Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 90441 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yun Primawan Pardikan
"Unit Bisnis Strategis (UBS) KC adalah sebuah unit bisnis baru yang dibentuk dengan misi untuk memasarkan produk Kc dan PT XYZ di wilayah pasar Indonesia. Produk yang dipasarkan terdiri dari 2 (dua) kategori utama, yaitu produk untuk penggunaan domestik (products for private users) dan produk untuk pemakaian di industri/Komersial (commercial equipment products). Sebagai sebuah organisasi bisnis dengan sasaran meningkatkan kekayaan shareholder (PT XYZ), URS Kc perlu untuk mendisain strategi manajemen sebagai panduan dan ukuran dalam kegiatan operasinya.
Rencana strategis UBS Kc ini diusulkan dibangun dengan menggunakan kerangka konseptual Balanced Scorecards yang melihat strategi dalam 4 perspektif; Perspeictif Finansial, Perspektif Konsumen, Perspektif Proses Bisnis Internal, dan Perspektif Pembelajaran & Pertumbuhan.
Dalam karya akhir ini, masing-masing perspektif dibangun berdasarkan Misi dan Visi. Dijabarkan berdasarkan kapabilitas UBS dengan ukuran-ukuran strategis yang diusulkan. Ukuran strategis tersebut menyangkut penilaian dan pelaksanaan strategi.
Diajukan 2 (dua) tema strategis dalam perspektif frnansial yang terdiri dan Pertumbuhan Usaha & Pangsa Pasar, dan Profitabilitas. Ukuran strategis yang digunakan adalah Pertumbu ha n Penjualan (%), ROCE (Return on Capital Employed), Cash Flow, dan Net Margin. Tema strategis perspektif pelanggan terdiri dari kepuasan pelanggan profitabilitas pelanggan penyalur, dan kepuasan supplier. Ukuran strategis yang digunakan adalah Pertumbuhan Pasar (%), Total Gross Profit (split), dan Profit Margin supplier.
Tema strategis proses bisnis internal adalah Kua litas Operasi dengan ukuran strategis Quality Index/Quality Cost, Distribution Cost per Product, Inventory Level, dan Product Availability Index. Sementara pada perspektif pembelaj aran dan pertumbuhan terdiri dan 2 perspektif, yaitu Pemberdayaan Organ isasi dan Kapabilitas & Kompetensi Pekerf a. Ukuran strategis yang digunakan adalah Climate Survey Index dan Strategic Competencies Availabilities."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T5895
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Susanti
"Saat ini perusahaan berada pada pertengahan transformasi dari persaingan era industri menuju persaingan era informasi. Dalam era informasi dan globalisasi seperti saat ini, tolok ukur yang dipakai saat ini yang lebih bersifat keuangan, dirasakan tidak lagi tepat untuk memenuhi kebutuhan informasi dan mengukur keberhasilan perusahaan. Penekanannya harus lebih diarahkan kepada pengukuran yang selain dapat mengukur hasil yang telah dicapai tetapi juga yang akan dicapai. Sehingga pengukurannya haruslah pengukuran yang komprehensif dan seimbang untuk melengkapi pengukuran kinerja keuangan yang telah ada.
Kaplan dan Norton kemudian memperkenalkan suatu pengukuran yang baru yaitu The Balanced Scorecard. The Balanced Scorecard menyeimbangkan pengukuran finansial untuk kinerja masa lalu dengan pengukuran . bagi kinerja masa depan. Metode ini menyediakan manager dengan instrumen yang dapat digunakan untuk keberhasilan persaingan di masa yang akan datang. Saat ini, perusahaan berkompetisi dalam lingkungan yang kompleks sehingga pengertian yang tepat mengenai tujuan dan metode untuk mencapai tujuan merupakan hal yang penting. The Balanced Scorecard menerjemahkan misi dan strategi organisasi ke dalam pengukuran performance yang lebih komprehensif yang memberikan kerangka untuk pengukuran strategis. The Balanced Scorecard menggabungkan pengukuran baik dari sisi finansial maupun operasional yaitu mengukur kinerja perusahaan dari empat sisi yaitu: Finansial, Pelanggan, Proses Bisnis Internal dan Belajar dan Berkembang. Untuk itu penulis melakukan studi analisis pada perusahaan BUMN yang bergerak di bidang industri pupuk yaitu PT. Pupuk Sriwijaya yang berpusat di kota Palembang.
