Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20266 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Achmad Fedyani Saifuddin
"Salah satu persoalan dalam filsafat ilmu sosial adalah bagaimana menjelaskan (explain) tindakan-tindakan manusia yang beranekaragam secara ilmiah. Apakah kita dapat menerapkan metode-metode ilmu alam atau ada cara lain yang lebih tepat untuk menjelaskannya? Para ilmuwan sosial masih terus berupaya menemukan the best way untuk menjelaskan gejala-gejala sosial meskipun mereka tetap belum puas. Thomas Kuhn berpendapat bahwa ilmu sosial-tidak seperti ilmu alam-masih terlibat dalam diskusi metodologi yang tidak habis-habisnya karena belum mampu mencapai suatu kesepakatan mengenai paradigma-paradigma umum untuk membatasi masalah-masalah dan prosedur penelitian. Artikel ini berusaha mendiskusikan pandangan interpretive dari Clifford Geertz dalam mengkaji kebudayaan dan masyarakat serta kedudukannya dalam konstelasi metodologi ilmu sosial. Ada dua alasan mengapa perlu mendiskusikan masalah ini: (1) pandangan interpretive terhadap gejala-gejala sosial merupakan perkembangan penting dalam ilmu sosial selama dua dasawarsa; (2) C. Geertz yang banyak dipengaruhi teori sistem Talcott Parsons telah mengembangkan gagasan yang kaya dan luar biasa tentang bagaimana melihat dan menganalisis kebudayaan dan masyarakat. Perhatiannya tidak hanya pada masalah antropologi tetapi juga pada ilmu sosial umumnya."
2006
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Arlette Otino
"
Tulisan ini membahas implikasi dari ikatan-ikatan ritual sebagai suatu sarana kultural yang khusus untuk menjadi bagian dari masyarakat Bali. Dengan menggunakan contoh kasus suatu kelompok asal-mula (origin group) Bali Aga yang memiliki derajat tinggi, yakni Kabayan dari Wangaya Gede di Gunung Batukau, penulis berargumentasi bahwa sebagai suatu dimensi yang melengkapi atau yang menjadi alternatif dari keanggotaan dalam suatu kelompok asal-mula (origin group), subordinasi-ritual (ritual subordination) kepada para pemimpin kelompok itu menghasilkan suatu struktur hirarkhis yang bertentangan dengan ideologi egaliter yang selalu diasosiasikan dengan Bali Aga pada umumnya. Keunikan dari kelompok asal-mula Kabayan ini ialah terstrukturnya kelompok itu seputar suatu garis pusat (garis purusa). Dalam struktur itu, garis keturunan langsung dengan suatu kelompok kekerabatan berdasarkan satu garis keturunan (lineage) dari para pemimpin masa lalu yang memiliki prestige, merupakan hal yang amat penting. Keberadaan warga biasa (warga) yang melaksanakan subordinasi-ritual dalam bentuk masiwa ke garis purusa (memohon air suci yang diperlukan untuk ritualnya) merupakan kriteria yang relevan bagi keanggotaan dalam kelompok. Berdasarkan latar belakang etnografis tersebut, tulisan ini menunjukkan bahwa jauh dari kenyataan sebagai sub-kategori masyarakat Bali yang tidak memiliki penampilan hierarkhis kelompok asal-mula Bali Aga itu justru mewujudkan penampilan yang mirip dengan kelompok-kelompok bangsawan dalam masyarakat Bali umumnya. "
2004
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Vintage Books, 1960
301 ANT
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
David Hakken
"The volume is introduced with discussion of these mundane details not only because anthropologists are supposed to report context. We also wish to underline the role of AITs as enablers of the discussion of their cultural correlates that follows. While anthropologists have long encouraged global thinking, existing technologies allowed us to act on our thoughts with greater dispatch. We want this issue of JAI to have a similarly reverberating impact, broadening the issues on the agenda of both Indonesianist anthropology and cyberspace ethnography."
2004
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
M.A. Yunita Triwardani Winarto
"Sesuai dengan judul buku, tidak hanya refleksi terhadap pembangunan itu sendiri yang menjadi fokus kajian, tetapi juga apa yang telah dilakukan oleh para ilmuwan antropologi dalam hubungannya dengan domain pembangunan tersebut. Inilah buku pertama sejak karya Lucy Mair (1984), Anthropology and Development, yang secara khusus dan komprehensif menyajikan dan mengulas sejarah perkembangan dari pelbagai pendapat, debat, tindakan dan permasalahan selama terjalinnya hubungan antara pelaku-pelaku pembangunan dan ilmuwan-ilmuwan antropologi sejak awal mula hingga masa kini. Termasuk di dalamnya kurun waktu selama dasa warsa terakhir, yakni suatu periode berlangsungnya refleksi diri yang intensif dikalangan ilmuwan antropologi dan ilmu-ilmu sosial yang lain. Inilah saat-saat berlangsungnya debat sekitar masalah pasca-modernisme (post-modernism) yang muncul pertama kali pada akhir tahun 1980an dan awal 1990an."
