Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 416 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Ground-penetrating radar has come to public attention in recent criminal investigations, but has actually been a developing and maturing remote sensing field for some time. In the light of recent expansion of the technique to a wide range of applications, the need for an up-to-date reference has become pressing.
This fully revised and expanded edition of the best-selling Surface-Penetrating Radar (IEE, 1996) presents, for the non-specialist user or engineer, all the key elements of this technique, which span several disciplines including electromagnetics, geophysics and signal processing. The book will help users to assess the potential of the technique and currently available technology and to apply them effectively."
London: Institution of Engineering and Technology, 2007
e20451584
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Syukur
"Metode Ground Penetrating Radar (GPR) telah diaplikasikan untuk memetakan batuan dasar sungai di Kalimantan. Prinsip kerja metode ini didasarkan pada perbedaan konstanta dielektrik pada batas lapisan. Data yang digunakan terdiri dari 4 line. Data ini diolah dengan menggunakan software radan. Hasil pengolahan data ini digunakan untuk interpretasi zona-zona yang berhubungan dengan dasar sungai, lapisan alluvial, dan bedrock. Didukung oleh data geologi regional, hasil pengukuran GPR menunjukkan bahwa daerah penelitian didominasi oleh batuan vulkanik yang merupakan batuan dasar sungai. Berdasarkan hasil interpretasi, kedalaman masing-masing lapisan ini bervariasi pada tiap-tiap line.

The Ground Penetrating Radar (GPR) method has been applied for river bedrock mapping. This method work principle is based on different of dielectric constant in reflector. The data that used consist of 4 line. The data was processed by using radan software. Data processing result is used for zones interpretation that relating with river floor, alluvial layer, and bedrock. Supported with regional geology data, result from GPR data show that the research site is dominated by volcanic rock which is river bedrock. Based on result of interpretation the depth of each layer is vary in each line."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S29368
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Try Putra Wibowo
" Inspeksi beton perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya kegagalan struktur pada beton. Ground-penetrating radar (GPR) menjadi salah satu alat yang digunakan untuk mendeteksi keberadaan tulangan baja di dalam beton, dimana GPR mampu mendeteksi dan mencitrakan obyek yang berada di dalam beton tanpa diperlukannya tindakan invasif. Pada skripsi ini telah dilakukan rancang bangun GPR untuk aplikasi inspeksi beton sedalam 1 meter. Sistem GPR dirancang menggunakan frequency modulated continuous wave (FMCW) dan bekerja pada pita frekuensi ISM 2,4 - 2,5 GHz. Sistem FMCW GPR yang dibuat menggunakan LimeSDR Mini sebagai modul transceiver, antena Vivaldi elemen tunggal sebagai antena TX, antena susun rectangular patch terintegrasi unequal Wilkinson power divider sebagai antena RX tipe pertama dan antena susun Vivaldi sebagai antena RX tipe kedua. Kedua antena susun menggunakan metode Dolph-Chebyshev weighting.
Pengujian dilakukan pada setiap komponen sistem FMCW GPR terlebih dahulu sebelum pengujian sistem seutuhnya. Pengukuran antena TX menunjukkan bahwa antena mampu bekerja pada frekuensi 2,4 – 2,5 GHz, memiliki H-plane beamwidth sebesar 105o, gain sebesar 5,12 dB. Pengukuran antena RX tipe pertama menunjukkan bahwa antena mampu bekerja pada frekuensi 2,356 – 2,589 GHz, memiliki H-plane beamwidth sebesar 26o, sidelobe level sebesar -17,451 dB, front-to-back ratio sebesar -20,22 dB, dan gain sebesar 5,12 dB. Pengukuran antena RX tipe kedua menunjukkan bahwa antena mampu bekerja pada frekuensi 2,4 – 2,5 GHz, memiliki H-plane beamwidth sebesar 25o, sidelobe level sebesar -13,939 dB, front-to-back ratio sebesar -8,208 dB, dan gain sebesar 10,096 dB. Pengukuran low noise amplifier menunjukkan bahwa LNA memiliki gain dengan rentang 11,85 – 13,1 dB pada frekuensi 2,3 – 2,7 GHz. Pengukuran kabel coaxial menunjukkan bahwa kabel memiliki loss dengan rentang -0,49 dB hingga -0,66 dB. Semua komponen dapat bekerja sesuai spesifikasi yang telah ditentukan.
