Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8584 dokumen yang sesuai dengan query
cover
A. Gunawan Admiranto
Bandung: Mizan Pustaka, 2017
523.2 AGU e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
A. Gunawan Admiranto
Yogyakarta: Kanisius, 2009
523.2 GUN m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
A. Gunawan Admiranto
Yogyakarta: Kanisius, 2000
523.2 GUN t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ayas Kalyana Pendit
"Munculnya EBT memberikan solusi terhadap ketergantungan terhadap listrik yang semakin meningkat. Indonesia, negara yang terletak di garis khatulistiwa dengan rata-rata Iradiasi Horisontal Global (GHI) sebesar 4,8kWh/m2 per hari di daratan yang hanya memiliki musim kemarau dan hujan memberikan potensi tenaga surya yang sangat besar untuk dimanfaatkan. Menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, rasio elektrifikasi pada tahun 2022 sebesar 99,63%, meningkat 1,8% dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2022 saja, penambahan kapasitas pembangkit listrik sebesar 81,2GW dimana 12,5GW atau sekitar 15% berasal dari pembangkit listrik terbarukan. Konferensi pers dari kementerian yang sama juga menambahkan bahwa pada tahun 2023, Indonesia Timur akan mengalami kenaikan tarif elektrifikasi. Sebagai perbandingan, Malaysia telah mencapai tingkat elektrifikasi 100% sejak tahun 2019 berdasarkan data Bank Dunia, dimana 18% berasal dari sumber terbarukan. Skripsi ini akan memberikan analisis teknis dan ekonomi penggunaan konfigurasi on-grid, off-grid, dan hybrid untuk tenaga surya dari simulasi HOMER untuk menentukan metode penerapan sumber energi tenaga surya yang paling hemat biaya di Mentawai, sebuah rangkaian pulau 150 kilometer lepas pantai barat Sumatera, khususnya di desa Saibi Samukop. Hasilnya menunjukkan bahwa konfigurasi hybrid merupakan konfigurasi yang paling hemat biaya dibandingkan konfigurasi lain maupun konfigurasi eksisting, dengan Net Present Cost (NPC) sebesar Rp22,2 miliar dan Cost of Energy (COE) sebesar Rp2.381,00/kWh. Dari produksi listrik tersebut, pembangkit listrik PV menyumbang 64% atau 386.717 kWh/tahun pada bauran energi terbarukan sebagai jalan untuk mencapai target SDG’s ke-7 yaitu energi terjangkau dan bersih.

The advent of renewable energies provides a solution to the ever-growing dependency on electricity. Indonesia, a country located on the equator with an average Global Horizontal Irradiation (GHI) of 4,8kWh/m2 per day on land with only dry and rainy seasons provides an immense solar power potential to be harvested. According to Indonesia’s Ministry of Energy and Mineral Resources, the electrification ratio in 2022 was 99,63%, a 1,8% increase from the previous year. In 2022 alone, the added electricity generation capacity was 81,2GW of which 12,5GW or around 15% came from renewable plants. A press conference from the same ministry also added that in 2023, East Indonesia would be subject to an increase in electrification rates. As a comparison, Malaysia has reached a 100% electrification rate since 2019 based on the data from The World Bank, in which 18% is derived from renewable sources. This thesis will provide the technical and economic analysis of utilizing on-grid, off-grid, and hybrid configurations for solar power from HOMER simulation to determine the most cost-effective method of implementing a solar power energy source in Mentawai, an island chain 150 kilometres off the western coast of Sumatra, especially in Saibi Samukop village. The results show that the hybrid configuration is the most cost-effective configuration compared to the other configurations as well as the existing configuration, with a net present cost (NPC) of Rp22,2 billion and a cost of energy (COE) of Rp2.381,00/kWh. From the electricity production, the PV power plant contributes 64% or 386.717 kWh/year to the renewable energy mix as a path to secure the 7th SDG’s target of affordable and clean energy."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Rachma Yunia
"Listrik adalah salah satu kebutuhan yang sangat mendasar pada zaman ini, perannya sangat besar mulai dari listrik untuk rumah penduduk hingga memenuhi kebutuhan skala besar seperti usaha pabrik dan mendukung instansi pemerintahan. Penggunaan bahan bakar yang paling besar untuk pembangkit listrik di Indonesia saat ini masih menggunakan batu bara, sementara batu bara bukan termasuk energi terbarukan sehingga dapat habis di kemudian hari. Photovoltaic sistem adalah sebuah sistem yang menggunakan energi dari cahaya matahari untuk diubah menjadi energi listrik. Photovoltaic sistem ini menggunakan solar sel yang kemudian dapat dibuat dalam skala lebih besar menjadi solar modul atau solar array. Photovoltaic dapat digunakan secara on-grid ataupun off-grid. Kemudian, agar sistem photovoltaic dapat digunakan sebagai pembangkit, sistem ini dapat dihubungkan dengan kontroler Maximum Power Point Tracker (MPPT) dan converter. Dalam skripsi ini jenis MPPT yang digunakan adalah Perturb and Observation (P&O) dan converter yang digunakan adalah dc-dc converter buck-boost. MPPT P&O digunakan karena algoritmanya yang sederhana sehingga banyak digunakan dan buck-boost converter digunakan agar tegangan output yang dihasilkan dapat disesuaikan dengan beban yang divariasikan.

