Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 179599 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tatok Prijobodo
"ABSTRAK
Industri rollformer untuk amp dan dinding belakangan ini sudah menjadi industri
dengan tingkat halangan masuk /entry barrier yang cukup rendah. Hal ini ditandai beberapa
hal : teknologi perangkat keras yang tidak begitu tinggi (mesin), bahan baku dan tenaga
kerja yang rnelimpah, investasi awal yang tidak tergolong besar, Industri ini menawarkan
jenis barang yang serupa satu sama lain.
Akibat dari tingkat ?halangan masuk? yang demikian rendah adalah anis ?pendatang
haru? rol Iformer yang tenis bertambah dan tahun ke tahun. hingga saat ini tercatat paling
sedikit ada 30 pemain yang berkecimpung dalam industri ini. Diperkirakan jumlah tersebut
masih akan terus bertambah pada tahun tahun yang akan datang.
Reaksi alamiah yang selalu akan terjadi untuk Industri yang sudah cukup jenuh
adalah terbentuknya price driven market, hal ini dapat dicermati dan tingkat margin rata -
rata industri yang tidak pernah membaik bahkan terus menurun darii tahun ke tahun.
PT X yang sudah beroperasi sejak tahun 1973 di Indonesia mempunyai target market
Top End Industrial market. Kelebihan dan segmen ini adalah pada faktor harga yang relatif
Iebih baik dibanding dengan dua segmen pasar yang lain yaitu Middle and Low End
industrial Market. Kelebihan ini disebabkan karena dukungan teknis dan kualitas produk
menjadi faktor penentu untuk mendapatkan order pekerjaan dari segmen tersebut. PT X
adalah satu dari sangat sedikit pemain industri ini yang sangat menguasai kedua hal tersebut
diatas. Kelemahan dari industri ini ada pada volumenya yang kecil (hanya 30 % dari jumlah
total pasar yang tersedia), dimana untuk pasar ini PT X telab mampu menggaet 25 % market
share. Sementara pasar terbesar untuk industri ini adalah Middle dan Low End
Industrial Market yang mencakup 70 % dari total volume pasar, dimana PT X hanya mampu
Meraih 9,5% dari total vlume pasar yangtersedia, Ciri utama dari market ini adalah Price Driven Market, pasar dimana faktor harga menjadi penentu yang sangat dominan. PT X
secara alamiah kurang cocok untuk bertarung dipasar ini karena standard Roc yang sangat
tinggi sebagai persyaratan dari para pemegang sahamnya (20 %). Sementara margin rata -
rata industri untuk middle and Low end Industrial Market berkisar antara 5- 12.5%. Keadaan
ini sangat memberatkan PT X untuk mengbadapi persaingan di kemudian han sejalan
dengan pertum buhan investasi asing atau swasta besar di Indonesia (yang merupakan
customer utama Top End Industrial Market) tidak banyak mengalami kemajuan sejak krisis
1998.
PT X mengalami penurunan kinerja operasionalnya pada tahun 1997 berupa
penurunan volume penjualan (dalam metrik ton) sebesar 53 % dibanding tahun sebelumnya
(1996). Penjualan masih terus menurun sebesar Iebih kurang 37.5% pada tahun 1998
dibandingkan dengan tahun 1997 (dalam metrik ton). Dan pada tahun 1999 dan 2000
rnengalami kenaikan berturut turut sebesar 40 % dan 30 %. Tetapi bila dibandingkan,
kondisi penjualan pada tahun 2000 hanya berkisar 53% (dalam metnik ton) terhadap total
Volume penjualan pada tahun 1996.
Beberapa faktor selain ekonomi yang juga cukup menambah intensitas persaingan
dalam jndustri ini adalah bahan baku import dan lemahnya market development dan PT X.
Hal ini bisa terlihat dengan jelas dan product range dan distribution channel yang mereka
miliki. PT X mempunyai product range yang sama hiugga tulìsan ini dibuat bila
dibandingkan dengan product range mereka 27 tahun Lalu ketika perusahaan ini pertama kali
berdiri. Bila dilihat secara [ebih detail perusahuan ini sebenarnya hampir tidak memiliki
customer data base yang berbeda 3 tahun belakangan ini. Hal ini dapat dimengerti karena pasar sasaran merekapun tidak pernah berubah selama ini.
