Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 68752 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bonifacius Prasetyo
"ABSTRAK
Pasar uang dunia semakin marak sejak runtuhnya sistem mata uang tetap, Bretton Woods di tahun 1973 menjacii sistem nilai tukar mengambang. Imphkasí logis dan sistem nilai tukar ¡ni adalah semakin berfluktuasinya nilai tukar dunia. Nilai tukar atau kurs didefinisikan sebagai harga relatif dua mata uang yang berbeda.
Fluktuasi nilal tukar berlangsung sepanjang waktu sehingga akan berdampak pada exposure keuangan sebuah perusahaan yang beroperasi secara internasional. Exposure ini meliputi accounting/translation exposure yang berasal dari ?penterjemahan? atau translasi mata uang asing dalam mata uang domestik untuk kebutuhan penyajian laporan keuangan, transaction exposure yang berasal dan transaksi yang dilakukan dalam dua mata uang yang berbeda dan economic exposure yang melihat nilai tukar dan sisi riilnya: melihat daya saing sebuah negara atau perusahaan di dalam meproduksi barang dan atau jasa tersebut. Resiko kurs akan muricul dalam wujud dua karakteristik terakhir exposure tersebut.
Dihadapkan pada resiko kurs. yang akan mempengaruhi arus kas dan pada giliranflya akan mempengaftihi kinerja keuangafl perusahaafl secara keseluruhan, seorang pimpinan perusahaafl harus mampu untuk mengidentifikasi, mengukur dan kemudian mengelola resiko kurs tersebut. Pengelolaafl resiko berbentuk tindakan hedging melalui transaksi pada pasar fo,ward, pasar uarig dan/atau Options.
PT XYZ di dalam operasinya menghadapi resiko kurs yang meliputi transaction exposure dan economic exposure. Transaction exposure tersebut dapat diatasi melalui transaksí menjual dollar AS forward dan/atau melakukan pinjam-meminjam di pasar uang dan sekaligus menjual dollar AS forward dan/atau menjual dollar AS CaIl/Rupiah Put di pasar Options. Hedging yang merupakan sebuah proses mengelola resiko akan baik jika ?biaya? (cost of hedging) tersebut dapat menutupi kegunaafl (benefit) dan resiko yang mungkin timbul.
Resiko yang berasal dari economic exposure diatasi dengan kebijakan yang berorientasi pada pemasaran yaitu kebijakan harga, pilihan pasar dan promosi serta yang berorientasi pada proses produksi yaitu efisiensi.
PT XYZ juga menghadaPi resiko non kurs yaltu turunflYa harga juaf produknya di pasar dunia. Resiko ini dapat dikelola melalul transaksi di pasar komoditi Future."
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Roy Indra Jaya Sukma Putra
"ABSTRAK
Dalam rangka melaksanakan pembangunan jangka panjang di
Indonesia, dibutuhkan banyak modal untuk investasi. Adanya globalisasi di
berbagai bidang, termasuk di pasar finansial, rnenyebabkan lalu lintas modal
semakin terbuka dan modal yang dibutuhkan semakin mudah diperoleh.
Dengan semakin terbukanya lalu lintas modal dalam bentuk valuta
asing dan berbagai negara, maka resiko valuta asing yang ditimbulkannya akan
sernakin besar pula. Dan untuk mengatasi resiko tersebut, diperlukan berbagai
tindakan pengamanan (hedging).
Bank X sebagai bank devisa yang berbentuk BUMN, turut
menyediakan dan mengelola dana valuta asing untuk menunjang pembangunan
nasional. Di dalam mengelola dana valuta asing tersebut, Bank X menghadapi
berbagai resiko. Resiko yang dihadapi di antaranya adalah resiko akibat kurs
(nilai tukar) vaiuta asing dan resiko yang berkenaan dengan Posisi Devisa Neto
(PDN, tidak boleh melebilii 20% dari modal sendiri).
Dalam mengatasi resiko kurs valuta asing, Bank X melakukan
manajernen resiko dengan melaksanakan transaksi swap dan forward;
sedangkan untuk mengatur PDN, Bank X melakukan teknik squaring position.