PT. PUSRI sebagai BUMN tidak dapat dipungkiri bahwa setiap aktivitasnya harus selalu didasarkan pada peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Tetapi hal tersebut tidak berarti membatasi ruang gerak perusahaan. Justru dengan batasan-batasan tersebut, perusahaan harus dapat mengoptimalisasi sumber daya yang ada agar memberikan hasil yang maksimal.
Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan, usulan yang diberikan kepada perusahaan dalam menggunakan The Balanced Scorecard, difokuskan kepada: strategi pertama yaitu penurunan biaya produksi dengan cara melakukan efisiensi produksi, meningkatkan kualitas output dan pengiriman produk yang sesuai dengan kebutuhan. Pengaruh dari aktivitas tersebut, secara tidak langsung adalah peningkatan output produksi (strategi kedua). Untuk memastikan bahwa kedua strategi di atas menghasilkan net income yang meningkat, maka ada strategi ketiga yaitu peningkatan laba.
Dengan menerapkan The Balanced Scorecard, PT. PUSRI diharapkan akan dapat memanfaatkannya sebagai benchmark untuk mengevaluasi beraneka ragam aktivitas perusahaan agar dapat beroperasi secara optimal. Sebagai suatu sistem manajemen, The Balanced Scorecard diharapkan dapat memotivasi perbaikan berkesinambungan terhadap bidang-bidang kritikal perusahaan seperti sumber daya, pelanggan, aktivitas, proses dan energi atau biaya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erry Sudewo
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
S26354
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Michelle Candra
"Laporan magang ini berisi terkait pembahasan evaluasi atas kesesuaian antara teori Balanced Scorecard untuk perspektif pelanggan dan pemantauan strategi perusahaan dengan praktik riil yang dijalankan oleh PT. XYZ Indonesia terkhusus untuk divisi Sales. Lingkup pembahasan akan mencangkup dari evaluasi strategi pendekatan konsumen yang dilakukan oleh perusahaan, analisis strategi dari indikator utama perspektif konsumen, serta rekomendasi inisiatif yang dapat diimplementasikan oleh perusahaan. Penulis melakukan evaluasi terhadap strategi penjualan yang sudah dijalankan dengan melakukan analisis terhadap performa penjualan terdahulu dengan menggunakan beberapa tolak ukur indikator penting, yang telah dipelajari pada mata kuliah Akuntansi Biaya dan Strategi dan Manajemen Kinerja Organisasi, serta beberapa referensi relevan lain. Berdasarkan analisis yang dilakukan, penulis menemukan bahwa praktik strategi yang dilaksanakan oleh PT. XYZ Indonesia sudah sesuai dengan teori- teori pada kerangka evaluasi. Namun, pada beberapa saluran penjualan, strategi tersebut belum dapat dikatakan maksimal karena kurang adanya penyesuaian implementasi berdasarkan karakteristik dan persona konsumen pada masing-masing saluran penjualan. Hasil analisis ini membuahkan rangkaian rekomendasi yang dapat dikonsiderasi oleh PT. XYZ Indonesia dan dijadikan acuan untuk implementasi strategi berikutnya untuk seluruh kategori produk pada beberapa saluran penjualan utama.

