Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 189420 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aminzar Rifky Z
"ABSTRAK
Refleksi tinggìnya pertumbuhan ekonomi salah satunya terlihat dari meningkatnya
aktivitas investasi pada pembangunan sektor rill. Meningkatnya pembangunan pada sektor rill
memerlukan industri pendukung agar kelancaran pembangunan dapat berjalan sesuai dengan
perencanaan. Industri semen sebagai industri komoditi strategis merupakan industri pendukung
yang sangat vital dalam menunjang realisasi investasi pada sektor rit terutama pada sektor
konstruksi.
Permintaan semen di masyarakat terus meningkat dan tahun ke tahun dengan peningkatan
yang sangat signifikan besar tiap tahunnya. Tingginya permintaan ini seringkali menimbulkan
permasalahan tidak tercukupinYa pasokan semen di masyarakat. Kondisi ini membuat
pemerintah harus melakukan intervensi dikarenakan semen merupakan komoditi yang erat
kaitannya dengan inflasi.
Mengingat begitu pentingnya komoditas strategis ini sebagai motor kelancaran
pembangunan nasional perlu adanya studi mengenai karakter industri ini terhadap kondisi
industri secara keseluruhan. Adapun tujuannya untuk mçngetahui berapa besar resiko pada
industri ini terhadap sikius bisnis di Indonesia, pengadaan bahan mentah, peraturan pemerintah
serta terhadap posisi dalam perekonomian di Indonesia yang dapat mempengaruhi kinerja
keuangan para pemainnya. Pada akhirnya dapat disimpulkan resiko kredit pada industri semen
di Indonesia sesuai dengan judut dan karya akhir ini yaitu Analisa Kredil Pada Industri Padat
Modal Khususnya pada Industri Semen.
Adapun sampel perusahaan yang diambil dalam penelitian ini íalah 3 perusahaan semen
yang sudah go public yaitu PT, Indocement Tunggal Prakarsa, PT. Semen Cíbinong, dan PT.
Semen Gresik dengan data-data pada periode tahun 1992-1996. Pemilihan ketiga perusahaan ini
sebagai studi kasus dalam mewakili pemain-pefliain lainnya di industri ini atas dasar kapasitas
terpasang produksi nasional dimana 87,1 % dikuasai oleh ketiga penisahaan tersebut, yaitu PT.
Semen Gresik 38,73%, PT. Indocement Tunggal Prakarsa 37,85% dan PT. Semen Cibinong
10,5%. Dan hash penelitian ketiga perusahaan dapat ditarik benang merah yang
menggambarkafl secara global kondisi industri semen di Indonesia.
Pada penelitian ini digunakan 2 pendekatan analisa dalam mencapal tujuan dan penulisan
ini yaitu:
1. Analisa industri berdasarkan lima kekuatan bersaing dan Michael E. Porter yaitu
peninjauan perusahaan terhadap ancaman pembeli, pemasok, persaingan antar pemain
produk substitusi dan pendatang baru.
2. Analisa keuangan dengan meninjau raslo keuangan dan anis kas perusahaan. Rasio
keuangan dilihat dan rasio likuiditas, profitabilitas, manajemen aset dan manajemen hutang
perusahaafl sedangkan anis kas di analisa terhadap anus kas hasil kegiatan usaba, anis kas
yang digunakan investasi dan arus kas hash pembiayaan perusahaan.
Dari hasil analisa 5 kekuatan bersaing (Michael E. Porter) pada ketiga perusahaan
tersebut maka industri semen mempunyal empat kekuatan yaitu kekuatan terhadap ancaman
pembeli, ancaman produk substitusi, ancaman persaingan antar pemain dan ancaman terhadap
pendatang baru serta satu kelemahan yaitu kelemahan terhadap ancaman pemasok. Dimana
kekuatan tersebut sangat melindungi para produsen dalam bermain di industri ini. Kondisi ini
terlihat dengan adanya hambatan-hambatan masuk yang besar bagi pemain baru, adanya asosiasi
(ASI) yang anggotanya para pemain itu sendiri yang mengatur alokasi pasar, kuota produksi
dan harga jual, belum adanya produk pengganti yang mempunyai manfaat dan kemampuan yang
sama.
Dengan lingkungan usaha yang ada sekarang ¡ni meinbuat para pemain mengenyam
keuntungan yang besar. Kondisi ¡ni dapat terlihat dan keuangan perusahaan para pemain
tersebut yaitu tingginya tingkat likuiditas dan profit yang dinikmati para pemain walaupun
pengelolaan aset-aset perusahaan masih belum efisien dimana investasinya menggunakan dana
hutang yang besar.
