Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 34791 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Joko Riadi
"ABSTRAK
Dari catatan sejarah, profesi penilai ini berawal dari Inggris pada abad kelima belas.
Dengan berkembangnya daerah-daerah perkotaan, para pemilik harta semakin menyadari
perlunya suatu keahlian dalam mengurus harta-harta tanah mereka. Juru ukur tanah,
yang mana fungsi mereka mengukur dan mencatatkan hak milik harta tanah, dianggap
sebagai pihak yang ahli dalam mengurus harta tanah.
Setelah perang dunia pertama berakhir, minat untuk mendalami profesi ini bertambah
dan bagi institusi yang memberikan latihan teknis diberikan status universitas.
Organisasi yang bergerak dalam pengurusan estat dibentuk dan kursus-kursus yang
memberikan sertipikat dalam pengurusan estat mulai diperkenalkan di Universitas
Cambridge. Sejak saat itu banyak politeknik dan universitas di Inggris yang menawarkan
kursus dalam pengurusan real estat.
Perusahaan jasa penilai, yang memberikan layanan jasa penilaian, adalah merupakan
bagian dari pelaku ekonomi. Di Indonesia, penilaian sebagai suatu disiplin ilmu mulai
dikenal sekitar tahun 1970-an dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri
Perdagangan Republik Indonesia No.161/KpA/l/77 tentang Ketentuan Perizinan Usaha
Penilai.
Pada tahun 1976, untuk pertama kalinya berdirilah organisasi penilai yaitu API (Asosiasi
Penilai Indonesia), yang kemudian disusul oleh GAPINDO (Gabungan Profesi Penilai
Indonesia) pada tahun 1979. Pada tahun 1980 kedua organisasi tersebut digabung
menjadi satu organisasi yang dikenal sebagai GAPPI (Gabungan Perusahaan Penilai
Indonesia), yang merupakan organisasi perusahaan-perusahaan penilai di Indonesia. Sedangkan sebagai organisasi perorangannya dikenal sebagai MAPPI (Masyarakat
Profesi Penilai Indonesia) yang berdiri sekitar tahun 1980. Kemudian dibentuk Yayasan
Pendidikan Penilai Indonesia (YAPPI) untuk melatih para calon penilai menjadi penilai
yang profesional. Pada awalnya, jasa penilai terutama dipergunakan untuk menilai harta-harta yang akan
digunakan sebagai jaminan-jaminan terhadap pinjaman dari bank-bank atau lembagalembaga
keuangan. Dan kini, jasa penilaian telah meluas dari bidang yang sempit
tersebut kebidang yang lebih luas. Hal ini disebabkan oleh dua faktor utama yaitu
diberlakukannya Undang-Undang No.8 tahun 1995 tentang Pasar Modal dan Surat
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.507/KMK.04/1996 tentang
Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan. Laju pertumbuhan ekonomi yang terjadi sejak pemerintahan orde baru, telah mendorong
peningkatan peranan industri jasa termasuk jasa penilai. Peningkatan yang terjadi
terutama terlihat pada jumlah perusahaan yang ada pada saat ini dan juga pada jumlah
penilainya tetapi belum diimbangi oleh kualitasnya. Untuk memenuhi permintaan
masyarakat yang semakin meningkat, perusahaan jasa penilai harus terus menerus
meningkatkan kualitas penilai-nya. Peningkatan kualitas penilai selain untuk memenuhi
tuntutan profesi juga untuk mencapai standar pengetahuan yang dibutuhkan untuk
menilai suatu obyek yang lebih kompleks. Untuk memenuhi tuntutan masyarakat tersebut, ternyata perusahaan-perusahaan penilai
menghadapi berbagai kendala baik faktor intern maupun faktor ekstern seperti sumber
daya manusia, standar pekerjaan penilaian, belum memasyarakatnya profesi penilai dan
kurangnya sarana penunjang. Sumber daya manusia yang kurang profesional disebabkan oleh beberapa faktor yaitu
pendidikan, pengalaman kerja, mental para peniiai dan penguasaan bahasa asing. Belum
adanya standar penilaian yang baik menyebabkan masing-masing perusahaan peniiai
atau masing-masing tenaga peniiai yang ada dalam satu perusahaan memberikan
penilaian yang berbeda untuk obyek yang sama. Kondisi demikian jelas kurang
menguntungkan bagi perusahaan peniiai dalam menghadapi klien apalagi menghadapi
jasa peniiai asing. Kondisi ini diperburuk lagi dengan adanya kode etik peniiai yang mana
perusahaan peniiai dilarang beriklan serta belum adanya jalur formal pendidikan peniiai di
Indonesia. Pada awalnya, pengguna jasa yang utama adalah Bank-Bank pemerintah. Saat ini,
pengguna jasa tersebut telah meluas meliputi Bank-Bank swasta, BUMN, BUMD,
perusahaan-perusahaan asuransi, pengembang dan perusahaan-perusahaan lain yang
bergerak diberbagai bidang. Diberlakukannya Undang-Undang No.8 tahun 1995 tentang Pasar Modal dan
dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia
N0.57/KMK.OI 7/1996 tentang Jasa Peniiai, menunjukkan bahwa profesi peniiai semakin
diakui keberadaannya dan tentunya hal ini turut memperluas pasar pengguna jasa peniiai
karena profesi ini akan semakin dikenal masyarakat.
