Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 59495 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Resmiati Resmiati
"Pada periode tahun 1989-1995, insiden demam berdarah di Indonesia berada pada kisaran 6 -15 per 100.000 penduduk. Pada tahun 1998, dengan angka
insidens demam berdarah meningkat tajam menjadi 35,19 per 100.000 penduduk dengan angka kematian (CFR) 2 %. Penelitian ini bertujuan mengetahui
pengaruh penyuluhan terhadap perilaku. Penelitian ini dilaksanakan di RW 12, Pondok Kelapa, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, terhadap 227 res-
pondent. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kuasi eksperimen pra-pasca tes dalam satu kelompok (One group pra test and post test design).
Pengetahuan dan sikap diukur dengan lembar kuesioner serta tindakan diukur dengan lembar observasi yang sebelumnya telah dilakukan uji coba.
Pengukuran dilakukan sebelum dan setelah penyuluhan terhadap 227 responden. Ditemukan penyuluhan tentang DBD berpengaruh secara bermakna ter-
hadap pengetahuan,sikap dan tindakan penduduk (nilai p = 0,000). Setelah penyuluhan, nilai rata-rata pengetahuan meningkat dari (14,4; 30%) menjadi (18,9;
88,1%), nilai sikap meningkat dari (64,6 70,9%) menjadi (69,6; 96,9%), tindakan dari (5,1; 7,5%) menjadi (6,0 ;17,6%).
In the period of 1989-1995, the incidence of dengue hemorrhagic fever in Indonesia was within the interval of 6 -15 per 100.000 population. In 1998, the in-
cidence increased sharply (35,19 per 100.000 population) with case fatality rate of 2%. The purpose of this research is to evaluate the effect of health coun-
seling on the behaviour of housewives. This research was conducted in 227 respondents in RW 12 of Pondok Kelapa in Duren Sawit district, East Jakarta,
to measure respondents? knowledge and practice before and after health counseling. This research used one group quasy experiment design (pre-and-post-
test design). The measuring tool is a list of questions and observation check list that had been tested before. The health counseling on dengue fever signifi-
cantly influences the knowledge and practice of the housewives. This result showed increase of knowledge and practice before and after the counseling. The
average knowledge (14.42; 30%) increased to 18.91;88.1%. The attitude score increased from 64.42;70.9% to 69.58; 96.9%. The practice score increased
from 5.11;7.5% to 5.98;17.6%."
2009
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sunaryo
"Demam Berdarah Dengue (DBD) perlu mendapat perhatian serius karena masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia dan di beberapa daerah masih sering terjadi kejadian luar biasa. Di Jawa Tengah, kasus DBD cenderung meningkat setiap tahunnya terutama pada tahun 2012. Penelitian ini bertujuan menganalisis parameter entomologi dan menggambarkan jenis tempat penampungan air. Penelitian dilakukan di Kabupaten Grobogan, Purbalingga, Kendal dan Kota Semarang pada bulan Juni _ Oktober 2013 dengan desain potong lintang. Survei jentik dilakukan untuk melihat keberadaan tempat penampungan air pada 100 rumah. Masing-masing kabupaten dipilih tiga lokasi desa endemis DBD.
Hasil survei digunakan untuk menghitung nilai parameter entomologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meningkatnya kasus DBD di empat kabupaten/kota terkait dengan keberadaan vektor A. aegypti. Hal ini dibuktikan dengan masih tingginya persentase jumlah rumah yang ditemukan jentik A. aegypti (House Index > 10%) serta tingginya jumlah kontainer ditemukan jentik A. aegypti pada rumah yang dilakukan survei (Breteau Index). Nilai ovitrap index paling tinggi di Desa Kalikabong Kabupaten Purbalingga seesar 40%. Proporsi controllable site lebih banyak daripada disposable site, berarti rumah tersebut berisiko tinggi sebagai tempat perkembangbiakan nyamuk.

Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) needs serious attention because it is still a health problem in Indonesia and in recent area DHF caused outbreak. In Central Java, incidence of DHF high every years, especially in 2012. This study aimed to analyze the parameters of entomology and describe types of containers. The study was conducted in Grobogan, Purbalingga, Kendal District and Semarang City in June _ October 2013 with cross-sectional design. Larvae survey had been done in 100 houses in three villages that endemic DHF at every district/city.
The survey results are used to calculate parameter entomology. The results showed that existance of DHF cases in Surveilans Aedes aegypti di Daerah Endemis Demam Berdarah Dengue Aedes aegypti Surveillance in Endemic Area of Dengue Haemorrhagic Fever four district/city connected with the population of A. aegypti. This matter proved with high percentage of houses that found A. aegypti (House Index > 10%) and the high of container that containing A. aegypti in every houses (Breteau Index). The high of ovitrap index (OI) was 40% in Kalikabong village, Purbalingga district. The proportion of controllable sites more than disposable sites, meaning the house as the high risk of mosquito breeding sites.
"
[place of publication not identified]: Balai Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Banjarnegara, 2014
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Kusumawardani
"Berbeda dengan beberapa negara, laporan kejadian kasus demam
berdarah dengue (DBD) di perdesaan Indonesia belum banyak dilaporkan.
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran kejadian DBD di
perdesaan di wilayah perbatasan Kabupaten Bogor dan Kabupaten Lebak,
Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan desain studi kasus seri dengan
sampel seluruh penderita DBD yang tercatat di puskesmas pada periode
bulan Januari 2011 sampai April 2012. Hasil penelitian menemukan 18 ka-
sus DBD dan 4 kasus kematian (case fatality rate, CFR = 22%). Sebagian
besar kasus berjenis kelamin laki-laki (58,3%), berusia ≥ 15 tahun (58,3%),
tidak bekerja/ibu rumah tangga (50%), melakukan mobilitas (66,7%), mem-
punyai pengetahuan yang baik (66,7%), berperilaku kurang baik (83,3%),
dan mempunyai tempat penampungan air (100%). Lima dari 12 kasus DBD
(41,7%) diduga merupakan kasus lokal. Dari empat puskesmas (57,1%)
yang melakukan kegiatan penyelidikan epidemiologi DBD terindikasi bah-
wa kemungkinan besar telah terjadi transmisi DBD di wilayah perdesaan
daerah perbatasan Kabupaten Bogor dan Kabupaten Lebak.
Dengue hemorrhagic fever (DHF) has long been reported as disease af-
fecting predominantly among urban populations. However, several recent
studies suggest that DHF has spread into rural area. This study aims to des-
cribe disease occurrence of DHF in border rural areas of Bogor ? Lebak.
The study design is case series. The sample of this study was all patients
with confirmed DHF admitted to public health centers between January
2011 and April 2012. The study was conducted in April to May 2012. The
results showed that there were 19 DHF cases and four out of 18 cases died
(case fatality rate, CFR was 22%). Out of 12 eligible respondents, most of
them were male (58,3%), aged ≥ 15 years (58,3%), unemployed/housewife
(50%), conducting mobility (66,7%), having good knowledge (66,7%), be-
have poorly (83,3%), and having water containers (100%). Five of 12 DHF cases (41,7%) were suspected as local cases. Four primary health centers
(57,1%) were able to perform PE DBD (DHF Epidemiological Investigation).
These results indicate that the transmission of DHF in border rural areas of
Bogor ? Lebak, most likely has occurred."
