Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 75444 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Legendariah Bur Rasuanto
"Industri tekstìl dan produk tekstil (TPT) kini telah menjadi komoditi ekspor andalan di Indonesia. Selama dua dekade terakhìr, industri tekstil Indonesia telah berkembang pesat menjadi sangat terpadu dan modern, bahkan saat ini telab mengunakan teknologi paling maju di dunia Mulai dari industri pakaian jadi, pertenunan dan perajutan, pencelupan, pencetakan dan finishing, pemintalan, industri serat buatan, hingga industri petrokimia yang menyediakan bahan baku untuk serat.
Keberhasilan Indonesia dalam membangun industri TPT terutama didukung oleh berlimpahnya sumber daya manusia. Industri ini termasuk industri yang dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, bahkan merupakan industri kedua terbesar dalam hal merekrut tenaga kerja. Ditinjau dari sisi pemerintah, penciptaan lapangan kerja ¡ni berarti meningkatkan produktivitas dan efisiensi ekonomi nasional.
Seiring dengan upaya melepaskan ketergantungan terhadap basil ekspor minyak dan gas bumi, pemenntah makin menggiatkan usaha peningkatan ekspor. Selama ini, penyerap terbesar ekspor tekstil dan produk tekstil Indonesia adalah Amerika Serikat dan Masyarakat Eropa (ME). Tetapi kecenderungan terakhir menunjukkn bahwa pasar ¡ni hampir jenuh, karena volume ekspor TPT ke negara negara tersebut sangat ditentukan oleh hash perundingan bilateral yang dìadakan setiap tahun. Untuk mengurangi ketergantungan pemasaran tekstil kepada negara negara kuoaa tersebut, perlu dicari terobosan baru untuk diversifikasi dan memper luas ruang gerak pasar.
Pasar yang masih dapat ditingkatkan penetrasinya secara maksimal adalah di negara-negara non-kuota. Negara non-kuota merupakan pasar yang potensial karena tidak memberikan pembatasan perdagangan sehingga terbuka terhadap produk impor. Yang termasuk negara non-kuota adalah Jepang, Hongkong, Korea Selatan, Australia, negara-negara ASEAN dan negara-negara di Timur TengaK Diantara negara-negara non-kuota, negara di wilayah Timur Tengah, khususnya Saudi Arabia, merupakan negara tujuan ekspor yang diramalkan akan semakin penting peranannya di masa datang. Pasar di Saudi Arabia sangat potensial karena merupakan negara perantara yang dapat mengekspor kembali tekstil Indonesia ke negara-negara Tirnur Tengab lain. Permintaan tekstil di Saudi Arabia yang relatif tinggi antara lain dísebabkan negara ini dikunjungi jutaan orang setiap tahuanya, bail untuk kunjungan bisnis maupun untuk melaksanakan ibadah haji, sehingga mengaktifkan perdagangan re-ekspor.
Melihat znasih rendahnya peningkatan volume ekspor tekstil ke Saudi Arabia, maka dalam penulisan karya akhir ¡ni, akan dibahas strategi pemasaran ekspor tekstil Indonesia, sesuai dengan karakteristik pasar di Saudi Arabia.
Karya akhir ¡ni berusaba menganalisis karakteñstik pasar, peluang dan kendala, kekuatan dan kelemahan dad faktor lingkungan eksternal dan internal pada ekspor tekstil Indonesia ke Saudi Arabia. Perangkat analisis yang digunakan adalah analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threw), analisis lingkungan persaingan dad Michael Porter dan Bauran Pemasaran.
Dari analisis yang dilakukan berdasarkan data dan fakta yang berhasil didapat, disusun suatu strategi bauran pemasaran yang dibarapkan dapat diterapkan para cksportir tekstil dalam melakukan penetrasi pasar Saudi Arabia.
Dalam hal produk, strategi yang diambil adalah product adaptation, yaitu menyesuaikan produk dengan permintaan di pasar. Dalam distribusi, saturan distribusi yang harus dibuat adalah yang rantainya lebih pendek dan yang ada saat ini, dengan volume order minimum yang lebih sedikit agar dapat bersaing dengan negara lain. Dalam strategi promosi, eksportir harus membina hubungan Iebih erat dengan memberikan insentif yang menarik bagi sales representative di Saudi Arabia. Langkah ini juga harus didukung oleh Pemerintah dengan mempromosikan produk produk Indonesia secara keseluruhan. Sedangkan dañ segi harga, digunakan Good Value Strategy untuk menguasai konsumen menengah ke atas dan Economy Strategy untuk konsumen kelas bawah.