PT Jasa Advisindo Lestari merupakan salah satu perusahaan jasa peniiai. Jasa-jasa yang
diberikan meliputi :
1. Penilaian harta kekayaan baik yang berwujud (tangible) maupun yang tidak
berwujud (intangible)
2. Penilaian kelayakan usaha (feasibility study)
3. Penilaian pelaksanaan proyek (monitoring project)
4. Penelitian pasar (market research)
5. Evaluasi usaha (business evaluation)
6. Manajemen proyek (project management)
7. Manajemen properti (property management)
8. Agen properti (property agency)
9. Konsultansi pemasaran properti (property marketing consultancy)
10. Corporate Asset Management.
Sumber daya PT Jasa Advisindo Lestari yang dapat dipandang memiiiki keunggulan
relatif terhadap pesaingnya adaiah :
Tenaga marketingnya adaiah mantan pegawai Bank BNI sehingga memiiiki akses
yang baik untuk memperoleh informasi dari Bank tersebut.
Salah satu direksinya telah menyelesaikan pendidikan S2 bidang penilaian di
Universiti Teknologi Malaysia, Malaysia, dan saat ini menjabat sebagai Sekretaris
Jenderal MAPPI. Sebagai pengurus MAPPI, yang bersangkutan memiiiki akses
yang baik untuk memperoleh informasi mengenai perkembangan usaha jasa
penilai.
Sebagian besar staf-staf perusahaan adaiah tenaga-tenaga penilai yang
berkualitas dan memiiiki pengalaman yang cukup dibidangnya, telah mengikuti
pendidikan penilaian dan telah terdaftar sebagai anggota MAPPI.
Selama ini perusahaan hanya dapat memasarkan 3 jenis jasa yaitu penilaian harta,
penilaian kelayakan usaha dan penilaian pelaksanaan proyek. Hal ini bukan disebabkan
karena kemampuan dan jumlah sumber daya yang terbatas tetapi lebih disebabkan karena pasar yang dilayani secara serius hanya 1 sehingga proyek-proyek yang diperoleh
tidak bervariasi. Hal ini didukung dari analisis sumber daya yang menunjukkan bahwa
sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan cukup memadai untuk mengerjakan proyekproyek
yang iainnya.
Keadaan ini menunjukkan bahwa pangsa pasar yang dimiliki oleh PT Jasa Advisindo
Lestari sangat kecil dan posisi bersaingnya juga lemah. Perusahaan harus memperbesar
pangsa pasarnya untuk memperkuat posisi bersaingnya. Untuk mencapai hal tersebut,
perusahaan harus menambah jumlah pasar yang dilayani. Semakin banyak jumlah pasar
yang dilayani, semakin besar pula peluang untuk memperoleh proyek.
Berdasarkan analisis lingkungan, posisi PT Jasa Advisindo Lestari berada di kuadran II
pada The Grand Strategy Matrix karena perusahaan ini berada dalam industri yang
sedang tumbuh tetapi memiliki posisi bersaing yang lemah. Dengan kondisi yang dimiliki
oleh perusahaan, strategi yang dapat dipilih untuk memperbesar pangsa pasar dan
memperkuat posisi bersaingnya adalah strategi penetrasi pasar. Strategi ini merupakan
strategi yang paling tepat untuk dilaksanakan untuk jangka pendek dan menengah dalam
rangka meningkatkan pendapatan melalui peningkatan pangsa pasar.
Penerapan strategi penetrasi pasar mempunyai dampak bahwa perusahaan harus
menambah tenaga pemasaran dan tenaga ahli yang berkualitas. Tambahan tenaga
pemasaran diperlukan untuk memasuki pasar-pasar yang baru, sedangkan tambahan
tenaga ahli yang berkualitas diperlukan untuk mengantisipasi proyek-proyek yang akan
diterima dan juga mempertahankan keunggulan kompetitif yang selama ini telah dimiliki
yaitu mutu pekerjaan dan reputasi perusahaan. Sebagian besar perusahaan penilai memiliki sumber daya dan kemampuan yang relatif
sama sehingga sangat sulit menciptakan nilai tambah bagi perusahaan dalam pasar
tersebut. Strategi apapun yang dibuat untuk memperoleh keunggulan akan segera ditiru
oleh perusahaan lain. Jadi agar dapat bertahan, keunggulan kompetitif harus didukung
oleh sumber daya dan kemampuan yang langka dan imperfectly mobile.
Walaupun memiliki sumber daya yang langka dan immobile, perusahaan belum berada
pada posisi yang aman. Perusahaan harus melakukan mekanisme isolasi agar
keunggulan kompetitif yang telah dimiliki dapat bertahan. Mekanisasi isolasi yang dapat
dilakukan oleh FT Jasa Advisindo Lestari terdiri dari Impediments to Imitation dan Eariymover
Advantages. Mekanisme isolasi yang termasuk kedalam Impediments to imitation
adalah superior acces to input or customer dan causal ambiguity. Sedangkan
mekanisme isolasi yang termasuk kedalam Early-mover Advantages adalah reputasi dan
buyer switching cost.