Electricity is one of the very basic needs of this era, its role is very large ranging from electricity to houses to meet large-scale needs such as factory businesses and supporting government agencies. The use of the largest fuel for electricity generation in Indonesia is currently still using coal, while coal is not included as renewable energy so it can be used up later. Photovoltaic systems are system that uses energy from sunlight to be converted into electrical energy. This photovoltaic system uses solar cells which can then be made on a larger scale into solar modules or solar arrays. Photovoltaic can be used as on-grid or off-grid. Then, so that the photovoltaic system can be used as a generator, this system can be connected to the Maximum Power Point Tracker (MPPT) controller and converter. In this thesis the type of MPPT used is Perturb and Observation (P & O) and the converter used is a dc-dc buck-boost converter. MPPT P & O is used because the its simple algorithm and widely used in othe Solar Power Generation System and the buck-boost converter is used so that the output voltage can be adjusted to the varied load."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trinaldy Konnery
"Saat ini rasio elektrifikasi Indonesia baru mencapai 67,15% yang berarti sekitar 33% lagi penduduk Indonesia belum menikmati listrik. Salah satu faktor kendalanya adalah topografi Indonesia dan sebaran penduduk yang sulit dijangkau jaringan tenaga listrik. Mengingat Indonesia merupakan wilayah tropis yang hampir seluruh pelosok Indonesia mendapat sinar surya, maka salah satu solusi untuk meningkatkan rasio elektrifikasi dapat menggunakan energi surya (Pembangkit Listrik Tenaga Surya - PLTS). Saat ini teknologi PLTS sudah semakin membaik dan berkembang. Dengan memperhatikan target roadmap perkembangan PLTS di dunia dan proyeksi pemanfaatan PLTS hingga tahun 2025 pada Rancangan Kebijakan Energi Nasional (KEN) 2010-2050, penelitian ini akan merumuskan strategi-strategi dalam upaya peningkatan rasio elektrifikasi dan pencapaian kapasitas pemanfaatan PLTS sesuai dengan yang diprakirakan tersebut.

Currently Indonesia electrification ratio has just reached 67,15%, it means about 33% of Indonesia's population has not enjoyed more power. One of the problems is the topographic factor of Indonesia and hard to reach population by distribution grid. Given Indonesia is a tropical region that almost all corners of Indonesia got the sun, then one solution to increase the electrification ratio to use solar energy (Photovoltaic Power System-PPS). Currently, solar technology is getting better and growing. By considering the development roadmap targets PPS in the world and the utilization of solar projection until 2025 on Draft National Energy Policy (KEN) 2010 to 2050, this study will formulate strategies in order to increase the electrification ratio and the achievement of capacity utilization in accordance with the forecasted PLTS."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T30250
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Reyhan Fachrezi Adrianno
"Saat ini, pembangkit listrik di Indonesia masih didominasi oleh Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang menghasilkan banyak emisi CO2. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) merupakan salah satu pembangkit listrik yang dapat menghasilkan energi listrik menggunakan energi terbarukan yaitu energi matahari dan tidak menghasilkan emisi CO2 dalam pembangkitan energi listriknya. Universitas Indonesia sebagai salah satu perguruan tinggi terkemuka di Indonesia harus turut hadir dalam menggunakan pembangkit energi terbarukan yang lebih bersih. Sebagai institusi pendidikan dengan beban yang lebih tinggi pada siang hari untuk aktivitas akademis, PLTS tergolong salah satu alternatif energi terbarukan yang cocok untuk diimplementasikan di Universitas Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah studi pemanfaatan potensi matahari di lingkungan Universitas Indonesia menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya yang optimal berdasarkan lahan yang tersedia. Penelitian dilakukan menggunakan perangkat lunak PVsyst, DIgSILENT, dan HOMER. Kapasitas PLTS yang dirancang sebesar 2842 kWp dengan pengurangan LCOE sebesar Rp 40,30/kWh dan mengurangi emisi karbon sebesar 2.912.969 Kg/tahun. Implementasi PLTS pada jaringan listrik Universitas Indonesia yang sudah ada juga tidak menganggu aliran daya karena kondisi tegangan bus sistem masih berada pada batas Grid Code.