Agar Bank X dapat sernakin efisien dalam rnenanganifmanajemen resiko dana
valuta asing, Bank X harus dapat melakukan sistem kontrol yang balk terhadap
pengelolaan dana valuta asing serta mampu mernanfaatkan instrumen-instrumen
pengamanan yang baru
"
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susiawaty Kusdinata
"ABSTRAK
Sebuah bank yang memiliki aset dan liabiliti dalam valuta asing menghadapi risiko
Iikuiditas, risiko perubahan tingkat suku bunga, risiko perubahan kurs dan risiko kredit tidak
hanya dengan satu mata uang saja. Hal ini membuat risiko-risiko yang dihadapi makin
kompleks, salah satu upaya untuk mengelola risiko-risiko tersebut dalam menghadapi
kondisi pasar yang kian kompetitif adalah dengan menggunakan manajemen aset liabiliti.
Salah satu fungsi dan manajemen aset liabiliti adalah manajemen gap Risiko perubahan
tingkat suku bunga dikelola dengan manajeinen gap. Terdorong oleh seringnya tingkat suku
bunga berfluktuasi, manajemen bank memberikan perhatian khusus terhadap manajemen
risiko tingkat bunga.
Bank X merupakan bank devisa dan sebagai salah satu bank yang telah go public di
Indonesia menyadari betapa pentingnya manajemen treasury. Metode yang digunakan untuk
menganalisa manajemen treasury yaitu perbandingan antara risiko dan return yang didapat.
Dengan membandingkan keduanya dapat kita ketahui apakah pengendalian risiko sudah
searah dengan tren/gerakan baìk nilai tukar maupun suku bunga.
Untuk keperluan nilai tukar, posisi yang ada pada aset dan liabiliti dilihat apakah
dalam keadaan long atau short kemudian dibandingkan dengan kondisi pasar dan dilakukan
prediksi apakah mata uang dalam posisi long atau short tersebut cenderung untuk menguat
atau melemah menurut hasil analisa.
Untuk keperluan suku bunga, dilihat apakah manajemen pengendalian risiko suku
bunga telah sesuai dengan arah gerakan tingkat suku bunga sehingga risiko yang ada dapat
dikelola dengan baik.
Dan kedua metode tersebut, hasil yang diperoleh adalah pengendalian risiko pada
Bank X umumnya telah sesuai dengan ketentuan yang ada hanya perlu diadakan perbaikan
untuk meningkatkan efektivitas pengendalian risiko.
Untuk menghadapi lingkungan yang turbulen, penulis memberikan saran untuk
menggunakan produk finansial derivatif agar dapat meminimalisasi risiko yang timbul seperti
option, swap dan forward atau menciptakan produk derivatif lain yang biayanya lebih rendah
dan produk yang ada saat ini.
"
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Achmad Chair
"ABSTRAK
Dalam masa deregulasi perbankan seperti saat ini maka
bank dituntut untuk lebih professional dalam mengelola
usahanya, mengingat semakin ketatnya persaingan mengakibatkan
kemampuan bank menghasilkan laba dapat menurun. Terutama bagi
bank?bank pemerintah yang pada masa pra deregulasi menguasai
bisnis perbankan, dengan pola kerjanya yang seller?s market
harus merombak total pola kerja tersebut menjadi buyer?s
market sesuai dengan alam deregulasi ini. Hampir semua
bank yang beroperasi menginginkan agar statusnya dapat
meningkat menjadi bank devisa. Hal tersebut tidak terlepas
dan kenyataafl bahwa transaksi devisa selama ini dapat
menyumbangkan penghasilan yang cukup besar bagi bank. Namun
transaksi devisa tersebut harus dikelola dengan baik agar
tujuannya untuk uienyumbangkan penghasilan tersebut dapat
tercapai. Perigelolaan yang tidak baik mungkin malah justru
merugikan bank, atau setidak-tidaknya laba yang dihasilkan
tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Dalam rangka mengelola transaksi devisa tersebut tidak
dapat dipisahkan dan ?assets liability management? bank
secara keseluruhan, mengingat setiap langkah yang akan
diambil dalam transaksi devisa harus memperhatikan bagaimana
struktur pendanaan serta penggunaan dananya, ada atau
tidaknya maturity gap, serta interest sensitivity daripada
assets dan liability tersebut.