This internship report contains discussions regarding the evaluation of the suitability between the theory of the Balanced Scorecard for the customer perspective and monitoring the company's strategy with the real practice carried out by PT. XYZ Indonesia especially for the Sales division. The scope of the discussion will cover the evaluation of the consumer approach strategy carried out by the company, strategy analysis from the main indicators of the consumer perspective, as well as recommendations for initiatives that can be implemented by the company. The author evaluates the sales strategy that has been carried out by analyzing the previous sales performance using several important benchmark indicators, which have been studied in the Cost Accounting and Strategy and Organizational Performance Management courses, as well as several other relevant references. Based on the analysis conducted, the authors found that the strategic practice implemented by PT. XYZ Indonesia is in accordance with the theories in the evaluation framework. However, in several sales channels, this strategy cannot be said to be optimal due to the lack of implementation adjustments based on the characteristics and consumer personas of each sales channel. The results of this analysis resulted in a series of recommendations that could be considered by PT. XYZ Indonesia and is used as a reference for the implementation of the next strategy for all product categories in several main sales channels."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Khusnul Rifani
"Perubahan dalam lingkungan eksternal bisnis dan faktor manajerial merupakan hal penting yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan perencanaan strategis. Perencanaan Strategis merupakan hal yang sangat penting bagi organisasi, bukan hanya bagi organisasi profit tetapi juga bagi organisasi nonprofit. Hal ini dikarenakan perencanaan strategis formal dapat menjadi pedoman bagi organisasi nonprofit untuk menilai seberapa jauh tujuan mereka telah tercapai dan bagaimana cara mencapainya. Akan tetapi, tidak banyak penelitian tentang hubungan antara perencanaan strategis dengan kinerja pada organisasi nonprofit. Kinerja organisasi nonprofit dapat dinilai dengan beberapa perspektif Balanced Scorecard yang pertama kali dikemukakan oleh Kaplan Norton 1996, yaitu perspektif keuangan, proses bisnis internal, pelanggan, serta pembelajaran dan pertumbuhan karyawan.Niven 2008 mengembangkan Balanced Scorecard untuk organisasi nonprofit dengan menambahkan perspektif kelima, yaitu pengembangan relawan. Penelitian ini membahas tentang bagaimana dinamisme lingkungan eksternal dan faktor manajerial mempengaruhi perencanaan startegis dan implikasinya terhadap kinerja WWF Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dinamisme lingkungan bisnis eksternal dan faktor manajerial dapat mempengaruhi perencanaan strategis yang akhirnya berpengaruh kepada peningkatan kinerja WWF Indonesia.

External environment changes and managerial factors are important to be considered in the preparation of strategic planning. Strategic planning is very important for the organization, not only for profit organizations but also for nonprofit organizations because a formal strategic planning can guide them to assess how far their goals have been achieved and how to achieve them. However, the relationship between strategic planning and organizational performance has been rarely examined in the public and non profit sectors, especially in Indonesia. Nonprofit organization performance can be assessed using the multiple perspectives of Balanced Scorecard that firstly stated by Kaplan Norton 1996, that is financial internal business process customer and employees rsquo learning and growth perspective. Niven 2008 developed the Balanced Scorecard for nonprofit organizations which has added the fifth perspective, volunteers rsquo development. This study examines how external environmental dynamism and managerial factors affect strategic planning and its impact for the performance of WWF Indonesia. The results show that external business environment dynamism and managerial factors can influence strategic planning which ultimately affects the improvement of WWF Indonesia 39's performance."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T49318
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Amalia Liputo
"Industri perawatan pesawat di Indonesia hanya bisa menguasai 30-40% pasar dalam negeri. Melihat hal tersebut, organisasi harus dapat meningkatkan kinerjanya untuk dapat menguasai nilai pasar industri perawatan pesawat yang lebih besar lagi. Dalam upaya peningkatan kinerja yang ada dalam organisasi, maka harus terdapat keselarasan antara ambisi/tujuan organisasi dengan ambisi/tujuan setiap individu yang ada dalam organisasi tersebut. Karena setiap individu dalam perusahaan memiliki kontirbusi yang besar dalam mewujudkan tujuan organisasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengintegrasikan Personal Balanced Scorecard dan Organizational Balanced Scorecard yang mengahasilkan Total performance scorecard (TPS) sehingga dapat dilihat hubungan antara tujuan karyawan dengan tujuan perusahaan.
Hasil dari penelitian ini adalah penghubungan antara Organizational Balanced Scorecard dengan Scorecard bidang dan rencana kinerja individu didalamnya. Dari hasil penghubungan ini dapat dilihat apakah terdapat keselarasan antara ambisi organisasi dengan ambisi stiap individu didalamnya. Hal ini akan membantu organisasi untuk melihat sejauh mana pemahaman karyawan terhadap strategi yang dibuat oleh organisasi dan melakukan perbaikan-perbaikan dalam proses perumusan strategi.