Dalam hubungannya dengan situasi perdagangan internasional dewasa ini, industri tekstil menghadapi Iingkungan usaha yang makin kompetitif. Mekanisme perdagangan yang selama ini berjalan di luar GATT, akan dikembalikan ke dalam kerangka WTO dalam waktu 10 tahun. Untuk mengantisipasi hal ini, industri tekstil perlu bersiap din dengan meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Salah satu batu loncatan yang dapat dijadikan arena persiapan adalah dengan memperluas pangsa pasar di Saudi Arabia. Negara ini tidak membatasi perdagangan dengan luar negeri, sehingga keberhasilan menembus pasar merupakan cerminan tingkat daya saing produk Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Krishna
"Dengan makin meningkatnya globalisasi akibat internasionalisasi lalu untas barang dan pasar dunia, maka bagi Indonesia terutama untuk menunjang ekspor non-migas dalam hal ini tekstil dan produk tekstil, tidak ada jalan lain bagi pemerintah untuk segera melakukan deregulasi yang menyeluruh disemua bagian dalam struktur industri dan birokrasi Indonesia. Karena dalam struktur perekonomian dunia saat ini yang Iebih bersifat tidak mengenal batas wilayah atau bangsa akibat kemajuan teknologi telekomunikasi dan transportasi. Lalu lintas perdagangan sangatlah dipengaruhi oleh faktor-faktor produksi atau endorsment dalam negeri. Kerjasama dengan pemerintah, dalam hal ini untuk penyesuaian di sektor moneter supaya harga jual ekspor menjadi kompetitif (tentunya kualitas dan produknya mengikuti selera konsumen), akan sangat membantu perluasan pasar serta usaha peningkatan pangsa pasar produk Indonesia (khususnya tekstil dan produk tekstil) di pasar ekspor. Diharapkan pemerintah akan lebih meliberalisasi aturan main berbisnis dan investasi, deregulasi dan efisiensi birokrasi. Serta selalu mengadakan penyesuaian antara effective exchange rate export dengan effective exchange rare import secara terus menerus, sehingga produsen mendapatkan keuntungan atas perluasan pasar ke luar negeri dan tingkat penjualan yang ada sebelumnya dipasar domestik.
Pembentukan blok ekonomi, seperti NAFTA dan ME, juga akan mengakibatkan apa yang dikenal dengan istilah trade diversion, berupa peng alihan impor kepada negara sesama anggota NAFTA ataupun ME sendiri. Selain trade diversion juga akan terjadi investment diversion ( suatu gejala yang jarang dibahas dalam literatur ekonomi). yaitu dampak yang berupa pengalihan investasi dari Jepang ke NICs. ke negara seperti Meksiko. Gejala yang sudah mulai tampak adalah dalam bentuk pengurangan investasi NICs ke Indonesia dalam beberapa kwartal terakhir ini. Dan aturan rules of origin (sama sifatnya dengan aturan local content dalam industri otomotif indonesia), merupakan hambatan diskriminatif terhadap produk dan negara lain. Hanya produk-produk yang menggunakan komponen dan anggota NAFTA yang diberi keringanan bea masuk. Untuk itu, eksportir harus menjelaskan identifikasi dan pembagian biaya berdasarkan negara asal komponen (suatu proses yang sangat ruwet dan birokratis).
Padahal kecenderungan yang sekarang dominan dalam proses produksi, adalah gejala multi-sourcing dalam pasok komponen. Sehingga aturan rules of origin tersebut, merupakan diskriminasì tarif dan sekaligus hambatan birokratis terhadap komponen dan negara lain. Hambatan birokratis dan rule of origin Iebih besar dampaknya daripada diskriminasi tarif terhadap ekspor dan negara berkembang. Dilihat dari segi kepentingan Indonesia, aturan rule of origin sangat merugikan dan merupakan ancaman terhadap usaha Indonesia untuk meningkatkan ekspor non-migas. Departemen Perdagangan perlu memainkan peranan yang Iebih aktif, agar eksportir kita terlatih untuk menghadapi birokrasi dan rule of origin tersebut. Sedangkan trade diversion tersebut merugikan.
Indonesia, terutama untuk produk tekstil, sepatu barang kulit dan produk industri ringan lainnya. Padahal produk-produk tersebut sangat menyerap tenaga kerja dan merupakan ekspor andalan Indonesia- Jika Indonesia tidak siap, akan lebih banyak investasi bergerak ke Meksiko.
Untuk mencari peluang pasar ekspor bagi tekstil dapat dilakukan hubungan perdagangan dengan negara non kuota. serta bilateral trade yang saling menguntungkan untuk kedua belah pihak. Karena perdagangan multilateral, tidaklah selalu menggembirakan ditinjau dari segi keuntungan bagi Indonesia, terutama akibat terbentuknya blok-blok ekonomi dan perdagangan dinegara maju yang sudah pasti menerapkan preferensi khusus dan eksklusif bagi sesama anggota dan negara-negara afiliasi mereka.
Strategi lainnya dalam menghadapi timbulnya blok-blok ekonomi dan perdagangan, adalah berusaha untuk berada ditengah pasaran mereka dengan membuka usaha disitu. Bisa dalam bentuk sebuah kantor pemasaran atau kantor pemasaran plus desain atau kedua-duanya. Dengan kemampuan membangun pabrik disana atau jaringan distribusi sendiri. walaupun mahal dan bukan solusi terbaik, hal ini dapat dilakukan secara bersama antara dunia industri dengan pemerintah secara terpadu seperti Sogo Sosha Jepang aiau Indonesia Incor porated.
Pemerintah telah membangun kepercayaan atau keyakinan yang diperlukan dalam komitmen menerapkan strategi promosi ekspor dengan serius. Sehingga mendorong perusahaan untuk melakukan investasi yang besar. dan program-programnya diarahkan untuk mengambil keuntungan sebesar-besarnya dan strategi promosi ekspor tersebut.
