Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7882 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Flin, David
"If there are two phrases we have come to know very well, they are 'environmental awareness' and 'credit crunch'. The world is looking for ways to decrease the emission of CO2 into the atmosphere, without incurring major costs in doing so. By increasing efficiencies up to about 90 per cent using well-established and mature technologies, cogeneration represents the best option for short-term reductions in CO2 emission levels.
The ability to maximise revenue streams by taking advantage of price fluctuations in the cost of energy supply, and ensuring the ability to supply power regardless of what is happening on the grid, are powerful incentives to use cogeneration. The collapses of the grid networks in North America and Italy in 2003 were a stark reminder of what can happen if there is over-reliance on the grid network.
Cogeneration makes sense economically, environmentally and operationally.
"
London: Institute of South East Asia Studies, 2010
e20452723
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Yohana Dewi Novarini
"Proses pembangkitan listrik dan kukus dengan siklus kogenerasi berbahan bakar gas dapat melalui dua cara yaitu pembakaran langsung dan pembakaran tidak langsung. Proses yang biasa digunakan ialah pembakaran langsung gas metana terdapat pada siklus kogenerasi sederhana (CS). Sedangkan pembakaran tidak langsung melalui reaksi pembentukan kukus (CSR). Dari segi pemanfaatan panas buang, upaya memaksimumkan jumlah Iistrik dapat dilakukan dengan memanfaatkannya sebagai pemanas mula reformer (CSRPr).
Untuk membandingkan ketiga siklus CS, CSRPr dan CSR dibuat flowsheeting dengan perangkat lunak ChemCAD 5.0.0, sedangkan analisa kinerja teknis dan ekonomi dengan menggunakan program Microsoft Excel, Basis pada ketiga siklus ialah bahan baku CH4 sebanyak 1,40E+07 MMBtu/tahun.
Hasil yang diperoleh ialah kapasitas listrik tertinggi dihasilkan siklus CSRPr sebanyak 2,10E+09 kWh/tahun. Kinerja paling baik secara teknis dan ekonomi diperoleh melalui siklus CSRPr dengan parameter antara Iain efisiensi overall sebesar 98%, efisiensi listrik 48,8% dan efisiensi LHV 60% memiliki biaya produksi yang paling murah dibanding siklus Iainnya yaitu listrik 4,3 US$/kWh dan kukus 4,709 US$/ton. Sedangkan biaya produksi kedua siklus yang lain lebih dari 5 USĀ¢/kWh dan 6 US$/ton. Siklus yang layak secara ekonomi ialah CS dan CSRPr karena memenuhi kriteria investasi yaitu IRR > 18% dan waktu pengembalian (PBP) < 7 tahun. Sedangkan untuk siklus CSR, tidak layak secara ekonomi dilihat dari parameter IRR (16,06%) dan PBP ( 7,62 tahun).
Uji kepekaan dilakukan dengan perubahan kapasitas produksi, harga jual produk, harga bahan baku dan tingkat suku bunga. Dari analisa diperoleh bahwa kepekaan investasi terhadap harga jual listrik dan perubahan kapasitas lebih tinggi dibandingkan kepekaan terhadap harga bahan baku."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S49148
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lilburn: Fairmont Press , 1997
333.793 COG
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Meckeler, Milton
New York: McGraw-Hill, 2010
621.199 MEC s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
I Dewa Gede Agus Tri Putra
"System cogeneration adalah produksi energi thermal dan listrik secara simultan dengan sebuah sumber energi primer. System ini disusun oleh 5 komponen utama yaitu: kolektor surya (evaporator), motor torak tenaga uap dengan generator set, unit heat exchanger (kondensor) dan sebuah pompa sebagai sirkulator. Dalam kajian yang dilakukan, faktor-faktor yang mempengaruhi Daya listrik dan Thermal yang dihasilkan dalam system cogeneration ditunjukkan dalam sebuah hubungan matematis, serta pemodelan thermal untuk sebuah gedung lantai 3 yang akan diaplikasikan system cogeneration. Metode yang akan digunakan adalah regression multivariate dengan control least square dan meminimalkan residu antara hasil pengukuran dan hasil perhitungan (error analysis). Setelah kajian yang dilakukan, sebuah model kuadratik yang sesuai untuk mempresentasikan phenomena pisik yang terjadi pada motor torak tenaga uap yang akan digunakan dalam cogeneration system pada sebuah bangunan berlantai 3. Motor torak tenaga uap yang digunakan bekerja pada tekanan 30 bar dan memiliki putaran stabil pada 1500 rpm. Dengan menggunakan software TRNSYS 16 kebutuhan energi thermal gedung disimulasikan selama 8760 jam dan disesuaikan dengan kondisi iklim tempat perencanaan model yang akan dibangun. Dari simulasi yang telah dilakukan maka dapat diketahui bahwa total energy yang di konsumsi gedung tersebut adalah 62.5 kWhep/m2/tahun.