Currently, power plants in Indonesia are still dominated by Steam Power Plants which produce a lot of CO2 emissions. Solar Power Plant (PV) is one of the power plants that can produce electrical energy using renewable energy, namely solar energy and does not produce CO2 emissions. The University of Indonesia as one of the leading universities in Indonesia must also be the one to use cleaner renewable energy plants. As an educational institution with a higher load during the day for academic activities, Solar Power Plant is classified as one of the alternative renewable energy that is suitable to be implemented at the University of Indonesia. The purpose of this research is to study the utilization of solar potential at the University of Indonesia using an optimal solar power plant based on available area. The research was conducted using PVsyst, DIgSILENT, and HOMER software. The designed Solar Power Plant capacity is 2842 kWp with a reduction in LCOE of Rp 40.30/kWh and reduces carbon emissions by 2,912,969 Kg/year. The implementation of Solar Power Plant on the existing University of Indonesia electricity network does not interfere the flow of power because the system bus voltage is still following the Grid Code."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dianita Fitriani Pogram
"PLTS merupakan pembangkit jenis EBT dengan peringkat kapasitas kedua terbesar yang akan dibangun hingga tahun 2030. Tingginya nilai investasi pembangunan pembangkit EBT perlu diimbangi dengan optimalisasi operasi pembangkit sehingga memberikan manfaat yang maksimal. Faktor penentu optimalisasi operasi PLTS diantaranya yaitu masa operasi dan Capacity Factor (CF) dari sebuah PLTS. Perhitungan investasi PLTS didesain untuk dapat beroperasi hingga 25 Tahun dengan CF minimal 17%. Data histori menunjukkan, adanya kerusakan permanen pada PLTS yang terjadi pada masa operasi 0 sampai dengan 18 tahun dan nilai CF dibawah 17% sebesar 94%. Metode failure mode and effect analysis (FMEA) yang diintegrasikan dengan regresi logistik digunakan untuk menghasilkan peringkat penanganan risiko yang perlu diprioritaskan oleh manajemen. Dari hasil penelitian didapatkan 10 risiko potensial yang teridentifikasi dalam hal optimalisasi operasi PLTS untuk menghindari kegagalan/kerusakan PLTS dari 5 tahapan proses operasi, perencanaan dan pengadaan, instalasi/pemasangan, operasi dan maintenance. Dihasilkan peringkat risiko serta rekomendasi mitigasi agar dapat menjadi rekomendasi prioritas penanganan dalam meminimalkan terjadinya kegagalan/kerusakan serta rendahnya capacity factor pada PLTS bagi manajemen.

Photovoltaic power system is a renewable energy type generator with the second largest capacity which will be built by 2030. The high investment value in building an renewable energy generator needs to be balanced with optimizing plant operations so that it provides maximum benefits. The determining factors for optimizing PV power system operations include the operating period and Capacity Factor (CF) of a solar panel. The PV power system investment calculation is designed to operate for up to 25 years with a minimum CF of 17%. Historical data shows that there is permanent damage to PV power system that occurs during the operating period of 0 to 18 years and the CF value is below 17% by 94%. The failure mode and effect analysis (FMEA) method integrated with logistic regression is used to produce risk mitigation that need to be prioritized by management. Based on the research findings, a total of 10 potential hazards were discovered in relation to optimising the operations of a photovoltaic (PV) power system to prevent any failures or damages. These risks are associated with the five stages of the operation process, including planning and procurement, installation, operation, and maintenance. Risk ratings and mitigation recommendations are generated to prioritise the mitigation of failures and minimise damage and low capacity factors in PV power system management."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gabriel Alexander Jourdan
"Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja purwarupa gudang beku hibrida bertenaga surya yang dirancang untuk beroperasi secara off-grid. Pengujian dilakukan selama lima hari di lokasi di Bekasi, dengan fokus pada verifikasi rancangan gudang beku, efisiensi sistem pembangkitan energi surya (SPV), dan kinerja pendinginan gudang beku. Hasil verifikasi rancangan menunjukkan bahwa condensing unit yang digunakan pada gudang beku di PT. United Refrigeration adalah sesuai. Potensi energi listrik terbesar yang dihasilkan oleh sistem SPV terjadi pada pukul 12:00 hingga 13:20, mencapai 60 kW. Efisiensi terbaik dari SPV tercatat sebesar 18,1% pada tanggal 30 September 2024, sedangkan pada tanggal 1 Oktober 2024, efisiensi tertinggi mencapai 13,7%. Selama periode pengujian, total energi listrik yang dihasilkan mencapai 112,3 kWh, dengan kontribusi dari SPV sebesar 36,3 kWh dan generator sebesar 76,0 kWh. Kinerja gudang beku, yang diukur dengan Coefficient of Performance (COP), menunjukkan nilai maksimum sebesar 3,874, dengan temperatur produk terendah yang tercatat adalah 0,6 °C dan temperatur rata-rata ruang gudang beku mencapai 0,4 °C. Penelitian ini menegaskan bahwa sistem gudang beku hibrida bertenaga surya dapat menjadi solusi berkelanjutan untuk penyimpanan produk, terutama di daerah terpencil yang tidak terhubung dengan jaringan listrik.