Pengujian sistem FMCW GPR dilakukan menggunakan beton bertulang ketebalan 30 cm. Target deteksi berupa besi dalam beton. Hasil pengujian diolah menggunakan perangkat lunak MATLAB untuk kemudian diperoleh citra melintang dari beton. Hasil citra yang diperoleh menunjukkan perbedaan permukaan dengan isi beton uji. Besarnya pantulan dibedakan dengan warna. Spektrum merah menandakan pantulan terbesar dengan nilai maksimum -650 dB, sedangkan spektrum biru menandakan pantulan daya terkecil dengan nilai maksimum -690 dB.

Concrete structure needs inspection to prevent structural failures. In concrete inspection activity, ground-penetrating radar (GPR) is one of the tools used to detect the location of steel reinforcement in concrete without the need for invasive action. In this research, GPR was designed for concrete inspection applications with concrete thickness of 1 meter. GPR for concrete inspection application is designed using frequency modulated continuous wave (FMCW) and works on ISM bands with a frequency range of 2.4 – 2.5 GHz. FMCW GPR system is designed using LimeSDR Mini as transceiver module, rectangular patch antenna array integrated with unequal Wilkinson power divider as first type RX antenna, Vivaldi antenna array as second type RX antenna, and single element Vivaldi antenna as TX antenna.
Tests are performed on each component of the FMCW GPR. Measurement of TX antenna shows the antenna works at a frequency range of 2.4 – 2.5 GHz, has a H-plane beamwidth of 105o and a gain of 5.12 dB. Measurement of first type RX antenna shows the antenna works at frequency range of 2.356 – 2.589 GHz, has a H-plane beamwidth of 26o, sidelobe level of -17.451 dB, front-to-back ratio of -20.22, and gain of 5.12 dB. Measurement of second type RX antenna shows the antenna works at frequency range of 2.4 – 2.52 GHz, has a H-plane beamwidth of 25o, sidelobe level of –13.939 dB, front-to- back ratio of -8.208, and gain of 10.096 dB. Measurement of low noise amplifier shows that the LNA has a gain range of 11.85 – 13.1 dB in the frequency range of 2.3 – 2.7 GHz. Measurement of coaxial cable shows that the cable has loss range of 0.49 – 0.66 dB. All components can be used according to predetermined specifications.
FMCW GPR system test were conducted using reinforced concrete with 30 cm thickness and steel bar inside the concrete as target. The test results were processed using MATLAB software to get transection image of the concrete. Image results show that it can differentiate between the concrete surface and inner concrete. The magnitude of radar wave reflection is distinguished by color. The red spectrum indicates the largest reflection with a maximum value of -650 dB, while the blue spectrum indicates the smallest reflection of power with a maximum value of -690 dB.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faiz Anka
"Candi Gana adalah salah satu candi di Jawa Tengah yang kondisi nya belum sepenuhnya ditata ulang. Pemugaran candi perlu dilakukan untuk mengembalikan tampilan candi ke bentuk aslinya. Banyak batuan candi atau objek candi yang masih banyak terkubur di sekitar Candi Gana. Dengan melakukan pemrosesan dan analisis data GPR dalam penelitian ini, objek bawah permukaan dapat diidentifikasi. Penelitian ini dapat membantu proses pemugaran candi dan candi dapat direstorasi dan kembali ke bentuk awalnya. Penelitian ini dilakukan di dalam dan di luar Candi Gana dengan mengakuisisi data GPR pada 6 lintasan. Akuisisi data dilakukan dengan alat CBD Cobra dengan menggunakan triple frequency yaitu 200 MHz, 400 MHz, dan 800 MHz dalam satu pancaran. Penampang di dalam Candi Gana memperlihatkan anomali-anomali berupa batuan candi, logam, dan juga pipa PVC. Sedangkan penampang di bagian selatan luar Candi Gana memperlihatkan anomali-anomali batuan candi, logam, tugu candi, pipa PVC berisi air, pipa PVC kosong, dan pipa metal.