Superior acces to input or customer dimungkinkan karena manajer pemasaran
perusahaan adalah mantan pegawai Bank BNI sehingga yang bersangkutan dapat
dengan mudah memperoleh informasi mengenai prospek proyek yang ada di Bank BNI.
Tenaga ahli yang dimiliki oleh perusahaan adalah tenaga ahli yang berkualitas dan
memiliki pengalaman yang cukup dalam bidangnya. Kondisi ini termasuk causal
ambiguity yang merupakan salah satu jenis mekanisme isolasi untuk mempertahankan
keunggulan kompetitif.
Perusahaan memiliki reputasi yang baik dalam mengerjakan proyek-proyeknya. Hal ini
tercermin dari adanya beberapa pengguna jasa yang memanfaatkan jasa perusahaan
lebih dari satu kali. Bagi perusahaan-perusahaan tersebut, mengganti perusahaan penilai untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan berikutnya akan mengandung resiko yang
digambarkan sebagai buyer switching cost karena mereka belum mengetahui reputasi
dari perusahaan yang baru tersebut.
PT Jasa Advisindo Lestari memiliki keunggulan kompetitif dan mekanisme isolasi yang
cukup kuat untuk menghambat agresifitas pesaing dan masuknya pendatang baru.
Namun demikian, tidak mustahil dalam waktu yang tidak terlalu lama iagi keunggulan
kompetitif tersebut dapat dinetralisir oleh para pesaing. Perusahaan harus
mengantisipasi keadaan ini dan mulai mempersiapkan langkah-langkah yang akan
diambil untuk mempertahankan keunggulan kompetitifnya."
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
F. Susatyo Kuncoro
"ABSTRAK
Saat ini perkembangan teknologi informasi khususnya teknologi telekomunikasi
mengalami kemajuan yang sangat pesat, perkembangan ini ditunjang pula oleh kemajuan
teknoIogi inovasi di berbagai bidang, sehingga dipastikan bahwa era masyarakat inforrnasi
akan terjadi. Di Indonesia dengan adanya deregulasi di bidang telekomunikasi pada tahun
1989, menjadikan perusahaan swasta boleh berperan aktif dalam pembangunan prasarana
dan sarana telekomunikasi yang menjanjikan masa depan yang cerah.
PT LA yang menjadi obyek penelitian penulis dalam karya akhir ini, dengan adanya
deregulasi pemerintah di bidang telekomunikasi, ikut serta membantu program pemerintah
dalam membangun prasarana dan sarana telekomunikasi di Indonesia, dimana perusahaan ini
memiliki kegiatan bisnis utamanya yaitu pelayanan jasa aplìkasi jaringan dan komunikasi
data, yang membantu pelanggan mengkomunikasikan data atau informasi penting kepada
pihak yang diinginkannya melalui suatu jaringan komunikasi yang dirancang oleh PT LA.
Jasa yang diberikan kepada pelanggan adalah membangun sistem komunikasi secara total,
dalam arti PT LA dapat membuatkan program atau aplikasi komputer bagi pelanggsn,
menyediakan perangkat keras yang sesuai dengan kebutuhan dan sekaligus juga menyewakan
saluran komunikasi yang dimilikinya sesuai dengan kecepatar) transfer data yang diinginkan
pelanggan.
Kemajuan-kemajuan yang diperoleh PT LA tidak terlepas dari kemajuan teknologi
dalam bidang komputer dan telekomunikasi yang penuh dengan inovasi dan juga dibantu
pula oleh kebutuhan pasar yang pada saat tu sangat mengharapkan dapat mengirim dan
mengakses data-data perusahaan ke pihak lain secara cepat dan murah.
Untuk dapat memperoleh gambaran yang tepat tentang perkembangan PT LA penulis
mengadakan analisis terhadap strategi bisnis yang dijalankan perusahaan dalarn beradaptasi
terhadap lingkungan usaha yang selalu berubah. Setelah penulis mengetahui strategi bisnis
yang dijalankan perusahaan, maka penulis juga harus menganalisis laporan keuangannya
yang merupakan ringkasan dari kegiatan ekonomi yang dijalankan perusahaan. Salah satu
cara untuk melihat kondisi keuangan perusahaan adalah dengan menganalisis laporan
keuangan melalui analisa rasio dan arus kas perusahaan.
Setelah mengevaluasi dan menganalisa perkembangan perusahaan selama 5 tahun
dari tahun 1992 sampai 1996 termasuk didalamnya strategi differentiated yang dijalankan PT
LA dan juga kondisi keuangan perusahaan, maka penulis menyimpulkan PT LA telah
memiliki kekuatan internal yang merupakan competitive advantage perusahaan, yaitu:
? Memiliki hak konsesi khusus yang diberikan oleh pemegang saham yaitu pemanfaatan
jaringan terestrial dan pelayanan jasa aplikasi perbankan yang membuat pesaing sulit
untuk bersaing langsung.
? Ragam layanan produk / jasa yang lengkap dan cakupan wilayah usaha yang luas
membuat PT LA sanggup memberikan solusi secara total.
? Kinerja keuangan perusahaan menunjukkan kecendrungan yang baik, terlihat dan angka
rasio yang semakin mernbaik. PT LA juga dapat mempertahankan tingkat ROE dan
sustainable growth yang relatif stabil.
