Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 203244 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sony Sumaryo
"ABSTRAK
Salah satu permasalahan trafik lalu lintas adalah pengelolaan trafik kendaraan
darurat, seperti mobil pemadam kebakaran dan ambulan, yang memerlukan
prioritas untuk mengakses persimpangan jalan. Umumnya, kontrol pre-emptive
lampu lalu lintas digunakan untuk untuk kasus tersebut. Namun, saat ini,
penerapan pengaturan pre-emptive tidak cukup untuk mengakomodasi kendaraan
darurat untuk melintasi persimpangan dengan delay yang minimal dan karenanya
bisa mencapai tujuan yang telah ditentukan dalam waktu yang diharapkan.
Metode tambahan diperlukan untuk menangani masalah ini dengan tepat.
Penelitian ini mengusulkan sebuah model baru untuk percepatan pengosongan
trafik di depan kendaraan darurat pada sebuah persimpangan jalan berdasarkan
teori antrian dan data historis. Model antrian M/M/1, M/G/1 dan G/G/1 dipelajari
secara analitis dan dibandingkan. Algoritma SRH kemudian dikembangkan untuk
menentukan model G/G/1, antara Kreamer-Lagenbach-Belz, Kingman, dan
pendekatan Whitt, yang sesuai model. Dua indikator diperkenalkan dalam model,
yaitu kecepatan efektif kendaraan normal dan waktu tempuh kendaraan darurat.
Selanjutnya, untuk model kecepatan efektif trafik kendaraan normal di depan
kendaraan darurat formula percepatan linear dan eksponensial diturunkan dan
divalidasi.
Data historis digunakan untuk mengembangkan pola yang mewakili hubungan
antara kecepatan kendaraan normal dan posisinya dalam ekor antrian. Pada saat
munculnya kendaraan darurat pola tersebut digunakan untuk menentukan apakah
trafik kendaraan normal perlu dipercepat atau tidak.
Model yang diusulkan telah divalidasi dan diuji terhadap model yang tidak
memasukkan percepatan pengosongan. Model yang diusulkan telah menunjukkan
kinerja waktu tempuh kendaraan darurat melebihi model yang serupa itu rata-rata
sebesar 4.5 sampai 5.3 kali, untuk menjamin bahwa kendaraan darurat tidak
mengalami penundaan yang signifikan.

ABSTRACT
One of the traffic problems is the management of emergency vehicles, such as fire
trucks and ambulances,that need to have priority access to intersection. Generally,
pre-emptive control of the traffic light is employed to for such cases. However,
nowadays, the implementation of pre-emptive rule is not sufficient to
accommodate emergency vehicles need to cross the intersection with minimum
delay and hence could reach the designated destination within the expected time.
Additional method is required to properly handle this issue.
This research proposes a new model for accelerated discharging of traffic in front
of the emergency vehicle at an intersection based on queuing theory and historical
data. Queueing model of M/M/1, M/G/1 and G/G/1 is analytically studied and
compared. SRH algorithm is then developed to determine which G/G/1, among
Kreamer-Lagenbach-Belz, Kingman, and Whitt approach, that fits the model.
Two indicators are introduced in the model, namely the effective speed of normal
vehicles on the road and traveling time of the emergency vehicle. Further, to
model effective speed of normal vehicles traffic in front of emergency vehicle
linear and exponential acceleration formula are derived and validated.
Historical data are utilized to develop pattern that represents relationship between
the speed of normal vehicle and its position in the queue-tail. At the emergence of
emergency vehicle this pattern is used to determine whether or not the normal
traffic should be speed up.
The proposed model has been validated and tested against a model that does not
include acceleration mode. Our model outperforms such model by 4.5 to 5.3 times
on average. That is, in terms of traveling time of the emergency vehicle, to
guarantee that emergency vehicles do not experience significant delay."
