Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23143 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lyn Parker
"Wacana akademis internasional tentang modernitas seringkali mengasumsikan modernitas bersifat universal dan homogen. Tulisan ini membantah asumsi tersebut melalui penelitian tentang medikalisasi kelahiran di Bali. Tiga tempat utama untuk melahirkan-rumah keluarga laki-laki, klinik lokal, dan rumah sakit umum daerah-memperlihatkan peningkatan derajat 'modern', namun banyak staf medis masih mengakomodasi praktik-praktik kelahiran tradisional. Sebagai contoh, keyakinan tentang kemampuan Kanda Mpat - empat spirit pelindung setiap bayi - diakomodasi, bahkan di rumah sakit sekalipun. Perawatan secararitual terhadap Kanda Mpat berlanjut; dan pengetahuan tentang Kanda Mpat secara umum meningkat. Tulisan ini menjelaskan bahwa keberlanjutan dan penyesuaian praktik-praktik kelahiran terhadap lingkungan baru memperlihatkan tidak adanya suatu pertentangan antara tradisi asli dan modernitas global. Wanita-wanita Bali menciptakan versi mereka sendiri tentang modernitas pada saat kelahiran."
2003
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Agrawal, Arun
"Dalam artikel ini, penulis bertujuan untuk merangsang terjadinya debat tentang pengetahuan lokal (indigenous knowledge) bertitik tolak dari pendapatnya tentang adanya kontradiksi dan kelemahan-kelemahan konseptual dalam banyak tulisan tentang pengetahuan lokal. Pokok permasalahan yang dibahas dalam artikel ini terutama memfokus pada argumen penulis bahwa perbedaan antara pengetahuan lokal dan pengetahuan ilmiah atau Barat dapat menimbulkan masalah bagi mereka yang percaya atas makna penting dari pengetahuan lokal bagi pembangunan. Artikel ini mengkaji beberapa kontradiksi dan ironi yang terdapat dalam upaya memberikan penekanan pada makna penting pengetahuan lokal. Menurut penulis, pembedaan pengetahuan lokal dan pengetahuan Barat sebagai dua tipe pengetahuan merupakan hal yang tidak produktif dalam upaya melibatkan peranan pengetahuan lokal itu dalam pembangunan yang tangguh dan berkelanjutan. Penulis juga mengemukakan bahwa sebenarnya tidak ada sesuatu yang baru tentang retorika dan perwujudan pengetahuan lokal. Ia pun berpendapat bahwa strategi untuk menyusun arsip dan menyebarluaskan pengetahuan lokal itu juga bertentangan dengan konsep dasar dari pengetahuan lokal itu sendiri. Bagian akhir dari artikel ini secara tentantif menelusuri sejumlah kemungkinan dalam mencari jalan ke luar dari dilema ini. Di antaranya adalah melaksanakan preservasi pengetahuan lokal in situ. Upaya ini hanya akan berhasil bila penduduk setempat dapat memperoleh kontrol atas penggunaan lahan dan sumber-sumber daya alamnya."
1998
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lars Smith
"
Bertolak dari pengalamannya sebagai konsultan manajemen, penulis mengajukan argumentasi bahwa pendekatan terhadap pengetahuan lokal seharusnya mengikuti pendekatan yang dipakai seorang konsultan terhadap pengetahuan lokal yang ada pada sebuah organisasi bisnis. Penulis melihat organisasi bisnis sebagai klien sekaligus majikan, dan mempermasalahkan bagaimana konsultan melayani majikan dengan cara membantu mereka memanfaatkan pengetahuan mereka sendiri. Untuk itu ia mengajukan 'Methodology for the Utilization of Indigenous Knowledge Systems'(MIKS). MIKS mempergunakan pengetahuan klien untuk membantunya mencapai tujuan-tujuan khusus, merancang atau menemukan jenis-jenis intervensi yang dibutuhkan. Metodologi ini didasarkan pada teori bahwa tingkah laku harus dijelaskan dengan mengacu pada tujuan-tujuan yang dimaksudkan oleh pelaku-pelaku yang dipandang mampu melakukan kontrol atas kehidupan mereka sendiri. Dalam upaya mencapai kondisi yang diinginkan, pelaku mengembangkan suatu 'mental model' tentang keadaan kini dan keadaan yang diinginkan. Namun tidak semua model itu merepresentasikan realita secara tepat. Menjadi tugas seorang konsultanlah untukmemodifikasi model yang kurang atau tidak tepat tersebut, sebelum melangkah ke tahap berikutnya,yakni: melakukan intervensi. Intervensi yang baik adalah intervensi yang cocok dan 'alamiah',adaptif, 'kecil' tetapi 'katalitik', yakni memiliki efek yang lebih besar dari pada upaya yang dikerahkan."