Karya akhir ini mencoba melihat bagaimana pengelolaan
transaksi devisa di Bank Negara, dikaitkafl dengan usaha untuk
meningkatkan laba dan transaksi devisa. Hal ini mengingat
berdasarkan data beberapa tahun terakhir ternyata laba dan
transaksi devisa terus menurun. Penurunan laba tersebut
selain disebabkan dan interest margin yang memang seinakin
menipis, juga karena pengelolaan yang kurang sempurna karena
peralatan untuk melakukan analisa dalam rangka pengelolaan
dana valuta asing tersebut belum dikembangkan.
"
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Rahmita
"Tesis ini meneliti tentang validitas model Value at Risk (VaR) dalam mengukur potensi risiko nilai tukar rupiah terhadap lima mata uang yaitu USD, GBP, EUR, AUD dan JPY. Analisis ini terkait dengan arahan implementasi stressed Value at Risk oleh BCBS melalui revisi Basel II tahun. Nilai VaR dihitung untuk tiga periode yaitu lima tahun terakhir dan satu tahun terakhir, sedangkan stressed VaR menggunakan periode satu tahun dengan tingkat kerugian signifikan pada rentang waktu antara 2 Januari 2007 hingga 30 Desember 2011. Uji validitas dilakukan dengan metode backtesting untuk nilai VaR dan stressed VaR dibandingkan dengan actual loss dari 1 Januari 2012 hingga 30 Mei 2012.

This thesis is to determine the validity of Value at Risk (VaR) as a measurement method for exchange rate risk of Indonesian rupiah against five foreign foreign currency: USD, GBP, EUR, AUD and JPY. This analysis is performed as a concern to the stressed VaR recommendation of BCBS through the revision of Basel II since 2009. The measurement of VaR is conducted for three period: last five years and last one year, and for stressed VaR using one year which has significant loss during January 2, 2007 until December 30, 2011. Validity test is implemented using backtesting method which comparing VaR and stressed VaR against the actual loss for period of January 2 2012 until May 30 2012."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T32285
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nuning Septi Wahyuningtyas
"PT XYZ merupakan perusahaan pertambangan dengan komoditas utama nikel, feronikel dan emas. Perusahaan ini mempunyai eksposur risiko nilai tukar karena pinjaman dan pendapatan diterima dalam valuta asing, sedangkan mayoritas pengeluaran atau beban dalam mata uang domestik. Untuk mengukur potensi kerugian yang diakibatkan pergerakan nilai tukar USD, AUD, EUR, GBP, SGD dan JPY digunakan metode Value at Risk (VaR). Berdasarkan perhitungan, individual VaR nilai tukar AUD, USD, EUR, JPY, SGD dan GBP pada level kepercayaan 95% dan holding period 1 hari pada masing-masing posisi adalah 1,136%, 0,527%, 1,120%, 1,149%, 0,575% dan 0,969%. Apresiasi/ depresiasi nilai tukar valuta asing (USD) juga mempengaruhi pinjaman, struktur modal dan nilai perusahaan. Analisis nilai perusahaan dilakukan menggunakan pendekatan discounted cash flow dengan membandingkan kondisi non-hedging dan hedging. Pada kondisi hedging, nilai perusahaan lebih tinggi dibandingkan kondisi nonhedging dan semakin tinggi persentase aset yang di-hedge, maka semakin tinggi pula nilai perusahaan.