Universitas Indonesia, 2012
03-17-636669299
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Andriyani Pratamawati
"Program pencegahan dan pemberantasan demam berdarah dengue (DBD)
telah berlangsung sekitar 43 tahun dan berhasil menurunkan angka kema-
tian dari 41,3% pada tahun 1968 menjadi 0,87% pada tahun 2010, tetapi
belum berhasil menurunkan angka kesakitan. Bahkan, Indonesia men-
duduki urutan tertinggi kasus DBD di Association of Southeast Asian
Nations (ASEAN) pada tahun 2010. Salah satu faktor belum efektifnya
pencegahan DBD di Indonesia adalah masih lemahnya sistem kewas-
padaan dini. Peran juru pantau jentik (jumantik) sangat penting dalam sis-
tem kewaspadaan dini mewabahnya DBD karena berfungsi untuk meman-
tau keberadaan dan menghambat perkembangan awal dari vektor penular
DBD. Seiring masih tingginya angka kasus DBD di Indonesia, muncul per-
tanyaan bagaimana peran jumantik dalam sistem kewaspadaan dini DBD
selama ini di Indonesia. Artikel ini mencoba menelaah masalah tersebut
berdasarkan tinjauan pustaka. Secara umum, peran jumantik dinilai cukup
berhasil dalam pencegahan DBD, namun terdapat beberapa hal yang per-
lu menjadi bahan evaluasi.
Programs of prevention and eradication of dengue hemorrhagic fever
(DHF) has been around 43 years and managed to reduce mortality from
41,3% in 1968 to 0,87% in 2010, but has not managed to reduce morbidity.
Indonesia even ranked the highest of dengue cases in Association of
Southeast Asian Nations (ASEAN) by the year 2010. One factor that made
has not been effective dengue prevention in Indonesia is the early warning
system is still weak. Jumantik role is very important in the early warning
system outbreaks of dengue hemorrhagic fever because it serves to moni-
tor the presence and inhibit the early development of vector-borne dengue
fever. During the high number of dengue cases in Indonesia, question rous-
es how jumantik role in the dengue hemorrhagic fever early warning sys- tem so far in Indonesia. This article takes a closer look based on a litera-
ture review. In general, the role of jumantik considered quite successful in
preventing dengue hemorrhagic fever early warning system but neverthe-
less there are things that need to be evaluated."
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit, 2012
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ringga Fidayanto
"Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit berbasis vektor yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara-negara tropis termasuk Indonesia. Penelitian ini bertujuan memprediksi kejadian DBD berdasarkan faktor iklim yang meliputi curah hujan, kelembaban, suhu udara dan lama penyinaran matahari serta model pengendalian. Desain penelitian adalah studi ekologi time series dengan data sekunder dari dinas kesehatan kota Surabaya meliputi kejadian DBD dan angka bebas jentik (ABJ) serta data iklim curah hujan, kelembaban, suhu udara dan lama penyinaran matahari yang didapatkan dari Badan Meteorologi dan Geofisika Badan (BMKG) stasiun perak Surabaya. Penelitian tersebut menemukan kelembaban berkorelasi dengan angka bebas jentik, tetapi ABJ tidak berkorelasi dengan jumlah kejadian DBD. Model pengendalian DBD dirediksi berdasarkan korelasi faktor iklim dan kejadian DBD, pengendalian sumber penyakit, pengendalian media transmisi dan paparan pada masyarakat. Model pengendalian DBD dapat digunakan untuk tindakan kewaspadaan dini dengan melakukan pengendalian DBD pada periode bulan Januari hingga Juni. Pada bulan tersebut, musim hujan akan berakhir, tetapi menyisakan genangan air sebagai tempat perindukan nyamuk Aedes aegypti dan peningkatan suhu udara yang meningkatkan penularan DBD.

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a vector-based diseases are a public health problem in many tropical countries, including Indonesia. This study aims to predict the incidence of dengue by climatic factors (rainfall, humidity, air temperature and solar irradiation time) and Its control model. The study design was ecological time series study, using secondary data for 3 Years i.e. 2009, 2010 and 2011. The data was the incidence of dengue larva free number from Surabaya city health department as well as climate data obtained from the Meteorology and Geophysics Agency, Perak Station Model Pengendalian Demam Berdarah Dengue Control Model of Dengue Hemorrhagic Fever Ringga Fidayanto* Hari Susanto** Agus Yohanan*** Ririh Yudhastuti**** Surabaya. The results showed that the humidity effect on larva-free number (ABJ), but the larvae-free number had no effect on the incidence of DHF, but the larvae-free number no significant effect on the incidence of dengue. Model predictive control of DHF is based on the correlation between climate and dengue incidence, control of diseases, control of transmission. Models can be used to control dengue early warning measures to control dengue in the month of January until June period in which the month before the rainy season ends, but leaves puddles as breeding places of Aedes aegypti as well as rising the temperature increases lead to transmission of dengue fever."