Sedangkan kelemahan-keIemahan internal yang ada pada PT LA adalah:
? ketergantungan infrastrukiur dengan badan penyelenggara(PT Telkom) membuat PT
LA sulit untuk mengkontrol kualitas yang diberikan kepada pelanggan.
? Diversifikasi produk mengkaburkan bisnis inti perusahaan. Jika tidak diwaspadai oleh
perusahaan, maka dengan adanya aneka ragam jasa yang ditawarkan membuat PT LA
tidak memiliki bisnis inti yang menjadi handalan PT LA.
? Kurangnya kegiatan pemasaran perusahaan. Hal ini terlihat selama 5 tahun nilai biaya
pemasaran rata-rata hanya 2 % dari total biaya usaha.
Walaupun PT LA memiliki kelemahan, PT LA juga menghadapi peluang-peluang
yang ada. Peluang-peluang tersebut adalah:
? Kebutuhan pokok akan teknologi informasi. Pada era informasi seperti sekarang ini
kemajuan bisnis usaha diperlukan sistem komunikasi yang dapat mentransfer data
secara cepat dan murah.
Pada akhirnya, ancaman yang perlu diwaspadai oleh perusahaan adalah:
? Kompetisi yang semakin meningkat Dengan munculnya era perdagangan bebas,
kemungkinan masuknya perusahaan asing dalam bentuk merger, joint Venture atau
global alliances akan mengancam pertumbuhan perusahaan. Juga jika hak konsesi
dihapus oleh Badan Penyelenggara maka akan menjadi ancaman yang serius bagi PT LA.
? PT LA masih memerlukan dana dari pihak pemegang saham untuk menyetor dana baik
dalam bentuk penjaman maupun setoran modal Para pemegang saham sudah pasti
memiliki keterbatasan dalam menyediakan dana yang dibutuhkan PT LA di masa
mendatang. Kondisi tersebut akan mengurangi kemampuan perusahaan untuk
mengembangkan bisnisnya.
"
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azhari Aziz
"ABSTRAK
Industri jasa pelayanan kesehatan di Indonesia beberapa tahun terakhir ini mengalami perkembangan yang cukup pesat dengan pertumbuhan pasar yang bergerak secara cepat hal ini terutama disebabkan oleh makin meningkatnya kesadaran ma-syarakat dan kemampuan daya beli masyarakat yang relatif lebih baik. Tulisan ini menganalisis lebih banyak tentang produk jasa pelayanan kesehatan IMA Medical Center yang merupakan suatu unit bisnis yang berada di bawah struktur organisasi Ikatan Dokter Indonesia. Sebagai salah satu produsen dalam industri jasa pelayanan kesehatan, IMA Medical Center menghadapi berbagai masalah pemasaran diantaranya persaingan di dalam memasarkan jasa pelayanan kesehatannya.
Sebagaimana diketahui bahwa pemerintah melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan tahun 1988 No. 159b/Men-kes/Kes/II/1988 dan disusul kemudian dengan peraturan pemerintah No. 17/1992 dan dimodifikasi dengan Peraturan Pemerintah No. 20/1994 memberikan banyak kemudahan bagi penanam modal dalam dan luar negeri untuk menanamkan investasinya pada bidang kesehatan rumah-sakit di Indonesia. Kebijakan ini merupakan salah satu cara untuk mendukung perkembangan rumah sakit swasta yang perannya saat ini hanya 0,78% dari seluruh tempat pelayanan kesehatan di Indonesia. Dengan adanya sistem deregulasi dalam peraturan industri pelayanan kesehatan ini diperkirakan tingkat persaingan pada tahun-tahun mendatang akan bertambah ketat. Didirikannya IMA Medical Center dengan menanam investasi hampir $ US 10.000.000 pada pelayanan jasa kesehatan karena banyak kemudahan dan dukungan yang diberikan pemerintah.
IMA Medical Center baru memasuki pasar pada awal tahun 1993, maka unit bisnis ini relatif belum membuat perencanaan yang matang untuk penetrasi pasar dan pengembangan pasar. Oleh sebab itu tulisan ini akan membahas pula tentang alternatif strategi pemasaran yang sesuai dengan posisi unit usaha dalam situasi per-saingannya. Analisis pada segi produk dilakukan dengan tehnik penghitungan Polli-Cook, sedangkan untuk mengetahui posisi persaingannya digunakan dua pendekatan yaitu konsep daur hidup produk dan analisis portfolio daur hidup. Untuk mengetahui kebenaran pemilihan strategi pemasaran maka digunakan tehnik Analytical Hierarchy Process test. Berdasarkan hasil identifikasi posisi persaingan dan kecenderungan daur hidup industri, maka pilihan-pilihan strategi pemasaran dapat diketahui. Namun demikian, pilihan strategi tersebut harus dirangking sesuai dengan kebutuhan yang direncanakan dan sesuai pula dengan tujuan dan strategi IMA Medical Center.
Dalam hal ini, strategi pemasaran yang tepat dengan posisi IMA Medical Center adalah mempertahankan ceruk pasar dan meningkatkan posisinya secara bertahap. Hal ini mengandung arti bahwa IMA Medical Center harus melirik pada strategi market development seperti pilihan yang sejalan dengan kehendak dari hasil Analytical Hierarchy Process.