Jadi secara mikro, perusahaan harus mampu melakukan efisiensi, mampu menyelidiki dan menganalisa tingkat kejenuhan pasar domestik. harus mampu menghasilkan produk-produk yang berkualitas dan disukai konsumen dengan harga yang kompetitif baik dipasar domestik atau dipasar ekspor.
Bila ketiga gajah ekonomi dunia ( Amerika Serikat, Eropa dan Jepang) tersebut bertengkar, maka pelanduk-pelanduk seperti Indonesia akan kena injak. Hanya pelanduk-pelanduk cerdik yang bisa menghindari dari injakan gajah."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tenri Daeng Parani
"Dewasa ini kerajaan Arab Saudi memegang peranan penting dan strategis, bukan saja dikawasan Teluk tetapi juga kawasan Timur Tengah dan dalam struktur perdagangan internasional. Pada saat mi pasaran Timur Tengah menyerap 5% dari ekspor non migas
Indonesia, dan dari jumlah tersebut Arab Saudi menyerap 2,5%, sehingga hal ini menempatkan Arab Saudi menjadi pasaran utama ekspor non migas Indonesia untuk kawasan Teluk dan Timur Tengah. Dalarn rangka penerobosan pasar Tirnur Tengah
secara efektif maka pemerintab serta dunia usaha perlu melakukan perencanaan strategis dalam kegiatan pernasaran ekspornya. Pendekatan yang dipakai adalah dalam kerangka pemasaran internasional, akan ditekankan karakter kuat pasar Arab Saudi yang membedakannya dengan negara-negara lain. Pemaparannya bersifat deskriptif analitik,
disamping menggelar berbagat data dan intorniasi yang ada, skripsi ini menganalisa berbagai faktor yang dapat dan selama ini mempengaruhi ekspor tersebut disertai tawaran alternatif strategi untuk diaplikasikan menembus pasar Arab Saudi tersebut.
Hasil penelitian menunjukan adanya peluang-peluang maupun hambatan-hambatan yang harus diantisipasi dalam realisasi perdagangan Indonesia-Arab Saudi ini. Selain itu dengan menilik posisi Indonesia dalam pangsa pasar negara pesaing utama selama
ini dapat dilihat bahwa Indonesia masih dapat mencapai tingkat yang lebih baik dalam
pengembangan ekspornya. Disamping itu suatu terobosan barn sangat menjanjikan harapan yaitu dengan didirikannya usaha Joint Operation dengan mitra setempat dalam bentuk House of Indonesian Product (HIP). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dari analisa potensi pasar yang diteliti, analisa strategi ekspor Indonesia
selama ini, serta analisa pasar impor Arab Saudi itu sendiri yang merupakan pertimbangan dalam perencanaan strategis, penlu dikembangkan suatu strategi pemasaran ekspor. Strategi mi mencakup pengembangan riset, segmentasi pasar, pemilihan pasar sasaran, serta marketing mix yang efektif. Akhirnya segala upaya strategi maupun perencanaan yang telah disusun menuntut kebersamaan dan peran aktifpemenintah serta dunia usaha secara terpadu dalam pencapaian sasaran meningkatkan ekspor ke Arab
Saudi ini secara optimal."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18781
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutagalung, Iwan P. H.
"ABSTRAK
Salah satu faktor yang dapat mendorong perkembangan
pariwisata di Indonesia adalah adanya atraksi hiburan,
yang merupakan salah satu daya tarik bagi para wisatawan
mancanegara dan wisatawan lokal untuk melakukan suatu
perjalanan wisata ke suatu tempat.
Faktor lain yang akan meningkatkan kebutuhan
masyarakat lokal terhadap sarana hiburan dan rekreasi
adalah perubahan jumlah hari kerja yang akan diberlakukan
secara nasional. Perubahan jumlah hari kerja yang
diberlakukan oleb pemerintah dari enam hari kerja menjadi
lima hari kerja setiap minggunya akan meningkatkan
kebutuhan masyarakat terhadap sarana rekreasi
Dengan adanya peluang untuk melakukan usaha dalam kegiatan
pariwisata di Indonesia, maka pihak Lippo Group mencoba
untuk melakukan investasi dengan mendirikan PT Sea World
Indonesia yang merupakan suatu sarana atraksi hiburan yang
sehat.
Sebagai suatu tempat hiburan PT Sea World Indonesia
selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan mancanegara dan
wisatawan lokal terutama pada saat akhir pekan dan hari
hari libur nasional lainnya. Masalah yang dihadapi oleh
industri jasa hiburan termasuk PT Sea World Indonesia
pada khususnya adalah menurunnya jumlah pengunjung pada
hari?hari kerja.
Hal lainnya yang menjadi masalah dari PT Sea World Indonesia dalam memasarkan produk jasa hiburan adalah tingkat persaingan antar sesama industri hiburan yang ada di sekitar lingkungan Taman Impian Jaya Ancol.
Dalam upaya mengatasi hal tersebut, maka manajemen
PT Sea World indonesia meIakukan suatu perencanaan
strategis dengan memanfaatkan keunggulan yang dimilikinya
untuk menghadapi persaingan dalam Industri hiburan,
terutama pesaing-pesaing yang ada di dalam kawasan wisata
Taman Impian Jaya Ancol.
Lingkup perencanaan strategis yang dibahas dalam
karya akhir ini akan dibatasi hanya pada: identifikasi
peluang dan hambatan yang ada dan mungkin akan terjadi,
kekuatan dan kelemahan, analisis atas misi, tujuan, dan
pemasaran strategis yang tepat bagi usaha ini, serta
pengembangan baik pasar maupun produknya.