Indonesia's Maintenance, Repair and Overhaul (MRO) MRO industry can take control only 30 up to 40 % of domestic market value. Based on the fact, the organization should be able to improve its performance in order to take over more value of the market. In order to improve performance within the organization, there must be a harmony between ambition / goals of the organization with ambitions / goals of each individual that exists in the organization. Because each individual of the organization has a contribution in achieving organizational goals.
This study aims to integrate the Personal Balanced Scorecard and Organizational Balanced Scorecard which design Total Performance Scorecard (TPS) that can illustrated the relationship between employees goals with corporate objectives.
The results of this study is the linking between Organizational Balanced Scorecard with Section Scorecard and Individual Performance Plans. The result of this linkage can be seen whether there is alignment between the organization's ambition with individual's ambition. This will help the organization to see understanding of each employee about strategy made by the organization and to make improvements in the strategy formulation process.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S53071
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Sylvana Angreni
"Persaingan bisnis yang semakin ketat dan kompetitif akan mengubah lingkungan bisnis menjadi lebih kompleks. Perubahan ini dapat merubah prinsip-prinsip manajemen yang digunakan selama ini, termasuk penilaian kinerja yang dilakukan oleh perusahaan selama ini. Pada masa sekarang pengukuran kinerja perusahaan tidak hanya dilihat dari perspektif keuangan tetapi juga melihat perspektif non keuangan, yaitu perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran.
Pengukuran kinerja dengan keempat perspektif ini disebut dengan konsep balanced scorecard. Konsep balanced scorecard merupakan konsep pengukuran kinerja dari sistem manajemen suatu perusahaan yang dilakukan terhadap perspektif keuangan dan non keuangan seperti yang tersebut di atas.
PT Astra Graphia Tbk (ASGR) merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang solusi dokumen dan teknologi informasi. Saat ini melakukan pengukuran kinerja dengan melihat laporan anggaran dengan realisasinya, serta KPI yang telah ditetapkan. Penerapan balanced scorecard yang tepat akan sangat berguna bagi ASGR dalam menilai kinerja organisasi temtama untuk mengetahui serta mendeteksi sejak dini terjadinya inefisiensi dalam Perusahaan, terjadinya kerugian serta karyawan yang tidak memiliki kapabilitas ataupun hal-hal lain yang membuat kinetja Perusahaan menurun ataupun mengalami kemgian. Selain itu dengan penerapan balanced scorecard yang sesuai dengan Perusahaan maka penentuan KPI dapat mencakup sasaran-sasaran strategis yang telah ditetapkan.
Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran dan masukan-masukan kepada ASGR dalam penerapan balanced scorecard, terutama dalam menentukan tolak ukur yang lebih memadai untuk setiap perspektif yang ada pada balanced scorecard disesuaikan dengan kondisi Perusahaan serta sasaran-sasaran strategis yang telah ditetapkan ASGR.
ASGR yang merupakan pelopor dalam bisnis perdok:umenan dan tahap pengernbangan
teknologi informasi memiliki Faktor Sukses Kritikal (FSK) yang memberikan keunggulan
bagi Perusahaan. Adapun FSK yang dimiliki yaitu organisasi, kompetensi, pelanggan dan
mitra Perusahaan. Berdasarkan FSK ini, maka ASGR menentukan strategi serta sasaransasaran
strategis, sehingga tujuan Perusahaan tercapai.
Sasaran stra.tegis pada. perspektif keuangan yaitu peningkatan ROE yang diperoleh dengan semakin bertumbuhnya pendapatan Perusahaan serta profitabilitas. Pertumbuhan pendapatan diharapkan diperoleh dari revenue mix. Hal ini bisa dicapai jika seluruh sasaran-sasaran strategis yang ada di perspektif non keuangan bisa mendukung sasaran-sasaran strategis yang ada di perspektif keuangan.
Sasaran-sasaran strategis yang ditetapkan pada masing-masing perspektif, selanjutnya akan diuji untuk melihat hubungan sebab akibat dengan perspektif lainnya. Pengujian ini dilakukan untuk melihat kekoherenan dan kekomprehensifan dari sasaran-sasaran strategis tersebut.