1998
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Persoon, Gerard A.
"Dalam tulisan ini penulis mengulas interaksi di antara wacana-wacana dan tindakan-tindakan dalam pelaksanaan hukum lokal, nasional, dan internasional pada penduduk lokal dengan memfokus pada situasi di Pulau Siberut. Selama bertahun-tahun orang Mentawai telah menghadapi pengaruh-pengaruh hukum asal dari luar wilayahnya. Hal itu bermuladari administrasi kolonial Belanda, dan dilanjutkan oleh orang-orang Minangkabau yang - sebagai pegawai pemerintah dan administrasi di pulau itu - memiliki pengaruh yang besaratas sistem-sistem peradilan desa, dan hak-hak penduduk setempat versus pendatang. Birokrasi Indonesia melalui berbagai kementeriannya memiliki dampak yang besar atas pulau itu.Dalam kurun waktu terakhir, melalui campur tangan eksternal, kegiatan pariwisata dan pembuatan film oleh perusahaan asing, kesadaran etnis di antara orang-orang Mentawai sebagai penduduk lokal pun mulai tumbuh. Hal itu menuntun munculnya suatu bentuk 'representasi' baru di dunia luar, dan pandangan yang baru tentang tradisi-tradisi lokal. Tetapi, perolehan hak-hak kepemilikan atas sumber-sumberdaya alam dan kesempatan pemasaran yang baru telah memicu terjadinya konflik internal yang serius. Tampaknya,interaksi di antara hukum internasional, nasional, dan lokal tidak hanya menciptakan kesempatan-kesempatan baru, tetapi juga menciptakan kevakuman hukum, administrasi, dan kekuasaan yang baru."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2002
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nengah Bawa Atmadja
"The Balinese believe that Leyak or ghost is an etiology of illness. To become a Leyak or to ngleyak, one must perform black magic or pangleyakan. The method of obtaining the pangleyakan is by studying under a dukun pangleyakan or dukun pangiwa, a special indigenous medical practitioner who masters the pangleyakan. A person can also obtain the pangleyakan from his/her parent. Moreover, he or she can request the pangleyakan to Goddess Durga, the goddess of black magic. When pangleyakan is used by somebody, he/she becomes a Leyak, and will have the ability to take the shape of a certain animal, a ghostly light, a body without a head - the varieties are endless. This can only be performed at night. A Leyak disturbs other people until they are sick or even die. Nevertheless, they believe that they can cope with the Leyak through the use of amulet or by performing the magical religious ritual."
1997
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Joep Spiertz
"Subak di Bali merupakan suatu organisasi sosial masyarakat yang biasanya dikaitkan dengan norma-norma dan sistem pengetahuan orang Bali. Dalam melihat organisasi tersebut untuk dikaji dalam kajian Antropologi Hukum, hal yang harus dilakukan oleh peneliti adalah menentukan dalam konteks apa suatu institusi semacam itu dilihat. Pentingnya menentukan konteks permasalahan secara cepat bertujuan untuk menghindari penjelasan yang terlalu panjang lebar tentang keterkaitan antara sub-sub sistem dalam kebudayaan itu sendiri."