Pada prinsipnya dalam memasarkan usaha ini PT Sea
World Indonesia harus senantiasa menyesuaikan bauran
pemasaran 4P (Product, Price, Promotion, dan Place) dengan
keadaan pasar yang selalu berubah-ubah.
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, ditemukan
bahwa dalam merencanakan pemasaran strategis PT Sea World
Indonesia harus melakukan inovasi pada bidang produk,
distribusi dan promosinya. Hal yang harus diperhatikan
dalam melakukan peningkatan kualitas dan produk jasa
hiburan dan jasa pendidikannya adalah harus selalu
melakukan penyesuaian dengan mengikuti perkembangan
situasi yang ada di sekitarnya.
Pada bidang Product, hal yang harus diantisipasi
adalah sedikitnya jumlah pengunjung pada hari-hari kerja
biasa. Untuk menjawab hal ini, maka pihak manajemen PT
SeaWorid Indonesia dalam merencanakan strategi
pemasarannya harus melakukan pendekatan kepada dunia
pendidikan agar memanfaatkan wahana SeaWorid sebagai
sarana yang membantu para sisa sekolah dalam melakukan
kegiatan belajarnya. Untuk keperluan itu, maka pihak
manajemen PT SeaWorid Indonesia melakukan penyesuaian
materi hiburannya dengan kurikulum pendidikan siswa
sekolah SD, SMP, dan SMA. Dengan melakukan strategì
seperti diatas tersebut, maka jumlah pengunjung di hari
hari kerja diharapkan akan diisi oleh siswa-siswa sekolah
yang diberi tugas oleh guru di sekolahnya untuk belajar
dan mengamati kehidupan hewan-hewan laut yang ada di dalam
wahana SeaWorld.
Inovasi produk juga sangat panting untuk dilakukan
oleh pihak manajemen PT SeaWorid Indonesia dalam
menghadapi persaingan yang berlangsung dalam lingkungan
Taman lmpian Jaya Ancol, mengingat kompetitor utama (Dunia
Fantasi) selalu melakukan inovasi produknya dengan cara
memperbaharui wahana-wahana hiburan yang ada. Inovasi yang
sebaiknya dilakukan oleh pihak manajemen PT SeaWorld
Indonesia adalah dengan melakukan perubahan-perubahan
secara minor terhadap produk dan pelayanan, agar
pengunjung yang datang berkunjung kembali dapat merasakan
suatu suasana yang berbeda.
Pada bidang Diatribusi, hal yang dapat dilakukan oleh
pihak manajenen PT SeaWorid Indonesia adalah dengan
melakukan perluasan jangkauan pemasaran. Cara yang dapat
dilakukan adalah dengan memanfaatkan keunggulan jaringan
usaha milik Lippo Group, dimana jaringan usaha
perbankannya (LippoBank) sudah sedemikian luas dan jumlah
kantor?kantor cabangnya sudah banyak. Dengan melakukan
penjualan tanda bukti pemesanan tempat (TBPT) dengan harga
discount di seluruh cabang kantor?kantor cabang Lippo
Bank, maka diharapkan segmen dan konsumen potensial yang
akan menjadi pengunjung SeaWorid akan bertambah luas
sehingga dapat dipastikan jumlah pengunjungnya akan
bertambah banyak. Selain itu sistem distribusi juga dapat
diperluas dengan menjalin kerja sama dengan para pengusaha
biro perjalanan agar mau memasukkan kunjungan ke SeaWorid
sebagai bagian dari acara wisata yang ditawarkan kepada
para turis. Cara lainnya yang dapat dilakukan oleh PT
SeaWorid Indonesia adalah bekerja sana dengan sekolah
sekolah untuk menjual TBPT kepada siswa-siswa sekolahnya
dengan harga khusus dengan menawarkan program-program yang
menunjang pendidikan siswa sekolah tersebut seperti
mempersiapkan Lembaran Kegiatan Siswa (LKS).
Pada bidang Promosi, hal yang perlu diperhatikan
adalah usaha untuk memasukkan SeaWonid kedalam ?Awareness
Set? para calon konsumen yang potensial. Calon konsunen
yang potensial bagi PT SeaWorld Indonesia adalah pera
turan egarap turis lokal, dan masyarakat di sekitar
kota Jakarta. Usaha untuk memasukkan SeaWorid ke dalam
Awareness Set di benak para calon konsumen dapat
dilakukan dengan cara memasang ?Billboard? di tempat
tempat strategis dan melakukan iklan di media-media
elektronik dan cetak.
PT SeaWorid Indonesia sejak awal usahanya
berorientasi kepada hiburan yang berkualitas dan bersifat
mendidik hal ini juga memerlukan suatu usaha tersendiri
untuk menciptakan citra kualitas tinggi dan produk yang
ditawarkannya. Untuk menjawab hal tersebut, maka hal yang
dapat dilakukan adalah memanfaatkan jaringan usaha
LippoBank dan jaringan usaha LippoLife sebagai alat untuk
menciptakan citra bahwa SeaWorid adalah suatu industri
jasa (hiburan) yang mempunyai kualitas tinggi seperti jasa
LippoBank dan LippoLife. Secara teknis hal yang dapat
dilakukan adalah memasang spanduk atau membagikan
selebaran di kantor-kantor cabang LippoBank dan LippoLife,
sehingga masyarakat sadar bahwa SeaWorid merupakan bagian
dari jaringan usaha miliki Lippo Group yang sudah terkenal
dengan pelayanan yang berkualitas tinggi.