Untuk menerapkan balanced scorecard lebih lanjut maka perlu adanya komitrnen serta dukungan dari seluruh personel yang ada dalam organisasi. Selain itu pemahaman dan penerapan ASGR core value pada setiap personel juga mendukung penerapan balanced scorecad supaya berjalan dengan lancar.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dafed Halim
"Pada waktu tanggung jawab untuk menjalankan perusahaan berada di tangan manajemen puncak, manajemen strategi dapat dilaksanakan secara informal dan tidak terstruktur. Visi dan misi yang ditetapkan manajemen puncak dikomunikasikan secara terbatas kepada manajer kalangan yang dekat dengan manajemen puncak. Strategi juga dirumuskan secara tidak terpola oleh manajemen puncak dan dilaksanakan sendiri dengan bantuan manajemen menengah dan bawah serta karyawan.
Dengan semakin kompleksnya operasi perusahaan dan semakin kompleks serta turbulennya lingkungan bisinis yang dihadapi perusahaan, manajemen puncak tidak mampu lagi memikul sendiri tanggung jawab atas jalannya perusahaan. Manajemen strategi perlu mengikutsertakan manajemen bawah dan karyawan untuk merumuskan dan mengimplementasikannya. Diperlukan suatu sistem yang terstruktur untuk melaksanakan manajemen strategi perusahaan yang operasinya telah menjadi kompleks dan yang menghadapi lingkungan yang kompleks dan turbulen.
Pandangan tradisional dimana metode alat ukur masih terlalu mengandalkan data keuangan secara kuantitatif yang bersumber dari laporan keuangan perusahaan seperti gross margin, net income, dan return on equity. Sehingga para manajer senior sering melakukan distorsi atas laporan keuangan terse but karena bersifat jangka pendek. Dengan metode ini juga, tidak cukup untuk menginformasikan perbaikan, peningkatan, dan pengembangan usaha dalamjangka panjang.
Dengan balanced scorecard, maka pengukuran kinerja manajemen perusahaan dapat dilihat dari sisi keuangan dan non keuahgan secara komprehensif dan seimbang. Balanced scorecard merupakan metode pengukuran kinerja baik jangka pendek maupun jangka panjang yang dapat mengidentifikasi apakah semua kegiatan dan usaha di dalam perusahaan sudah berjalan sesuai dengan visi, misi, dan strategi yang telah ditetapkan perusahaan atau tidak. Dengan balanced scorecard, maka pengukuran yang dibutuhkan dapat diterapkan dengan suatu metode pengukuran kinerja yang menterjemahkan strategi perusahaan menjadi tindakan operasi sehari-hari dengan membuat pengukuranpengukuran yang saling terkait yang ditinjau dari perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, dan pembelajaran dan pertumbuhan.
Pengukuran kinerja yang dilakukan PT. X selama ini berfokus pada analisa kuantitatif. Melalui pengukuran kinerja yang demikian, manaJemen puncak mengharapkan dapat memacu pertumbuhan pendapatan perusahaan, kenyataannya pengukuran kinerja yang hanya berfokus pada analisa kuantitatif tidak efektif. Analisa kualitatif minimal sekali dan tidak terukur sehingga outcome measure tidak dapat diketahui secara pasti yang mengakibatkan komitmen personel perusahaan dalam mencapai sasaran strategi perusahaan rendah.