1997
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fox, James
"
"Tracing intellectual genealogies should be of particular interest to anthropologists. Genealogies are recognized as a significant way to link generations, to recognize predecessors and to trace origins. They are thus a primary basis for acknowledging participation in a tradition. The Islam tradition of learning, for example, though its use of isnad gives central importance to genealogy in affirming critical intellectual succession. And certainly in the much briefer tradition of anthropology, which only began to take shape in the early twentieth century, anthropologists were taught to make use of the 'Genealogical Method' as a means of research as well as a means of understanding.""
2002
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Persoon, Gerard A.
"Tulisan ini membahas sejumlah aspek yang terkait dengan proses desentralisasi pengelolaan sumber daya alam. Fokusnya pada sejumlah tema dan isu yang menjadi karakteristik proses tersebut yang sering mengarah pada berbagai bentuk pengelolaan bersama (co-management). Tema-tema dan isu-isu tersebut ditarik dari pengalaman di sejumlah negara, khususnya dari Filipina di mana desentralisasi telah dimulai lebih dari 10 tahun sebelum diterapkan di Indonesia. Sejumlah tema dan isu yang menjadi fokus adalah perbedaan dalam perspektif waktu, hubungan antara sifat sumber daya ekologi dan batas-batas sosial, konsep komuniti dan pengelolaan, proses melemahnya tanggung jawab negara dalam kaitannya dengan kepentingan lokal, peran pihak ke tiga dalam pengelolaan bersama, sifat kontrak dalam pengelolaan sumber daya, sejumlah aspek yang terkait dengan penduduk lokal, dan gagasan tentang keberhasilan dan kegagalan dalam pengelolaan bersama. Dengan mengedepankan isu-isu ini kami berharap dapat memberikan suatu perspektif antropologis terhadap proses yang amat menarik dari desentralisasi pengelolaan sumber daya alam."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2005
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Agrawal, Arun
"Dalam artikel ini, penulis bertujuan untuk merangsang terjadinya debat tentang pengetahuan lokal (indigenous knowledge) bertitik tolak dari pendapatnya tentang adanya kontradiksi dan kelemahan-kelemahan konseptual dalam banyak tulisan tentang pengetahuan lokal. Pokok permasalahan yang dibahas dalam artikel ini terutama memfokus pada argumen penulis bahwa perbedaan antara pengetahuan lokal dan pengetahuan ilmiah atau Barat dapat menimbulkan masalah bagi mereka yang percaya atas makna penting dari pengetahuan lokal bagi pembangunan. Artikel ini mengkaji beberapa kontradiksi dan ironi yang terdapat dalam upaya memberikan penekanan pada makna penting pengetahuan lokal. Menurut penulis, pembedaan pengetahuan lokal dan pengetahuan Barat sebagai dua tipe pengetahuan merupakan hal yang tidak produktif dalam upaya melibatkan peranan pengetahuan lokal itu dalam pembangunan yang tangguh dan berkelanjutan. Penulis juga mengemukakan bahwa sebenarnya tidak ada sesuatu yang baru tentang retorika dan perwujudan pengetahuan lokal. Ia pun berpendapat bahwa strategi untuk menyusun arsip dan menyebarluaskan pengetahuan lokal itu juga bertentangan dengan konsep dasar dari pengetahuan lokal itu sendiri. Bagian akhir dari artikel ini secara tentantif menelusuri sejumlah kemungkinan dalam mencari jalan ke luar dari dilema ini. Di antaranya adalah melaksanakan preservasi pengetahuan lokal in situ. Upaya ini hanya akan berhasil bila penduduk setempat dapat memperoleh kontrol atas penggunaan lahan dan sumber-sumber daya alamnya."
1998
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bloch, Maurice, 1939-
"Machine generated contents note: 1. Why social scientists should not avoid cognitive issues; 2. Innateness and social scientists? fears; 3. How anthropology abandoned a naturalist epistemology; 4. The nature/culture wars; 5. Time and the anthropologists; 6. Reconciling social science and cognitive science notions of the ?self?; 7. What goes without saying; 8. Memory."
Cambridge, UK: Cambridge University Press, 2012
153 BLO s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Lienhardt, Godfrey
London: Oxford University Press, 1969
306 LIE s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>