PT XYZ is a mining company whose main commodities are nickel ore, ferronickel and gold. The company is facing foreign exchange risk since revenues and investment debt are in foreign exchange, while expenses are mostly in IDR. Value at Risk method is used to measure the potential loss due to adverse movement of USD, AUD, EUR, GBP, SGD and JPY in normal condition. Based on measurement at the level confidence of 95% and holding period 1 day, Value at Risk of foreign exchange USD, AUD, EUR, GBP, SGD and JPY at its positions are 1,136%, 0,527%, 1,120%, 1,149%, 0,575% and 0,969% respectively. Appreciation/ depreciation of foreign exchange affect the foreign debt thus change the cost of capital and value of the firm. Value of the firm is measured using discounted cash flow of FCFF considering hedged-scenario and unhedgedscenario. The research showed that hedged-scenario results higher value of the firm compare to unhedged-scenario. The higher the percentage of asset to be hedged, the higher the value of the firm."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T29496
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mhd Hanafi Kurniawan
"Keterbukaan perekonomian global menimbulkan suatu risiko yang harus dihadapi oleh perusahaan sebagai akibat ketidakpastian pergerakan nilai tukar suatu mata uang terhadap mata uang negara lain. Dalam penelitian ini dipaparkan analisis mengenai pengaruh risiko nilai tukar mata uang asing terhadap imbal hasil saham perusahaan publik di Indonesia menggunakan metode Ordinary Least Square dan ARCH-GARCH. Perusahaan yang menjadi sampel penelitian adalah perusahaan yang secara konsisten termasuk kedalam daftar perusahaan LQ45 pada BursaEfek Indonesia selama periode tahun 2009-2013. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan dengan arah yang berbeda-beda dari nilai tukar enam mata uang asing terhadap imbal hasil saham perusahaan publik di Indonesia.Keenam mata uang tersebut adalah US Dollar, Singapore Dollar, Japanese Yen, Australian Dollar, British Poundsterling dan Euro, yang merupakan mata uang yang digunakan oleh mitra dagang utama Indonesia dalam aktivitas perdagangan internasional.

Given the global nature of business, companies are impacted by foreign currency movements largely. This study focused on analyzing the effect of the exchange rate risk on the stock return of the Indonesian public listed companies using Ordinary Least Square and ARCH-GARCH method. The sample of the research are the companies that consistently include on the LQ45 index on Indonesia Stock Exchange during the period 2009-2013. The result show that stock return of the Indonesian public listed companies are significantly exposed to six foreign exchange rates that used by Indonesia major international trading partners US Dollar, Singapore Dollar, Japanese Yen, Australian Dollar, British Poundsterling and Euro with different directions and sensitivity level."
Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2015
T-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Amiril Zulhaj
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang prediktabilitas valuta asing yang dikelola oleh Bank Syariah XYZ. Penelitian ini menggunakan data frekuensi tinggi, 1 menit dan 5 menit dengan periode 04 Januari 2016 ? 23 Februari 2016. Model GARCH (1,1) yang digunakan untuk melakukan prediksi seluruhnya siginifikan, namun memberikan hasil prediksi yang beragam. Mata uang dengan likuiditas yang lebih tinggi dapat diprediksi lebih baik dibandingkan dengan mata uang yang memiliki waktu transaksi terbatas (hanya pada jam kerja domestik) yang memiliki potensi bias lebih besar. Hasil prediksi dari GARCH (1,1) perlu dikonfirmasi dengan analisa lainnya untuk dapat menghasilkan kemampuan prediksi yang lebih baik

ABSTRACT
This study discusses about predictability of foreign currency portfolio at Bank Syariah XYZ. Data used in this study consist of time series data of currencies managed by the bank with 1-minute and 5-minutes frequency data within 04 January 2016 ? 23 February 2016. GARCH (1,1) that employed during this research, resulting high significant model. Currency pair with high liquidity could be predicted better than non-convertible currencies that have limited trading time. Non-convertible currencies only traded on-shore and have greater potential for bias prediction. Further, prediction resulted from GARCH (1,1) process need to be confirmed with other types of analysis, such as technical and fundamental analysis, to perform better prediction."
