Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 112082 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Kekerasan seksual pada anak (KSA) merupakan aktivitas seksual yang melibatkan anak-anak oleh orang yang lebih dewasa. Perbuatan ini mengakibatkan trauma, baik fisik, psikis, sosial, maupun perilaku. Fenomena ini tidak selalu terlaporkan mengingat keadaan, kesediaan atau keberanian korban untuk melaporkan, dukungan keluarga untuk mempertahankan laporan ke polisi, dan kepedulian berbagai pihak pada perlindungan anak. Demi melindungi anak maka diperlukan suatu strategi preventif untuk mengantisipasi meluasnya kasus tersebut. Media buklet diharapkan dapat menjadi salah satu bentuk media pendukung pencegahan terhadap KSA. Suatu studi dilakukan untuk menguji apakah media buklet dapat dipakai sebagai alat pencegahan KSA, khususnya bagi siswa sekolah dasar (SD). Metode studi yaitu deskriptif dengan subjek 4 orang ahli media. Analisis deskriptif digunakan untuk mengukur kelayakan media buklet melalui penilaian para ahli media tersebut. Hasilnya ditemukan bahwa warna, tipe huruf, ukuran huruf, kesesuaian antara gambar dan kata, maupun kalimat serta substansi materi yang terdapat dalam buklet yang diuji sudah sesuai untuk siswa, walau dengan beberapa saran untuk direvisi. Studi ini menyimpulkan bahwa medium buklet dapat diterapkan pada siswa SD sebagai alat pendukung pencegahan KSA.

Child sexual abuse (CSA) is a sexual activity involving the children by the adults. The acts have caused physical, psychological, social, and behavior trauma as well. This phenomena was not always been recorded, due to circumstances and the courages of the victims and family to report to the police, as well as concern of various parties to protect the children. For the sake of child protection, a prevention strategy is needed to anticipate the cases spread out. Booklet is expected to be one of the supporting media for CSA prevention. A study was carried out to test the use of booklet as the prevention medium for the CSA, especially for the elementary school students. This is a descriptive method using 4 media experts as subject. Descriptive analysis was used to measure the booklet use through the media experts review. As result, this study found that colors, font type, font size, compatibility of pictures and words, and sentences, as well as materials are suited to the elementary school students, although there are some revisions needed. It can be concluded that booklet can be applied as preventive tool toward the CSA, particularly for the elementary school students."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2011
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Ayu Widhi Lestari
"Skripsi ini membahas manajemen kasus kekerasan seksual anak yang dilakukan pekerja sosial di Pusat Krisis Terpadu Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dan peran pekerja sosial sebagai manajer kasus dalam penanganan kasus kekerasan seksual anak. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif-deskriptif. Diketahui bahwa angka kasus kekerasan seksual anak meningkat dari hari ke hari. Ini merupakan isu yang membutuhkan penanganan dengan tepat karena dampaknya sangat berbahaya pada pertumbuhan anak secara fisik dan mental. Salah satu cara untuk menangani kasus tersebut adalah dengan manajemen kasus dan ditangani oleh tenaga profesional. Pusat Krisis Terpadu RSCM menangani kasus tersebut dengan pekerja sosial sebagai manajer kasus. Manajer kasus adalah seorang yang mengkoordinasikan penanganan kasus dengan profesi lain seperi dokter, psikolog atau lembaga lain yang dapat membantu klien. Tujuannya adalah untuk membantu klien dan keluarga mendapatkan kebutuhan mereka dan dapat berfungsi sosial kembali.

This thesis present case management of child sexual abuse cases that handled by social worker in Pusat Krisis Terpadu Cipto Mangunkusumo Hospital and role of social worker as a case manager on handling child sexual abuse cases. This thesis used qualitative-descriptive method. Knew by the number of child sexual abuse cases is increase day by day. This is an issue that needs to handle with the right way because the impact is very dangerous to physically and mentally child growth. One of the ways to handle that, is case management and handled by the professional staff. Pusat Krisis Terpadu Cipto Mangunkusumo Hospital handled that case with social worker as a case manager. Case manager is a person that coordinated to handle case with another profession such as doctor, psychologist or other organization that can help the client. The aim is to help the client and the family gets their needs and will be good in social function."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Grant, James P.
