Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 59338 dokumen yang sesuai dengan query
cover
C. Winadi Sentosa
"ABSTRAK
Karya akhir ini membahas masalah strategi kerjasama usaha
dalam mengembangkan usaha. Pembahasan dilakukan dengan
membandingkan kasus kerjasama usaha dalam PT. Sinar Mas Inti
Perkasa dan PT. Plaza Indonesia Realty. Dengan menganalisa dari
perbandingan kedua kasus tersebut, diharapkan akan tampak pola
dan sifat-sifat kerjasama usaha yang berhasil dan yang gagal.
Deng an cara ini, akan diperoleh pedoman untuk menentukan
keberhasilan strategi pengembangan bisnis melalui kerjasama
usaha.
Dalam era globalisasi dunia usaha yang ditandai dengan
kompetisi usaha yang keras dan sengit, dunia usaha dihadapkan
pada kenyataan bahwa untuk menang bersaing sangat sulit sekali
bilamana berusaha sendiri, karena perusahaan memiliki kelemahan
dan sumber dana yang terbatas. Salah satu cara mengatasi masalah
itu adalah dengan memakai strategi kerjasama usaha (aliansi
strategik) untuk mengembangkan usaha.
Perusahaan mau bekerjasama dengan perusahaan lain dengan
harapan bisa saling menutupi kelemahan masing-masing sehingga
diharapkan dari kerjasama usaha ini akan muncul perusahaan baru
yang memiliki kekuatan untuk menjamin keberhasilan usaha dalam
mengatasi persaingan yang keras dan sengit. Perusahaan mau
bekerjasama karena melihat manfaat kerjasama usaha lebih besar
daripada biaya dan pengorbanan yang timbul dari kerjasama usaha.
Umumnya perusahaan bekerjasama untuk mencapai beberapa tujuan seperti tujuan internal (umpamanya menyebar resiko), tujuan komperisi (seperti menciptakan posisi bersaing yang menguntungkan) dan tujuan strategis (umpamanya memperoleh teknologi baru).
Perusahaan yang ingin mengembangkan usaha dianjurkan
memakai strategi kerjasama usaha apabila posisi bersaing
perusahaan cukup kuat dalam pasar usaha (banyak memiliki dana
cash) dan prospek industri tidak bagus.
Perbandingan kedua kasus kerjasama usaha dalam karya
akhir ini menunjukkan bahwa strategi kerjasama usaha bisa
memberikan hasil yang positip; namun di lain pihak, kerjasama
usaha mudah sekali bubar.
Dari temuan studi ini, ada beberapa faktor yang
menyebabkan kerjasama antara perusahaan bubar, antara lain
= Struktur manajemen dan pemilikan yang tidak fleksibel sehingga
menimbulkan banyak ketidakpastian yang akhirnya mendorong
tindakan politik.
= Distribusi kekuasaan dalam.kerjasama yang tidak rata.
= Tidak ada komitmen bersama jangka panjang di antara peserta
kerjasama.
= Jalur komunikasi dalam kerjasama usaha yang tertutup, dan
= Perubahan arah strategi, kepentingan dan posisi tawar-menawar
masing-masing peserta kerjasama usaha.
Di lain pihak, ada beberapa faktor yang menyebabkan
kerjasama usaha dapat bertahan, antara lain
= Ada komitmen bersama jangka panjang dari masing-masing peserta
kerjasama untuk mempertahankan dan mensukseskan kerjasama
usaha tersebut.
= Distribusi kekuasaan dalam kerjasama usaha terbagi rata secara
terpadu.
= Jalur komunikasi antara peserta kerjasama dapat ber)alan
lancar dan baik.
= Arah strategi, kepentingan dan posisi tawar-menawar masingmasing
peserta kerjasama belum berubah dan masih tetap seperti
semula pada saat kerjasama usaha tersebut dibentuk.
= Kerjasama usaha yang berhasil membutuhkan kecocokan gaya
manajemen dan budaya perusahaan dan karena itu . diperlukan
manajemen yang fleksibel agar dapat menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan akibat kerjasama usaha itu.