"
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Danu Permana
"Outsourcing merupakan salah satu alat manajemerl dalam rangica pelaksanaafl strategi bisnis perusahaan. Outsourcing dilakukan dengan cara melepaskan aktifitas fungsi? fungSi tertentu pacla pihak luar sebagai mitra kerja baik menggunakan fasilitas mereka maupun tidak dimana fungsi tersebut dinilai tidak berkaitan dengan pengembangan kompetensi inti perusahaan sehingga penggunaan sumberdaya internal dapat dilakukan secara efektif. Hal ini akan membawa dampak strategis pada perusahaan dikarenakan terbentukya kompetensi inti agar perusahaan mempunyai keunggulan bersaing (competitive advantage) ditentukan oleli sumber daya internal yang dimiliki (resources-based model).
PTCSE merupakan perusahaan PMA yang berdiri tahun pada 1995 dengan bisnis inti adalah jasa desain dan rekayasa dan konsultansi. Bidang industri yang dilayani adalah sektor industri ekstrasi metal,metal, resin dan kimia dan perlindungan lingkungan. Dalam bisnis ini bidang kerja perusahaan meliputi desain dan rekayasa sistem atau sub sistem dari industri yang dilayani.
Dengan menerapkan strategi outsourcing dan sejak awal berdirinya, PT. CSE juga terjun dalam bisnis peralatan pabrik dengan menghasilkan beberapa produk yang berkaitan dengan bidang industri pada bisnis intl. Serangkaian produk tersebut dinamakan CSE Brand. PT.CSE secara strategis tídak menanamkan investasi pada asset peralatan produksi sebagai fungsi manufaktur guna menghindari tingkat resiko yang besar. PT.CSE Iebih berkonsentrasi pada pernilikan sumber iaya manusia dan teknologi yang mampu menjalankan fungsi engineering yang unggul.
Sebagai pihak yang melakukan outsourcing (outsourcer) PT. CSE menyerahkan fungsi manufaktur pada industri peralatan pabrik (pemesinan) nasional sebagai pihak yang mcejalankan fungsi manufaktur tersebut atau outsourcee. Untuk itu permasalahan dalam tulisan ini dirumuskan sebagai berikut:
  • Fungsi rnanufaktur dalam indusiri peralatan pabrik memegaflg peraflan penting dalam proses penciptaan produk aichir yang nantinya di serahkan pada konsumen. Dengan bersandar pada kondisi industri pemesinan nasional saat ini, apakab pola outsourcing yang dijalankan dapat mencapai basil yang diharapkan. Seiain itu untuk mendapatkan pola outsourcing yang efektif, bagaimana bentuk hubungan outsourcing ini sehanisnya dijalankan terutamanya mengingat paxla standar kualitas produk yang ingin dicapai.
  • Sebagai perusahaan yang sejak awal berdirinya rnelaksanakan pola outsourcing yang bersifat strategis maka membawa implikasi path penentuan kompetensi Intl yang mesti dikembangkafl oleh manajeflien. Dengan model outsourcing ini, perlu diidentifilcasi kompetensi hifi perusahaan agar niendapatkan keunggLilan bersaing yang berkelanjutan.
Masalah spesifik lain bagi PT. CSB adalah bagaimana arah pengembangan strategi di masa depan memanfaatkan model outsourcing dan sumber daya internal yang dimiliki. Pendekatan dalam mengidentifikasi kompetensi inti dalam studi ini melalui pengkajian terhadap operasi produksi dan atribut produk yang diunggulkan oleh perusahaan yaitu diliputi harga produk yang Iebih murah daripada produk ex-impor dan produk telah menerapkan teknologi yang modern dan teruji. Dari kajian didapat kompetensi intl PT. CSE adalah de.cai,s peraki tan pabrik dan rekayasa sistem dan fun gsi procurement. Kompetensi inti merupakan suatu kombinasi dan kapabilitas dalam organisasi berupa:
  • Kualitas desain peralatan
  • Iníegrasi kernampuan desain peralatan ke dalam rekayasa sistem
  • Manajemen Pengetahuan
  • Keefektifan outsourcing
Dengan bantuan skematik routing kemudian dibahas keunggulan bersaing dad perusahaan yang bersumberkan dan kompetensinya. Kompetensi inti yang climiliki selain memberikan keunggulan bersaing pada produk akhir berupa jasa engineering atau rekayasa peralatan pabrik juga memberikan keunggulan bersaing dalam bisnis produk akhir berupa produk peralatan pabrik dengan cara melakukan strategi outsourcing.
Kesempatan meleveraging kompetensi inti dan PT. CSE melalui pola outsourcing diwujudkan dalam bentuk kemampuan menghasílkan produk peralatan pabrik. Eksploitasi dad kompetensi inti yang dimiliki oleh PT. CSE saat ini diintegrasikan dalam strategi dfferentiatiOfl focused dimana perusahaafl mengadakan diferensiasi produk pada suatu pangsa pasar tertentu saja. Lebih jauh lagi dalam meleveraging kompetensi intinya dikemukakan pula pengembangan strategi bersaing untuk mendapatkan tingkat keberlanjutan (sustainability) keunggulan bersaing yang lebih baik. Alternatif strategi bersaing yang dapat dilakukan:
  • Strategi tingkat korporat
    Mengembangkan hubungan dengan perusahaan engineering Jepang dahain suatu aliansi strategis.