Pernyataan visi, misi, dan strategi yang telah ditetapkan manajemen puncak tidak dikomunikasikan secara eksplisi1 ke seluruh personel sehingga hanya diketahui oleh level manajemen menengah ke atas. Visi dan misi yang dibuat hanya oleh manajemen puncak tanpa melibatkan para personel lainnya mengakibatkan personel perusahaan dalam mencapai visi melalui misi tersebut tidak mempunyai tujuan yang terarah. Oleh karena itu, metode pengukuran kinerja balanced scorecard yang telah disusun, dapat menjelaskan sebab dan akibat dari masing-masing perspektif strategi perusahaan sehubungan dengan pencapaian visi dan misi PT. X. Dengan strategy map balanced scorecard yang dibuat dapat memberikan semacam simulasi pada setiap perspektif guna pencapaian visi dan misi secara lebih efisien dan efektif sehingga seluruh personel dan manajemen puncak tertarik menerapkan balanced scorecard untuk mencapai tingkat profitabilitas yang lebih baik."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martin Salim
"Di dalam era globalisasi ini, informasi menjadi hal yang mudah dan murah, perkembangan teknologi juga dengan cepat merambah ke negara-negara berkembang, disertai dengan standar dan persyaratan yang diterapkan di negara maju. Perkembangan peta persaingan industri, utamanya industri plastik, sedkng mengarah pada peningkatan kualitas dan penerapan teknologi yang semakin berkembang. Perkembangan teknologi dan standar industri ini menuntut kesiapan tenaga kerja untuk meningkatkan kualitas proses, sistem, dan manajemen produksi perusahaan. Upaya peningkatan kualitas ini membawa kendala tersendiri bagi manajemen perusahaan, karena kesiapan sumber daya manusia, struktur, proses, dan sistem manajemen belum mendukung inisiatif strategis berupa peningkatan kualitas tersebut.
Pada mulanya, secara tradisional dan historis, manajemen perusahaan sangat dicirikan oleh pola manajemen produksi yang cenderung melihat kinerja usaha dari satu sisi saja, yaitu produktivitas kerja, yang ditandai oleh ukuran output produksi dan waste yang terjadi. Secara tradisional pula, perusahaan belum menghasilkan jenis produk yang beragam, sehingga pada saat jenis produk masih sedikit sumber daya manusia yang dimiliki masih sanggup menjalankan proses produksi, walaupun hanya dengan dukungan struktur, sistem, dan proses manajemen yang hanya melihat dari sisi output produksi saja. Namun demikian, sejalan dengan semakin majunya usaha, dimana jumlah pelanggan dan jenis produksi semakin hari semakin banyak, sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan semakin hari semakin sulit untuk memenuhi tuntutan kualitas yang diminta oleh pelanggan.
Dalam rangka menghadapi tuntutan persamgan usaha di saat ini maupun masa depan, manajemen perusahaan menyadari pentingnya kesiapan sumber daya manusia yang dimiliki. Namun demikian kinerja terbaik sumber daya manusia tidaklah dapat dicapai secara terpisah dan berdiri sendiri tanpa didukung oleh elemen manajemen yang lain secara baik dan profesional. Kinerja terbaik perusahaan hanya dapat dicapai bila perusahaan memiliki tujuan yang jelas, realistis, dan dipahami dengan baik oleh seluruh karyawan. Tujuan ini diuraikan secara jelas di dalam pemyataan misi dan visi perusahaan. Namun demikian, misi dan visi saja tidaklah cukup untuk menggerakan seluruh karyawan menuju tujuan strategis yang diinginkan. Konsistensi arah, metode, proses, dan alokasi sumber daya sangat menentukan keberhasilan penerapan strategi yang diinginkan. Di dalam rangka penerapan strategi inilah diperlukan suatu mekanisme yang menjamin konsistensi antara arah tujuan dan usaha yang dilakukan, untuk itulah diperlukan penerapan konsep Balanced Scorecard yang akan mengintegrasikan seluruh elemen tujuan strategis perusahaan dengan segala sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Dengan demikian seluruh sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan akan diukur, dikembangkan, dan diarahkan kepada tercapainya tujuan strategis yang ditetapkan oleh manajemen perusahaan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dayu Darawati
"Penelitian ini membahas dan mengulas tentang rencana strategis UPF BKMM Cikampek periode 2025-2029 dan menggunakan pendekatan Balance Scorecard sebagai pedoman dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengelolaan layanan selama periode waktu tersebut untuk mengidentifikasi faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Rencana strategis ini dilakukan dengan melihat dampak rumah sakit terhadap empat perspektif yaitu keuangan, pasien, proses bisnis internal dan pembelajaran dan pertumbuhan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan metode telaah literatur, wawancara, consensus decision making group (CDMG) dan telaah data sekunder.