Berdasarkan hal itu, maka disimpulkan beberapa point
sebagai berikut :
1. Kerjasama usaha dengan pihak lain membutuhkan komitmen jangka
panjang (yang berupa komitmen misi maupun komitmen keuangan
dan lainnya) dari masing-masing peserta kerjasama untuk
mempertahankan dan mensukseskan kerjasama usaha tersebut.
Tanpa hal ini, dapat dipastikan kerjasama usaha akan gagal
Adanya komitmen jangka panjang ini akan memberikan
keyakinan kepada para peserta kerjasama lainnya bahwa arah
strategi dan posisi tawar-menawar para peserta kerjasama akan
konsisten dan tidak akan berubah, sehingga kerjasama usaha
diharapkan dapat bertahan.
2. Agar kerjasama usaha dapat sukses, sebaiknya kekuasaan dalam
kerjasama tersebut didistribusikan kepada para peserta
kerjasama secara terpadu dan merata, sehingga tidak ada
peserta kerjasama yang merasa lebih berkuasa daripada peserta
lainnya dan berbagai tugas dilakukan bersama-sama.
dominasi dalam kerjasama usaha yang sangat tidak membantu dalam
melestarikan kerjasama usaha tersebut.
3. Agar kerjasama usaha dapat bertahan lama, sebaiknya dijaga agar jalur komunikasi antara para peserta kerjasamaa dapat berjalan lancer dan baik, mudah sekali timbul kesalah-pahaman yang dapat berakibat bubarnya kerjasama usaha tersebut.
4. Kerjasama usaha yang berhasil membutuhkan kecocokan gaya
manajemen dan budaya perusahaan sehingga diperlukan manajemen
(baik berupa sistim manajemen maupun orangnya) yang fleksibel
agar dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang
timbul dari kerjasama usaha tersebut.
5. Strategi kerjasama usaha biasanya merupakan strategi perantara
sebelum kelemahan dan kekurangan perusahaan dapat diatasi.
Karena itu bentuk perusahaan kerjasama umumnya sangat labil.
6. Dalam kerjasama usaha, biasanya peserta kerjasama usaha yang paling lemah yang memperoleh manfaat paling besar dari kerjasama usaha tersebut.
7. Untuk mempertahankan kerjasama usaha dapat dilakukan dengan
mengurangi dorongan melakukan tindakan politik, menjaga arus
komunikasi antara peserta kerjasama usaha berjalan lancar dan
mengurangi kecenderungan konf lik dengan arm-length-transaction
maupun mempertahankan manajemen lama.
"
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henry Udoko
"ABSTRAK
Aliansi strategis atau perikatan kerjasama antara dua atau lebih perusahaan dapat
menjadi wahana bagi para pihak untuk mendapatkan pengetahuan dari pihak lain.
Terjadinya alih pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh kemauan masingmasing
pihak untuk memberi dan menerima. Penelitian tentang alih pengetahuan
telah banyak dilakukan dengan menguji berbagai faktor-faktor yang
mempengaruhi, diantaranya adalah niat dan motivasi belajar, absorptive capacity,
kemenarikan mitra, ambiguity, kualitas hubungan, dan protectiveness. Namun
demikian, belum dilakukan penelitian yang secara simultan memeriksa pengaruh
karakter dari partner yakni attractiveness dan protectiveness berikut niat belajar
dari pihak penerima terhadap alih pengetahuan. Tulisan ini meneliti pengaruh
attractiveness, intent dan protectiveness terhadap alih pengetahuan. Penelitian
pada level individu terhadap tujuh aliansi strategis perusahaan minyak di
Indonesia dalam bentuk JOB/BOB Pertamina dengan berbagai perusahaan lain,
menemukan attractiveness mitra mempengaruhi intent perusahaan untuk
menerima pengetahuan dan intent sangat berpengaruh secara signifikan terhadap
alih pengetahuan. Meskipun protectiveness diduga menghambat alih pengetahuan,
namun penelitian ini menemukan bahwa pengaruh tersebut tidak signifikan.