Candi Gana in Central Java is one of temple that has not been completely restored. Restoration is essential to return the temple to its original appearance. Numerous temple stones and other temple objects remain buried around Candi Gana. This research aims to identify subsurface objects by processing and analyzing Ground Penetrating Radar (GPR) data. The findings of this study can assist in the restoration process and restore Candi Gana to its original form. The research was conducted both inside and outside Candi Gana by acquiring GPR data along six tracks. Data acquisition was performed using the CBD Cobra device, employing triple frequencies of 200 MHz, 400 MHz, and 800 MHz in a single emission. Inside Candi Gana, the profiles reveal anomalies such as temple stones, metals, and PVC pipes. Meanwhile, profiles from the southern exterior of Candi Gana display anomalies such as temple stones, metals, temple pillars, PVC pipes with water, empty PVC pipes, and metal pipes."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Ria Tifany
"Seiring berkembangnya zaman pembangunan infrastruktur semakin berkembang pesat setiap harinya. Mengingat dalam pembangunan sebuah infrastruktur sangat bergantung dengan kondisi dibawah permukaan seperti kondisi tanah dan persebaran utilitas, sering kali ketidaktahuan mengenai kondisi tanah dan persebaran utilitas dibawah permukaan tanah menimbulkan masalah ketika dilakukan penggalian seperti pecahnya pipa, putusnya kabel dibawah tanah dan lain-lain. Untuk menghindari hal tersebut dimanfaatkan Metode untuk mengidentifikasi utilitas bawah permukaan yang merupakan salah satu metode Geofisika yaitu metode Ground Penetrating Radar (GPR) sebagai metode yang efektif untuk memetakan utilitas bawah tanah. Data yang digunakan merupakan data sekunder PT Geo Stroom Indonesia yang diakuisisi menggunakan alat RD1500 frekuensi 250MHz yang terdiri dari 82 data lintasan. Pengolahan data dilakukan dengan software Reflexw dan EKKO Project untuk mengolah raw data menjadi penampang radargram 2 dimensi kemudian digunakan software Discover 3D untuk mencitrakan persebaran utilitas dalam bentuk 3 dimensi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui letak dan sebaran utilitas bawah permukaan di lokasi penelitian berdasarkan respon sinyal Ground Penetrating Radar. Hasil dari penelitian ini terdapat 5 pipa metal melintang dari arah Barat - Timur dan 1 pipa metal melintang dari arah Selatan - Utara kemudian berbelok ke arah Timur. Pipa-pia metal tersebut diindikasikan terkubur pada variasi kedalaman dari 0,5 hingga 1,3 meter di bawah permukaan tanah.

As time goes on, infrastructure development is growing rapidly every single day. As we know, the construction of an infrastructure is dependent by the subsurface conditions, such as soil conditions and the distribution of utilities. Oftenly, the ignorance of soil conditions and the distribution of subsurface utilities causes problems when excavation is carried out such as pipe ruptures, underground cable breaks and others. As prevention of these problems, a method to identify subsurface utilities is used, which is one of the geophysical methods called the Ground Penetrating Radar (GPR) method, as an effective method for mapping subsurface utilities. The data used for this study is secondary data from PT Geo Stroom Indonesia which was acquired using the RD1500 device with a frequency of 250MHz that consists of 82 track data. Data processing was carried out using Reflexw and EKKO Project software to process the raw data into a 2 dimensional radargram section and then the Discover 3D software was used to image the distribution of utilities in 3 Dimensional. The purpose of this study was to determine the location and distribution of subsurface utilities at the research site based on the response of the Ground Penetrating Radar. According to the results of this study, there are 5 metal pipes that cross from the West - East and 1 metal pipe that crosses from the South - North then turn to the East. The metal pipes are indicated to be buried at varying depths from 0.5 to 1.3 meters below ground level."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rifdan Hilmi
"Candi Bubrah merupakan salah satu candi Buddha yang terletak di Klaten, Jawa Tengah. Candi ini memiliki satu bangunan candi induk dan dikelilingi oleh bangunan pagar candi. Saat ini, kondisi pagar candi hanya tersisa sebagian yang masih utuh dan sisanya diindikasikan terkubur di sekitar bangunan candi induk. Akuisisi GPR telah dilakukan di lokasi ini yang bertujuan untuk mencari keberadaan pagar Candi Bubrah pada sisi barat, timur, utara, dan selatan berdasarkan anomali hiperbola yang muncul. Akuisisi dilakukan dengan menggunakan alat GPR COBRA CBD yang bekerja pada 3 frekuensi yaitu 200 Mhz, 400 Mhz, dan 800 Mhz yang dihasilkan dalam waktu yang bersamaan. Proses pengolahan data dilakukan menggunakan software ReflexW untuk mengurangi noise pada data GPR. Hasil dari akuisisi GPR ini menunjukkan keberadaan objek yang diduga sebagai batu penyusun pagar Candi Bubrah. Namun, kondisi pagar tersebut diduga sudah tidak utuh dan batu yang menjadi penyusun pagar tersebut telah tersebar pada berbagai lokasi