2016
D2253
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sony Sumaryo
"ABSTRAK
Salah satu permasalahan trafik lalu lintas adalah pengelolaan trafik kendaraan darurat, seperti mobil pemadam kebakaran dan ambulan, yang memerlukan prioritas untuk mengakses persimpangan jalan. Umumnya, kontrol pre-emptive lampu lalu lintas digunakan untuk untuk kasus tersebut. Namun, saat ini, penerapan pengaturan pre-emptive tidak cukup untuk mengakomodasi kendaraan darurat untuk melintasi persimpangan dengan delay yang minimal dan karenanya bisa mencapai tujuan yang telah ditentukan dalam waktu yang diharapkan. Metode tambahan diperlukan untuk menangani masalah ini dengan tepat.Penelitian ini mengusulkan sebuah model baru untuk percepatan pengosongan trafik di depan kendaraan darurat pada sebuah persimpangan jalan berdasarkan teori antrian dan data historis. Model antrian M/M/1, M/G/1 dan G/G/1 dipelajari secara analitis dan dibandingkan. Algoritma SRH kemudian dikembangkan untuk menentukan model G/G/1, antara Kreamer-Lagenbach-Belz, Kingman, dan pendekatan Whitt, yang sesuai model. Dua indikator diperkenalkan dalam model, yaitu kecepatan efektif kendaraan normal dan waktu tempuh kendaraan darurat. Selanjutnya, untuk model kecepatan efektif trafik kendaraan normal di depan kendaraan darurat formula percepatan linear dan eksponensial diturunkan dan divalidasi.Data historis digunakan untuk mengembangkan pola yang mewakili hubungan antara kecepatan kendaraan normal dan posisinya dalam ekor antrian. Pada saat munculnya kendaraan darurat pola tersebut digunakan untuk menentukan apakah trafik kendaraan normal perlu dipercepat atau tidak.Model yang diusulkan telah divalidasi dan diuji terhadap model yang tidak memasukkan percepatan pengosongan. Model yang diusulkan telah menunjukkan kinerja waktu tempuh kendaraan darurat melebihi model yang serupa itu rata-rata sebesar 4.5 sampai 5.3 kali, untuk menjamin bahwa kendaraan darurat tidak mengalami penundaan yang signifikan.

ABSTRACT
One of the traffic problems is the management of emergency vehicles, such as fire trucks and ambulances,that need to have priority access to intersection. Generally, pre emptive control of the traffic light is employed to for such cases. However, nowadays, the implementation of pre emptive rule is not sufficient to accommodate emergency vehicles need to cross the intersection with minimum delay and hence could reach the designated destination within the expected time. Additional method is required to properly handle this issue.This research proposes a new model for accelerated discharging of traffic in front of the emergency vehicle at an intersection based on queuing theory and historical data. Queueing model of M M 1, M G 1 and G G 1 is analytically studied and compared. SRH algorithm is then developed to determine which G G 1, among Kreamer Lagenbach Belz, Kingman, and Whitt approach, that fits the model. Two indicators are introduced in the model, namely the effective speed of normal vehicles on the road and traveling time of the emergency vehicle. Further, to model effective speed of normal vehicles traffic in front of emergency vehicle linear and exponential acceleration formula are derived and validated.Historical data are utilized to develop pattern that represents relationship between the speed of normal vehicle and its position in the queue tail. At the emergence of emergency vehicle this pattern is used to determine whether or not the normal traffic should be speed up. The proposed model has been validated and tested against a model that does not include acceleration mode. Our model outperforms such model by 4.5 to 5.3 times on average. That is, in terms of traveling time of the emergency vehicle, to guarantee that emergency vehicles do not experience significant delay. "
2016
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Guntur Nurcipta
"Pertumbuhan penduduk yang tinggi sering menimbulkan berbagai masalah perkotaan, diantaranya jumlah volume kendaraan yang tinggi dan menimbulkan kemacetan. Kota Depok sendiri merupakan kota termacet nomor 5 di Indonesia, dan Jalan Margonda Raya merupakan jalan yang memiliki volume kendaraan paling tinggi di Kota Depok. Volume kendaraan yang tinggi selain menimbulkan kemacetan, juga menimbulkan masalah lain yaitu kebisingan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola spasial kebisingan lalu lintas di Jalan Margonda Raya dan hubungannya dengan volume kendaraan berdasarkan pembagian segmen menurut RTBL Kota Depok tahun 2005. Menggunakan metode interpolasi Inverse Distance Weight (IDW) dan regresi linier, diketahui bahwa kebisingan paling tinggi terjadi di segmen utara Jalan Margonda Raya, lalu yang kedua di segmen tengah Jalan Margonda Raya, dan yang paling tenang di segmen selatan Jalan Margonda Raya. Secara spasial kebisingan di Jalan Margonda Raya dipengaruhi oleh aktivitas pusat kegiatan seperti kampus, terminal, atau pertokoan dan fasilitas lalu lintas seperti lampu lalu lintas atau penerapan Jalur cepat-Jalur lambat. Hubungan tingkat kebisingan dengan volume kendaraan cukup bervariasi, pada segmen selatan memiliki hubungan dengan kategori lemah, pada segmen tengah memiliki hubungan dengan kategori lemah, dan segmen utara tidak memiliki hubungan.

