Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 79460 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Connolly, John, 1968-
"The community of Prosperous, Maine has always thrived when others have suffered. Its inhabitants are wealthy, its children's future secure. It shuns outsiders. It guards its own. And at the heart of the Prosperous lie the ruins of an ancient church, transported stone by stone from England centuries earlier by the founders of the town. But the death of a homeless man and the disappearance of his daughter draw the haunted, lethal private investigator Charlie Parker to Prosperous. Parker is a dangerous man, driven by compassion, by rage, and by the desire for vengeance. In him the town and its protectors sense a threat graver than any they have faced in their long history, and in the comfortable, sheltered inhabitants of a small Maine town, Parker will encounter his most vicious opponents yet. Charlie Parker has been marked to die so that Prosperous may survive. Prosperous, and the secret that it hides beneath its ruins."
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2017
823 CON t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Laras Wijayanti
"ABSTRAK
Upaya city branding salah satunya melalui event. City Branding dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk mengunjungi sebuah tempat. Penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran mengenai upaya city branding Sapporo melalui event musim dingin serta memberikan pengetahuan bagaimana menciptakan daya tarik pariwisata dalam city branding. Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah deskriptif analisis. Sebagai upaya city branding, Sapporo mengadakan berbagai event musim dingin yaitu Sapporo Snow Festival, Winter Olympic Games 1972, dan Asian Winter Games. Event tersebut dapat menarik wisatawan mengunjungi Sapporo.
ABSTRACT
City branding efforts, one of them through event. City branding can be an attraction for tourists to visit a place. This research is expected to give an overview of Sapporo city branding efforts through winter event and also provide knowledge how to create tourism attraction in city branding. The method that used in this thesis is descriptive analysis. As a city branding effort, Sapporo hosted various winter events, such as Sapporo Snow Festival, Winter Olympic Games of 1972, and Asian Winter Games. The event can attract tourists to visiting Sapporo."
2014
S61393
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Fathiyah
"Penelitian ini menganalisis representasi budaya kolektivisme masyarakat Korea Selatan dalam tren busana musim dingin di Korea Selatan. Kolektivisme merupakan salah satu nilai yang terdapat di tengah masyarakat Korea Selatan yang didasari oleh paham Konfusianisme. Kolektivisme merupakan nilai yang menekankan pada kepentingan dan identitas kolektif di atas individu. Pada masyarakat dengan nilai kolektivisme, individu cenderung memiliki konstruksi diri interdependen yang terfokus pada hubungan dan keselarasan sosial. Nilai kolektivisme yang terdapat di tengah masyarakat Korea Selatan dapat dilihat melalui perilaku mereka terhadap berbagai fenomena sosial, salah satunya tren busana yang berkembang. Oleh karena itu, pertanyaan penelitian pada penelitian ini adalah bagaimana tren busana musim dingin menunjukkan kolektivisme masyarakat Korea Selatan. Penelitian ini merupakan studi pustaka dengan menggunakan pendekatan kualitatif-deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk menguak representasi nilai budaya kolektivisme masyarakat Korea Selatan melalui cara mereka menghadapi tren busana musim dingin. Hasil penelitian memperlihatkan respon masyarakat Korea Selatan terhadap tren busana musim dingin yang menunjukkan adanya nilai budaya kolektivisme yang didasari oleh konstruksi diri interdependen di masyarakat.