ABSTRACT
Strategic Alliance or cooperation between two or more company can be a tools for
each company to get knowledge from each other. This knowledge transfer is very
effected by each party’s willingness to give and to take that knowledge. Research
in knowledge transfer has been conducted to test a various factors that effected it,
such as learning intent and motivation, absorptive capacity, partner attractiveness,
ambiguity, relationship quality and protectiveness. Yet, there is no research
simultanously test the effect of partner characteristics namely attractiveness and
protectiveness with recipient’s intent to the knowledge transfer. This paper search
the simultanously effect of attractiveness, intent and protectiveness to the
knowledge transfer. This research at individual level on seven oil company
strategic alliances in Indonesia that is Pertamina’s JOB/BOB with various other
oil company, indicated that partner attractiveness is affecting company intent to
get knowledge and this intent is very significantly effecting to knowledge transfer.
Although protectiveness is predicted will hindered knowledge transfer, this
research found that this effect is not significant."
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Aditya Witantra
"Salah satu sifat alami dari perusahaan adalah untuk mengejar competitive advantage atas pesaingnya dalam sebuah industri. Namun bagaimanapun, untuk mencapai competitive advantage sangatlah sulit terutama karena persaingan yang kian ketat antar perusahaan. Kondisi ini mengharuskan seorang manajer perusahaan untuk menghasilkan cara baru untuk unggul dalam kompetisi. Oleh karena itu, tesis ini dibuat untuk menganjurkan perusahaan agar terlibat dalam aliansi strategis sebagai media untuk mendapatkan competitive advantage. Penelitian mengatakan bahwa aliansi strategis akan meningkatkan pasokan sumber daya dan saluran jaringan. Selain itu, aliansi strategis juga akan memfasilitasi peningkatan kompetensi inti perusahaan serta untuk belajar dan mengembangkan kemampuan strategis baru. Studi ini menganalisis manfaat yang perusahaan bisa dapatkan jika mereka terintegrasi dalam sebuah aliansi. Manfaat ini juga akan mengarah ke pencapaian competitive advantage. Selain itu, tesis ini juga menyelidiki bagaimana cara untuk membangun sebuah aliansi serta bagaimana cara untuk berhasil mengelola aliansi, karena tidak jarang aliansi menemui kegagalan selama beroperasi. Selain itu, tesis ini juga menghadirkan dua analisa kasus, yang akan menggambarkan konsep dan teori aliansi strategis untuk dunia bisnis yang nyata. Menggabungkan unsur-unsur tersebut, tesis ini berharap dapat mengungkap apa yang diperlukan bagi perusahaan untuk menciptakan competitive advantage dengan terlibat dalam sebuah aliansi strategis yang menguntungkan.

It is the nature of the firms to pursue competitive advantage over the rivals in the industry. But however, it is very difficult to achieve competitive advantage especially due to the fiercer competition between firms, which now has been amplifying more than ever. This condition forces manager to impose new way to be stand out in the competition. Hence, this thesis promotes firms to engage in strategic alliances as the medium in order to gain competitive advantage. It is said that strategic alliance will boosts the supply of resources and networking channel. In addition to that, strategic alliance will facilitates the improvement of firm’s core competence as well as to learn and develop new strategic capabilities. This study analyses the benefits that the firms may get if they are integrated in an alliance. These benefits will also leads to the achievement of competitive advantage. Furthermore, this thesis correspondingly investigates the approaches for alliance to gain competitive advantage as well as how to successfully manage alliance, since there are many alliances meet failure during the operation. Moreover, this thesis also presents two case analyses, which will illustrate the concepts and theories of strategic alliance to the real business world. Combining those elements, this thesis hopes to unravel what it takes for firms to create competitive advantage by engaging in fruitful strategic alliance."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febri Nila Chrisanty
"The research was conducted with the empirical study of implementing the strategic alliances on a complete learning framework’s dimension: relationship capital, surfacing, joint learning structures, and knowledge acquisition. As a result, strategic alliances create dynamic learning, integration, and reconfiguration capabilities to achieve strategic alliance performance. In addition, this research also studies mediation's function on dynamic capability to strategic alliance performance. The result answered the research problem in this research: the high failure rate of strategic alliance implementation in the partial learning framework. The research uses the quantitative method. The interview was conducted as an additional explanatory function.