Surabaya: Astra Argo Lestari, 2013
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Nasip
"Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN-DBD) merupakan kegiatan yang ditujukan dalam pemberantasan vekior DBD yang dilakukan oleh masyarakat secara kontinyu dan berkesinambungan. Kegiatan yang dilakukan masyarakat ini dikatakan berhasil jika dapat menurunkan jumlah sarang nyamuk yang ada di rumah dengan menggunakan indikator ARJ untuk dapat menurunkan morhiditas penyakit DBD maka ABJ harus Lebih atau sama dengan 95%. ABJ di Kota Pontianak belum mencapai target yang diharapkan, salah satunya akibat belum memadainya pelaksanaan PSN-DBD.
Kegiatan PSN-DBD yang dilakukan oleh masyarakat dipengaruhi oleh peranan ibu rumah tangga. Ibu memegang peranan panting karena keberadaannya di rumah lebih banyak dibandingkan dengan anggota keluarga lainnya, sehingga memiliki kesempatan untuk melakukan kegiatan PSN-DBD lebih banyak.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi lebih mendalam tentang bagaimana pelaksanaan PSN-DBD oleh ibu-ibu rumah tangga di Kota Pontianak, dan hal-hal yang berperan terhadap perilaku ibu-ibu tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk menggali perilaku ibu rumah tangga dalam melakukan kegiatan PSN-DBD di Kota Pontianak. Jumlah informan sebanyak 91 orang yang terdiri dari l orang penanggung jawab program DBD Kota, 2 orang pengelola program puskesmas, 1 orang tokoh masyarakat, dan 87 orang ibu rumah tangga. Pelaksanaan pengumpulan data pada ibu rumah tangga dengan cara Diskusi Kelompok Terpadu (DKT), yang terbagi menjadi 10 kelompok DKT terdiri dari 5 kelompok DKT pada ibu yang rumahnya positif jentik dan 5 kelompok DKT pada ibu yang rumahnya negatif jentik. Pengumpulan data pada petugas kesehatan dan tokoh masyarakat dilakukan dengan cara wawancara mendalam.
Dari hasil penelitian terlihat peranan yang mempengaruhi kegiatan PSN-DBD yaitu: distribusi abate tidak mencukupi, pelaksanaan kegiatan menguras, menutup, mengubur belum dilaksanakan dengan benar, dan Pokjanal DBD belum melakukan tugas dan fungsinya. Perilaku kelompok ibu yang rumahnya positif jentik berbeda dengan kelompok ibu yang rumahnya negatif jentik dalam melakukan kegiatan PSN-DBD. Perbedaan perilaku antara dua kelompok yaitu: pada ibu kelompok negatif jentik melakukan pengurasan wadah air secara kontinyu dan ada kalanya disertai penaburan abate sedangkan ibu dalam kelompok positif jentik menguras berdasarkan batas limit volume dalam wadah air. Cara menaburkan abate ke dalam wadah air ibu dalam kelompok negatif jentik memperhatikan volume air (penuh) sebelum ditaburkan, sedangkan pada kelompok ibu positif jentik kurang memperhatikan isi (volume air) dalam wadah. Kebiasaan menutup wadah air dengan benar banyak dilakukan oleh kelompok ibu yang negatif jentik dari pada yang dilakukan oleh kelompok ibu yang positif jentik.