Jakarta Kantor Perwakilan UNICEF untuk Indonesia [T.th],
362.7 Gra s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yuli Warastuti
"Penelitian tentang prevafensi clan derajat intensitas infeksi cacing usus yang ditularkan melalui tanah pada anak-anak usia sekolah dasar di Desa Gandawesi, Kecamatan Ligung, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat telah
dilakukan di Laboratorium Parasitologi U.S. NAMRU-2, Jakarta, pada bulan Agustus-September 1996.
Pemeriksaan sampel tinja dilakukan dengan meggunakan teknik Kato yang dimodifikasi (modifikasi baru) clan penyebaran kuesioner pada seluruh
responden yang diperiksa.
Dan penelitian mi diperoleh hasH 90 anak positif mengandung telur cacing usus dari 216 sampel tinja yang diperiksa. Prevalensi cacing gelang (Ascaris Iumbncoides) 4,63%; cacing cambuk (Trichuris trichiura) 33,8%; clan cacing
tambang (Necator americanus clan Ancylostoma duodenale) 11,1 %. Derajat intensitas infeksi cacing usus adalah cacing cambuk 22050 telur/gram, cacing gelang 11550 telur/gram, clan cacing tambang 5550 telur/gram.
Uji Khi-kuadrat ( ) pada taraf nyata a=0,05 menunjukkan bahwa jenis kelamin clan umur anak tidak mempengaruhi distribusi infeksi cacing usus.
Prevalensi infeksi cacing usus menurut jenis kelamin anak clan umur anak adalah relatif rendah (ringan) sementara derajat intensitas infeksi cacing usus
pada masing-masing jenis kelamin anak clan tingkatan umur anak secara umum termasuk dalam kategori berat (tinggi)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Yohanes Kristianto
"Makanan jajanan pada siswa sekolah masih banyak yang bermutu rendah
sehingga keterampilan anak dalam memilih memegang peran penting
dalam mendapatkan jajanan yang sesuai dengan kebutuhannya. Penelitian
ini bertujuan untuk menilai mutu jajanan siswa sekolah dan mengidentifikasi
faktor-faktor yang menentukan pemilihan jajanan. Penelitian dilakukan
dengan menggunakan desain cross sectional pada 120 siswa sekolah
dasar di Kota Batu yang dipilih secara purposif pada bulan September
hingga Desember 2009. Mutu jajanan sekolah diperiksa di laboratorium.
Siswa diminta untuk menjawab 28 pertanyaan tentang pemilihan jajanan.
Data yang diperoleh diolah dan dianalisis dengan uji analisis faktor. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya jajanan pada siswa seko-
lah mengandung energi di bawah standar (300 Kkal/porsi). Komposisi
bahan penyusun jajanan kurang bervariasi. Sebagian besar jajanan
(71,4%) mengandung formalin. Faktor utama yang menentukan pemilihan
jajanan di sekolah mencakup variabel harga, hadiah, ukuran porsi, aroma,
dan kebebasan menentukan pilihan sendiri. Dari hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa kandungan gizi dan keamanan jajanan anak sekolah
perlu ditingkatkan. Determinan utama pemilihan jajanan didominasi aspek
harga, hadiah, dan cita rasa. Untuk membuat jajanan yang bergizi dan
aman disarankan pembuatan dilakukan dengan menggunakan bahan pan-
gan dan teknologi lokal. Selain itu, juga diperlukan penegakan hukum
terkait dengan penggunaan bahan berbahaya dalam jajanan siswa sekolah.
Snacks of poor qualities which still predominate foods sold in school high-
lights the importance of skill in choosing healthy foods. This research was
aimed to examine the quality of snack and determine factors that contribute
to children?s food choice. The study was conducted using cross sectional
design on purposefully selected 120 school children from four elementary
schools in Kota Batu in September to December 2009. School snacks were
489
collected for laboratory analyses. The children were asked to the extent they
agree or disagree with 28 questions on snack choice. The collected data
were analysed using factor analysis test. The study revealed that the energy
content of the snacks was generally below standard (300 Kcal/serving).
The snacks were in most cases made of less diverse food ingredients while
71.4% samples contained formaldehyde. The children choice to snacks
were primarily determined by factor including price, gimmick, serving size,
flavor, and freedom to choose their own snacks. It is concluded that both
snack quality and safety should be improved. Determining factors to snack
choice mainly cover price, gimmick, and food sensory qualities. Snacks
made of local mixed-ingredients should be promoted to decrease the price
while regulations on providing better and safer foods should be seriously
enforced."
Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Malang, 2013
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Kadek Ayu Erika
"Overweight dan obesitas pada anak merupakan suatu masalah yang kom-
pleks disebabkan multifaktor, yaitu interaksi genetik dan lingkungan. Gaya
hidup perkotaan dipicu oleh asupan makanan yang berlebih pada anak
overweight dan obesitas. Strategi untuk menurunkan asupan makan
berlebih pada anak adalah dengan pendekatan child healthcare model dan
transtheoretical model sehingga dapat mengendalikan gaya hidup anak.
Penelitian ini bertujuan membuktikan pengaruh pendekatan child health-
care dan transtheoretical model terhadap asupan karbohidrat anak over-
weight dan obesitas. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kecamatan
Biringkanaya dan Tamalanrea, Makassar, pada bulan Agustus 2013 sam-
pai Maret 2014. Desain yang digunakan adalah quasy experiment yaitu pre
test and posttest with control group design. Sampel dipilih secara purposive
sebanyak 31 anak overweight atau obesitas pada kelompok perlakuan dan
33 kontrol pada anak sekolah dasar kelas 4 - 6. Intervensi penelitian 6 bu-
lan dengan pemberian buku panduan gaya hidup sehat. Instrumen meng-
gunakan kuesioner food recall. Hasil uji-t berpasangan menghasilkan asu-
pan karbohidrat pada pre-post intervensi kelompok perlakuan dengan nilai
p 0,004 (< 0,05) sedangkan kelompok kontrol dengan nilai p 0,114.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa ada pengaruh pendekatan child health-
care model dan transtheoretical model terhadap asupan karbohidrat anak
overweight dan obesitas.
Overweight and obesity in children is a complex problem that is caused by
a multifactorial genetic and environmental interactions. Urban lifestyle
fueled by excessive food intake in overweight and obese children.
Strategies to reduce excessive food intake in children is the child healthcare
approach and the transtheoretical model so that the model can control the
child?s lifestyle. This study aimed to prove the effect of child healthcare
Pengaruh Pendekatan Child Healthcare Model dan
Transtheoretical Model terhadap Asupan Makan Anak
Overweight dan Obesitas
The Effect of Child Healthcare Model and Transtheoretical Model
Approaches to Food Intake of Overweight and Obese Children
Kadek Ayu Erika* Elly Nurachmah**
approach and the transtheoretical model of the food intake of overweight
and obese children. This research was conducted in the district area
Tamalanrea and Biringkanaya, Makassar fromAugust 2013 to March 2014.
The design used is quasy experiment pretest and posttest with control
group design. Purposively selected sample of 31 children as overweight or
obese in the treatment group and 33 controls on primary school children
grade 4 - 6. Intervention research was conducted during a six month peri-
od by providing guide books on healthy lifestyle. The instrument used food
recall questionnaire. Paired t-test results produced carbohydrate intake in
the pre-post intervention treatment groups with p value 0.004 (<0.05),
whereas the control group with p value of 0.114. This study concludes that
there is influence of CHM and TTM approaches to the intake of carbohy-
drates of overweight and obese children."
Universitas Hasanuddin, Fakultas Kedokteran, *Departemen Anak Program Studi Ilmu Keperawatan, 2014
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Puspitawati
"Pemahaman emosi penting dalam suatu kualitas interaksi sosial manusia karena dengan memahami emosi individu lain, kita dapat menjadi “seirama” dengan kegembiraan atau kesedihan orang Iain. Beberapa penelitian sudah dilakukan oleh para ahli untuk mengungkapkan kemampuan pemahaman emosi, seperti penelitian perspectives taking dan kemampuan me-Iabel emosi individu lain; namun dianggap masih kurang mampu mengeksplorasi konsep pemahaman emosi secara menyeluruh

Oleh karena itu penelitian ini berusaha mengungkap kemampuan memahami emosi melalui seript karena
(1) memungkinkan anak untuk memahami emosi secara Iebih Iuas;
(2) memungkinkan anak untuk memahami sekuens hubungan kausal antara berbagai aspek yang terkait;
(3) memungkinkan untuk meninjau perkembangan pemahaman emosi pada berbagai budaya karena untuk suatu emosi yang sifatnya universal, dapat ditemui berbagai seript yang mampu disesuaikan dengan budayanya.