Dapat disimpulkan bahwa keuntungan-keuntungan yang dinikmati para pemain dalam
industri ¡ni dikarenakan struktur pasar pada industri semen yang oligopoli dan mengarah pada
monopoli regional serta adanya praktek kartel sehingga para pemain dalam industni ini
mempunyai resiko default yang kecil apabila lingkungan usahanya tidak berubah. Tetapi apabila
kondisi lingkungan usahanya berubah yaltu dengan terbukanya pasar dan tidak adanya praktek
kartel maka persaingan akan meningkat dan akan sulit bagi para pemain untuk mengatur harga
jual semennya sehingga akan berdampak kesulitan dalam mengembalikan hutang-hutang yang
besar. Kondisi ¡ni akan mengakibatkan resiko default pada industni semen alcan meningkat."
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mestika Zed, 1955-
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2001
900 MES i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Priatama Arifin
"Skripsi ini merupakan penelitian pertama yang dilakukan untuk menganalisa dampak kepemilikan terhadap efisiensi teknis industri semen Indonesia. Dengan mengambil sample data tahun 2003-2011, penelitian ini ingin melihat dampak dari kepemilikan terhadap efisiensi teknis industry semen di Indonesia. Untuk mengukur tingkat efisiensi teknis industri, penelitian ini menggunakan metode Stochastic Frontier Analysis (SFA). Sedangkan untuk mengetahui dampak kepemilikan, penelitian ini menggunakan variabel dummy kepemilikan yang kemudian diregresi terhadap nilai efisiensi teknis industri dengan menggunakan metode Generalized Least Square (GLS). Penelitian ini menemukan bahwa kepemilikan asing berpengaruh positif dan signifikan terhadap efisiensi teknis pada industri semen Indonesia.

This thesis is the first study to analyze the effect of ownership on the technical efficiency of the Indonesian cement industry by using data set on plant level from 2003 to 2011. Stochastic Frontier Analysis model is used to estimate the technical efficiency level of the industry. Furthermore, the ownership variable is regressed with the technical efficiency through Generalized Least Square Method. The study conclude that that foreign ownership has a positive and significant effect on technical efficiency score of the Indonesian cement industry.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S58704
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asterina Zarnia
"Permenperind No.12 Tahun 2012 mengungkapkan bahwa industri semen di Indonesia diharapkan mampu menurunkan emisi spesifiknya sebesar 2% pada tahun 2015 dan 3% pada tahun 2020. Dalam mendukung tercapainya target ini, pemerintah dapat membuat berbagai kebijakan terkait. Salah satu kebijakan yang dapat dipilih oleh pemerintah adalah Pajak Karbon. Penelitian in bertujuan mengetahui dampak dari penerapan pajak karbon pada industri semen. Analisa kebijakan dimodelkan secara dinamis dengan menggunakan perangkat Powersim melalui beberapa skenario kebijakan. Melalui model dinamis yang dibuat, ditemukan bahwa pajak karbon optimal pada industri semen di Indonesia adalah sebesar Rp 810.000 per kelebihan CO2 dari ambang batas. Pajak karbon ini layak diterapkan karena memiliki dampak fiskal yang kecil dan mampu membuat industri semen menurunkan emisi nya sesuai target yang ditetapkan.

Ministry of industry decree No.12/2012 stated that Indonesia cement industry can reduce its emission by 2% voluntarily in 2015, and 3% obligatory in 2020. In order to support reaching that targets, government can make a lot of policies. One of the policy that can be chosen by government is carbon tax. The objective of this research is determine the impacts of carbon tax design implementation on Indonesia cement industry. Policy analysis is modelled dynamically using Powersim software through some policy scenarios. By the dynamic model, found that the optimal carbon tax on cement industry is Rp 810.000 per excess CO2 from the threshold. This carbon tax is feasible to implement because it has small fiscal impacts and capable to reduce Indonesia cement industry’s emissions corresponding to the target assigned.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S60064
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ngadenan
"Krisis ekonomi tahun 1997 membawa perubahan yang mendasar dalam tata niaga semen dalam negeri. Pemerintah melalui Menteri Perindustrian dan Perdagangan mengeluarkan surat nomor 48/MPP/1/1998 tanggal 21 Januari 1998 mencabut peraturan tetang tata niaga semen di dalam negeri. Pemerintah juga mengesahkan Undang-undang Nomor 5 tahun 1999 tanggal 5 Maret 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Konsekuensi dari diambilnya kebijakan tersebut adalah pernerintah menyerahkan tata niaga perdagangan semen dalam negeri kepada proses mekanisme pasar. Pemerintah tidak lagi menetapkan harga semen dengan mekanisme HPS (Harga Patokan Setempat) yang selama ini dilakukan. Penelitian ini bertujuan menganalisis: (1) terjadinya perubahan struktur dalam industri semen dalam negeri, dan (2) terjadinya Perubahan conduct dalam industri semen dalam negeri akibat berakhirnya tata niaga tersebut.