Agar tercapai kelestarian program pemberantasan vektor DBD sangat penting memusatkan pada pembersihan sumber larva dengan menggunakan semua metode yang tepat aman, murah, dan ramah lingkungan.Untuk meningkatkan keberhasilan kegiatan PSN-DBD dan dengan keterbatasan pemerintah mencukupi keperluan abate dalam program pemberantasan vektor DBD maka disarankan: penggalangan dana oleh masyarakat untuk mencukupi keperluan abate secara mandiri, penyebarluasan informasi cara penaburan abate kedalam wadah air dengan benar, melakukan penutupan wadah air dengan benar dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar oleh masing-masing keluarga, serta mengoptimalkan fungsi dan tugas Pokjanal melalui Dinas Kesehatan Kota sebagai leading sektor.
Daftar bacaan: 21 ( 1980 - 2000 )

Analysis of Housewives' Conduct in Elimination of Dengue Fever Mosquito's Breeding (EDFMB) in Pontianak City of West Kalimantan Year 2000Elimination of Dengue Fever Mosquito's Breeding (EDFMB) is a program aimed at eliminating Dengue Fever (DF) vector and is conducted by people continuously and sustainable. This program of the people is considered effective provided that it decreases the mosquito's breeding inside the people's houses. The effectiveness of the program is measured by means of ABJ assessment indicators. To decrease the morbidity of DF disease, ABJ has to be more than or equal to 95%. ABJ in Pontianak City has not reached the set target; therefore, the quality of PSN-DBD program needs to be improved.
The EDFMB program conducted by each family is influenced by housewives. Housewives play an important role for their length of stay in the houses is longer than other familly members. This enables them to carry out the EDFMB program more often.
This study was aimed at obtaining deeper information concerning the implementation and obstacles of EDFMB conducted by housewives in Pontianak City and factors that affected such housewives' conduct. This study employed a qualitative research approach to examine the housewives' conduct in carrying out the EDFMB in Pontianak City. The number of respondents was 91 people consisting of 1 person in charge of the city DF program, 2 administrators of puskesmas programs, 1 local public figure, and 87 housewives. Data collection from housewives used Integrated Group Discussion (IGD) technique. The housewives were divided into 10 groups including 5 groups the houses of which were mosquito larvae positive and 5 others the houses of which were mosquito larvae negative. Data from health workers and local public figure were gathered by in-depth interview technique.
The study result reveals factors affecting the effectiveness of EDFMB that include inadequate abate distribution, inappropriate implementation of draining, closing and burying activities and low performance of DF National Work Group in carrying out its tasks and functions. In carrying out the EDFMB program, the housewives' conduct the houses of which are mosquito larvae positive is different from the others the houses of which are mosquito larvae negative. Such difference is: housewives of mosquito larvae negative houses seem to drain the water container regularly and occasionally pour abate powder into such container; on the other hand, housewives of mosquito larvae positive houses seem to ignore the water volume in the container. Closing the water container appropriately is more likely to be done by housewives of mosquito larvae negative houses than by the opposite.
To sustain the DF vector elimination program, it is important to focus on cleansing the larvae source by applying the most effective, safe, inexpensive and environment-friendly methods. To improve the effectiveness of EDFMB program with little government support in distributing the abate powder for the program, it is recommended that: fund should be raised from the people for meeting their own abate powder supply, information concerning the correct procedure of the use of abate powder should be disseminated, appropriate closing of water container and keeping the cleanliness should be carried out by each fan-Lilly, as well as functions and tasks of National Work Group through the City Health Department as a leading sector should be maximized.