Bubrah Temple is a Buddhist temple located in Klaten, Central Java. This temple has one main temple building and is surrounded by a temple fence. Currently, only part of the temple fence remains intact and the rest is indicated to be buried around the main temple building. GPR acquisition has been carried out at this location with the aim of finding the existence of the Bubrah Temple fence on the west, east, north and south sides based on the hyperbolic anomalies that appear. Acquisition is carried out using a COBRA CBD GPR device which works on 3 frequencies at 200 Mhz, 400 Mhz and 800 Mhz which are generated at the same time. Data processing is carried out using software ReflexW to reduce noise in GPR data. The results of this GPR acquisition show the existence of objects suspected to be the stones that make up the Bubrah Temple fence. However, the condition of the fence is thought to be incomplete and the stones that make up the fence have been scattered in various locations."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2002
S28486
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muflih Abdul Halim
"Penelitian dilakukan pada daerah di Sumedang desa Cilayung, kabupaten Sumedang, provinsi Jawa Barat. Investigasi ini dilakukan untuk mengidentifikasi bidang gelincir dan retakan vertikal pada bawah permukaan yang menjadi faktor terjadinya bencana tanah longsor dengan menggunakan metode Ground Penetrating Radar (GPR) data pendukung pada studi ini adalah data curah hujan dari Climate Hazards Group InfraRed Precipitation with Station data (CHIRPS) dan data DEMNAS metode Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk mengetahui intensitas curah hujan dan kemiringan lereng pada daerah penelitian. Pada hasil penampang GPR diidentifikasi adanya bidang gelincir pada kedalaman 4-5 meter pada penampang 1, kemudian 5-6 meter pada penampang 2, 3-4 meter pada penampang 3, 3-5 meter pada penampang 4, dan pada penampang 5 tidak terdapat bidang gelincir. Serta retakan vertikal yang menjadi jalur masuk fluida memiliki penerusan pada kedalaman 2-3 meter pada penampang 1, 4-5 meter pada penampang 2, 1-2 meter dan 3-4 meter pada penampang 3, dan 1-2 meter dan 3-4 meter pada penampang 4. Hasil pengolahan SIG menunjukkan bahwa pada desa Cilayung memiliki intensitas curah hujan yang sedang dan hasil dari pengolahan data DEMNAS didapat mulai dari datar sampai agak curam. Kesimpulan dari penelitian ini desa Cilayung terkategori sebagai daerah yang memiliki potensi tanah longsor hal ini disebabkan dari 5 lintasan GPR yang diukur didapati bidang gelincir didukung dengan keberadaan retakan vertikal, intensitas curah hujan, dan kemiringan lereng yang bisa menjadi faktor untuk memicu tanah longsor.

The research was conducted in the Sumedang area of Cilayung village, Sumedang district, West Java province. This investigation was carried out to identify slip planes and vertical subsurface cracks, which are factors in the occurrence of landslides, using the Ground Penetrating Radar (GPR) method. The supporting data for this study are rainfall data from the Climate Hazards Group InfraRed Precipitation with Station Data (CHIRPS) and DEMNAS data using the Geographic Information System (GIS) method to determine rainfall intensity and slope in the study area. In the results of the GPR cross-section, it was identified that there was a slip plane at a depth of 4-5 meters at cross-section 1, then 5-6 meters at cross-section 2, 3-4 meters at cross-section 3, 3-5 meters at cross-section 4, and no plane slip at cross-section 5. as well as soil cracks that become fluid entry routes and have a continuation at a depth of 2-3 meters at cross section 1, 4-5 meters at section 2, 1-2 meters and 3-4 meters at section 3, and 1-2 meters and 3-4 meters in cross section 4. The GIS processing results show that the Cilayung village has moderate rainfall intensity, and the results from DEMNAS data processing range from flat to slightly steep. The conclusion from this research is that Cilayung village is categorized as an area that has the potential for landslides. This is due to the fact that the five measured GPR tracks found that the slip plane is supported by the presence of soil cracks, rainfall intensity, and slope, which can be factors for triggering landslides."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Atikah
"Kebutuhan pasir baik di Indonesia dan dunia semakin besar. Dalam setahun Indonesia membutuhkan 200 Juta ton pasir. Kebutuhan pasir secara global mencapai 40 – 50 miliar ton per tahun. Dengan besarnya kebutuhan ini, maka diperlukan penelitian mengenai informasi awal estimasi volume geometri pasir untuk tambang pasir. Salah satu metode yang dapat diterapkan ialah metode GPR. Metode GPR memanfaatkan gelombang elektromagnetik untuk mengetahui kondisi di bawah permukaan. Penelitian ini dilakukan pada salah satu sungai terbesar di Kalimantan Utara dengan menggunakan alat berfrekuensi 90 MHz. Terdapat 7 lintasan pengukuran pada area penelitian. Penelitian dilakukan dengan mengolah data mentah GPR menjadi sebuah penampang GPR 2D. Proses pengolahan pada data mentah GPR meliputi import data, dewow, background removal, gain, bandpass filter, dan time to depth. Range frekuensi yang digunakan dalam pengolahan data yaitu sebesar 22,5 MHz hingga 157,5 MHz. Hasil dari penampang GPR 2D diinterpretasi dan dianalisis untuk menentukan batas atas dan batas bawah lapisan dari endapan pasir pada area penelitian. Batas atas dan batas bawah lapisan pasir diinterpolasi dan dimodelkan hingga mendapatkan model konseptual penampang GPR, peta Isopach (ketebalan lapisan) area penelitian, dan estimasi volume geometri endapan pasir pada area penelitian. Hasil tersebut dapat digunakan sebagai informasi awal untuk tambang pasir pada area penelitian.