Penelitian ini menggunakan data sekunder periode 1995-2004. Analisis dilakukan secara diskriptis dengan menggunakan pendekatan Structure, Conduct and Performent Analysis untuk mengetahui adanya perubahan struktur dan conduct perusahaan dalam industri semen di Indonesia. Pengujian perubahan struktur dengan menguji perubahan jumlah perusahaan, konsentrasi rasio, indek herfindalh dan indeks lerner dalam industri semen. Dalam pasar yang kompetitif akan ditunjukkan dengan jumlah pelakunya akan semakin banyak, rasio konsentrasi, indeks herfindalh dan indeks lerner yang semakin mengecil.
Sedangkan pengujian perubahan perilaku (conduct) dengan rnenguji terjadinya prektek limit price dan leadership price dalam industri semen. Pasar yang kompetitif akan ditunjukan dengan terjadinya praktek limit price atau leadership price yang bersaing dalam industri semen, sebaliknya pelaku pasar yang monopolis akan ditunjukan dengan praktek leadership yang kolusif.
Berakhirnya kebijakan tata niaga semen tidak mengakibatkan terjadinya perubahan struktur pasar dalam industri semen tetapi berakhirnya kebijakan tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan perilaku (conduct) perusahaan dalam industri semen. Perilaku perusahaan berubah dari perilaku oligopoli kolusif menjadi perilaku oligopoli yang bersaing. Perubahan tersebut di dukung dengan perubahan indeks lerner dan rasio keuntungan yang menunjukan penurunan dari tahun ke tahun selama periode penelitian."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T16971
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Barin Elyasa
"Tren produksi semen secara global maupun dalam negeri mengalami kenaikan setiap tahunnya. Faktanya industri semen berperan menyumbang emisi karbon global sebesar 5% Selain pencemaran udara. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis aspek sosial ekonomi (tingkat kesehatan, penerapan keselamatan kerja dan upah karyawan), menganalisis dampak lingkungan (global warming potential dan abiotic depletion) dan menyusun konsep pengelolaan lingkungan industri semen. Tingkat kesehatan, penerapan keselamatan kerja dan upah karyawan dianalisis dengan metode statistik deskriptif, sedangkan global warming potential dan abiotic depletion dianalisis menggunakan metode Life Cycle Assessment (LCA). Hasil penelitian menunjukkan Upah pekerja yang diberikan tergolong cukup sesuai dengan beban kerja yang diberikan; tingkat kesehatan pekerja tergolong sehat; penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) tergolong baik dan Dampak lingkungan berupa Global Warming Potential (GWP) dan penurunan abiotik (Fossil Fuel) sebesar 965,55 kg CO2 eq/Ton semen dan 2.467,10 MJ setiap ton semen. Kesimpulannya adalah perlu adanya upaya melakukan kegiatan efisiensi energi dengan menutup false air yang pada unit kiln dan menggunakan bahan bakar alternatif.

The trend of cement production globally and domestically has increased every year. The fact is that the cement industry plays a role in contributing to global carbon emissions by 5% besides air pollution. The purpose of this study was to analyze socio-economic aspects (level of health, application of work safety and employee wages), analyze environmental impacts (global warming potential and abiotic depletion) and develop environmental management concepts for the cement industry. The level of health, implementation of work safety and employee wages were analyzed using descriptive statistical methods, while global warming potential and abiotic depletion were analyzed using the Life Cycle Assessment (LCA) method. The results of the study show that the wages given to workers are classified as sufficient in accordance with the workload given; the level of workers' health is classified as healthy; the implementation of Occupational Health and Safety (K3) is classified as good and the environmental impacts are in the form of Global Warming Potential (GWP) and reduction of abiotic (Fossil Fuel) of 965.55 kg CO2 eq/tonne of cement and 2,467.10 MJ per tonne of cement. The conclusion is that efforts are needed to carry out energy efficiency activities by closing the false water in the kiln unit and using alternative fuels."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hilmi Rahman Ibrahim
"Privatisasi industri semen merupakan kebijakan pemerintah dalam mengantisipasi perkembangan ekonomi di Indonesia pasca krisis ekonomi. Privatisasi bagi pemerintah merupakan upaya pemulihan ekonomi dan perbaikan kinerja BUMN terutama pada industri semen. Namun, privatisasi yang dilaksanakan pemerintah terhadap PT Indosemen Tunggal Prakarsa Tbk. telah mengundang perhatian publik, karena selain dapat berdampak pada struktur industri semen di Indonesia juga dapat menciptakan terjadinya kenaikan harga semen dalam negeri.