"
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
David Gunawan
"Persaingan yang keras ditambah lagi perkembangan ekonomi dunia dan Indonesia yang kurang menggembirakan, mengakibatkan porsi bisnis yang tersedia tidak bertambah banyak, sedangkan jumlah pemasok komputer bertambah banyak, membuat usaha menjual komputer tìdaklah mudah.
Sebelum banyak pemasok komputer memasuki pasar, umumnya mereka hanya mengandalkan penjualan dan perangkat keras saja. Dan perangkat lunak masih dianggap sebagai tambahan, bukan sumber penghasilan. Demikian juga halnya dengan jasa seperti konsultasi. Tetapi dengan perubahan-perubahan belakangan ini terutama pada teknologi, membuat kecanggihan antara perangkat keras tidak banyak berbeda sehingga keuntungan yang dapat diperoleh dari perangkat keras tidak sebanyak dahulu. Maka perusahaan komputer mulai mencari peluang pendapatan dari bidang lain, sehingga berkembanglah konsep total solusi, dimana perusahaan berharap dapat mendapatkan pendapatan (revenue) dari perangkat lunak dan jasa.
Kemajuan teknologi informasi membuat tempat-tempat di dunia ini terbuka dan dekat, arus informasi demikian cepat mengalir yang mengakibatkan pengaruh perubahan lingkungan eksternal menjadi sangat cepat dan kerap kali sulit diprediksi.
Dengan adanya pengaruh Iingkungan eksternal yang turbulen, pemasaran komputer tidak dapat dilakukan, dengan cara reaktif. Pada masa kini diperlukan rencana pemasaran agar dapat membantu perusahaan proaktif atas perubahan lingkungan. Untuk membuat strategi pemasaran, diperlukan perencanaan Pemasaran yang merupakan suatu rangkaian pemikiran logis dan aktivitas yang mengarah, kepada pembentukan tujuan pemasaran dan merumuskan suatu ?policy? untuk dapat mencapai tujuan pemasaran tersebut. Agar suatu rencana pemasaran dapat bermanfaat bagi perusahaan untuk dapat melakukan tindakan proaktif terhadap perubahan Iingkungan, rencana pemasaran tersebut harus berisi tujuan strategik yang tepat dan taktis yang efektif.
Jadi perencanaan pemasaran efektif dapat didefinisikan sebagai proses kerja yang mempunyal tujuan strategik yang tepat dan taktis yang efektif. Suatu perencanaan pemasaran efektif terdiri dari proses pokok yang penting antara lain: melakukan analisis pengaruh lingkungan, menentukan tujuan pemasaran, membuat strategi pemasaran, menyusun rencana kerja strategik dan melakukan pengendalian dan evaluasi.
Dalam karya akhir ini dibahas perencanaan pemasaran efektif dalam rangka menghadapi Iingkungan eksternal yang turbulen ini. Pada Pembahasannya difokuskan pada PT XYZ, dimana dipaparkan suatu analisa tentang perencanaan pemasaran yang efektif untuk dapat membantu perusahaan mencapai target pemaSaran yang optimal."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Martanto
"Perkembangan dunia telekomunikasi yang cepat membawa dunia pada keadaan yang saling berkaitan, tanpa dapat dihindarkan mana batasan negara. Dunia telekomuni kasi dimulai dengan penemuan oleh Graham Bell pada pera latan komunikasi yaitu telepon, yang terbilang cukup sederhana hingga telepon bergerak (mobile telephone) yang di Indonesia dipopulerkan dengan sebutan STKB (Sistem Telepon Kenderaan Bergerak) dan sekarang lebih dikenal dengan telepon selular.
Untuk pengelolaan sarana telepon selular, PT Telkom sebagai pemegang hak pengelolaan memberikan andil kepada pihak swasta untuk ikut menangani telepon selular dengan pola kerjasama Bagi Hasil. Dan ini telah menarik beberapa investor swasta untuk menyukseskan program pemerintah ini bagi pemenuhan target 5 Juta sambungan telepon pada Pelita VI.
Dalam perkenibangannya, PT Rajasah Hazanah Perkasa (RHP) merupakan pelopor bagi perkembangan sistem telepon ini di Indonesia. Namun timbulnya kesulitan dalam pema saran hingga mampu disaingi oleh PT Elektrindo Nusantara, salah satu anak perusahaan Bimantara. Keberadaan PT. Elektrindo Nusantara semakin mendapat porsi tersendiri bagi konsumen pemakaj jasa telepon selular.
Produk yang ditawarkan PT Elektrindo Nusantara walau masih sama menggunakan teknologi analog seperti yang diiniliki oleh pesaingnya, misalnya RHP, namun terda pat perbedaan dalam teknologi yang digunakan, yaitu menggunakan teknologi AMPS (Advanced Mobile Phone System). Teknologi ini diadopsi dari Amenika Serikat. Keunggulan yang dimiliki teknologi ini adalah keandalan terhadap hubungan arak jauh, dimana kualitas suara lebih baik.