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panji nurfirman
"ABSTRAK
Pertukaran mata uang dan pergerakan nilai tukar mata uang asing, khususnya US Dollar,
sangat mempengaruhi hampir semua sisi kegiatan bisnis. Sehingga sangat penting bagi pelaku
bisnis untuk melakukan analisa dan proyeksi atas pergerakan nilai tukar dalam setiap perencanaan
dan pengambilan keputusan bisnis.
Analisis pergerakan nilai tukar dilakukan dengan menganalisa pola pergerakan nilai tukar
dan volatilitasnya dan hubungan nilai tukar dengan variabel ekonomi domestik dan suku bunga US
Dollar di pasar uang internasional. Sebagai alat analisa digunakan model ekonometrik seperti:
Regresi, ARIMA dan ARCH dan GARCH. Periode waktu yang dianalisa dalam karya akhir ¡ni
adalah Januari 1994 ? Desember 1999, khusus untuk data mingguan adalah Minggu ke-1 Januari
1996 hingga Minggu ke-4 Desember 1999.
Dalam analisa pergerakan nilai tukar rupiah terhadap US Dollar ditemukan adanya
perubahan struktur (structure break) sejak Agustus 1997, saat Bank Indonesia mencabut band
intervensi, karena fluktuasi gerakan nilai tukar yang sangat tinggi dibandingkan gerakan normal
sebelumnya. Volatilitas yang tinggi terlihat terutama pada gerakan mingguan sehingga harus
digunakan model ARCH dan GARCH untuk mengakomodasi volatilitas tersebut. Volatilitas yang
tinggi ini menunjukkan tingginya resiko dalam transaksi pertukaran rupiah dan US Dollar. Analisa
atas model ARIMA dan ARCH dan GARCH menunjukkan bahwa suatu model peramalan yang
handal tidak dapat dicapai dengan hanya menggunakan variabel nilai tukar ¡tu sendiri saja,
dibutuhkan variabel lain sebagai regressor.
Berdasarkan kajian teori diidentifikasi empat variabel ekonomi yang mempengaruhi
perubahan nilai tukar rupiah terhadap US Dollar: Perubahan jumlah uang beredar, inflasi, suku
bunga dan neraca pembayaran. Perubahan jumlah uang beredar merupakan variabel ekonomi yang
memiliki korelasi paling besar dengan perubahan nilni tukar. Sebagai mata uang lunak (soft
Currencies), setiap penambahan jumlah rupiah yang beredar hamp?r seluruhnya akarm diserap olch
perekonomian dalam negeri, karena Rupiah bukan rnerupakan cadangan internasional
(international reserves) bagi negara lain. Oleh karena itu setiap penambahan jurnlab rupiab yang
heredar, yang berarti peningkatan penawaran rupiah, akan langsung mendororig melemahnya nilai
tukar rupiah. Perubahan jumlah uang beredar sebagai variabel bebas dapat menjelaskan lebih dari
85 persen variasi perubahan nilai tukar bulanan sehingga bandai untuk dipakai sebagai model
perarnalari perubahan nilai tukar bulanan.
Analisis regresi menunjukkan tidak ada korelasi yang cukup besar antara inflasi dan
perubahan niiai tukar pada bulan yang sama. Gerakan inflasi justru lebih cenderung mengikuti
gerakan perubahan nilai tukar bulan sebelumnya. Dalam hal ini inflasi terjadì karena meiemahnya
nilai tukar rupiah yang menyebabkan meningkatnya semua unsur biaya dalam mata uang asing
sehingga inendorong terjadinya inflasi di balan berikutnya. Dalam jangka waktu yang lebih
panjang, triwulanan, terdapat korelasi yang cukup kuat antara inflasi dan perubahan nilai tukar,
Sementara suku bunga dan neraca pembayaran tidak memiliki korelasi yang cukup kuat dengan
perubahan nilai tukar rupiah. Model peramalan perubahan nilai tukar triwulanan yang signifikan
dan handal didapat dengan menggabungkan tiga variabel bebas: Perubahan jumlah uang beredar,
inflasi dan neraca pembayaran.