  • Strategi tingkat bisnis
    Penataan rantai fluai perusahaan untuk mendapatkan atribut produk dalam menjalankan strategi differentiation.
Tinjauan atas kefektifan pelaksanaan outsourcing dalam mencapai produk yang memuaskan konsumen diukur dengan mecari keluhan-keluhan basil proses outsourcing. Ditentukan adanya hasil fabrikasi dañ mifl kerja yang kurang memuaskan. Untuk itu penelaahan atas tahapan implementasi outsourcing menyimpulkan bahwa kontrol kuatitas terhadap keria dañ mura perlu ditingkatkan dengan memperhatikan hal - hal:
  • Manajemen Kontrol Kualitas
  • Hubungan pola outsourcing dengan mitra kerja
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T5916
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anang Hidayat
Jakarta : Elex Media Komputindo, 2007
658.401 3 HID s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Irawan Satrio Leksono
"PT X merencanakan untuk mengadakan sebuah bentuk investasi hotel di lokasi yang sama dengan suatu obyek yang sudah dimiliki oleh perusahaan, yang bertempat di kota Bandung bagian utara. Obyek yang sudah ada tersebut berbentuk sebuah gedung Serba Guna (yang dalam Karya Akhir ini disebut sebagai SG) yang didalamnya terdiri dari fasilitas olah raga dan kebugaran, fasilitas ruangan untuk disewakan, fasilitas hiburan, sebuah restoran, bar dan salon. Fasilitas tersebut nantìnya akan digabung dengan hotel yang akan dibangun (dalam Karya Akhir ini disebut sebagai ABC), dengan harapan dapat bersinergi untuk memberikan revenue yang menguntungkan bagi perusahaan.
Mengingat pasar industri hotel yang demikian menarik karena perkembangan ekonomi dan pariwisata Indonesia pada umumnya, tentu akan banyak investor yang akan menjadi pesaing potensial bagi PT X. Untuk mengantisipasi hal tersebut PT X harus menyiapkan sebentuk strategi bersaing yang nantinya dapat digunakan oleh ABC sehingga kemampulabaan dapat tercapai untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang.
Sebelum melangkah lebih jauh, dilakukan analisis terhadap lokasi dan karakteristik dan pada tempat dimana ABC akan didirikan, dan melalui pertimbangan keunggulan serta kelemahan lokasi tersebut maka diusulkan sebuah konsep untuk ABC berbentuk resort hotel.
Dengan menganalisis market attractiveness, dimana dapat digunakan ALU (Analisis Lingkungan Usaha), baik dengan pertimbangan Iingkungan terjauh. industri maupun operasi daya tarik pasar sebenarnya untuk industri perhotelan dapat diketahui, yang ternyata memang menarik untuk dimasuki karena lingkungan yang ada mayoritas mendukung, walaupun ada diantaranya yang juga merupakan ancaman.
Selanjutnya pada analisis competitive position dilakukan pemetaan competitive setting industri hotel di Bandung, yang memberikan informasi penting mengenai figur pesaing-pesaing yang ada serta posisi masing-masing pesaing dalam industri tersebut. Dari sini juga didapatkan suatu informasi yang dapat dijadikan dasar untuk mengadakan analisis keuangan (bagian bawah) dan inforrnasi untuk melakukan pemetaan posisi ABC pada saat mulai beroperasi pada tahun 2000 yang ternyata masih berada di question mark, tetapi dengari suatu competitive position yang kuat. Pada analisis keuangan, proyek ABC ini memberikan NPV positif dengan IRR sebesar 15 persen (dalam US$) serta periode pengembalian selama 9,6 tahun.
Langkah selanjutnya adalah analisis competitive advantage, disini dapat digunakan analisis value chain, dan karena ABC belum berbentuk nyata maka hasil analisis pada bagian ini lebih berbentuk sebuah anjuran agar ABC kelak dapat bersaing. Anjurannya adalah bahwa ABC harus mempunyai keunggulan kompetitif pada aktivitas utamanya di bagian operasional dan bagian pengembangan sumber daya manusia untuk aktivitas pendukungnya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Ramawijaya
"Sebelum krisis moneter terjadi, industri rokok di Indonesia mempunyai peluang pertumbuhan yang sangat baik. Hal ini tercermin dari hampir selama sepuluh tahun terakhir, rata-rata pertumbuhan industri rokok di Indonesia mencapai 5% per tahunnya dan pertumbuhan tersebut sejalan dengan rata-rata pertumbuhan industri di Indonesia sebesar 7% pertahun (GAPPRI: 1993 - 1997).
Setelah krisis moneter mulai melanda Asia yang diawali dengan merosotnya nilai mata uang Bath dipertengahan tahun 1997, gejolak ekonomi di kawasan Asia telah mengimbas hampir semua pelaku bisnisnya. Ini terlihat pada akhir tahun 1997 pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalarni penurunan hingga tingkat 4,5% dibandingkan pertumbuhan pada tahun sebelumnya dan bahkan keadaan ekonomi tahun 1998 diperkirakan akan lebih sulit lagi.