Pemasaran yang dilakukan PT Elektrindo Nusantara cukup efektif sehingga mampu meraih pangsa pasar yang dapat dikatakan sebagai market leader untuk produk telepon selular. Usaha yang dilakukan terus memberikan layanan yang terhadap keluhan seperti ada kerusakan dan memberikan kepada konsumen pesawat pengganti selama masa perbaikan merupakan tindakan yang cukup memberikan kepua san pada konsumen. Namun masuknya teknologi digital dalam struktur persaingan telepon selular perlu diperhatikan sebagai masuknya pesaing baru yang cukup mengganggu di kemudian hari terutama dari segi teknologi. Untuk itu peningkatan pada semua aspek pemasaran yang tepat perlu disadari untuk menghindari serangan dari pesaing.
Untuk mempertahankan posisi market leader, PT. elektrindo harus mengadakan evaluasi terhadap perkemban gan terakhir teknologi telepon selular, evaluasi pesaing utama dan potensial, mengantisipasi kebijakan telekomuni kasi yang diterapkan oleh pemerintah, mengadakan survey mendalam tentang permintaan dan karateristik konsumen telepon selular Indonesia, yang pada akhirnya dapat dijadikan pedoman bagi perencanaan kebijaksanaan strategi pemasaran telepon selular.
Menghadapi hal seperti ini, PT Elektrindo Nusantara harus cepat melakukan langkah yang tepat untuk dapat mempertahankan posisinya dengan meningkatkan teknologi yang dipakai menjadi digital, seperti AMPS-D (AMPS yang berbasis teknologi digital) Strategi pemasaran akan lebih mudah melakukan penetrasi pasar dengan penggunaan teknologi yang cukup unggul dibanding GSM (Global System for Mobile Communication)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Metty Dianawati
"ABSTRAK
Adanya krisis ekonomi yang melanda Indonesia dan negara-negara Asia sejak pertengahan tahun 1997 memberikan dampak yang luas terhadap dunia bisnis. Hal tersebut memmbulkan efek berganda terhadap sistem ekonomi secara keseluruhan yaitu terjadinya penurunan nilai mata uang rupiah terhadap mata uang asing yang sangat drastis, menurunnya indeks harga saham di bursa, melonjaknya tingkat pengangguran, pergerakan suku bunga yang tidak stabil, dan penurunan nilai impor.
Industri TPT yang merupakan salah satu industri yang selama ini memberikan kontribusi terbesar dalam perolehan devisa negara juga terkena dampaknya karena sebagian besar output yang dihasiIkan adalah komoditi ekspor, bahan baku yang digunakan masih banyak yang diimpor dan besarnya hutang dalam mata uang asing yang dimiliki perusahaan-perusahaan dalam industri ini.
Pembahasan yang dilakukan dalam karya akhir ¡ni adalah mengenai analisa kinerja keuangan perusahaan-perusahaan yang berada dalam industri TPT baik sebelum dan sesudah krisis serta analisa penilaian prospek saham perusahaan dalam industri ¡ni bagi para investor di masa yang akan datang.
Penelitian dilakukan melalui analisa industn, analisa laporan keuangan, analisa rasio dan analisa penilaian perusahaan. Periode laporan keuangan yang dianalisa adalah tahun 1994 - 2000 sehingga dapat rnemberikan gambaran yang iebih jelas tentang kinerja keuangan perusahaan baik sebelum dan setelah krisis. Dalam analisa penilaìan, model yang digunakan adalah Free Cash Flow to The Firm (FCFF). Asumsi yang digunakan unluk memprediksi FCFF untuk periode 2001-2005 ini lebih didasarkan dengan data historis masing-masing perusahaan dan sumber-surnber lain seperti prediksi pertumbuhan ekonomi dari Bank Indonesia, Bappenas, dll.
Dari ketiga sample perusahaaanyaitu PT. Karwell Indonesia Tbk., PT Ricky Pulsa Globalindo Tbk., dan PT Eratex Ojaja Tbk., seluruhnya mengalami kerugian pada saat krisis. Perbedaannya adalah setelah krisis, dimana masing-rnasing perusahaan berusaha meningkatkan efisiensinya tetapi hanya PT Eratex yang berhasil memperoleh laba setelah krisis sedangkan dim perusahaan sampe! yaltu PT Karwell dan PT Ricky masih menderita kerugian pada tahun 2000. Persamaan yang terjadi adalah adanya kenaikan tingkat leverage ketiga perusahaan sampel setelah krisis sehingga resiko bagi investor semakin meningkat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga saham saat ini dari ketiga perusahaan sampel adalah overvalue yaltu nilai intninsik saham PT Karwell sebesar Rp. (206).- PT Ricky sebesar Rp. (263),- dan PT Eratex sebesar Rp. (1.499),- lebih kecil dari harga saham saat ini. Harga saham saat ini dari ketiga perusahaan ini adalah sebesar Rp. 410 untuk PT Karwell,- Rp. 185,- untuk PT Ricky dan Rp. 365,- untuk PT Eratex. Dengan hasil yang diperoleh ini, maka penulis berkesimpulan bahwa sebaiknya para investor tidak menanamkan investasinya pada ketiga perusahaan sampel diatas. Sedangkan bagi pihak manajemen dituntut untuk lebih meningkatkan kinerjanya untuk mengantisipasi risiko usaha yang ada seperti persaingan, pasokan bahan baku, kuota, tenaga kerja, kebijakan pemerintah, perubahan nilai tukar mata uang asing dan kondisi dalam negeri.
