Ditemukan 824 dokumen yang sesuai dengan query
Rodriguez, Deborah
" When her family faces kidnap threats after the publication of her first book, Deborah Rodriguez is forced to flee Kabul, leaving behind her friends, her possessions, the beauty school she helped found and her two beloved businesses: a beauty salon and a coffee shop.
From Kabul to a home by the Mexican sea ... A life-affirming, sea-change memoir by the author of the international bestseller The Little Coffee Shop of Kabul. 'I hadn't been planning on making Mexico my new home, but the little house on the sea was all that I had left.' When her family faces kidnap threats after the publication of her first book, Deborah Rodriguez is forced to flee Kabul, leaving behind her friends, her possessions, the beauty school she helped found and her two beloved businesses: a beauty salon and a coffee shop. But life proves no easier 'back home'. After a year living on top of a mountain in the Napa Valley and teetering on the edge of sanity, Deborah makes a decision. One way or another she's going to get the old Deb back. So, at the age of forty-nine, she packs her life and her cat Polly into her Mini Cooper and heads south to a pretty seaside town in Mexico. Home is now an unassuming little house on Carnaval Street. There she struggles to learn Spanish, works out with strippers and spends her Sunday nights watching clowns. And maybe - just maybe - the magic of Mexico will finally give her what she's always dreamed of: a life on her own terms ."
North Sydney: NSW Random House Australia Pty Ltd, 2014
646.720 ROD h
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Degaulle, Noel
Amsterdam: De Bezige Bij, 1956
BLD 839.36 DEG c
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Kartika Eka Prasetya Efrianie
"Jember Fashion Carnaval (JFC) dengan perpaduan karnaval dan fashion pertama di Indonesia mengangkat nama Kabupaten Jember hingga kancah internasional sebagai Kota Karnaval. Sebelumnya Kabupaten Jember terkenal sebagai Kota Tembakau dan Santri. Tujuan penelitian ini adalah membuktikan brand Kota Karnaval yang diusung Jember di tengah keberadaan dua brand lainnya. Hal tersebut dilakukan dengan mengkaji pengaruh yang ditimbulkan oleh JFC. Pengaruh tersebut terdiri atas pengaruh yang tak berwujud, yaitu posisi place branding JFC dalam persepsi masyarakat Jember (brand equity) dan yang berwujud, yaitu kinerja Kabupaten Jember akibat pengaruh JFC. Persepsi masyarakat dibandingkan berdasarkan wilayah tempat tinggalnya di Wilayah Kota Administratif maupun Pembantu Bupati Jember dengan metode deskriptif komparatif. Di samping itu kinerja Kabupaten Jember mengkaji perubahan bentuk pemukiman akibat pengaruh JFC, baik hanya ketika event tersebut digelar maupun tidak (temporal dan permanen). Hal ini diteliti menggunakan metode analisis deskriptif guna mendapatkan wilayah kota karnaval temporal dan permanen. Hasil penelitian didapatkan persepsi yang beragam dari tiap tingkatan brand equity atas dasar kemudahan akses dalam menyaksikan karnaval dan dasar persepsi masyarakat atas hiburannya masing-masing. Selain itu wilayah kota karnaval keduanya mencakup Wilayah Kota Administratif maupun Pembantu Bupati Jember, dengan kota karnaval temporal yang mencakup wilayah yang lebih luas dibandingkan dengan yang permanen.
First in Indonesia with composite between carnival and fashion, Jember Fashion Carnaval (JFC) made Jember Regency known as International Carnival City. Jember has been knows as City of Tobacco and Santri (strict adherent of Islam). The objective of the study is to witness that the brand as the Carnival City will bring Jember in between of the other brands. It’s done with perform effects of the JFC, includes the intangible effect (brand equity study in Jember sociality) and the tangible matters (dimension of city performance due to the JFC). Public perception was examined by comparative descriptive analysis method, which compares peoples’ perception is base on the area where he lives, the City Administrative Region and Sub-District Regent of Jember. Performance Carnival City that examines brand-influenced form of settlement Carnival City, studied both when the event was held or not (temporal and permanent) using descriptive analysis method to obtain the temporary and permanent area of Carnival City. The results of this study found that the perceptions of each level brand equity are different due to the ease in watching the carnival and public perception base of entertainment respectively. Besides, the Carnival City areas cover City Administrative Region and Sub-District Regent of Jember, where the temporary one has a wider area than the permanent one."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S56997
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Farah Adibah
"Karnaval adalah kajian penting dalam pemikiran ilmu komunikasi. Konsep ini sayangnya tenggelam dalam perdebatan komunikasi di Indonesia, dan di beberapa Negara lain yang didominasi oleh tradisi transmisi komunikasi. Tradisi ini banyak berkembang di Amerika Serikat dan sayangnya mendominasi studi ilmu komunikasi di Indonesia sampai saat ini. Karnaval sendiri sesungguhnya bukan peristiwa acing di mata masyarakat Indonesia. Nyaris setiap peristiwa politik dan kebudayaan, karnaval selalu tampil mengambil bagian di dalamnya. Misalnya dalam konteks dinamika politik Orde Baru, karnaval dikembangkan sebagai upaya pemerintah untuk mengkarnpanyekan dan mempopulerkan gagasan-gagasan pembangunan nasional.