Cogeneration system is the production of thermal and electrical energy simultaneously with a primary energy source. This system is composed by five main components: solar collector (evaporator), steam piston motor with a generator set, the unit heat exchanger (condenser) and a pump as circulator. In a study conducted, the factors that affect the electrical and thermal power generated in the cogeneration system is shown in a mathematical relationship, and thermal modeling for a building that will be applied to cogeneration systems. Methods to be used are a multivariate regression with least square control and minimize the residuals between measurements and calculation response (error analysis). Once the study is done, a quadratic model is appropriate to present the physical phenomena occurring in the small steam engine that will be used in cogeneration system on a three floor building. Small steam engine that has been used work at under pressure of 30 bar on steady rotation at 1500 rpm. By using software TRNSYS 16 thermal energy requirements during 8760 hours of simulated building and adapted to the climatic conditions of the planning model to be built. From the simulations that have been made, it can be seen that the total energy consumption in buildings is 62.5 kWhep/m2/tahun."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T29756
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pansini, Anthony J.
Lilburn: The Fairmont Press, 1994
621.312 1 PAN g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Alif Nuzulul Hidayat
"PLTP memiliki potensi berupa limbah panas yang masih terkandung dalam kondensat atau brine yang biasanya diinjeksikan kembali ke dalam bumi melalui sumur reinjeksi. Dalam penelitian ini dilakukan analisis tekno-ekonomi terhadap pemanfaatan potensi limbah panas PLTP Kamojang untuk proses penyulingan minyak akar wangi yang terletak di Kabupaten Garut. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa secara teknis kondensat PLTP Kamojang dapat dimanfaatkan untuk penyulingan akar wangi. Namun, akan lebih efektif apabila dapat ditemukan sumur yang mengandung brine. Total biaya kapital dan operasional yang dibutuhkan untuk skema brine secara berturut-turut adalah Rp42.727.999.500 dan Rp549.801.000, sedangkan untuk skema kondensat adalah Rp28.382.845.500 dan Rp420.174.000.
Secara ekonomi, penggunaan kondensat tidak layak untuk penyulingan minyak akar wangi. Skema pemanfaatan limbah panas bumi untuk penyulingan minyak akar wangi yang paling menguntungkan adalah menggunakan brine pada jarak maksimal 1 km dari sumber panas serta didanai 70% dari hibah dan 30% dari pemerintah dengan NPV Rp 1.057.899.500, IRR 10,16% dan PBP pada tahun ke-8. Emisi gas CO2 yang dapat dihindari dari penggunaan brine untuk proses penyulingan minyak akar wangi adalah sebanyak 213,5 ton CO2/tahun.

Geothermal power plant potential in the form of waste heat which is still contained in the condensate or brine is usually injected back into the earth through reinjection wells. In this research, techno-economic analysis of waste heat utilization from geothermal power flant for vetiver oil production located in Garut is conducted. The result of this research revealed that condensate of Kamojang geothermal power plant technically can be used to supply heat for vetiver oil production. However, it would be more effective if wells that contain brine can be found. Total of capital and operating costs required for the brine scheme are Rp42.727.999.500 and Rp549.801.000, while the condensate scheme are Rp28.382.845.500 and Rp420.174.000, respectively.
Economically, the use of condensate is not feasible for the vetiver oil production. The most profitable scheme of geothermal waste heat utilization for vetiver oil production is to use brine at a maximum distance of 1 km from the source of heat and funded 70% of grant & 30% of government with NPV Rp1.057.899.500, IRR 10,16% and PBP on the 8th year. CO2 Emissions can be avoided from the use of brine for vetiver oil production is as much as 213,5 tonnes of CO2/year.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63994
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jensen, James N.
New Jersey: Pearson/Prentice Hall, 2006
620 JEN u
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
O`Hanlon, John F.
New York: John Wiley & Sons, 1980
621.55 OHA u
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
McCleary, John
Wilmington, Delaware: Publish or Perish, 1985
R 514.2 MCC u
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>