Kajian dalam kasus ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan bagi para investor, manajemen dan pemerintah dengan selalu memantau perubahan yang terjadi, balk pada skala makro ekonomi Indonesia, informasi perusahaan dan perkembangan ekonomi dunia sebelum mengarnbil tindakan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T1368
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanang Farid Majdi
"ABSTRAK
Selama beberapa tahun terakhir pemerintah telah mengeluarkan beberapa kebijaksanaan
untuk meningkatkan dan memperkuat daya saing ekonorni nasional. Beberapa kebijakan yang
berkaitan Iangsung dengan PT. Garuda Indonesia antara lain Undang-undang no.15 tabun 1992
tentang Penerbangan Nasional dan PP no. 4 tahun 1994 tentang Penanaman Modal Asing. Oleh
karena itu GA harus mengkaji dan mencermati clampak dan dikeluarkanya peraturan-peraturan
tersebut terhadap kesuksesan perusahaan.
Pertumbuhan angkutan kargo udara domestik yang cukup pesat merupakan peluang
bagi GA untuk meningkatkan pendapatan dari luar sektor produk inti (core product)
perusahaan. Angkutan kargo udara domestik untuk beberapa tahun ke depan diperkirakan
tumbuh sebesar l2% pertahun, Iebih tinggi dari angkutan penumpang yang rata-rata sebesar
5% pertahun. Persaingan memperebutkan pangsa pasar kargo domestik saat ini cukup ketat
dengan GA masih sebagai pemlinpin pasar yang pada tahun 1995 menguasai 73,61% kargo
inbound (ke Jakarta) dan 49,5% kargo outbound (keluar dan Jakarta). Tingginya pangsa pasar
ini tidak mencerminkan keadaan sebenarnya karena:
- Sebagian kargo inbound GA merupakan kargo transit.
- GA mempunyai ton km produksi lebih besar dan pesaing.
- GA mempunyai frekuensi ke kota-kota potensial lebih banyak dari maskapai lain
Ancaman terhadap kargo domestik GA antara lain datang dari maskapai penerbangan
dalam negeri yang semakin agresif mempromosikan produk kargonya. Sebagai contoh Sempati
Air dengan VIP-nya atau Merpati dengan Mega Cargo-riya, selain itu juga berasal dari
maskapai asing yang mernpunyai hak terbang ke 13 kola domestik. Hal ini bertambah dengan
adanya tekanan produk pengganti yang berupa model angkutan darat dan angkutan saut yang
pada banyak daerah merupakan model angkutan barang yang dominan.
Pertumbuhan pasar yang tinggi belum diikuti oleh pertumbuhan kargo domestik GA,
dan bahkan pada beberapa sektor kargo domestik GA mengalami penurunan yang cukup tajam.
Melalui analisis BCG Matrix diperoleh kesimpulan kargo dome:tik GA saat ini berada pada
posisi cash flow dengan pangsa pasar tinggi tetapi tingkat pertumbuhan rendah. Dengan strategi
yang komprehensif diharapkan dapat mcncapai posisi star dimana menguasai pangsa pasar dan
mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi.
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan memenuhi permintaan pasar PT. Garuda
Indonesia harus mempertimbangkan penggunaan pesawat khusus kargo (freighter). Pemilihan
pesawat kargo yang digunakan harus disesuaikan dengan perencanaan armada (fleet plan)
untuk memudahkan dalam pengadaan awak pesawat dan jadwal perawatan. Selain itu GA harus
memikirkan bahwa dalam melakukan ekspansi rute tidak hanya berdasarkan potensi
penumpang semata tapi juga potensi kargo pada daerah tertentu.
Pembenahan sarana dan prasarana kargo harus mendapat prioritas dan pimpinan
perusahaan. PerÍuasan gudang, modernisasi peralatan handling dan uld dan pengadaan usaha
penunjang tidak bisa ditunda lagi mengingat semakin besarnya volume barang yang dikirim
melalui kargo udara. Demikian juga dengan peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya
manusia (SDM) kargo GA harus dilakukan. Sebagian besar sumber claya manusia yang ada
sekarang diperkirakan tidak mampu Lagi bersaing dengan maskapai lain mengingat pendidikan
formal dan informal yang mereka peroleh tidak mernadai. Problem ini mendesak dipecahkan
mengingat penangan kargo dewasa ¡ni ?nenuntut kecepatan, ketepatan dan standar keamanari
yang semakin tinggi.
Selain itu segala upaya pembenahan di atas harus didukung oîeh suatu strategi yang
tepat dan menyeluruh. Penyusunan strategi pemasaran yang tepat merupakan suatu keharusan
sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan daya saing dan kesuksesan unit kargo GA.
"
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harjanti
"ABSTRAK
Sebagai salah satu merek yang dipasarkan oleh perusahaan kosmetika PT
Bunga, Kosmetika Lily menunjukkan kinerja yang terus menurunn, bahkan sudah
mulai merugi.