References: 21 (1980 - 2000)"
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T5213
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aryani Pujiyanti
"Program pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Semarang difokuskan melalui kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Namun, pelaksanaannya belum menjadi kebiasaan di setiap rumah tangga. Studi ini bertujuan menggali pengetahuan serta pengalaman atas nyamuk DBD pada ibu rumah tangga di daerah endemis. Penelitian menggunakan metode kualitatif. Subjek penelitian adalah ibu rumah tangga berjumlah 17 orang yang dipilih dengan purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan di Kelurahan Sendangmulyo, Semarang melalui observasi, diskusi kelompok terarah, dan wawancara mendalam. Teknik pemeriksaan keabsahan data adalah metode triangulasi dan member checking. Data dianalisis dengan pendekatan content analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep nyamuk
dibedakan menurut waktu aktivitas menggigit nyamuk, sedangkan keberadaan nyamuk di lingkungan dipahami bersifat alamiah (naturalistik). Keterbatasan pengetahuan ibu akan tahapan perkembangan jentik mendasari bentuk perilaku PSN yang belum optimal. Nyamuk DBD dianggap bukan sesuatu yang mengancam karena gangguan gigitan nyamuk malam secara langsung lebih dirasakan daripada nyamuk siang. Program promosi kesehatan dilakukan untuk
meningkatkan keterampilan dan pengetahuan kader dasa wisma, terutama yang berhubungan dengan siklus hidup nyamuk dan tahapan perilaku PSN yang benar. Penelitian ini tidak membedakan karakteristik demografi informan. Studi selanjutnya dapat dilakukan untuk mengeksplorasi variabel ini atau mengembangkan suatu media berdasarkan pengetahuan dan pengalaman lokal.
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) prevention programs in Semarang, were focused through controlling mosquito breeding sites (PSN), but the implementation of PSN was not become a habit in every household. The objective of this study was to explore knowledge and experience of dengue mosquitoes among housewives in the endemic villages.The research was using qualitative methods. Subjects of the study were 17 housewives which selected by purposive sampling. The data
collection was carried in Sendangmulyo village, Semarang, through observation, focus groups discussions, and indepth interviews. The techniques used to test data validity were triangulation and member checking method. Data were analyzed using content analysis approached. The results showed that housewives classifying mosquito based on time occurrence whether the presence of mosquito in environment was perceived naturally. Unoptimalized PSN behavior
was based on the lack of housewives knowledge on larvae development stages. Mosquito was not considered as a threatening because night mosquito biting was directly more disturbing rather than day mosquitoes?. Health promotion program could increase dasa wisma cadres knowledge and skill, particularly on mosquito life cycle and the correct stages of PSN behavior. This study did not distinguish the demographic characteristics of informants. Further reserch
could explore it or develop media based on local knowledge and experience."
[Departemen Kesehatan RI. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan ; Universitas Gadjah Mada. Fakultas Ilmu Budaya, Departemen Kesehatan RI. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit], 2011
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Andini Striratnaputri
"Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia terutama di Jakarta. Pada tahun 2008 terdapat 4290 penderita dan banyak wilayah yang dinyatakan tergolong zona merah antara lain Kelurahan Paseban dengan jumlah penderita 135 orang. Untuk melakukan pemberantasan diperlukan data dasar antara lain tingkat pengetahuan warga mengenai DBD. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat pengetahuan ibu rumah tangga (IRT) mengenai pemberantasan vektor DBD dan faktor yang berhubungan. Desain penelitian ini adalah cross sectional. Survei dilakukan menggunakan kuesioner pada tanggal 30-31 Mei 2009. Dipilih 100 IRT sebagai subyek penelitian dengan simple random sampling. Data dianalisis dengan uji chi-square menggunakan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan jumlah IRT yang memiliki pengetahuan kurang 27 orang (27%), 38 orang (38%) cukup, dan 35 orang (35%) baik. Tidak ada perbedaan bermakna antara pengetahuan IRT mengenai pemberantasan vektor DBD dengan usia (p=0,918), pekerjaan (p=0,641), tingkat pendidikan (p=0,790), aktivitas yang diikuti di lingkungan rumah (p=0,285) dan jumlah sumber informasi IRT (p=0,541). Disimpulkan tingkat pengetahuan IRT mengenai pemberantasan vektor DBD tergolong cukup dan tidak berhubungan dengan usia, pekerjaan, pendidikan, aktivitas di lingkungan rumah dan jumlah sumber informasi.