Dengan kata lain product/market development adalah kelemahan yang paling menonjol dari PT X yang harus segera dibenahi agar perusahaan bisa tetap survive.
Pengembangan pasar, terutama untuk segment middle and low end industrial plus residential market akan sangat menentukan kelangsungan hidup ke depan dari perusahaan ini. Peluang terbuka masih cukup lebar untuk kedua pasar tersebut (middle and low end industrial) dengan cara mensiasati jenis ketebalan dan brand name yang lain dari standar produk yang ditawarkan, sehingga seccara volume (dalam metric ton) akan segera ada perubahan, tanpa harus merusak pasar yang selama ini dikuasai oleh PT X.
Dalam pengembangan produk ini perlu dicari produk dengan tingkat entry barrier yang cukup tinggi, sebagai contoh adalah pengembangan produk Roff Truss untuk residential market segment yang harus disupport dengan teknologi piranti lunak yang cukup canggih;. Kecanggihan piranti lunak ini akan menjadi kendala yang sangat berat bagi competitor untuk ikut-ikutan memasuki segmen pasar ini. Sebagai contoh lain adalah PEB (Pre Engineered Building), dimana konsep pemaarannya adalah one stop solution yang akan memberikan service secara lebih komprehensif kepada customer."
2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susan Herawaty
"PT. "X" adalah salah satu Produsen vaksin hewan Indonesia yang menganut pola manajemen yang sederhana dan kekeluargaan. Produk yang dihasilkan adaìah vaksin untuk unggas, anjing dan hewan besar seperti sapi dan sebagainya. Adapun pemagaran produk PT. "X" adalah untuk konsumsi dalam negeri. Masih yang dihadapi oleh PT. "X" adaiah bagaimana pangsa pasar di dalam negeri dalam menghadapi persaingan yang tajam dengan produk-produk impor. Untuk mengatasi masalah yang ada harus segera dibentuk pola manajemen yang profesional.
PT. "X" dari sejak berdiri masih sangat tergantung pada pihak penyalur dana yaitu pihak perbankan dalam operasionalnya., berhubung dari hasil operasional belum dapat mengembalikan semua hutang-hutangnya, malah hutangnya bertambah terus. Perusahaan ini merencanakan program penyehatan perusahaan sekaligus dengan program peningkatan aktivitas pemasaran agar volume penjualan dapat meningkat dan mencapai tingkat di mana dengan laba yang diperoleh dapat membayar hutang-hutang, sehingga break even point dapat lekas tercapai.
Kebijakan uang ketat yang dilaksanakan pemerintah Indonesia sejak tahun 1991 juga berpengaruh terhadap aektor peternakan. Akibatnya secara tidak langsung volume penjualan PT."X" juga ikut terpengaruh. Hal ini menjadi hambatan bagi pihak pemasaran untuk mendapatkan hal yang lebih balk. Berarti PT. "X" harus memiliki strategi bersaing yang unggul untuk menghadapi pesalng-pesaIngnya. Tekad untuk meningkatkan penjualan produk harus diimbangi dengan perbaikan di segala hal yang berkaitan dengan produk tersebut. Ada beberapa metode analisis guna pengambilan keputusan untuk membentuk strategi bersaing dalam menghadapi pesaing. Metode analisis yang digunakan dalam tulisan ini adalah analisis lingkungan remut, analisis industri, analisis internal perusahaan, analisis SWOT, analisis matriks BCG.
Dari analisis industri terlihat bahwa dari 5 kekuatan yang mempengaruhi persaingan industri, yang terutama berperanan besar terhadap PT.?X? adalah : persaingan antar perusahaan dalam industri, kekuatan tawar menawar pembeli dan ancaman pendatang baru. Persaingan antar perusahaan dalam industri, terutama dari perusahaan vaksin impor yang jumlahnya cukup banyak dan masing-masing mempunyai strategi pemasaran yang cukup berhasil merebut pangsa pasar tertentu.
Kekuatan tawar menawar pembeli dan golongan pembeli menengah ke atas
adalah cukup besar mengingat bahwa:
  • Produk vaksin merupakan produk yang termasuk relatif standar (diferensiasi tidak terlalu nyata).
  • Pembeli menghadapi biaya pengalihan yang kecil (kecuall bila terjadi wabah).