Untuk mengatasinya, strategi pemasaran yang disarankan adalah berdasarkan
strategi pemasaran terpadu, yang dimulai dengan identifikasí kesempatan
pemasaran yang dipunyai kosmetika Lily, melalui serangkaian analisis terhadap
sumber daya perusahaan, pesaing, pasar, dan pelanggan. Kemudian hal itu
dikembangkan secara sinergis menjadi serangkaian strategi yang membentuk suatu
sistem pemasaran yang berkesinambungan.
Berdasarkan identifikasi kesempatan pemasaran, diketahui bahwa kosmetika
Lily masih mempunyal kesempatan untuk lebih berkembang lagi, sekalipun
persaingan cukup ketat dan perkembangan permintaan terhadap kosmetika di
Indonesia hanya 4,16%, bahkan untuk sediaan yang dijual kosmetika Lily ha.mpir
tídak berkembang.
Untuk itu, sesuai dengan struktur industrinya yang cenderung bersifat
persaingan monopolistik, kosmetika Lily mesti menggunakan kunci sukses
pemasaran kosmetika, yaitu diferensiasi dengan positioning jelas dan tepat serta
promosi atau komunikasi tentang positioning yang dipilih dengan jitu dan agresif
Strategi pengembangan produk merupakan langkah pertama yang mutlak
dilakukan oleh kosmetika Lily, termasuk repositioning produk, terutama mengingat
bahwa produk-produknya bersifat me too.
Adapun repositioning kosmetika Lily harus bersifat unik dan menunjukkan
diferensiasi yang jelas ketimbang para pesaingnya. Sedangkan diferensiasi yang
dipilih adalah diferensiasi produk. Dalam hal ini disarankan agar kosmetika Lily
mengambil ceruk pasar kosmetika modern yang masih kosong, yaitu segmen
kosmetika antialergi, sehingga positioning baru kosmetika Lily adalah kosmetika
yang aman bagi setiap jenis kulit. Di samping itu, Iangkah tersebut juga untuk
menghindarkan pertarungan langsung dengan para pesaing utama, mengingat
perbedaan posisi dan pangsa pasar yang sangat jauh.
Langkah kunci sukses berikutnya adalah promosi yang agresif dan terpadu
antara above dan below the line, yaitu berupa pemasangan iklan di televisi dan
consumer beauty class & demo, publikasi melalui para pakar (dokter kulit), untuk
mengkomunikasikan diferensiasi tersebut di atas.
Melihat posisi harga dan kekuatan distributor kosmetika Lily, maka untuk
strategi pertumbuhan intensif selanjutnya diarahkan kepada penjualan massal (tidak
eksklusif di counter BA saja seperti sekarang), yaitu berupa penetrasi pasar ke toko
toko kosmetika dan kelontong. Langkah ini kemudian dilanjutkan dengan perluasan
pasar ke manca negara, dengan mulai melakukan langkah-langkah berorientasi
ekspor.
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ririen Riani Kurnia
"ABSTRAK
Keadaan bisnis ritel di Indonesia semakin berubah dengan adanya krisis mata uang dan
kasus kerusuhan Mei 1998 di Jakarta. Peristiwa terakhir mengakibatkan sebanyak 12 supermarket
dan perkulakan terbakar, dan 33 buah dijarah dan dirusak massa. Sekitar 14.482 karyawan
kehilangan pekerjaan, dan total kerugian sekitar 661,52 milyar rupiah. Deparwrnen store juga
mengalami penurunan penjualan sebesar 30 % untuk tahun 1999, sedangkan nilai penjuIannva
naik sekitar 10 % akibat kenaikan harga barang.
Keadaan industri ritel ini menyebabkan hanya empat pemain asing masuk ke pasar ritel
Indonesia, yang makin terbuka sesuai instruksi IMF. Mereka adalah Carrefour, Continent,
Delhaize Le Lion dan Dairy Farm. Hal ini menjadi sinyal positif ritel selama krisis selain
keuntungan yang diperoleh Ramayana dan Hero sebagai pemain lokal.
Topik ritel tersebut diangkat sehubungan perubahan kondisi ekonomi dan sosial budaya
masyarakat Jakarta saat masa krisis ini. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk menentukan
bagaimana strategi pemasaran Carrefour, Kuningan dan perilaku konsumen dan manajemen ritel.
Hasil studi menunjukkan bahwa pembelian konsumen masih bersifat selektif
pengeluaran responden konsumen di hipermarket masih di bawah pengeluaran di supermarket.
dan adanya beberapa keluhan mengenai pelayanan kualitas dan harga serta belum efektifnya
iklan Carrefour, Kuningan di media cetak sebagai salait satu stimulus proses pengambilan
keputusan konsumen.
Beberapa saran yang dapat diajukan baik untuk pihak perusahaan Carrefour (Contimas
khususnya) dan pemerintah adalah sebagai berikut:
. Saran untuk pihak perusahaan adalah perubahan strategi misal dengan aliansi
. Sedangkan saran untuk pemerintah adalah penyelesaian masalah birokrasi dan
pembuatan aturan yang lebih jelas.
Adanya kekurangan pada pelayanan, harga dan kualitas barang tertentu seperti yang dikeluhkan
konsumen dapat diperbaiki melalui pelatihan kepada karyawan, penjelasan dari pihak manajemen
dan penelitian pasar secara untuk memantau perilaku konsumen terutama persepsi sebagai faktor
kunci dalam menjaga kepuasan pelanggan.
"
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T3836
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>