Kondisi-kondisi tersebut mengharuskan para pelaku bisnis, khususnya dalam industri rokok untuk segera memformulasikan strateginya kembali. Pengembangan terhadap misi suatu bisnis, mengidentifikasi peluang dan ancaman pada organisasi perusahaan, rnenentukan kelebihan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan, menetapkan tujuan jangka panjang adalah beberapa hal penting yang harus diformulasikan kembali untuk rnengantisipasi darnpak ketidakpastian dirnasa mendatang.
PT. Britih American Tobacco Indonesia Thk (PT. BAT Indonesia Thk) adalah salah satu perusahaan multinational dalam lingkup British American Tobacco Group yang bergerak dalarn industri rokok di Indonesia. Pada tahun 1997, PT. BAT Indonesia bk tercatat menguasai 6% dari pasar rokok di Indonesia, setelah PT. Gudang Gararn Tbk sebesar 42% dan PT. HM Sampoerna sebesar l 0% (GAPPRI: 1993 - 1997). Situasi ekonomi Indonesia yang ditandai dengan kenaikan inflasi, tingkat suku bunga yang tinggi, melemahnya nilai tukar rupiah, serta penurunan daya beli masyarakat, berpengaruh besar atas kinerja PT. BAT Indonesia Tbk. Hal tersebut ditambah lagi dengan persaingan dari industri rokok domestik yang umumnya mendominasi pasar di Indonesia.
Adapun permasalahan-permasalahan tersebut tidak akan berdampak negatif dalam waktu dekat, tetapi strategi yang tepat harus mulai direncanakan dari sekarang. Apabila perusahaan mengabaikan permasalahan tersebut dan hanya berusaha untuk mengatasinya pada saat krisis ini saja, hal tersebut akan menghadapkan pihak manajemen pemsahaan PT. BAT Indonesia Tbk pada krisis waktu dan kesempatan.
Dalam pembahasan karya akhir ini akan menggunakan pendekatan ilmiah strategic management yang memfokuskan pada pembentukan formulasi strategi. Komponen-komponen utama yang membentuk formulasi strategi ini digunakan sebagai kerangka utama dalam melakukan analisa pembahasan. Adapun komponen-komponen tersebut adalah mengenai pengembangan misi dan tujuan suatu bisnis serta identiftkasi pengaruh lingkungan eksternal dan internal perusahaan, dan terakhir merumuskan beberapa alternatif strategi.
Untuk lebih memfokuskan pada lingkungan internal PT. BAT Indonesia Tbk., maka diperlukan identifikasi kembali kompetensi khusus (distinctive competence) yang dimiliki saat ini. Kompetensi khusus yang berupa superioritas dari efesiensi, inovasi, kualitas, dan customer responsiveness yang dibutuhkan dalam upaya untuk mengembangkan keunggulan daya samg yang berkesinambungan (sustainable competitive advantage). Demikian halnya dengan lingkungan ekstemal PT. BAT Indonesia Tbk., juga akan difokuskan pada perubahan faktor-faktor lingkungan makro seperti perubahan ekonomi makro, sosial, pemerintah, teknologi, dan hukum yang berdampak langsung pada kinerja perusahaan saat ini. Sedangkan untuk lingkungan industri akan dibahas mengenai pemain dalam struktur industri rokok di Indonesia.
Selanjutnya setelah terbentuknya penetapan misi dan tujuan, serta telah dilakukannya identifikasi dari peJuang dan ancaman yang terdapat pada Jingkungan ekstemal, dan kompetensi khusus yang dimiJiki beserta kelemahan-kelemahan yang terdapat pada internal perusahaan, maka secara bersama dianalisa dengan menggunakan SWOT Analysis. Analisis SWOT digunakan untuk mengidentifikasi berbagai faktor ekstemal dan internal secara sistematis untuk dapat merumuskan berbagai aJternatif strategi perusahaan.
Tahap akhir dari formulasi strategi adalah pemilihan strategi yang akan diterapkan pada perusahaan. Beberapa altematif perumusan strategi basil anaJisis SWOT tersebut, difokuskan dengan menggunakan konsep strategic business unit (differentiation, cost leadership, danfocus khususnya market niche) yang dipadukan dengan konsep strategi competing on the edge (Brown & Eisenhardt Competing on The Edge: Strategy as structured chaos: 1998). Konsep strategi competing on the edge turut digunakan dalam pembahasan ini dikarenakan mempertimbangkan terhadap perubahan yang telah teljadi secara drastis pada hampir semua faktor lingkungan makro di Indonesia yang secara langsung berdampak pada perubahan yang cepat dan tidak dapat diprediksi pada struktur industri di Indonesia khususnya industri rokok.
Dari keseluruhan kondisi-kondisi tersebut diatas, baik berupa misi PT. BAT Indonesia Tbk untuk tetap mengembangkan usahanya, situasi lingkungan eksternal yang tidak menentu dan sulit diprediksi, serta kompetensi khusus yang dimiliki PT. BAT Indonesia Tbk saat ini, maka formulasi strategi utama yang sebaiknya diterapkan oleh PT. BAT Indonesia Tbk adalah leadership strategy, yaitu strategi yang berorientasikan pada pertumbuhan usaha dalam lingkungan industri rokok Indonesia yang sedang menurun, dengan cara mengambil market share dari perusahaan rokok lainnya.