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is one of Indonesia's health problems mainly Jakarta. There had been 4290 cases of DHF within 2008. Central Jakarta has few red zones and among them is Paseban village with 135 cases. The elimination of DHF requires few informations such as the society knowledge about DHF. Therefore, the objective of this research is to identify the knowledge about elimination of DHF’s vector and their associated factors among housewives. The design of this research is cross sectional. Survey was performed using questionnaire on May 30th – 31st 2009. The amount of subject was determined using simple random sampling with the result of 100 housewives. The data analysis is using chi-square facilitated by SPSS. The outcome shows that 27% of respondents are lack of knowledge, 38% of samples has adequate knowledge, and 35% has good knowledge about DHF. There is no significant difference between respondent’s knowledge about DHF and their age (p=0,918), their work (p=0,641), their formal education (p=0,790),their activity in the environment (p=0,285) and the number of information’s sources they received (p=0,541). In conclusion, mostly the level of knowledge about elimination of DHF’s vector among housewives in Paseban is adequate and has no significant difference with age, work, formal education, activity in the environment, and the number of information’s sources they received."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anggara Gilang Dwiputra
"Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia terutama di Jakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu rumah tangga (IRT) mengenai vektor DBD dan faktor yang berhubungan.
Desain penelitian ini adalah cross sectional. Data dianalisis dengan uji chi-square menggunakan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan jumlah IRT yang memiliki pengetahuan kurang 44 orang (44%), 24 orang (24%) cukup, dan 32 orang (32%) baik.
Tidak ada perbedaan bermakna antara pengetahuan IRT mengenai vektor DBD dengan usia (p=0,484), pekerjaan (p=0,634), dan tingkat pendidikan (p=0,301), sedangkan terdapat perbedaan bermakna dengan aktivitas yang diikuti di lingkungan rumah (p=0,019) dan jumlah sumber informasi (p=0,028).
Disimpulkan tingkat pengetahuan IRT mengenai vektor DBD kurang, berhubungan dengan aktivitas di lingkungan rumah dan jumlah sumber informasi, tetapi tidak berhubungan dengan usia, pekerjaan dan pendidikan.

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is one of Indonesia's health problems mainly Jakarta. The objective of this research is to identify the knowledge about vector of DHF and its associated factors among housewives.
The design of this research is cross sectional. The data analysis is using chi-square facilitated by SPSS. The outcome shows that 44% of respondents are lack of knowledge, 24% of samples has adequate knowledge, and 32% has good knowledge about DHF.
There is no significant difference between respondent?s knowledge about vector of DHF and their age (p=0,484), work (p=0,634), and formal education (p=0,301), but there is significant difference between respondent?s knowledge about vector of DHF and their activity in the environment (p=0,019) and the number of information?s sources they received (p=0,028).
In conclusion, mostly the level of knowledge about DHF symptoms among housewives in Paseban is poor and has an association with activity in the environment, and the number of information?s sources they received, but doesn?t have association with age, work, and formal education.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Nur Aini
"Persentase Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan pangan di tingkat rumah tangga yang tinggi di Indonesia, salah satu penyebabnya adalah rendahnya penerapan nilai keamanan pangan di tingkat keluarga yang disebabkan oleh rendahnya pengetahuan tentang keamanan pangan di kalangan ibu rumah tangga.
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh penyuluhan keamanan pangan dengan pesan mengandung Fear Appeal dengan desain quasi experimental post test only design with control group yang diukur dengan melihat perubahan tingkat pengetahuan, sikap, perilaku dan rasa takut pada ibu rumah tangga.
Hasil riset menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna pada pengetahuan dan sikap antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi, tetapi tidak ada perbedaan yang bermakna pada perilaku dan rasa takut responden.

High level percentage of outbreaks (food poisoning) of household in Indonesia, one reason is the poor level of food security at the family level due to lack of knowledge about food safety among housewives.
The purpose of this study was to observe the effect of food safety education with message contains fear appeal quasi-experimental design with a post-test only design with control group as measured by looking at the level of knowledge, attitudes, behavior and the fear of housewives.
The results showed a significant difference between control group and intervention group on knowledge and attitude, but not on behavior as well as fear of the respondents.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T39123
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>