Privatisasi industri semen di Indonesia banyak mendapat kritikan dari masyarakat karena proses privatisasinya dilakukan melalui penjualan langsung dengan menjual saham kepada swasta asing, yaitu Heidelberger. Adanya kekhawatiran masyarakat akan kemungkinan terjadinya kartelisasi sebagai bagian dari kerjasama yang melibatkan pemain global seperti Cemex, Holcim, Heidelberger dan Laparge mungkin dapat terjadi, melihat peran yang ditunjukkan dalam penguasan produsen semen di berbagai kawasan.
Argumen ini didasarkan pada kemampuan dan kekuatan jaringan keempat pemain besar tersebut. Kasus Filipina patut dijadikan pengalaman berharga dalam program privatisasi semen di Indonesia. Harga semen di Filipina sebelum dikuasai mayoritas sahamnya oleh pemain global, relatif terjangkau oleh masyarakat, namun ketika saham itu didominasi oleh swasta asing, maka kenaikan harga semen pun tidak dapat dihindari lagi. Harga semen di Filipina bergerak naik dari harga US$ 30 perton menjadi 70-80 dollar perton.
Oleh karena itu, privatisasi industri semen yang dilaksanakan pemerintah harus mempertimbangkan kepentingan jangka panjang. Kenaikan harga semen dapat diakibatkan karena adanya kertelisasi regional dimana harga semen di Indonesia akan disesuaikan dengan harga produsen semen yang ada di beberapa negara ASEAN, sebagai bentuk aliansi strategis dengan produsen besar lainnya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T3098
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Felder, Mickey
"Didalam memasuki era 1990 kebutuhan atas manajemen distribusi dirasakan sangat diperlukan perusahaan di Indonesia didalam menghadapi gejolak ekonomi yang semakin tidak menentu, adanya persaingan yang ketat antara perusahaan di dalam industri yang sejenis atau terbukanya kesempatan untuk memasuki segmen pasar yang baru baik di dalam negeri maupun dì luar negeri, membuat perusahaan untuk merencanakan, mengatur, dan mengendalikan sistim manajemeri distibusinya.
Bagi industri semen masalah manajemen distribusi ini juga menjadi salah satu pokok masalah, khususnya masalah transportasi yang akan digunakan. Selama ini, transportasi yang digunakan oleh seluruh pabrik semen di Indonesia untuk mengangkut semen dan pabrik selalu menggunakan truk. Sedangkan kalau melihat dari karakteristik semen sendiri, barangnya bersifat "bulky" sehingga dibutuhkan alat transportasi yang dapat mengangkut banyak dan secara relatif murah.
Tujuan penulis untuk meneliti lebih mendalam mengenai pola distribusi semen ini, karena ingin melihat apakah ada kemungkinan ataupun alternatif bagi distribusi semen sehingga biaya distribusi nantinya dapat ditekan. Penelitian dilakukan di PT. Indoement Tunggal Prakarsa yang merupakan produsen semen terbesar di Indonesia
Pendekatan analisa yang dilakukan adalah dari segi biaya transportasi maupun kecepatan, dan akses yang dimiliki oleh cara transportasi yang dipergunakan. Dan hasil analisa tersebut maka didapat beberapa kesirnpulan yaitu ;
1. Alat transportasi truk masih merupakan pilihan utama karena mampu mengantarkan secara langsung dari pabnik produsen ke konsumen (untuk daerah Jawa). Dari segi biaya dan kecepatan, alat angkut ini secara relatip Iebih baik dibandingkan angkutan darat lainnya yaitu kereta api. Diperkirakan alat transportasi ini masih akan menjadi prioritas utama untuk masa?masa mendatang selama pra-sarana untuk angkutan kereta api belum ditambah dan sistimnya diperbaiki. Namun untuk itu diperlukan pengaturan antrian truk yang baik dan tentunya pra?sarana jalan yang memadai.