Pasca Orde Baru karnaval ternyata masih relevan menjadi media penting untuk mengekspresikan sikap "politik dan kebudayaan" tertentu. Dalam pemikiran Michel Bahtin misalnya, karnaval dapat dilihat sebagai suatu proses sosial dialogis yang didalamnya menyelipkan ide mengenai perlawanan (resistensi); Perlawanan atas dominasi kebudayaan yang berpihak kepada kepentingan kekuasaan yang sentripetal. Berdasarkan atas inspirasi Bahtin ini, penulis melihat fenomena menarik dalam peristiwa Jember Fashion Camaval (JFC) sebagai peristiwa karnaval. Hubungan kekuasaan yang terjadi antara penyelenggara, audiens (penonton) dan Negara (kekuasaan birokrasi) menggambarkan suatu hubungan kompleks yang salah satunya merepresentasikan suatu ilustrasi "resistensi". Resistensi dalam konteks ini dilakukan oleh sekelompok panitia yang didominasi orang muda sebagai subkultur atas kebudayaan dominan di kota Jember, dan sekaligus perlawanan atas hegemoni kebudayaan oleh Negara. Penonton sendiri dalam peristiwa JFC berhasil mengekspresikan did sebagai subyek barn yang sebelumnya hanya menjadi pelengkap penderita dalam konstelasi kekuasaan antara Negara vis a vis masyarakat di masa Orde Baru. Peserta bahkan dituntut bekerjasama dengan baik dengan penyelenggara dan menjadi subyek penting bagi proses kamaval (JFC), karena merekalah yang menentukan kesuksesan kamaval tahunan ini.
Studi ini melihat fesyen dalam JFC dengan menggunakan semiotika Roland Barthes. Sedangkan ritual karnaval dengan pendekatan Michail Baktin. Pendekatan ini diterjemahkan oleh Alan Swingwood sama halnya dengan pendekatan yang dilakukan oleh Clifford Geerz dalam melihat arena sabung ayam di Bali. Geerz melakukan pendekatan etnografi dan semiotika."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T21906
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Raudiatul Jannah
"Identitas kota tidak pernah monolitik. Penelitian ini berfokus pada pembentukan identitas Kota Jember dalam konteks masyarakat jaringan sebagai kota karnaval dunia. JFC sebagai proyek identitas berusaha untuk menegosiasi identitas baru Kota Jember di samping dua identitas yang telah ada sebelumnya, yakni Jember sebagai kota tembakau dan Jember sebagai kota santri. Penelitian ini akhirnya menemukan bahwa proses pembentukan identitas kota yang sedang dikerjakan oleh JFC sangatlah kompleks. JFC yang didukung oleh pemberitaan media secara intensif berusaha untuk tertanam dalam kesejarahan masyarakat Jember dan di sisi lain masyarakat Jember sebagai masyarakat yang multietnis relatif mudah menerima perubahan di era global ini. Bagaimana akhir proses ini dan akankan Jember sebagai kota karnaval dunia mampu menjadi identitas Jember, waktu yang akan menceritakannya nanti.
City identity never been monolithic. This research focus on construction Jember identity in network society context as world city carnival. Jember Fashion Carnaval as project identity try to negotiate the new identity beside of two another identity previously: Jember as tobacco city and Jember as Islamic city. This research findings that process of construction Jember identity as world city carnival are complex, JFC that supported by media intensively try to embedded in Jember history and the other side Jember society have multiethnic population (Javanese and Maduranese ) that makes the change process easily receives as part of Jember in global era. How the end of this process, and shall Jember as world city carnival become a new identity of Jember, time will tell."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
T27547
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Gati Dwi Yuliana
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S5242
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Chandra Ayu Proborini
"
ABSTRAKFenomena Jember Fashion Carnaval (JFC) yang terjadi di Kabupaten Jember menjadi salah satu latar belakang dilakukannya penelitian ini. Jember yang mempunyai latar belakang masyarakat pandalungan, diantara masyarakatnya terbentuk sebuah karnaval fashion yang saat ini dikenal hingga dunia. Fenomena ini menjadi hal yang menarik, karena Jember tidak mempunyai riwayat sejarah fashion dan dikenal dengan kota santri. JFC yang diprakarsai oleh Dynand Fariz telah menunjukkan eksistensinya selama 14 tahun dan telah berhasil merubah Jember menjadi kota karnaval tingkat dunia. Selain itu JFC menjadi barometer karnaval fashion di Indonesia karena menginspirasi daerah lain untuk membuat karnaval yang serupa. JFC memamerkan busana hasil kreativitas dari peserta yang mengikutinya. Peserta diberikan pelatihan untuk membuat dan memperagakan busana. Adanya proses pelatihan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kreativitas peserta sehingga dapat membuat busana yang memiliki standart keindahan tersendiri. Proses tersebut secara tidak langsung membuat JFC mengalami proses komodifikasi, yaitu JFC bertransformasi menjadi event yang layak jual. Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tumbuh dan berkembangnya JFC diantara masyarakat Jember. Adapun secara spesifik mengkaji tentang latar belakang sosial budaya terbentuknya JFC sebagai industri pariwisata di Kabupaten Jember. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Jember memiliki ciri khas kultural serta modal yang mendukung tumbuh dan berkembangnya JFC di Jember, sehingga Jember dapat bersaing dengan daerah lain dalam ranah sektor pariwisata. Abstrak memuat uraian singkat mengenai masalah dan tujuan penelitian, metode yang digunakan, dan hasil penelitian. Tekanan penulisan abstrak terutama pada hasil penelitian."
Denpasar: Pusat Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar, 2017
300 MUDRA 32:2 (2017)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
New York Dell publishing 2001,
808.83 Gri p
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Dickens, Charles, 1812-1870
London: Everyman's Library, 1991
R 823.7 DIC b
Buku Referensi Universitas Indonesia Library
Wharton, Edith
London: Random House, 1991
813.54 WHA h
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library