  • Pembeli seri gkali termasuk dalam suatu kelompok peruasahaan yang melakukan integresi vertikal, sehingga ada keterbataaan dalam memilih.
  • Produk yang akan digunakan, biasanya Iebih mengutamakan untuk memakai produk dari perusahaan yang termasuk kelompok sendiri. Integrasi vertikal dapat terdiri dari usaha peternakan, usaha pakan ternak, usaha impor dan distribusi obat hewan, termasuk vaksin.
    Ancaman pendatang baru perlu diantisipasi mengingat barrier to entry yang kecil dan kelompok perusahaan di Indonesia untuk melakukan integrasi vertikai maupun horizontal. dengan melihat bahwa persaingan dalam industri adalah cukup tajam dan dengan meflhat sifat?sifat produksi maka pilihan strategi generik bagi PT. "X" adalah strategi biaya rendah-pasar luas.
    Dari hasil analisis SWOT terlihat bahwasanya sekalipun PT. "X" menghadapi ancaman lingkungan yang tidak kecil, tapi peluangnya adalah cukup besar, sedangkan PT.?X? sendiri belum sepenuhnya dapat memanfaatkan peluang yang ada berhubung dengan kelemahan internalnya yang perlu ditangani segera. Dengan demikian strategi yang sesuai adalah strategi turn around, yaitu dengan fokus perbaikan fungsional internal secara terkonsolidasi.
    Dari hasil analisis BCG dapat diambil kesimpulan bahwasanya PT."X" sebagai SBU harus berhati-hati, karena dilihat dari pertumbuhan pasar vaksin (yang relatif tumbuh rata-rata 15 %/tahun) dan pangsa pasar relatif PT.?X? terhadap para pesaingnya (rendah), waka PT. "X" dapat dikategorikan sebagai SBU question mark. SBU seperti ini mempunyai dua kemungkinan, yaltu tumbuh menjadi SBU star atau turun menjadi SBU dog. Bila PT.?X? berhasil membenahi kekuatan ínternalnya, dan perekonomlan Indonesia terus membaik, maka pertumbuhan pasar akan Ieblh dari 10 %, ini memberikan kesempatan kepada PT. "X" untuk tumbuh menjadi star.
    Dari segi pemasaran PT. "X" perlu memiliki strategi pemasaran yang kompetitif baik dalam menghadapl produk-produk impor maupun Lokal. Untuk menghadapi produk impor, PT. "X" pentu memperbaiki kualitas Produk-produknya baik dalam hal efektivitas maupun kenyamanan Pemakaiannya (misalnya : setelah vaksinasi tidak terjadi pembengkakarn di tempat penyuntikan). Selain itu yang perlu diperhatikan lagi adalah masalah harga. PT. "X" harus dapat mencapai skala ekonomi dalam Produksinya, sehingga dari segi harga dapat Iebih kompetitif lagi. Hal ini mengingat akhir-akhir ini produk pesaing dapat menurunkan harganya hingga dapat menurunkan harga produk PT. "X", bahkan ada yang lebih murah dari harga PT. "X". Untuk menumbuhkan brand awareness dan brand image yang balk, promosi yang tepat guna sangat diperlukan. Dengan brand image yang baik akan mempermudah PT "X" dalam usaha memperbesar jumlah permintaan melindungi pangsa pasar dan memperbesar pangsa pasar. Sedangkan distribusi yang perlu diperhatikan adalah Indonesia bagian timur yang belum dicover dengan intensif. Jadi strategi pemasaran kompetitif yang dapat dijalankan antara lain : strategi mutu, efisiensi manufaktur, armada penjual yang agresif, promosi penjualan yang optimal dan efektif, distribusi yang Iuas. Strategi tersebut disesuaikan dengan tujuan dan sumber daya perusahaan."
    Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
    T-Pdf
    UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
    cover
    Eli Mas`idah
    "ABSTRAK
    Dalam dekade 1990 an manajemen pemasaran dikenal sebagai era micromarketing atau super segmental. Hal ini disebabkan karena masyarakatnya yang heterogen. Tentunya kondisi demikian mendorong lajunya needs atau wants konsumen yang komplek. Sehingga perlu penataan manajemen pamasaran yang sesuai dengan kondisi yang ada.