2. Alat angkut kereta api masih belum banyak digunakan untuk mengangkut semen, menurut data DPS Pada periode 1980 sampai dengan 1986 di Jawa, rata?rata hanya 7,5 % dari seluruh hasil produksi semen diangkut dengan kereta api. Hal ini disebabkan karena Pra--sarana berupa gerbong serta pergudangan di stasiun yang belum memadai.
3. Alat angkut kapal laut sangat penting untuk pengangkutan ke luar pulau Jawa. Produk semen harus bersaing dengan produk?produk lainnya agar mendapat tempat untuk diangkut. Pihak perusahaan memiliki sendiri gudang di Pelabuhan yang berfungsi untuk menyimpan barang yang akan diangkut ke luar pulau. 4. Selain gudang di pabrik dan Tanjung Priok, perusahaan, tidak memiliki gudang di tempat lain. Fasilitas Perggudangan di kota?kota lain seperti di Bandung atau di Surabaya dimiliki oleh pihak distributor.
dari hasil analisa yang dibuat, maka dapat disimpulkan bahwa dibutuhkan suatu pra?sarana Jalan kereta api dari lokasi pabrik ke stasiun Bekasi. Sehingga nantinya akan diperoleh alternatif transportasi semen dari pabrik ke tempat penjualan, selain itu sarana kereta apÍ tersebut dapat dipergunakan untuk mengangkut bahan bakar batu bara dari Cigading. Sehingga nantinya akan dapat diperoleh biaya transportasi yang efisien. Dimasa mendatang seandainya pra?sarana jalan kereta api jadi dibangun, maka diperlukan Juga untuk membangun facilitas pergudangan di stasiun?stasiun pada daerah?daerah potensil."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1990
T1746
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ria Sjahroni Sereh; Harry Purnomo
"ABSTRAK
Deregulasi dibidang moneter, perbankan, keuangan dan
pasar modal, dengan dikeluarkannya Pakde 1987, Pakto 1988
dan Pakdes 1988, membawa dampak yang positip terhadap
perkembangan pasar modal di Indonesia. Situasi ini
menyebabkan pasar modal Jakarta - Indonesia menjadi sarana
yang menarik bagi perusahaan sebagai alternatif sumber
dana.
Tiga macam instrumen pasar modal yang dapat
dimanfaatkan, yaitu Obligasi, Sekuritas kredit dan Saham.
Sebagai bahan kajian pentingnya pemanfaatan pasar modal
oleh perusahaan, dipilih dua perusahaan yang bergerak
dibidang industri semen, PT. Semen Cibinong dan PT.
Indocement Tunggal Prakarsa.
Industri semen sebagai industri vital dan strategis,
dalam 5 tahun mendatang diproyeksikan akan meningkat dengan
laju pertumbuhan 9 -10% pertahun pada tingkat
pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) konstruksi 5,5 - 7
% per tahun dan Produk Nasional Bruto ( PNB) 5,2 - 6 % per
tahun, sehingga diperkirakan pada 1992 perlu dilakukan
perluasan kapasitas.
Dalam rangka antisipasi peningkatan permintaan semen
dalam negeri, untuk pembiayaannya perusahaan dapat memenuhi
dengan sumber dana hutang (debt) atau sumber dana equity
atau kombinasi keduanya. Pemilihan sumber dana sangat
tergantung dari kesehatan keuangan dan struktur modal
perusahaan.
Alat yang dapat dipergunakan untuk penilaian/pengukuran
keuangan perusahaan antara lain analisa rasio, analisa
trend dan analisa struktur modal.
Pilihan sumber dana yang disarankan adalah sebagai
berikut :
1. PT. Semen Cibinong.
Sumber dana hutang, emisi obligasi atau-kredit bank atau
kombinasi keduanya.
2. PT. Indocement Tunggal Prakarsa.
Sumber dana equity, issue saham kepada pemegang saham
lama atau akuisisi.
PT. Semen Cibinong mengambil langkah dengan kombinasi
kredit bank dan emisi obligasi, sedangkan PT. Indocement
Tunggal Prakarsa dengan melakukan emisi saham perdana.
Langkah yang ditempuh kedua perusahaan dengan
memanfaatkan pasar modal sangat tepat seperti ditunjukkan
dalam proyeksi net income dan financial ratio."
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>