Pemahaman emosi (emotional understanding) adalah kesimpulan (inferences) yang diperoleh dari proses menyederhanakan sistem kognisi dengan cara menghubungkan stimulus yang sudah terkategorikan dalam memori (memory) dengan kategori stimulus dari proses encoding tentang kesiapan individu lain dalam melakukan aksi (action readiness) yang umumnya disertai dengan reaksi yang tampak (ekspresi fasial, vokal, postur badan dan gerakan yang berbeda-beda) sehingga menjadi suatu informasi yang berharga bagi individu yang melihatnya.

Berdasarkan definisi di atas, maka pemahaman emosi berkaitan dengan persepsi emosi. Persepsi emosi melibatkan proses membuat kesimpulan tentang arti emosi berdasarkan cues struktural yang menyertai suatu penampakan ekspresif yang dipersepsi sehingga penekanan dalam penelitian ini berkaitan dengan perbedaan proses persepsi emosi; terutama emosi yang muncul dalam suatu situasi (event). Perbedaan persepsi emosi dalam suatu event akan memberikan pengaruh yang berbeda dalam memberi ani pada emosi (emotion encoding skills). Perbedaan persepsi itu akan dilakukan melalui modalitas auditorial yaitu dengan script verbal dan modalitas visual dengan secara non-verbal agar dapat dipahami apakah perbedaan persepsi emosi dalam suatu event akan memberikan pengaruh yang berbeda dalam memberi arti pada emosi emotion encoding skills). Hal tersebut perlu dilakukan dengan tujuan mendapatkan bentuk stimulasi pemahaman emosi yang lebih peka diterima anak sejak usia dini mengingat rentang usia perkembangan kemampuan pemahaman emosi hanya berlangsung pada usia 2;00 sampai ll;00 Seript yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil perpaduan peneliti terhadap konsep various goal-based outcomes yang menggambarkan emosi dengan aspek-aspck pemahaman emosi yang meliputi aspek intensi, desire-belief standard sosial, mixed emotion, hiding emotion dan changing emotion. Script verbal berupa cerita tentang suatu event yang akan dibacakan oleh tester; sedangkan script non-verbal akan berupa rangkaian gambar tentang event yang akan diperlihatkan oleh tester. Oleh karena penelitian ini merupakan penelitian eksploratif dengan mengumpulkan data dari tes pemahaman emosi yang terdiri dari script verbal dan non-verbal, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Dari 331 subjek penelitian usia 5;00 sampai 9;O0; hanya bisa diolah 262 data; namun yang digunakan dalam penelitian hanya 192 data
mengingat ada kriteria kognisi dan hubungan ibu-anak yang harus dipenuhi. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan kemampuan memahami emosi individu lain berdasarkan seript verbal dan non-verbal dengan koefisien Mann-Whitney U sebesar l7770,000 dengan asymptotic sign(/icance yang dihasilkan adalah 0.540 (p>0.05) sehingga Ho diterima. Bila perbedaan pemahaman emosi diuji berdasarkan usia, maka hasil penelitian menunjukkan hasil uji Kruskall-Wallis dengan koefisien Chi-Square sebesar 43,221 dan asymptotic signyicance sebesar 0,000 (p<0,0S) sehingga dapat disimpulkan Ho ditolak yang berarti ada perbedaan kemampuan memahami emosi individu lain berdasarkan usia.

Perbedaan kemampuan pemahaman emosi berdasarkan usia menunjukkan variasi perbedaan pada usia 6;00 sampai 8;00 dan untuk mendapat gambaran yang lebih utuh, maka dilakukan analisa kualitatif berdasarkan statistik deskriptif untuk mengungkap perbedaan aspek pemahaman emosi pada setiap kelompok usia sehingga didapatkan suatu gambaran tentang perkembangan kemampuan memahami emosi individu lain pada anak-anak usia 5;00 sampai 9;00. Daftar Pustaka 67 (1960 - 2003)"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Siyam
"Demam berdarah dengue (DBD) menimbulkan syok dan kematian. Penderita DBD di Yogyakarta sebagian besar usia 1 - 12 tahun dengan DBD parah. Asupan vitamin D rendah diasumsikan penyebab DBD parah. Asumsi ini perlu dibuktikan dengan menganalisis pengaruh asupan Vitamin D dan keparahan DBD. Rancangan penelitian adalah studi kasus kontrol. Penelitian di bangsal rawat inap anak dan instalasi catatan medik RS Jogja dan RSUP Dr. Sardjito. Kasus adalah anak usia 1 - 14 tahun dengan DBD grade III & IV, kontrolnya DBD grade I & II. Data asupan vitamin D diambil dengan food frequency questionnaire (FFQ). Variabel luar adalah indeks massa tubuh (IMT), usia, status penyakit kronis dan intensitas terpapar matahari pagi. Analisis dengan uji-t dan regresi logistik. Hasil penelitian didapatkan 60 kasus dan 60 kontrol tanpa matching. Cut-off point asupan vitamin D berdasarkan ROC curve adalah 2,7 μg/hari. Penderita DBD parah rata-rata asupan vitamin D 1,10 kali lebih sedikit dibandingkan DBD tidak parah. Rata-rata asupan vitamin D lebih rendah 1 μg/day bersama IMT ≥18,75 kg/m2, penyakit kronis, dan kurang terpapar matahari pagi berpengaruh pada DBD parah (OR=0,47; 95% CI: 0,32-0,71). Cukup Asupan vitamin D disarankan untuk menghindari keparahan DBD. Penyakit kronis dan berat badan lebih perlu menjadi perhatian tenaga medis sebagai kewaspadaan dini terjadinya shock.