This study analyses the representation of South Korean collectivism seen in South Korea’s past winter fashion trends. Collectivism is one of Confucianism-based values that currently exist in the South Korean society. Collectivism is a value that puts an emphasis on collective identity and interests over individual. In a society with collectivistic values, individuals tend to have the interdependent self construal that focuses on social relationships and harmony. Collectivistic values that prevail in the middle of the South Korean society can be seen through the attitude of the people towards numerous social phenomenons, one of them being the fast-growing fashion trends. Therefore, the research question proposed for this study is how the winter fashion trends show the collectivistic values of the South Korean society. This literature study uses qualitative-descriptive method of research. The purpose of this study is to reveal the representation of collectivistic values of South Koreans through their ways of facing winter fashion trends. The results show the South Koreans’ ways of responsing to the winter fashion trends that exhibit collectivistic values as a result of the interdependent self-construal of the people."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Kezia Evi Wiadji
Jakarta: Grasindo , 2014
895.73 KEZ s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
A.L.B. Kusbagio
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S28243
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ricky Arsabima
"Penelitian ini membahas mengenai pengaruh pelaksanaan Olimpiade Musim Dingin Sochi 2014 terhadap kekuatan lunak di Rusia. Penelitian ini menggunakan teori kekuatan lunak dari Joseph S. Nye dan konsep diplomasi olahraga dari Stuart Murray untuk melihat upaya yang dilakukan Rusia untuk menyelenggarakan Olimpiade Sochi serta dampak yang terjadi setelah pelaksanaan Olimpiade Sochi 2014 terhadap negara Rusia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan mengandalkan data-data sekunder. Hasil dari temuan data-data tersebut menunjukkan bahwa Rusia dalam kepemimpinan Putin mulai menggunakan kekuatan lunak dalam kebijakan luar negerinya. Salah satu caranya adalah menggunakan diplomasi olahraga yang bertujuan untuk meningkatkan kekuatan lunak Rusia dengan memperbaiki citra negara Rusia dan meningkatkan jiwa nasionalis masyarakatnya. Namun, upaya yang dilakukan Putin sebagai Presiden Rusia tidak mudah karena mendapat sentimen negatif dari negara-negara Barat yang berbeda ideologi dengan Rusia. Walaupun, terdapat sentimen negatif tersebut, Putin tetap dapat menunjukkan bahwa Rusia sudah kembali menjadi negara besar dan kuat setelah sukses melaksanakan Olimpiade Sochi dan menjuarai ajang tersebut. Hal tersebut memberikan dampak yang cukup positif bagi Rusia.

This study discussed the implementation of the 2014 Sochi Winter Olympics towards free power in Russia. This research will be analyzed based on data obtained to see the impact that occurred after the implementation of the Sochi 2014 Olympics for Russia from both domestic and international aspects, this research used the soft strength theory from Joseph S. Nye and the concept of sports diplomacy from Stuart Murray. This study uses qualitative methods by relying on secondary data. The results of these data findings indicate that Russia in Putin's leadership began to use soft power in its foreign policy. One of the methods is to use sports diplomacy that aims to increase Russia’s soft power by improving the image of the Russian state and enhancing the nationalist spirit of its people. However, Putin's efforts as President of Russia were not easy because Putin gets negative sentiments from Western countries that have a different ideology from Russia. Despite this negative sentiment, Putin can still indicate that Russia as a big and strong country after successfully implement the Sochi Olympics and winning the event. This has had a quite positive impact on Russia."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cremer, Jan
Amsterdam: De Bezige Bij, 1993
BLD 839.36 CRE w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Meyer, Marissa
Depok: Spring, 2016
813.6 MEY w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Wibowo
"Hujan sangat besar artinya bagi masyarakat Indonesia yang dikenal sebagai masyarakat petani. Kegiatan pertanian sangat bergantung pada ketersediaan air. Ketersediaan air bagi usaha pertanian sederhana bersumber dad hujan. Lamanya musim hujan akan mempengaruhi ketersediaan air. Pada gilirannya kelangsungan usaha pertanian tergantung pada keberadaan hujan. Jumlah hujan tidak begitu penting, hujan rata-rata umumnya cukup banyak. Namun yang penting bagi mereka adalah kapan musim hujan tiba dan berapa lamanya musim hujan.
Sehubungan dengan itu, usaha-usaha untuk menentukan permulaan datangnya musim hujan dan permulaan datangnnya musim kemarau atau akhir dan musim hujan sangat berarti bagi usaha pertanian. Usaha untuk menentukan mulainya musim hujan dan musim kemarau di Pulau Jawa telah dilakukan oleh de Boer, Schmidt dan van der Vecht yang sedikit berbeda antara satu dengan yang lain.
Pulau Madura telah dilakukan penelitian, tetapi belum seutuhnya. Juga mengingat persyaratan yang dipilih Sandy untuk Pulau Bali yaitu daerahnya tidak luas, unsur-unsur pengendali iklim, seperti topografi sederhana, tutupan titik-titik pengamat hujan cukup merata, dan variasi jumlah hujan cukup lengkap, dari yang rendah hingga yang tinggi. Untuk itu dilakukan penelitian kapan awal, akhir dan berapa lamanya musim hujan di Pulau Madura. Masatahnya adalah; Kapan dan di mana awal musim hujan dan akhir musim hujan di Pulau Madura serta berapa lamanya musim hujan di Pulau Madura, dan bagaimana pola awal musim hujan, akhir musim hujan dan lamanya musim hujan di Pulau Madura?.
