengganggu kinerja perusahaan. Sebagai perusahaan pembiayaan yang ingin terus berkembang maka PT. X harus mencari alternatif sumber pendanaan, tidak hanya dan pinjaman perbankan saja. Dukungan pemerintah di bidang pendanaan sangat diharapkan, misalnya membentuk infrastruktur sumber pendanaan yang sesuai agar dapat mengembangkan industri pembiayaan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>