High population growth causes various urban problems, including a High number of vehicle volume and traffic jam. Depok city itself has been nominated by transportation minister as number five the most traffic cities in Indonesia, and Margonda Raya road as the highest traffic volume in Depok. High traffic volume not only causes traffic jam but also traffic noise. In this study, which aimed to explain the road-traffic noise spatial patterns on Margonda Raya road and its correlation with the traffic volume. Based on Depok Building and Environment Plan 2005 as a research location and using Inverse Distance Weight (IDW) interpolation method to generate noise model. The result of this research showed that the north segment is the noisiest part in Margonda Raya road, then the middle segment, and the south segment is the noiseless segment. Spatially noise in Margonda Raya road affected by some point of interest activity such as mall, bus station, or education building. Beside that, activity of road facility gives an impact too like existence of traffic light or fast-slow track lane. The correlation between traffic volume and noise showed have a vary correlation on each segment. South segment and middle segment have a weak correlation category and north segment didn?t have a significance correlation."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S65052
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daganzo, Carlos F.
Oxford : Pergamon Press, 1997
338 DAG f (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Indonesia cities laways face transportation problem. The movement in the urban road network needs transportation means, services and infrastructures. Therefore, trip assignment pattern of urban road network needs to be researched. There are several Trip Assignment Methods which can be used to calculate the traffic volume on each modeled roads. In this paper, two methods of traffic assignment are used,i.e.: All or Nothing and Equilibrium. To find the best mothod, the predicted traffic flow produced by each model was compared to the real traffic flow collected by traffic counting survey. Traffic flow from 11 links were taken for comparison. These cover the movements onarterial collector, and local roads. The result showed that equilibrium method gave the best result for the urban network of Kota Cimahi. But all-or-nothing method gave the best result for the rural network at Kota Cimahi (such as. Jl. Ciwaruga-Jl.Cibabat, Jl. Kol. Masturi - Lembang, Jl. Soreang - Nanjung)"
JJJ 26:3 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Amirul Mukminin
"Dalam skripsi ini dibahas tentang suatu pemilihan model perancangan perkerasan jalan dengan menggunakan metode analitis yang diperuntukan pada Lalu lintas Harian Rata-rata (LHR) tinggi. Metode-metode analitis yang digunakan adalah Metode Shell, Metode Nottingham dan Metode The Asphalt Institute. Metode yang dipilih dibandingkan dengan menggunakan data Lalu Lintas Harian Rata-rata yang ada dan berdasarkan tegangan dan regangan yang teljadi pada perkerasan.
Ketebalan perkerasan dalam metode analitis didapat dan suatu perhitungan volume lalu lintas yang dikonversikan menjadi satuan ESAL atau msa yang dibandingkan dengan tegangan dan regangan yang terjadi. Untuk perhitungan tegangan tarik akibat beban berulang pada metode Shell diatur dalam dua pembebanan yaitu consiant stress dan consiant strain dan dalam metode The Asphalt Institute ditekankan pada dua tipe tegangan yang mempengaruhi desain lapisan aspal, yaitu horizontal tensile strain 6t, pada bagian bawah lapisan aspal yang menyebabkan fatigue cracking dan vertikal compressive strain ac yang terjadi permukaan tanah dasar yang menyebabkan deformasi permanen atau rutting. Sedangkan dalam metode Nottingham lebih diperhitungkan pada subgrade strain dan asphalt strain.
Dari ketiga metode mempunyai kesamaan yaitu sama-sama memperhitungkan tegangan dan regangan yang berlebihan pada struktur perkerasan yang menimbulkan kenrusakan fatigue dan kerusakan permanen.