Nilai tukar rupiah juga akan dipengaruhi oleh perbandingan antara tingkat pengembalian
(rate of return) rupiah dengan tingkat pengembalian US Dollar. Sebelum Juli 1997 pada saat faktor
resiko memegang rupiah belum menjadi sangat tinggi, selisih suku bunga rupiah dan US Dollar
mendekati perubahan nilai tukar rupiah terhadap US Dollar sebagaimana yang dinyatakan dalam
teori International Fisher Effect (IFE). Namun sejak akhir 1997, tingginya voiatilitas nilai tukar
dan krisis ekonomi dan politik yang berkepanjangan telah meningkatkan resiko memegang rupiah
menjadi sangat tinggi. Tingginya resiko ini menyebabkan selisih suku bunga tidak mampu lagi
mendekati perubahan nilai tukar, perbedaan selisih suku bunga dan perubahan nilai tukar menjadi
sangat besar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa IFE dapat dipakai sebagai alat peramalan nilai
tukar jika faktor resiko dan kondisi ekonomi dan politik normal, namun jika resiko menjadi sangat
tinggi maka IFE tidak dapat dipakal sebagai alat peramalan.
"
2001
T4983
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Arita Halim
"[Penelitian ini menguji validitas teori Purchasing Power Parity di Indonesia dengan lima mitra dagang terpilih dengan menggunakan data berfrekuensi bulanan. Pengujian dilakukan dengan metode kointegrasi Engle-Granger kemudian apabila terbukti terdapat hubungan kointegrasi antara nilai tukar dan tingkat harga antara Indonesia dan mitra dagangnya maka selanjutnya dibentuk model koreksi kesalahan untuk melihat dinamika jangka pendeknya. Hasil peneltian menunjukkan bahwa terdapat hubungan kointegrasi pada kasus Indonesia-AS, Indonesia-Inggris dan Indonesia-Jepang pada periode Januari 2000-Januari 2015. Sedangkan pada jangka pendek kondisi PPP tidak berlaku, karena banyak faktor lain yang menjelaskan perubahan pada nilai tukar selain tingkat harga, dan karena tingkat harga pada jangka pendek cenderung bergerak lebih lambat dibandingkan nilai tukar.
;This research aims to test the validity of the Purchasing Power Parity theory in Indonesia with five selected trading partners, using monthly data. Engle-Granger cointegration test is used to know whether there is a cointegrating relation between Indonesia and its trade partner?s exchange rate and price level, and if cointegration relation existed then the error correction model will be formed in order to observe the short-run dynamics of the variables. The result shows that there is a cointegrating relation between Indonesia-US and Indonesia-UK and Indonesia-Japan in the long-run but no PPP relation in the short-run. This result explains that there are other factors that define the movement of exchange rate in the short run other than the price level, and the price level moves slower than the exchange rate.
;This research aims to test the validity of the Purchasing Power Parity theory in Indonesia with five selected trading partners, using monthly data. Engle-Granger cointegration test is used to know whether there is a cointegrating relation between Indonesia and its trade partner?s exchange rate and price level, and if cointegration relation existed then the error correction model will be formed in order to observe the short-run dynamics of the variables. The result shows that there is a cointegrating relation between Indonesia-US and Indonesia-UK and Indonesia-Japan in the long-run but no PPP relation in the short-run. This result explains that there are other factors that define the movement of exchange rate in the short run other than the price level, and the price level moves slower than the exchange rate.
, This research aims to test the validity of the Purchasing Power Parity theory in Indonesia with five selected trading partners, using monthly data. Engle-Granger cointegration test is used to know whether there is a cointegrating relation between Indonesia and its trade partner’s exchange rate and price level, and if cointegration relation existed then the error correction model will be formed in order to observe the short-run dynamics of the variables. The result shows that there is a cointegrating relation between Indonesia-US and Indonesia-UK and Indonesia-Japan in the long-run but no PPP relation in the short-run. This result explains that there are other factors that define the movement of exchange rate in the short run other than the price level, and the price level moves slower than the exchange rate.
]"
2015
S61083
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>