Penelitian ini dilakukan dengan empat tahapan yaitu input stage dengan melakukan analisis situasi berdasarkan faktor internal dan eksternal UPF BKMM, matching stage untuk menentukan posisi agar UPF BKMM mengetahui strategi apa yang harus dilakukan menggunakan matriks IE dan matriks TOWS, decision stage untuk menentukan strategi prioritas dengan Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) serta implementasi  dengan menyusun pedoman penerapan menggunakan pendekatan Balance Scorecard.

Hasil dari penelitian ini diperoleh bahwa terdapat beberapa faktor internal yang menjadi kekuatan bagi UPF BKMM Cikampek seperti sistem informasi rumah sakit (SIM RS) yang sudaah sepenuhnya terintegrasi dan mandiri, sedangkan faktor internal yang menjadi kelemahan UPF BKMM adalah sumber daya manusia yang belum memenuhi kapasitas. Salah satu contoh Faktor eksternal yang menjadi peluang adalah letak geografi dari UPF BKMM. UPF BKMM Cikampek terletak di lokasi strategis, dan peluang UPF BKMM untuk bekerjasama dengan pihak lain, dimana banyaknya Perusahaan-perusahaan swasta di wilayah UPF BKMM Cikampek. Sedangkan faktor eksternal yang menjadi ancaman adalah Institusi lain/pesaing dimana kompetisi layanan Kesehatan di daerah Karawang kian meningkat

. Posisi strategi  UPF BKMM Cikampek berada pada sel V dalam matriks IE yang berartikan Hold and  Maintain. Oleh karena itu, UPF BKMM dalam lima tahun kedepan memfokuskan pengembangannya dengan penetrasi pasar, pengembangan produk dan pengembangan pasar dengan tersusunnya empat prioritas strategi yaitu: 1) pengembangan layanan unggulan, 2) penetrasi pasar dengan meningkatkan upaya- upaya pemasaran serta bekerja sama dengan komunitas, 3) mendorong semangat pegawai untuk selalu meningkatkan pelayanan prima, dan 4) mengembangkan budaya tata kelola yang baik dan meningkatkan inovasi terkait pelayanan digitalisasi Selain itu tersusun juga key performance indicator (KPI) UPF BKMM Cikampek sebagai langkah- langkah untuk memenuhi pencapaian sasaran strategi.


This research discusses and reviews the UPF BKMM Cikampek strategic plan for the 2025-2029 period and uses the Balance Scorecard approach as a guide in planning, implementing and managing services during that time period to identify strengths, weaknesses, opportunities and threats. This strategic plan is carried out by looking at the hospital's impact on four perspectives, namely finance, patients, internal business processes and learning and growth. This research is qualitative research that uses literature review methods, interviews, consensus decision making group (CDMG) and secondary data review.

This research was carried out in four stages, namely input stage by conducting situation analysis based on internal and external factors of UPF BKMM, matching stage to determine the position so that UPF BKMM knows what strategy to use using the IE matrix and TOWS matrix, decision stage to determine priority strategies using Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) and implementation by preparing implementation guidelines using the Balance Scorecard approach.

The results of this research show that there are several internal factors that are strengths for UPF BKMM Cikampek, such as the hospital information system (SIM RS) which is fully integrated and independent, while the internal factors that are weaknesses of UPF BKMM are human resources that do not yet meet capacity. One example of an external factor that becomes an opportunity is the geographic location of UPF BKMM. UPF BKMM Cikampek is located in a strategic location, and there are opportunities for UPF BKMM to collaborate with other parties, where there are many private companies in the UPF BKMM Cikampek area. Meanwhile, external factors that pose a threat are other institutions/competitors where competition for health services in the Karawang area is increasing

. The position of the UPF BKMM Cikampek strategy is in cell V in the IE matrix which means Hold and Maintain. Therefore, in the next five years, UPF BKMM will focus its development on market penetration, product development and market development with four strategic priorities, namely: 1) development of superior services, 2) market penetration by increasing marketing efforts and working together with the community, 3) encouraging employee enthusiasm to always improve service excellence, and 4) developing a culture of good governance and increasing innovation related to digitalization services. Apart from that, key performance indicators (KPI) UPF BKMM Cikampek have also been prepared as steps to meet the achievement of strategic targets."

Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>