Hasil akhir yang didapat adalah ketebalan yang mampu menahan beban kendaraan dengan LHR yang tinggi yaitu jumlah kendaraan lebih dari 500 kendaraan per line untuk kendaraan < 3 ton dan Iebih dari 250 kendaraan per line untuk kendaraan 2 3 ton. Untuk perhitungan tebal pekerasan dengan volume lalu lintas sebesar 33.439 kendaraan/lajur tahun 2004 pada Gerbang Masuk Pondok Gede Timur Jalan Tol Jakarta-Cikampek didapat ketebalan perkerasan sebesar 25,75 cm untuk metode Shell, 36 cm untuk metode Nottingham dan 25 cm untuk metode The Asphalt Institute. Besarnya tegangan yang menyebabkan kerusakan fatique dihasilkan 2,0817.10 -05 untuk constan stress dan 1,9065.10 -05 untuk constan strain pada metode Shell dan tegangan sebesar 2,6138.10 -04 pada metode Asphalt Institute. Sedangkan perhitungan tegangan yang meuyebabkan deformasi permanen pada metode The Asphalt Institute dihasilkan sebesar 7,04336.10 -04. Pada metode Nottingham dihasilkan tegangan 174,1 microstrain pada lapisan swbgraide dan 39,2 microsrrain pada lapisan aspal. Dari perhitungan tersebut dapat dibuat suatu kesimpulan yaitu dengan menggunakan metode The Asphalt Institute menghasilkan tebal perkerasan yang Iebih tipis dan regangan yang terjadi Iebih besar di bandingkan dengan metode Shell dan metode Nottingham."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S35823
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhliya Afifa Arifin
"Secara fisik terdapat beberapa jenis median, yaitu median yang ditinggikan, median yang direndahkan, dan median garis. Median ditinggikan terdiri atas jalur tepian dan bangunan pemisah jalur yang ditinggikan. Median direndahkan terdiri atas jalur tepian dan bangunan pemisah jalur yang direndahkan, dan median garis terdiri dari dua buah marka membujur garis utuh. Jenis median pada perhitungan kapasitas jalan untuk daerah perkotaan pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 (MKJI 1997), tidak disebutkan faktor penentu atau faktor koreksi. Pada MKJI 1997 hanya disebutkan untuk perhitungan jalan terbagi dan tak terbagi, tidak ada faktor median yang mempengaruhinya. Untuk kapasitas jalan dengan kondisi dua-lajur dua-arah ditentukan berdasar arus dua arah (kombinasi dua arah), dan untuk jalan dengan banyak lajur (> 2 lajur) arus dipisahkan per arah sehingga perhitungan kapasitas ditentukan per lajur. Lebar efektif jalan akan berkurang akibat efek psikologis pengendara terhadap bangunan median yang dibuat.
Penelitian ini mengkaji besaran perubahan kapasitas jalan akibat dari pemasangan berbagai macam bentuk median. Dasar analisis adalah MKJI tahun 1997. Hasil analisis menyatakan bahwa lebar jalur effektif lalu lintas yang digunakan pada median ditinggikan hanya selebar 230 cm dari total lebar lalu lintas sebesar 280 cm, berkurang sebesar 50 cm (18%). Lebar jalur effektif lalu lintas yang digunakan pada median pagar hanya selebar 230 cm dari total lebar lalu lintas sebesar 280 cm, berkurang 50 cm (18%). Lebar jalur effektif lalu lintas yang digunakan pada median garis hanya selebar 270 cm dari total lebar lalu lintas sebesar 280 cm, hanya berkurang 10 cm (4%). Faktor median yang dapat diusulkan pada perhitungan kapasitas jalan yang dilengkapi dengan median ditinggikan sebesar 0,79. Faktor median yang dapat diusulkan pada perhitungan kapasitas jalan yang dilengkapi dengan median pagar sebesar 0,78. Faktor median yang dapat diusulkan pada perhitungan kapasitas jalan yang dilengkapi dengan median ditinggikan sebesar 0,81.