Penelitian dilakukan dengan studi empiris penerapan aliansi strategis pada dimensi kerangka pembelajaran lengkap: modal hubungan, permukaan, struktur pembelajaran bersama, dan perolehan pengetahuan. Hasilnya, aliansi strategis menciptakan pembelajaran dinamis, integrasi, dan kemampuan konfigurasi ulang untuk mencapai kinerja aliansi strategis. Selain itu, penelitian ini juga mengkaji fungsi mediasi pada kapabilitas dinamis terhadap kinerja aliansi strategis. Hasil tersebut menjawab permasalahan penelitian dalam penelitian ini: tingginya tingkat kegagalan implementasi aliansi strategis pada kerangka pembelajaran parsial. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Wawancara dilakukan sebagai fungsi penjelasan tambahan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hadi Busono
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardy Protoni Doda
"ABSTRAK
Penerapan strategi aliansi dalam industri penerbangan berkembang sangat
pesat sejak dekade 90-an. Perkembangan ini teradi seiring dengan banyaknya perubahan-
perubahan aturan main dalam dunia penerbangan atan civil aviation seperti deregulasi
dan globalisasi di Ameiika Seirikat dan Eropa.
Perkembangan ini menjadi lebih pesat lagi oleh karena banyak perusahaan yang
beraliansi tidak lagi menganalisis pola kebutuban beraliansi. Keadaan ini inenyebabkan
banyaknya aliansi yang tidak menghasilkan sinergi untuk perusahaannya, sehingga muncul
permasalahan bagaimana mententuk suatu aliansi yang efektif dalam industri
penerbangan.
Dalam tulisan ini dikaji secara analitis karakteristik keadaan dan struktur
aliansi dalam industri penerbangan. Penelitian ini dibatasi pada aliansi horisontal yang
dilakukan antar perusahaan penerbangan. Metode penelitian yang digunakan adalah
menganalisis data sekunder hasil survey yang dilakukan oleb majalah Airline Business.
Data survey ini mencakup 136 perusahaan penerbangan besar dan keel yang
melayani pasar internasional.
Hasil penelitian memberikan suatu kesimpulan bahwa ada dua hal pokok dalam
pembentukan aliansi yakni pemilihan pasangan dan pemilihan jenis aliansi. Aliansi yang
sinergi akan diperoleb jika pasangan yang dipilih dan jenis aliansi sesuai dengan strategi
perusahaan secara menyeluruh.
"
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vita Surya Nirmala
"Penelitian ini membahas mengapa strategic alliance (SA) tidak diperlakukan sama oleh Otoritas Persaingan seperti halnya Merger & Akuisisi (M&A), menganalisis implikasi SA dalam pasar menggunakan teori-teori ekonomi dan hukum. Selain itu, mengangkat bagaimana penerapan hukum persaingan usaha di Indonesia dalam menangani SA. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis, deduksi dan induksi. Persamaan antara SA dan M&A adalah ada unsur integrasi antar dua pelaku usaha atau lebih dalam suatu pasar sehingga dapat mempengaruhi keadaan dan kompetisi di pasar. SA tidak otomatis dilarang, karena justru dapat berakibat pro persaingan dalam pasar. Pemeriksaan atas SA harus diarahkan pada praktek pelaku usaha dalam aliansi dengan dibedakan antara ancillary atau naked. Perjanjian anti persaingan yang naked sepatutnya ditetapkan per se illegal, sedangkan di luar itu sebaiknya diperiksa berdasar rule of reason. Dalam SA harus dapat dibedakan antara unreasonable dan reasonable restraint agar Otoritas Persaingan Usaha (KPPU) dan Pengadilan dapat menentukan praktek apa yang dilarang dan diperbolehkan. Dengan demikian, bermanfaat pula untuk penentuan remedy yang paling baik bagi pasar. Dari hasil penelitian putusan KPPU, dapat disimpulkan bahwa KPPU juga memeriksa SA berdasar perjanjian dan praktek oleh pelaku usaha yang beraliansi.