This research aims to evaluate the performance of a hybrid solar-powered cold storage prototype designed for off-grid operation. Testing was conducted over five days at a location in Bekasi, focusing on verifying the design of the cold storage, assessing the efficiency of the solar power generation system (SPV), and evaluating the cooling performance of the cold storage unit. Design verification results indicate that the condensing unit used in the cold storage at PT. United Refrigeration is deemed appropriate. The highest potential electrical energy generated by the SPV system occurred between 12:00 and 13:20, reaching up to 60 kW. The SPV’s best efficiency was recorded at 18.1% on September 30, 2024, while the highest efficiency reached 13.7% on October 1, 2024. During the testing period, the total generated electrical energy amounted to 112.3 kWh, with contributions from the SPV of 36.3 kWh and from a generator of 76.0 kWh. The performance of the cold storage, measured by the Coefficient of Performance (COP), showed a maximum value of 3.874, with the lowest recorded product temperature at 0.6 °C and an average cold storage room temperature of 0.4 °C. This study confirms that hybrid solar-powered cold storage systems can provide a sustainable solution for product storage, especially in remote areas not connected to the power grid. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifky Pradana Purnamaputra
"

Penggunaan dan pengembangan energi baru terbarukan terus meningkat seiring waktu, salah satunya adalah energi surya. Untuk pemanfaatan energi surya menjadi energi listrik, dibutuhkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang tentunya menggunakan panel surya. Dalam penggunaannya, panel surya sangat bergantung terhadap cuaca dan iradiasi matahari yang berubah-ubah seiring waktu sehingga keluaran daya dari panel surya tidak selalu mencapai potensi maksimalnya. Pada sistem panel surya ini, dibutuhkan inverter untuk mengubah listrik DC yang dihasilkan panel surya menjadi listrik AC. Pemanfaatan inverter ini akan memengaruhi karakteristik hasil keluaran dari panel surya, salah satunya adalah disturbansi. Pada frekuensi rentang 9 -150 kHz, peralatan listrik dengan inverter akan menghasilkan disturbansi pada sistem. Sehingga, pada tulisan ini, penelitian dilakukan untuk mengamati karakteristik disturbansi frekuensi 9-150 kHz sistem PLTS on-grid terhadap variasi beban dan iradiasi matahari pada sistem kelistrikan di SPBU Kuningan sehingga dapat dijadikan pedoman untuk penelitian disturbansi kedepannya. Dari hasil penelitian tegangan disturbansi di frekuensi 9-150 kHz yang didapat, frekuensi 18 kHz menjadi frekuensi yang paling dominan disturbansinya. Persentase kenaikan nilai disturbansi dari iradiasi matahari terendah (500 W/m2) ke iradiasi matahari tertinggi (900 W/m2) adalah sebesar 10%-12% dan persentase kenaikan nilai disturbansi dari daya beban terendah (500 W) ke daya beban tertinggi (2500 W) adalah sebesar 3% - 8%.

 


The use and development of new renewable energy continues to increase over time, one of which is solar energy. To use solar energy into electricity, a solar power plant is needed which of course uses solar panels. In its use, solar panels are very dependent on weather and solar irradiation that changes over time so that the power output of solar panels does not always reach its maximum potential. In this solar panel system, an inverter is needed to convert dc electricity produced by solar panels into ac electricity. The use of this inverter will affect the characteristics of the output of solar panels, one of which is disturbance. At a frequency range of 9-150 kHz, electrical equipment with an inverter will produce a disturbance in the system. So, in this thesis, the study was conducted to observe the characteristics of the disturbance frequency of 9-150 kHz on-grid solar system to the variation of load and solar irradiation in the electrical system at the Kuningan gas station so that it can be used as a guide for future disturbance research. From the results of the study of disturbance voltages at frequency of 9-150 kHz, the frequency of 18 kHz is the most dominant frequency of the disturbance. The percentage of increase in disturbance value from the lowest solar irradiation (500 W/m2) to the highest solar irradiation (900 W/m2) is 10%-12% and the percentage of increase in disturbance value from the lowest load power (500 W) to the highest load power (2500 W) is 3% - 8%.

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>