    Disisi lain, perlunya menyadari bahwa suatu perusahaan memiliki keterbatasan baik material, sumber daya manusia ataupun waktu / energi dalam memenuhi needs & wants tersebut. Sehingga konsep membagi pasar menjadi sub-sub pasar atau pasar target akan menjadi sangat relevan untuk memenuhi needs atau wants konsumen yang semakin heterogen. Agar lebih efektif maupun efisien maka perlu mengetahui segmen yang potensial sehingga diperlukan suatu riset manajemen pemasaran tentang "Penetapan segmentasi yang potensial sebagai faktor strategi pemasaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemasaran".
    Langkah riset ini adalah merumuskan permasalahan dengan menetapkan tujuan yang hendak diambil. Selanjutnya melakukan riset lapangan untuk mendapatkan data primer dan data sekunder yang diperlukan. Data-data yang dihasilkan diolah menggunakan tool Analisa Conjoint dan Regresi. Hasil pengolahan data tersebut dianalisa untuk mendapatkan hasil akhir. Hasil akhir inilah yang digunakan sebagai strategi dalam melakukan pemasaran .
    Berdasarkan dari hasil analisa baik dari grafik maupun hasil tes signifikansi pengaruh variabel bebas terhadap nilai penjualan maka segmen konsumen pasar yang potensial adalah segmen dengan tingkat ekonomi menengah.
    Sedang segmen dari segi needs atau wants konsumen dapat terbagi dalam sembilan segmen, dimana segmen .produk yang potensial adalah konsumen yang paling sutra memakai batik dari jenis bahan dari sutera dengan tingkat kenyamanan dingin dan dengan harga murah. Namun secara keseluruhan tingkat kenyamanan adalah faktor terpenting dalam pemilihan batik.
    Jadi faktor strategi pemasaran yang efektif dan efisien adalah dengan menetapkan segmen konsumen pasar dengan kelas ekonomi menengah yang memiliki needs & wants batik dengan kombinasi atribut dari jenis bahan terbuat dari sutera, dipakai dingin dan harganya murah. Secara keseluruhan tingkat kenyamanan adalah merupakan faktor terpenting dalam pemilihan batik. Segmen inilah yang semestinya dijadikan bahan pertimbangan dalam melakukan program pemasaran."
    Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
    T-Pdf
    UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
    cover
    Amitra Setiadi
    "PT "X" adalah sebuah perusahaan jasa yang bergerak dalam bidang audio-visual. Industri audio-visual meliputi film, video, laser disc dan slides audio-visual. PT"X" bergerak dalam slides audio-visual. Bidang slides audio-visual masih jarang kita dapatkan di Indonesia, karena memiliki karakteristik tertentu, misalnya perlunya keahlian khusus yang harus dipelajari untuk mengoperasikannya. Slides audiovisual banyak dipakai oleh perusahaan sebagai media untuk presentasi baik profil perusahaan, produk maupun materi untuk training karena menarik dan relatif murah dibandingkan dengan media. audio-visual lain. Selama 2 tahun sejak berdirinya, PT"X" berkembang dengan cepat sehingga menjadi "market leader". Ini disebabkan karena pengaruh kebijakan pemerintah, budaya, perekonomian dan teknologi yang mendukung. Berkembangnya PT"X" juga tidak lepas dari kemampuannya mempergunakan peluang yang ada sebaik-baiknya. Pada umumnya para pelanggan puas dengan produk yang dihasilkan PT"X", sehingga pesanan bertambah terus dan penjualan meningkat. Berdasarkan analisa portfolio produk dan analisa daur hidup produk, diperoleh gambaran bahwa PT"X" berada dalam posisi "star" dan atau dalam tahap "growth", sehingga usaha pemasaran diarahkan untuk memperoleh pangsa pasar sebesar-besarnya. Dengan penulisan mengenai production-house audio-visual ini, dapatlah kiranya diambil manfaat yaitu pengenalan mengenai suatu bisnis yang relatif baru dan menguntungkan sehingga dapat ditelaah langkah-langkah untuk pengembangannya khususnya di Indonesia."
    Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
    S18387
    UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
    cover
    Handara Suprihadi
    Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1981
    S16629
    UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
    cover
    Sonya Priyadharsini
    "Undang undang Nomor 7 Tahun 1963 merupakan induk dani peraturan-peraturan mengenai kefarmasian. Undang-Undang tersebut sudah melembaga seiring dengan perkembangan industri farmasi.