1989
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
I Ngurah Suyawan
"Violent tragedy in Bali has a long history. Violence during the Dutch colonial regime, until the 1965 massacre of local political violence under the "Orde Baru" occurred. Post-Reform of 1998, the tragedy of violence re-emerged in tandem with the strengthening of indigenous authority (Pakraman Village) that forced silence during the centralized authoritarian "Orde Baru" regime. Pakraman village go hand in hand with the spirit of strengthening the cultural movement (Ajeg Bali) post Bali bombings of 2002 and 2005. Within institutions of Pakraman Village, there lies pecalangan, a traditional indigenous security forces who participates in the business of security and control of new settlers in these territories. In political violence contestation and strengthening of the culture, the local-hero who has a long history of political violence in Bali plays their vital role through the mass organizations and also joined as pecalangan. This paper tried to describe the relationship between political history of violence in Bali and the pursuit of the local-hero in it."
2009
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bemmelen, Sita van
"Artikel ini berupaya memperlihatkan bagaimana ideologi gender pemerintahan Orde Baru dan pemerintahan Reformasi yang berbeda saling berkelindan pada tingkat lokal danberinteraksi dengan identitas gender lokal. Tulisan ini juga menunjukkan bahwa adalahmungkin untuk melakukan penelitian tentang diskursus lokal dengan memfokuskan padakasus Bali jika sumber-sumber utama yang ada dapat diakses secara memadai."
2006
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
T. Nirarta Samadhi
"Urban design projects aim at achieving better environments in the sense that they are supportive of the culture of the inhabitants. Careful consideration of socio-cultural aspects of a space is a precursor to approach this goal. The existence of traditional settlements (i.e. desa adat) as spatio-cultural units in a Balinese setting has never been accommodated in the contemporary projects of urban spatial design. In this respect, the opportunity to achieve supportive environments is certainly become remote. Long known for the extensive traditional and religious role it has played in the life of the Balinese, the desa adat is central to that culture. Essentially, this unit is cosmologically independent and socio-religiously meaningful, and thus needs to be treated accordingly in a socio spatial manipulation process. With regard to the spatial design of the Balinese space, this cosmological unit (Geertz 1959, 1980) determines land use, street layout, location of settlement's elements, and the like (Parimin 1985; Samadhi 2001).This paper aims to explore the existence of desa adat as a Balinese cultural institution, and argues for its utilization as an urban design unit. Ultimately, it tries to promote multiculturalism and pluralism in the urban design as a socio-spatial process in the Indonesian planning system."
2003
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Arlette Otino
"
Tulisan ini membahas implikasi dari ikatan-ikatan ritual sebagai suatu sarana kultural yang khusus untuk menjadi bagian dari masyarakat Bali. Dengan menggunakan contoh kasus suatu kelompok asal-mula (origin group) Bali Aga yang memiliki derajat tinggi, yakni Kabayan dari Wangaya Gede di Gunung Batukau, penulis berargumentasi bahwa sebagai suatu dimensi yang melengkapi atau yang menjadi alternatif dari keanggotaan dalam suatu kelompok asal-mula (origin group), subordinasi-ritual (ritual subordination) kepada para pemimpin kelompok itu menghasilkan suatu struktur hirarkhis yang bertentangan dengan ideologi egaliter yang selalu diasosiasikan dengan Bali Aga pada umumnya. Keunikan dari kelompok asal-mula Kabayan ini ialah terstrukturnya kelompok itu seputar suatu garis pusat (garis purusa). Dalam struktur itu, garis keturunan langsung dengan suatu kelompok kekerabatan berdasarkan satu garis keturunan (lineage) dari para pemimpin masa lalu yang memiliki prestige, merupakan hal yang amat penting. Keberadaan warga biasa (warga) yang melaksanakan subordinasi-ritual dalam bentuk masiwa ke garis purusa (memohon air suci yang diperlukan untuk ritualnya) merupakan kriteria yang relevan bagi keanggotaan dalam kelompok. Berdasarkan latar belakang etnografis tersebut, tulisan ini menunjukkan bahwa jauh dari kenyataan sebagai sub-kategori masyarakat Bali yang tidak memiliki penampilan hierarkhis kelompok asal-mula Bali Aga itu justru mewujudkan penampilan yang mirip dengan kelompok-kelompok bangsawan dalam masyarakat Bali umumnya. "
2004
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>