The physical types of road medians are categorized into raised, lowered, and line medians. The raised median consists of marginal strip and raised median structure. The lowered median consists of marginal strip and lowered median structure, whereas the line median consists of double solid line markings. On the 1997 Indonesian Highway Capacity Manual (MKJI 1997), the determination or correction factor of median types in urban road capacity calculation is not mentioned. The capacity calculation for two-lane two-way road is determined by two-way flow (two-way combination) while the capacity for roads with multiple lanes (> 2 lanes) is calculated separately by the flow of each ways. Hence, the capacity calculation is based on each lane. Width effectiveness of roads will decline due to drivers psychological reaction towards the set median structure.
This study examines the scale of road capacity changes due to the installation of various road medians. The basis of analysis is MKJI 1997. The result shows that effective usage of road width for roads with raised median decreased by 50 cm (18%) from the total road width of 280 cm to only 230 cm of effectively used road. Meanwhile, the decrease of effective road width usage for roads with line median is only 10 cm (4%) from 280 cm to 270 cm. The median factor that may be proposed for capacity calculation of roads with raised median is 0.79 while the median factor for roads with barrier median is 0.78. Lastly, the median factor that may be proposed for capacity calculation of roads with raised median is 0.81."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S53204
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S35063
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Aditya Arya Sumasno
"Kemacetan Jakarta menjadi masalah yang cukup serius dan sampai sekarang tidak ada penyelesaian atas masalah tersebut. Kemacetan di Jakarta sudah menjadi hal yang lumrah terjadi, hampir di setiap jalan arteri besar di kota Jakarta terjadi kemacetan pada jam-jam sibuk. Berdasarkan Tomtom Traffic Index 2019, Jakarta mendapatkan peringkat ke-10 sebagai kota termacet di dunia, dengan nilai Traffic Index sebesar 53%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa besar Traffic Index diruas Jalan Arteri, dalam kasus kali ini, Jalan Jenderal Sudirman dipilih sebagai tempat penelitian. Analisis besaran Traffic Index sangat bergantung terhadap waktu tempuh. Waktu tempuh didapatkan dengan melakukan survey langsung di lapangan menggunakan kamera pribadi. Survey dilakukan pada siang hari dan sore hari. Dengan cara merekam lalu lintas kendaraan dari jembatan penyebrangan orang. Berdasarkan Tomtom, nilai Traffic Index Jakarta pada saat hari survey di siang hari sebesar 21% dan pada sore hari sebesar 51%, sedangkan nilai Traffic Index hasil survey pada siang hari sebesar 47,99% dengan waktu tempuh rata-rata sebesar 6 menit 23 detik, terdapat perbedaan sebesar 21%, sedangkan nilai Traffic Index hasil survey pada sore hari sebesar 58.34%, dengan waktu tempuh rata-rata sebesar 6 menit 50 detik, terdapat perbedaan sebesar 7,85%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai Traffic Index siang hari dan nilai Traffic Index sore hari pada Jalan Jenderal Sudirman arah Bundaran HI – Senayan, termasuk dalam kategori macet. Dan untuk waktu kemacetan terparah, terjadi pada waktu sore hari.

Jakrta’s traffic congestion is a serious problem and until now there has been no solution over this matter. Traffic Congestion in Jakarta has become a common thing, almost every major arterial road in the city of Jakarta is jammed during rush hour. Based on the 2019 Tomtom Traffic Index, Jakarta is ranked 10th as the most congested city in the world, with a Traffic Index value of 53%. The purpose of this research is to find out how big the Traffic Index is in the Arterial Road section, in this case, Jalan Jenderal Sudirman was chosen as the research site. Analysis of the amount of the Traffic Index is very dependent on travel time. Travel time is obtained by conducting a direct survey in the field using a personal camera. The survey was conducted in the afternoon and evening. By recording vehicle traffic from pedestrian bridges. Based on Tomtom, the Jakarta Traffic Index value during the survey day in the afternoon was 21% and in the afternoon was 51%, while the Traffic Index value from the survey during the day was 47.99% with an average travel time of 6 minutes 23 seconds. , there is a difference of 21%, while the Traffic Index value of the survey results in the afternoon is 58.34%, with an average travel time of 6 minutes 50 seconds, there is a difference of 7.85%. Based on these results, it can be concluded that the value of the Traffic Index during the day and the value of the Traffic Index in the afternoon on Jalan Jenderal Sudirman in the direction of Bundaran HI – Senayan, are included in the traffic jam category. And for the worst traffic jam, it happened in the afternoon."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>