    Karakteristik pokok permasalahan yang membedakan industri farmasi dengan industri manufaktur lain adalah tercermin pada tiga aspek :
    1. Industri farmasi adalah sebagai research, intensive, innovativeness karena sangat menentukan kelangsungan industri ini.
    2. Industri. farmasi adalah sebagai marketing intensive, persaingan industri farmasi tidak hanya memacu research, namun juga pemasaran, artinya meskipun obat diperlukan untuk mengobati penyakit, namun pengguna obat kadang dipengaruhi oleh bias merk dagang.
    3. Industri farmasi adalah Highly regulated, tidak bisa terlepas dan peraturan kebijaksanaan yang telah ditetapkan pemerintah karena menyangkut etik dan keamanan masyarakat.
    Didalam tujuan penelitian ini diperlukan suatu analisis dari level sektoral yang menganalisis kondisi farmasi di Indonesia ; firm level untuk mengetahui strategi pemasaran perusahaan farmasi di Indonesia ; manajemen level untuk mengetahui pengelolaan dan struktur organisasinya.
    Berangkat dari konteks permasalahan yang ada maka diperlukan analisis dengan cara menggunakan metode pengumpulan data dan informasi, guna memperoleh pembanding, serta mengkaji lingkungan internal juga lingkungan eksternalnya. Selanjutnya dapat diperoleh pemilihan strategi dan hasil analisis pada industri farmasi yang lebih unggul dibanding dengan industri farmasi lainnya.
    Di dalam hasil penelitian tersebut sebuah perusahaan farmasi yang unggul dibanding lainnya, memiliki strategi pemasaran dalam memfokuskan promosi dan distribusinya. Meskipun demikian penting peranan seseorang yang merupakan tuntutan utama agar dapat memperoleh ide yang inovativ dalam merencanakan promosi. Disamping itu peranan lainnya dalam unit distribusi diperlukan juga peranan seseorang untuk dapat berproaktif.
    Dan kedua pokok keberhasilan dalam strategi promosi dan distribusi tidak kalah penting juga memiliki tugas sebagai market intelijen dan harus mengetahui perilaku konsumen dalam memenuhi keinginannya."
    Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
    T-Pdf
    UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
    cover
    Siregar, Petrus Maruli Tua
    "Era deregulasi dalam sistem perekenomian Indonesia Tercermin dari berbagai paket kebijaksanaan yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah dalam berbagai bidang, baik ekonomi, perdagangan, maupun moneter. Kondisi ini telah menciptakan berbagai peluang dan sekaligus tantangan baru yang harus dihadapi oleh setiap unit usaha.
    Kebijaksanaan dalam sektor usaha yang berkaitan dengan industri asuransi dapat terlihat dalam Paket Kebijaksanaan 20 Desember 1988 (Pakdes 20- 1988). Paket kebijaksanaan ini antara lain berisi tentang penyederhanaan izin pendirian perusahaan asuransi, pengaturan kembali jumlah modal setor dan tingkat 'solvency margin', serta beberapa ketentuan lainnya yang berkaitan dengan industri asuransi.
    Dengan adanya Pakdes 20 - 1988 ini diharapkan akan terjadi peningkatan profesionalisme dalam pengelolaan perusahaan asuransi, kemudahan dalam pembinaan dan pengawasan kegiatan perusahaan oleh Pemerintah, serta peningkatan peran industri asuransi dalam perekonomian nasional.
    Peluang yang tercipta dengan adanya paket-paket kebijaksanaan ini tercermin dari makin banyaknya jumlah perusahaan yang bergerak dalam kegiatan usaha yang berkaitan dengan bisnis asuransi pad a umumnya dan bidang asuransi kerugian pad a khususnya. Pad a tahun 1987 (setahun sebelum diberlakukannya Pakdes 20 - 1988) qaru tercatat sejumlah 68 perusahaan asuransi kerugian, sedangkan di tahun 1989 (setahun setelah diberlakukannya Pakdes 20 - 1988) telah tercatat sebanyak 78 perusahaan.
