Ditemukan 45745 dokumen yang sesuai dengan query
Purwadi
Yogyakarta: Laras Media Prima, 2014
133.3 PUR m
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
"Teks ini berisi uraian tentang sejarah Tanah Jawa yang konon disusun oleh Prabu Jayabaya dari Kediri. Diceritakan bahwa pada mulanya Pulau Jawa sama sekali belum berpenghuni manusia, yang ada hanya jin, peri, prewangan , brekasaan, iblis dan sebagainya. Keadaan seperti itu terdengar oleh Raja Rum dari para saudagar yang pernah singgah di sana. Raja Rum memerintahkan kepada patihnya dan Tuan Sebakir untuk membawa manusia ke Pulau Jawa agar dapat mengolah tanahnya. Manusia yang dibawanya berasal dari Keling sebamyak 2.000 orang. Sebelumnya mereka tinggal di sana sang Patih dan Tuan Sebakir membuat suatu upacara tumbal, yakni dengan meratakan sebuah gunung. Akan tetapi akibatnya tidak terduga karena para penghuninya yang terdiri dari para lelembut menjadi kacau balau dan terusik kehidupannya. Semar dan Togog sebagai pemuka atau pengayom bangsa lelembut itu kemudian menghadap utusan raja Rum tersebut. Setelah dijelaskan maksud baik sebenarnya dari Raja Rum membawa manusia ke Pulau Jawa ini maka menjadi maklumlah kedua tokoh pemimpin lelembut tersebut. Bahkan oleh Patih dan Tuan Sebakir kedua tokoh tersebut tetap diminta sebagai penganyom Pulau Jawa sepanjang masa. Sebelum kedua utusan Raja Rum itu meninggalakan Pulau Jawa, Semar dan Togog diberitahukan mengenai jangka atau ramalan segala peristiwa yang akan terjadi di Pualu Jawa, yang kira-kira akan berumur 350.000 tahun. Teksnya ditulis dalam tembang macapat, terdiri dari dua pupuh yakni sinom dan pangkur. Pupuh sinom terdiri dari 41 pada (dyan mangapus kang susastra, lukita lampa kang pinrih) dan pupuh pangkur terdiri dari 43 pada (mung suwidak taun sirna, nulya Allah akarya raja malih). Naskah ini merupakan salinan ketikan hasil garapan Panti Boedaja tahun 1932. Babonnya ialah PR.15, yang kini telah hilang dari koleksi FSUI. Pengarang teks asli tidak diketahui. Adapun tentang penyalinan naskah: menurut kolofon belakang (h.13) naskah babon (PR.15) disalin oleh R. Panji Sugriwa pada tahun 1931 dari sebuah eksemplar yang disalin dua nelas tahun sebelumnya, yakni tahun 1919. Selain itu, bait pertama pupuh sinomnya (h.1) berisikan sebuah sandi asma, berbunyi Dyan Lurah Atmasuwita: penyunting menduga Atmasuwita tadi adalah penyalin bertarikh 1919 tersebut. Pada waktu naskah ini disalin petugas Panti Boedaja diketik rangkap empat. Pada koleksi FSUI masih terdapat dua eksemplar, berciri A 30.02a-b, yaitu ketikan asli dengan tembusannya. Hanya ketikan asli (a) yang dimikrofilmkan."
PR.14-A 30.02a
Naskah Universitas Indonesia Library
Yogyakarta: Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Nusantara (Javanologi), Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1985
133.5 IND a
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
"Naskah terdiri dari beberapa teks. Teks pertama (h. 1-213) berisi cerita tentang Raja Rum dan Wali Sanga. Teks kedua (h.218-222) berisi kisah Raja Jayabaya. Teks ketiga (h.230-770) berisi teks Babad Mataram dan kemudian Serat Pralambang Jayabaya. Antara teks satu dengan lainnya dibatasi dengan beberapa halaman kosong. Melihat perbedaan gaya tulisan, kemungkinan naskah ini ditulis oleh lebih dari satu orang. Teks pertama, huruf kursif dengan suku panjang ke bawah, sedangkan jenis tulisan pada teks lainnya sama: beraksara kursif tetapi pendek dan berkesan lebih bulat. Pada teks ketiga terdapat kolofon pembuka (h.230) yang menyatakan bahwa naskah telah disalin pada tanggal 7 Sura, Wawu 1842 22 (Januari 1912), di Yogyakarta. Naskah ini diterima Pigeaud dari Ir. Moens di Yogyakarta pada bulan Oktober 1927. Mandrasastra telah membuat ringkasannya pada bulan Oktober 1937, namun ringkasan tersebut kini tidak diketahui lagi keberadaannya. Pada naskah ini juga terdapat beberapa catatan peringatan kelahiran, pernikahan, dan lain sebagainya. Daftar pupuh: (1) dhandhanggula; (2) sinom; (3) girisa; (4) dhandhanggula; (5) durma; (6) asmarandana; (7) mijil; (8) dhandhanggula; (9) sinom; (10) durma; (11) asmarandana; (12) dhandhanggula; (13) ?; (14) dhandhanggula; (15) durma; (16) asmarandana; (17) durma; (18) kinanthi; (19) dhandhanggula; (20) maskumambang; (21) sinom; (22) durma; (23) asmarandana; (24) kinanthi; (25) pangkur; (26) mijil; (27) megatruh. Teks kedua daftar pupuh sebagai berikut: (1) asmarandana; (2) sinom; (3) dhandhanggula. Teks ketiga, daftar pupuh sebagai berikut: (1) dhandhanggula; (2) sinom; (3) dhandhanggula; (4) durma; (5) asmarandana; (6) ? ; (7) sinom; (8) durma; (9) asmarandana; (10) dhandhanggula; (11) asmarandana; (12) megatruh; (13) megatruh; (14) dhandhanggula; (15) asmarandana; (16) mijil; (17) asmarandana; (18) dhandhanggula; (19) asmarandana; (20) dhandhanggula; (21) sinom; (22) kinanthi; (23) sinom; (24) dhandhanggula; (25) mijil; (26) dhandhanggula; (27) pangkur; (28) dhandhanggula; (29) pucung; (30) durma; (31) dhandhanggula; (32) sinom; (33) dhandhanggula; (34) asmarandana; (35) durma; (36) sinom; (37) girisa; 38. (pangkur; (39) kinanthi; (40) durma; (41) megatruh; (42) dhandhanggula; (43) kinanthi; (44) pangkur; (45)asmarandana; (46) sinom; (47) asmarandana; (48) sinom; (49) dhandhanggula; (50) durma; (51) maskumambang; (52) dhandhanggula; (53) mijil; (54) durma; (55) sinom; (56) asmarandana; (57) durma; (58) sinom; (59) dhandhanggula; (60) asmarandana; (61) sinom; (62) sinom; (63) kinanthi; (64) dhandhanggula; (65) asmarandana; (66) sinom; (67) sinom; (68) dhandhanggula; (69) mijil; (70) megatruh."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
SJ.185-NR 4
Naskah Universitas Indonesia Library
Jakarta: Sinar Era Baru, 2003
R 133.3 RAM
Buku Referensi Universitas Indonesia Library
Sindhunata
"Ratu Adil: Ramalan Jayabaya & Sejarah Perlawanan Wong Cilik adalah kisah pergulatan dan perlawanan wong cilik. Karya monumental ini, dengan menggali berbagai literatur penting, mampu menerobos dan menguak kepingan-kepingan sejarah yang terabaikan di Jawa pada abad ke-19 hingga awal abad ke-20. Buku ini juga menampilkan kepingan-kepingan sejarah itu dalam goresan kuas Budi Ubrux. Lebih dari lima puluh lukisan yang menggambarkan perlawanan nasib wong cilik ditampilkan dengan memukau. Ratu Adil: Ramalan Jayabaya & Sejarah Perlawanan Wong Cilik adalah harapan yang terus hidup dan terpendam dalam kebisuan wong cilik. Ketika ditanya siapakah Ratu Adil, jagonya berkokok memanggil matahari di pagi hari lalu pergi mengais nasi. Mana yang lebih dahulu terbangun, jagonya atau matahari tiada ia peduli. Ia hanya mau orang mengerti, harapannya adalah matahari, dan jagonya adalah penderitaannya sendiri. Ia percaya Ratu Adilnya tak lain hanyalah manunggalnya penderitaan dan harapan laksana manunggaling kawula lan Gusti, yang membangkitkannya untuk melawan nasib ketika kebebasannya dibelenggu derita yang tak tertanggungkan lagi. Mereka, wong-wong cilik itu bukanlah kalah, mereka hanya menitipkan rahasia penderitaan, tempat tersimpannya harapan akan masa depan di mana ditegakkan negeri ijo royo-royo panjang punjung lohjinawi murah sandang murah pangan, rojo koyo gembira berjingkrak-jingkrak iwen-iwen, itik, ayam, dan banyak pulang ke kandang diiringi sorak: keadilan turun bagaikan embun kesejahteraan mekar bagaikan bunga bakung wong cilik tiada lagi miskin dan papa tertawa ngguyu asuka-suka dengan tawa zaman Kerta jago-jago mereka merdu kokoknya mengusir pilu menghapus rindu hingga menjauh sudah air mata dari bumi yang tiada lagi berduri-duri derita. Selling Point: - Karya monumental Sindhunata - Menampilkan karya-karya Budi Ubrux - Mampu menerobos dan menguak kepingan-kepingan sejarah yang terabaikan di Jawa pada abad ke-19 hingga awal abad ke-20.
"
Jakarta: Gramedia Pusaka Utama, 2024
959.802 SIN r
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
"Teks ini tentang Prabu Jayabaya yang berguru kepada Syeh Ngali Samsu Jen dari negara Rum. Dijelaskan mengenai keadaan tanah Jawa yang pertama kali diisi manusia. Selain itu, ia menjelaskan juga bahwa akan mengalami tiga jaman besar, yaitu; 1. Kaliswara; 2. Kaliyoga; 3. Kalisangara. Asal koleksi milik R. Tanojo."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
PR.19-KT 12
Naskah Universitas Indonesia Library
Stapledon, Olaf
London : Penguin Books, 1938
823.912 STA l
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
"Naskah ini merupakan petikan ringkas dari serat Babad Sengkala Ageng, yang juga disebut Serat Pustakaraja Wedha dan terdapat dalam Serat Pustakaraja Madya. Petikan ini berisi cerita Prabu Jayabaya di Kadiri yang ingin memeriksa pedesaan yang termasuk dalam wilayah kekuasaan Kadiri. Rupanya naskah yang diringkas adalah milik Kiliaan-Charpentier. Ringkasan dibuat oleh Pigeaud atau stamya pada tahun 1927."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
CH.45-B 3.02
Naskah Universitas Indonesia Library
"Naskah ini terdiri dari tiga teks, yaitu: 1. Ramalan Jayabaya dibagi ke dalam tiga zaman, yaitu zaman Kaliswara, Kaliyoga, Kalisangara; 2. Berisi daftar nama para Gubernur Jenderal Hindia Belanda; 3. Serat Jangka Mangkunagaran Surakarta. Asal koleksi naskah ini dari R. Tanojo."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
PR.12-KT 52
Naskah Universitas Indonesia Library