This study discusses why the strategic alliance (SA) is not treated equally by the Competition Authorities as well as Mergers & Acquisitions (M & A), analyzes the implications of SA in the market using economic theories and antitrust law. In addition, this study also raises the application of antitrust law in Indonesia in regulating SA. The methods used in this research are analytical descriptive method, deduction and induction. Similarity between SA and M & A is that there"s an element of integration among two or more business actors that could affect the competition in the market. SA is not automatically prohibited, because it may result pro competition effects. Scrutiny of SA ought to be focused on business practices in the alliance with the distinction: "ancillary" or "naked". Anti competitive agreements which are "naked" have to be condemned illegal per se, other than that should be examined based on the rule of reason. In SA, authorities need to distinguish between "unreasonable" and "reasonable" restraint so they and the Court can determine which practices are prohibited and allowed. Thus, it will also be useful to define the best remedy for the market. From analyzing KPPU decision, it can be concluded that KPPU also looks at SA based on agreements and business practices of the alliance."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T26697
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bob Novitriansyah
"ABSTRAK
lndustri media massa di Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat pesat, ditandai dengan munculnya media massa baru, baik elektronik maupun cetak. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan informasi bagi sebagian besar masyarakat Indonesia sudah menjadi bagian dari kehidupan seperti halnya kebutuhan lainnya. Sehingga apapun yang berhubungan dcngan penyediaan berita dan informasi akan terus diminati yang tentunya hal ini menjadi salah satu daya tarik bagi pengusaha untuk terjun di bisnis ini.
Pencabutan SIUPP (Surat lzin Usaha Penerbitan Pers) pada tahun 1998 sebagai salah satu persyaratan untuk menerbitkan sebuah media cetak serta berlandaskan UU No. 40 tahun 1999 tentang pers, membuat banyak bermunculan media cetak barn yang mempunyai berbagai karakteristik dan positioning masing-masing.
Bergairahnya televisi swasta membawa dampak cukup besar bagi dunia pertelevisian dan periklanan Indonesia serta semakin memanjakan pemirsa dalam memilih stasiun televisi yang disukai. Terjadi persaingan kreativitas dalam membuat program acara dan kemasannya serta mempertajam fokus pada segmentasi pemirsa.
Kini berbagai media informasi yakni media cetak, radio, televisi dan internet bersaing ketat merebut pengguna informasi dan hiburan yakni pembaca, pendengar, pemirsa, dan pengiklan. Kemampuan untuk merebut iklan, merupakan salah satu cara untuk mempertahankan kelangsungan hidup dalam industri media.
Agar industri surat kabar dan pertelevisian di masa depan tetap eksis dan berkembang tiada lain pilihannya adalah join multimedia atau dengan melakukan aliansi strategis. Hal ini disebabkan antara lain karena core business-nya yang sama, maka optimalisasi efisiensi dan daya saing dapat terwujud.
Kontribusi sebuah surat kabar dalam sinergi tersebut adalah kedalamannya dalam pemberitaan sehingga teijadi efektifitas dalam membahas suatu masalah yang dituju konsumen. Kontribusi televisi disini adalah mampu menyajikan gambaran audio visual sehingga informasi dan materi yang disampaikan relatif lebih dinamis dan utuh scrta coverage area yang begitu besar sehingga mampu menjangkau konsumen yang lebih banyak.
Salah satu kasus perusahaan media guna mempercepat pertumbuhan dan berdaya saing tinggi di industrinya adalah surat kabar Media Indonesia yang melakukan aliansi strategis dengan stasiun televisi Metro TV. Strategi tersebut dilakukan karena mereka memiliki the knowledge journalists dan sumber daya manusia yang profesional serta kekuatan sumber daya lainnya yang menunjang keberlangsungan bisnis tersebut.
Beberapa alasan yang menjadi motivasi aliansi strategis yang dilakukan Media Indonesia dengan Metro TV antara lain adalah mengembangkan dan meningkatkan efisiensi operasional, fasilitas dan proses serta menyediakan akses pada kapabilitas baru, pengetahuan baru dan teknologi baru, menurunkan resiko dan mengatasi ancamanancaman dalam persaingan dan meningkatkan kemampuan dalam mempertahankan posisinya serta memberikan nilai tambah atau perluasan lini produk perusahaan.