    Disamping menciptakan peluang, paket-paket kebijaksanaan deregulasi juga telah menimbulkan berbagai tantangan yang harus dihadapi oleh perusahaan. Tingkat persaingan dalam kondisi deregulasi ini terlihat menjadi semakin tajam. Disamping makin bertambah banyaknya perusahaan yang berlomoa meraih dan menguasai pangsa pasar dalam bisnis asuransi kerugian, tajamnya persaingan juga dapat terlihat dari makin gencarnya kegiatan iklan dan promosi yang dilakukan serta makin tajamnya persaingan dalam tingkat harga.
    PT. AJI sebagai salah satu pelaku didalam industri asuransi kerugian juga tidak luput dari berbagai masalah yang timbul dalam kondisi industri yang semakin kompetitif dan turbulen ini. Hal ini antara lain dapat terlihat dari kecenderungan .makin kecilnya pangsa pasar yang dapat diraih dan dikuasai oleh PT. AJI dari tahun ketahun.
    Untuk dapat tetap bertahan, tumbuh, dan berkembang kondisi seperti ini dibutuhkan adanya suatu strategi tepat, dalam hal ini adalah strategi pemasaran. Strategi pemasaran memegang peranan paling penting didalam kegiatan usaha asuransi kerugian, mengingat sifat produknya yang unik dan masih belum memasyarakat. Penerapan dari paduan komponen strategi pemasaran yang tepat merupakan syarat utama bagi keberhasilan perusahaan. Komponen-komponen ini antara lain adalah : strategi pasar, strategi produk, strategi harga, strategi saluran distribusi, dan strategi promosi.
    Untuk dapat merencanakan dan menerapkan strategi pemasaran yang tepat, PT. AJI perlu melakukan penelitian pasar secara lebih mendalam, melakukan revisi terhadap produk yang dihasilkan, serta memaksimumkan penggunaan saluran yang dimiliki. Hasil yang dapat diperoleh dengan penerapan strategi ini adalah peningkatkan mutu pelayanan yang dapat diberikan oleh perusahaan; baik pada waktu proses penutupan, selama masa pertanggungan, dan terutama dalam proses penyelesaian tuntutan ganti rugi. Hal tersebut dapat menjadi kunci keberhasilan PT. AJI sebagai satu perusahaan yang bergerak dalam.bisnis jasa asuransi kerugian."
    Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1991
    T-Pdf
    UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
    cover
    Prisca Deassy
    "ABSTRAK
    Pasokan dan produsen pulp dan kertas terbesar di dunia (negara-negara
    NORSCAN) cenderung mengalami penurunan, karena laju peningkatan
    kapasitas produksi lebih lambat dibandingkan laju peningkatan permintaan
    dunia. Hal ini disebábkan kayu gelondongan (log) yang merupakan bahan baku
    utama pulp semakin Iangka akibat peraturan lingkungan yang semakin ketat.
    Kondisi ini menyebabkan perhatian dunia beralih ke Asia Tenggara yang
    memiliki ikiim tropis sehingga pertumbuhan kayu jauh lebih cepat, dan area
    hutan masih luas. Dan biaya tenaga kerja yang rendah.
    OIeh karena ¡tu, industri pulp dan kertas di Indonesia dalam beberapa tahun
    terakhir mengalami perkembangan yang pesat.
    Perusahaan dalam industri harus tanggap menghadapi kesempatan ini,
    agar dapat memperoleh keuntungan dan keunggulan relatif dibanding
    perusahaan lainnya. Peluang pasar tersebut juga akan menarik investor baru,
    sehingga besar kernungkinan akan banyak pendatang baru (new entrants)
    dalam industri pulp dan kertas. Perusahaan harus mengantisipasi, agar posisi
    dalam industri tidak tergeser oleh perusahaan lain atau oleh pendatang baru.
    Hambatan masuk bagi pendatang baru dapat dijalankan diantaranya
    dengan skala keekonomian, harga penghalang. Untuk dapat mencapainya
    dibutuhkan suatu besaran perusahaan tertentu, dan seringkali membutuhkan
    waktu yang lama.