The need for sand both in Indonesia and the world is getting bigger. In a year Indonesia needs 200 million tons of sand. Global demand for sand reaches 40- 50 billion tons per year. Because of this demand, it is necessary to research on initial information on the estimated volume of sand geometry for sand mining. One of the method that can be applied is the GPR method. The GPR method utilizes electromagnetic waves to determine the conditions below the surface. This research was conducted in one of the largest rivers in North Kalimantan using a 90 MHz frequency instrument. There are 7 measurement trajectories in the research area. The research was conducted by processing the raw GPR data into a 2D GPR cross- section. The processing of raw GPR data includes import data, dewow, background removal, gain, bandpass filter, dan time to depth. The frequency range used in data processing is 22.5 MHz to 157.5 MHz. The results of the 2D GPR cross-section are interpreted and analyzed to determine the upper and lower boundary of the layer from the sand surface in the study area. The upper and lower boundary of the sand layer are interpolated and modeled to obtain a conceptual model of the GPR cross- section, an Isopach map (layer thickness) of the study area, and an estimate of the geometric volume of sand deposits in the study area. These results can be used as initial information for sand mining in the research area."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amira Adlifiani
"Pengelolaan infrastruktur yang selalu meningkat setiap tahunnya di Indonesia yang dilakukan untuk menunjang kebutuhkan rakyatnya sebagai negara berkembang. Penting untuk melaukan pengelolaan infrastuktur yang baik untuk mencegah insiden yang disebabkan oleh pekerjaan bawah permukaan, hal ini dapat dilakukan dengan melakukan pemetaan utilitas seperti, pipa, saluran air, kabel, dan gas. Metode Ground Penetrating Radar (GPR) merupakan metode yang aman dengan non-destructive yang dapat digunakan secara efektif untuk penyelidikan bawah permukaan dan mampu mendeteksi dan menemukan utilitas bawah permukaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi bawah permukaan pada lokasi penelitian berdasarkan respon sinyal GPR, mengidentifikasi objek utilitas bawah permukaan, serta melakukan pemetaan utilitas bawah permukaan. Pengukuran pada penelitian ini menggunakan instrumen RD1500 dengan frekuensi 250 MHz. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat 8 objek utilitas pada lokasi penelitian. Kedelapan objek utilitas ini merupakan sebuah pipa. Kedalaman utilitas yang terkubur pada lokasi penelitian ini berada pada 0.3 m hingga 1.4 m di bawah permukaan.

The management of infrastructure that always increases every year in Indonesia is carried out to support the needs of the society as a developing country. It is important to carry out a good infrastructure management to prevent incidents caused by subsurface work, this can be done by mapping utilities such as pipes, sewer, cables, and gas. The Ground Penetrating Radar (GPR) method is a non-destructive method that can be used effectively for subsurface investigations and can detect and discovering subsurface utilities. This study aims to determine the subsurface conditions in the study based on the GPR signal response, identify subsurface utility objects, and perform subsurface utility mapping. This study used measurements RD1500 instrument with a frequency of 250 MHz. The results of this study indicate that there are 8 utility objects at the research location. These eight utility objects constitute a pipe. The depth of buried utilities at the research site is at 0.3 m to 1.4 m below the surface."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>