Dengue hemorrhagic fever (DHF) lead to shock and death. Patient in Yogyakarta mostly aged 1 - 12 years old with severe dengue. A low vitamin D intake is assumed to be the cause of severe dengue. This assumption needs to be proved by analyzing the effect of vitamin D intake and severity of DHF. Study design was a case control study. Research on children's wards and medical record installation in hospital. Cases were children with DHF grade III and IV, the control of DHF grade I & II. Data vitamin D intake was obtained by FFQ. Outer variables: BMI, age, chronic diseases and intensity morning sun exposure. Analysis by t-test and logistic regression. The results showed 60 cases and 60 controls without matching. Cut-off point vitamin D intake based ROC curve was 2.7 μg/day. Patients with severe dengue average vitamin D intake of 1.10 times less than not severe dengue. The average vitamin D intake lower 1 μg/day with a BMI ≥ 18.75 kg/m2, chronic disease, and less exposed to the morning sun effect on severe dengue (OR = 0.47, 95% CI: 0.32 to 0.71). Sufficient vitamin D intake is recommended to avoid the dengue severity. Chronic diseases and more weight should be a concern of medical personnel as early warning shock occurrence."
Semarang: Universitas Negeri Semarang, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Departemen Epiodemiologi dan Biostatistik, 2014
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Layli Hamida
"Dalam percakapan dengan anak-anak, orang dewasa khususnya orangtua, Bering kali menyuguhkan berbagai hal yang mengandung informasi atau input bagi anak –anak tentang bagaimana menggunakan bahasa untuk berbagai tujuan dan dalam berbagai kesempatan. Input orangtua adalah masukan penting bagi anak yang mana pola-pola yang ada dalam input berperan membentuk pola-pola perkembangan anak. Penelit?an ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang input yang diberikan oleh orang tua di Indonesia dan pengaruhnya terhadap pemerolehan bahasa anak, khususnya tentang proses belajar kata berdasarkn prinsip konvensionalitas. Dalam penelitian, 12 pasang ibu dan anak diminta untuk bermain dan belajar menggunakan gambar stimulan yang disediakan oleh peneliti. Ibu diminta untuk mengajarkan nama-nama obyek yang ada dalam gambar. Pada akhir proses penelitian, peneliti menanyakan kembali nama-nama obyek dalam gambar tersebut kepada anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para ibu di Indonesia menggunakan pola-pola tertentu dalam menamai benda pada situasi interaksi verbal dengan anak. Pola-pola tersebut adalah pola satu nama untuk satu benda, multinama dengan bridging untuk satu benda, dan multinama tanpa bridging untuk satu benda. Analisis penelitian menunjukkan bahwa para ibu di Indonesia tidak lebih cenderung untuk menggunakan pola satu nama untuk satu benda. Baik pada konteks kategori dasar maupun konteks kategori subordinat, tidak ada perbedaan frekuensi kemunculan antara pola satu nama untuk satu benda dan pola multinama dengan bridging untuk satu benda . Uji statistik untuk melihat hubungan antara pola penamaan yang digunakan ibu dengan pemahaman anak atas konvensionalitas nama-nama benda menunjukkan adanya hubungan antara kedua variabel, namun hubungan tersebut tidak cukup kuat."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
T25190
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>