    Penggabungan usaha adalah salah satu alternatif strategi akbar (grand
    strategy) yang dapat dilakukan perusahaan untuk mencapai besaran
    perusahaan secara cepat, dan dapat meningkatkan kekuatan/keunggulan
    internal perusahaan. Sehingga memungkinkan perusahaan urituk mengarnbil
    keuntungan seluas dan sebesar mungkin dari kesempatan yang ada pada
    lingkungan eksternal baik domestik maupun global, melalui sinergi keuangan,
    sinergi manajemen, dan sinergi operasional.
    Dalam penyusunan strategi, selain analisa lingkungan internal &
    ekstemal, objektif jangka panjang perusahaan dijadikan sebagai pedoman dan
    dasar dalam menganalisa. Sehingga strategi yang dipilih tetap sesuai dengan
    visi & misi perusahaan.
    Penggabungan usaha memiliki tujuh tahap penting, yaitu perencanaan
    strategis, pengorganisasian seleksi perusahaan target, analisa & penawaran
    negosiasi & penyelesaian transaksì, transisi dan tahap integrasi.
    Setiap tahap penggabungan harus terencana dengan baik, agar motivasi
    penggabungan usaha yang telah diitetapkan semula dapat tercapai.
    Pada implementasi strategi perlu dilakukan pengawasan dan evaluasi
    yang berfungsi sebagai umpan balik penyusunan strategi, terutama
    pengawasan penyimpangan asumsi-asumsi kondisi yang digunakan pada tahap
    analisa sebelum penggabungan usaha dilakukan.
    "
    1996
    T-Pdf
    UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
    cover
    cover
    Rosalinda Veranti
    "Di dalam pengembangan industri batubara di Indonesia sumber daya dan pangsa pasar sangat mendukung dalam pelaksanaannya, dimana saluran pemasaran batubara menjalankan pekerjaan kesenjangan waktu, tempat dan pemilikan yang memisahkan batubara dari mereka yang akan menggunakan batubara tersebut. Dalam pelaksanaan pemasaran terjadi persaingan antar pelaku usaha perusahaan batubara. Untuk itu dilakukan analisa yang dapat menentukan langkah-langkah strategi yang tepat supaya perusahaan dapat bersaing dan terus mengembangkan usahanya.
    Metode penelitian dilakukan dengan wawancara, kuesioner dan observasi, dan laporan-laporan yang ada. Kemudian diolah mengenai aspek-aspek pemasaran dilihat dari faktor internal dan ekternal perusahaan. Dari jawaban kuesioner diperoleh faktor-faktor strategis perusahaan yang terbagi atas kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Selanjutnya dilakukan perhitungan Matrik External Factor Evaluation (EFE) diperoleh jumlah score 3,64 dan jumlah perhitungan Matrik Internal Faktor Evaluation (WE) 3,61 dapat dilihat bahwa perusahaan berada pada posisi yang kuat karena jumlahnya melebihi nilai rata-rata industri. Kemudian dibuat Matrik SWOT dan dari hasilnya diperoleh situasi perusahaan sangat menguntungkan karena memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatan peluang yang ada.
    Dengan analisa SWOT dapat dilihat perusahaan berada pada posisi yang kuat secara financial dan memiliki keunggulan bersaing pada industri yang stabil dan sedang tumbuh. Strategi yang harus diterapkan dalam situasi seperti ini adalah mendukung pertumbuhan yang agresif dan hal ini dilakukan untuk memilih strategi-strategi intensif.

    To develop coal industry in Indonesia, both resources and market share are highly supported to operate in which coal marketing channel with its item related to lime gap, place and ownership which removed the coal from they are being used such coal. In the marketing implementation has competition inter company. Of course, it is analyzed to determine the strategic steps the company could competition and survive to development their business line.
    The methodology of study made with interview, questioner and observation and reports. Following it is processed on marketing aspects according to both internal and external factors. Questioner response obtained the strategic factors classified with strength, weakness, opportunity and threat. Following to make Matrix External Factor Evaluation (EFE) taken total score 3.64 and total Matrix of Internal Factor Evaluation (IFE) with 3.61 can be examined that this company was in strength position as its total great then average industry. Then making SWOT Matrix and its result allowed the company situation to profitable to have opportunity and strength to use existing opportunity.
    With SWOT analysis based on the company to strength position in financial and to have competition profitable to stable industry and being growth. The strategy shall be applied to situation like this, to support the aggressive growth and to select the intensive strategic."
    Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
    T 9594
    UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
    <<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>