Beberapa aliansi strategis yang dibangun Media Indonesia dengan Metro TV untuk meningkatkan kompetensi inti dan ketmggulan bersaing yaitu aliansi strategis untuk meningkatkan kompetensi dalam hal keunggulan inovasi, efisiensi dan penerimaan konsumen, aliansi strategis untuk meningkatkan kineija sumber daya manusia serta meningkatkan efisiensi dalam menghasilkan berita/produk dan aliansi strategis yang memungkinkan perusahaan membagi resiko dan sumber daya yang diperlukan untuk memasuki pasar di industri media cetak di fudonesia.
Penurunan resiko dan ancaman yang dapat dihasilkan dari aliansi strategis Media Indonesia dengan Metro TV di bidang redaksi antara lain adalah resiko ketidakakuratan dan ketidakaktualan berita dapat diperkecil karena berita diolah secara bersama dan berita untuk acara televisi yang harus selalu hangat dapat juga diberitakan di Media fudonesia.
Pada bagian iklan, pemasar iklan di Media fudonesia dan Metro TV bersinergi secara total dalam memasarkan space iklan baik di Media fudonesia maupun di Metro TV. Sehingga program-program dan paket-paket iklan yang ditawarkan terkadang saling terkait antara memasang di Media Indonesia dan di Metro TV. Dampak positifnya tentu saja adalah keragaman pengiklan dengan keinginan dan strategi komunikasi pemasarannya yang berbeda-beda dapat diakomodir ke media yang berbeda, apakah ke media cetak atau ke televisi.
Masalah yang dihadapi oleh Media Indonesia dan Metro TV dalam melakukan aliansi adalah berupa isu besar tentang keadilan tingkat kesejahteraan dan fasilitas yang diterima di tengah aneka ragam persepsi seluruh karyawan. Untuk itu pihak manajemen berupaya untuk transparan dalam segala hal sehingga terwujud hubungan keijasama yang selaras dalam jangka panjang. Antara kedua perusahaan dapat saling bertukar pikiran dan membahas mengenai penyesuaian strategi yang hams dilakukan dalam menghadapi
perubahan kompetisi yang terjadi sehingga dapat meningkatkan daya saing.
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Andika Jaka Daniswara
"ABSTRACT
This paper examines the role of customers and inter firm collaboration in becoming a source of sustained competitive advantage in video game industry. The study used resource based view of the firm and dynamic capabilities as the theoretical approach, focusing on the internal side of the firm in making an assessment. It found that there are numerous untapped opportunities available for companies in video game industry regarding inter firm collaboration and customers. In particular, it discovered that the application of cross platform play and investment into customer support would improve the source of sustained competitiveness. Finally, this study develops a conceptual model to illustrate the findings and derive future research suggestions.

ABSTRACT
Makalah ini membahas peran pelanggan dan kolaborasi antar perusahaan yang menjadi sumber keunggulan kompetitif berkelanjutan dalam industri video game. Studi ini menggunakan pandangan berbasis sumber daya perusahaan dan kapabilitas dinamis sebagai pendekatan teoritis, dengan fokus pada sisi internal perusahaan dalam membuat penilaian. Studi ini menemukan bahwa ada banyak peluang yang belum dimanfaatkan yang tersedia bagi perusahaan di industri video game terkait kolaborasi dan pelanggan antar perusahaan. Secara khusus, makalah ini menemukan bahwa penerapan cross-platform game dan investasi ke dalam pelayanan pelanggan akan meningkatkan sumber daya saing yang berkelanjutan. Terakhir, penelitian ini mengembangkan model konseptual untuk menggambarkan hasil dan memperoleh saran penelitian di masa depan."
2017
S68151
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Aliansi adalah pilihan suatu negara untuk meningkatkan kekuatan militer relatif menghadapi ancaman yang tidak bisa diatasi oeh kekuatan internal. Malaysia dalam aliansi FPDA telah menjadi ancaman tidak seimbang bagi Indonesia. Namun Indonesia sendiri tidak mungkin membentuk kontra aliansi karena kebijakan politik luar negrinya yang bebas aktif. Esai ini ditujukan untuk mengkaji potensi alignment untuk mengimbangi ancaman tersebut."
JPUPI 5:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>