Selanjutnya strategi pendukung yang sebaiknya digunakan PT. BAT Indonesia Tbk untuk dapat mencapai posisi leadership dalam industri rokok yang kondisinya sedang menurun tersebut, adalah dengan menerapkan navigating the edge of chaos, improvisasi. Improvisasi secara umum adalah apa-apa yang memungkinkan bagi tingkatan manajemen PT. BAT Indonesia Tbk untuk melanjutkan dan menciptakan penyesuaian terhadap perubahan pasar dan secara konsisten menggerakan merek-merek rokok yang ada ke berbagai segmen pasar yang ada.
Adapun kunci sukses dari taktik startegi ini dibangun berdasarkan kombinasi pada merek, inovasi produk, dan biaya rendah untuk mencapai leadership dalam setiap segmen pasar yang dimasuki. Adapun konsep kunci dari improvisasi ini yang harus diterapkan pada PT. BAT Indonesia Tbk, adalah: adaptive culture (menciptakan keluwesan budaya perusahaan), semi-structure (menciptakan keluwesan struktur organisasi sekaligus dihara~kan tidak terjadi kekacauan mekanisme struktur yang sedang berjalan), dan real-time communication (menciptakan komunikasi berdasarkan kelompok-kelompok fungsional yang bertemu secara berkala dan dipusatkan pada pelaksanaan waktu sesungguhnya)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asrul Saleh Amru
"Strategi manajemen merupakan suatu perangkat keputusan dan tindakan yang menghasilkan suatu rumusan dan penerapan untuk mencapai sasaran jangka panjang dan keunggulan bersaing perusahaan.
Tulisan ini membahas strategi manajemen PT. Tranaco. PT. Tranaco adalah perusahaan konstruksi di bidang migas (minyak dan gas bumi) yang berdiri sejak tahun 1975. Perusahaan ini memiliki sekitar seratus orang pegawai tetap, dua puluh lima diantaranya merupakan merupakan tenaga ahli. PT.Missi Tranaco adalah untuk menjadi Salah satu perusahaan turn key kontraktor yang merniliki fasilitas DEPC (Design, Engineering, Procurement, Construction) untuk segala jenis proyek dalam industri migas.
Tulisan ini bertujuan untuk merumusnkan grand strategy dan generic strategy yang paling tepat bagi Tranaco. Grand strategy dan Generic strategy ini kemudian diterjemahkn kedalam langkah-langkah operasionil pada setiap jajaran fungsionil sebagai program tahunan. Analisis terhadap berbagai struktur organisasi ditakukan untuk mendapat struktur yang paling efektip dalam menerapkan strategi tersebut.
Disarankan agar manajemen PT. Tranaco membandingkan rumusan strategi dan struktur organisasi yang dihasilkan dalam tulisan ini dengan kebijakan strategis perusahaan saat ini.
Beberapa hal yang dirumuskan di sini sebenarnya telah dilaksanakan oleh Tranaco seperti joint venture, meningkatkan penetrasi pasar PSC, dan strutur organisasi matriks. Namun demikian ada juga yang tidak sesuai dengan arah strategi yang diambil seperti mengikuti tender pembangunan pipa di Malaysia, pembangunan Copper Melter di Jawa timur dan Keikut sertaan dalam proyek departemen perhubungan. Untuk menangani berbagai proyek yang-tidak termasuk dalam fokus pasarnya, Tranaco harus menyediakan sumber daya yang besar karena belum mengenal seoara dekal kondisi lingkungan, misalnya tentang "Contractor liabilities" di Malaysia. Analisis menunjukkan bahwa pemakaian sumber daya akan memberikan hasil yang lebih baik jika sementara ini tetap di fokuskan pada pasar yang telah dikenal dengan baik."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novini
"In a highly competing business and business environment uncertainty, firms are demanded to look for a right and perfect strategy to anticipate it. Unfortunately, not every firm has a strategy, especially small firms. PT. XYZ is a small family business that doing business in electrical and mechanical contracting for 28 years. In the last two years, the revenue of PT. XYZ has declined. To anticipate the continuous decline, PT. XYZ needs a strategy. Strategy for PT. XYZ is made through strategy formulation?s tools which are SWOT Matrix and SPACE Matrix that use input from EFE Matrix and IFE Matrix.

Tingginya persaingan dunia usaha dan ketidakpastian lingkungan usaha saat ini menuntut setiap perusahaan untuk mencari strategi apa yang paling tepat dan sesuai untuk mengatasinya. Sayangnya, tidak semua perusahaan mempunyai strategi, apalagi perusahaan dengan skala kecil. PT. XYZ adalah sebuah perusahaan keluarga yang bergerak dalam bidang jasa Kontraktor Listrik dan Mekanikal dengan skala kecil yang sudah berdiri selama 28 tahun. Dalam dua tahun terakhir, pendapatan usaha PT. XYZ mulai menurun. Untuk menghindari turunnya pendapatan usaha yang berkelanjutan, PT. XYZ memerlukan sebuah strategi. Strategi untuk PT. XYZ dibuat dengan menggunakan alat formulasi strategi yaitu SWOT Matrix dan SPACE Matrix yang menggunakan input dari EFE Matrix dan IFE Matrix."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26545
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>