Hasil dari penelitian tentang musim hujan di Pulau Madura adalah : Awal musim hujan di Pulau Madura adalah sepuluh had pertama November (1 November), sepuluh had kedua November (2 November), sepuluh had ketiga November (3 November), sepuluh had pertama Desember (1 Desember) dan sepuluh had kedua Desemben (2 Desember). PoIa awal musim hujan di Pulau Madura adalah bagian barat Pulau Madura mendapatkan awal musim hujan lebih dulu dibandingkan dengan bagian yang Iebih ke timur dad Pulau Madura; Akhir musim hujan di Pulau Madura adalah sepuluh had pertama Mei (1 Mei), sepuluh had pertama Juni (1 Juni), dan sepuluh had pertama Juli (1 Juli). Pola akhir musim hujan di Pulau Madura adalah bagian barat Pulau Madura akhir musim hujannya Iebih lambat dari bagian yang lebih ke timur dad Pulau Madura; Lamanya musim hujan di Pulau Madura adalah kurang 150 had (15 dasarian), antara 150 had - 180 had (15 dasarian - 18 dasarian), dan lebih dan 180 had (18 dasarian). Pola lamanya musim hujan di Pulau Madura adalah bagian barat Pulau Madura Iebih lama musim hujannya di bandingkan bagian yang Iebih timur dari Pulau Madura; Pola dan awal, akhir, dan lamanya musim hujan di Pulau Madura mengikuti pola umum curah hujan di Indonesia yaitu tempat yang terletak di sebelah Barat musim hujannya datang lebih dulu dari pada tempat yang Ietaknya lebih ke Timur, pada pulau-pulau dengan rezim barat."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mursidah
"Musim merupakan fenomena alam yang menarik untuk dianalisis, karena musim berpengaruh besar dalam kehidupan manusia, terutama pada masyarakat yang mengalami empat musim. Setiap musim, dengan berbagai perubahan keadaan alam yang dibawanya (seperti cuaca), memberi makna pada kehidupan lahir dan batin manusia. Musim pun bisa menjadi sumber inspirasi bagi para penyair. Seperti halnya dalam sajak-sajak J.C. Bloem (1887-1966), musim muncul secara produktif. Tidak hanya sebagai gambaran alam, tapi jugs mengandung banyak makna, baik menyangkut kehidupan secara umum maupun kehidupan batin aku lirik secara khusus. ?Musim' dalam sajak-sajak J.C. Bloem, merupakan hal yang menarik untuk dianalisis.
Empat sajak J.C. Bloem: "Lentewind", "Verandering", "In memoriam", dan "Troost des donkers" dan bundel puisinya Het verlangen (1921) menjadi bahan penelitian tesis ini. Masing-masing sajak mewakili musim semi, panas, gugur dan dingin. Permasalahan yang diajukan adalah: bagaimana bentuk kebahasaan dan kesastraan keempat sajak tersebut?, aspek kehidupan apa terungkap dari setiap sajak sebagai persepsi umum tentang musim dan sebagai persepsi sang penyair sendiri?, dan apakah ada keterkaitan bentuk kebahasaan dan kesastraan setiap sajak dengan tema musim yang terkandung?
Langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis adalah meneliti aspek-aspek kebahasaan dan kesastraan setiap sajak, kemudian meneliti aspek musim yang ada di setiap sajak dan makna musim secara umum dan spesifik bagi aku lirik, terakhir akan diteliti keterkaitan bentuk sajak dan tema musim yang dikandungnya.
Dari analisis dapat disimpulkan bahwa persepsi umum tentang musim tidak selalu berlaku sama bagi individu aku lirik. Setiap musim bagi aku lirik membawanya pada pemikiran tentang usia tua dan kematian. "Musim gugur" mewarnai kehidupan aku lirik pada musim-musim yang lain. Keterkaitan bentuk kebahasaan dan kesastraan sajak-sajak tersebut dengan tema musim terletak pada kemampuan aspek-aspek kebahasaan dan kesastraan sajak-sajak itu dalam mengungkapkan pergolakan batin aku lirik dalam berinteraksi dengan musim."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
T11026
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>