Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2866 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rawal, Radhakishan
Alphen aan den Rijn, The Netherlands: Wolters Kluwer, Law &​ Business, 2014
343.052 6 RAW t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Westberg, Bjorn
Netherlands: IBFD, 2002
343.04 WES c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rianto Abimail
"ABSTRAK
Tesis ini membahas mengenai aspek perpajakan cross border turnkey project pada
Negara Indonesia, India dan Jerman. Turnkey project merupakan suatu proyek
konstruksi atau peralatan atau mesin yang dijual, dimana penjual menyediakan
seluruh fasilitas proyek supaya proyek tersebut siap untuk digunakan oleh
pembeli. Turnkey project terdiri dari kegiatan desain, pengadaan barang,
konstruksi, perakitan, instalasi dan pengawasan serta pengujian konstruksi,
peralatan, atau mesin yang dipasang. Pemajakan turnkey project menjadi
permasalahan apabila turnkey project dibuat dengan hanya satu kontrak untuk
seluruh kegiatan yang dilakukan khususnya transaksi lintas negara. Permasalahan
terutama ketika menentukan adanya BUT di Negara BUT berada, penentuan
adanya atribusi laba kepada BUT, dan perlakuan Pajak Penghasilan dari kegiatankegiatan yang dilakukan antar Negara. Untuk memahami permasalahan yang ada, maka perlunya pemahaman UU Domestik di suatu Negara, P3B dan Protokol P3B
yang berlaku serta pemahaman ketentuan interpretasi P3B berdasarkan konvensi
Wina.

ABSTRACT
This thesis discusses about the tax aspects of cross border turnkey project in state
of Indonesia, India, and Germany. Turnkey project is a project for sale of
construction or equipment or machinery, where the seller provides all facilities for
the project so that the project is ready to be used by the purchaser. Turnkey
project activity consists of the design, goods supply, construction, assembly,
installation, supervision, and commissioning construction, equipment, or
machinery is already assembled. Taxation turnkey project become a problem if
the project is made with only one contract for all activities undertaken especially
for the cross border transaction. The problems, especially when determining the
existence of PE, the determination of the attribution profit of PE, and income tax
treatment from the activities carried out between Contracting States. To
understand the problems, We need understanding of domestic law in a State,
applicable Tax Treaty and Tax Treaty Protocol, and understanding the rule of tax
trety interpretation by the Vienna Convention."
2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rendy Citra Kuswono
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T25611
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kristoforus Orlando
"Tulisan ini mendeskripsikan dan menganalisis pelaksanaan serta faktor pendukung dan kendala pemeriksaan dan pelayanan lalu lintas orang dan barang di PLBN Terpadu Nanga Badau. Selanjutnya menentukan strategi peningkatan
layanan PLBN Terpadu Nanga Badau agar lebih baik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Teori implementasi George C. Edward III dalam buku Agustino (2017) dengan indikator, komunikasi, sumber
daya, disposisi dan struktur organisasi digunakan untuk menganalisis pelaksanaan pemeriksaan dan pelayanan lintas batas. Strategi ditentukan dengan menggunakan konsep Pearce dan Robinson (2000) tentang analisis lingkungan
internal dan eksternal organisasi atau dikenal dengan istilah analisis SWOT. Pedoman dalam menentukan strategi pengembangan wilayah perbatasan menggunakan pendapat C.T. Wu (2001). Strategi tersebut terdiri dari investasi
infrastruktur sebelum pembangunan ekonomi dimulai, investasi sektor swasta serta program kebijakan yang bertujuan memfasilitasi pengembangan lintas batas. Data diperoleh dari hasil wawancara dan observasi di lapangan. Analisis data menggunakan model Miles dan Huberman (1992) yang dilakukan secara langsung dan terus menerus sehingga data jenuh. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa PLBN Terpadu Nanga Badau merupakan tempat keterpaduan layanan
unsur CIQS dan kegiatan operasional dan maintenance. Keterpaduan pelayanan terdiri atas 6 (enam) instansi yaitu: BNPP, Bea dan Cukai, Imigrasi, Karantina
Hewan dan Tumbuhan, Karantina Ikan dan Karantina kesehatan. Faktor pendukung pelaksanaan berupa peraturan yang jelas, sarana pemeriksaan inti serta sumber daya manusia yang berkualitas sesuai bidangnya. Faktor kendala
berupa keterbatasan sarana dan prasarana pendukung, kantor pusat yang berada jauh dari PLBN, jumlah anggaran operasional dan petugas sedikit serta pola kebiasaan masyarakat melakukan lintas batas. Hasil analisis SWOT diketahui bahwa strategi yang tepat dalam meningkatan pemeriksaaan dan pelayanan lintas batas orang dan barang di PLBN Terpadu Nanga Badau adalah memobilisasi
kekuatan yang ada untuk bisa meminimalisir ancaman dan mengubah menjadi peluang seperti dengan cara diversifikasi layanan dan pemeriksaan.

This article described and analyzed the implementation, supporting factors and related obstacles in the implementation of cross border inspections and services for people and goods at the Integrated Cross Border-Post (PLBN) In Nanga Badau. The objective was to determine the strategy to improve the services at Integrated Cross Border-Post (PLBN) In Nanga Badau. This research applied descriptive qualitative method. The researcher also applied implementation theory from George C. Edward III, as referred in Agustinos book (2017) with indicators, communication, resources, disposition and organizational structure, all of these elements were used to analyze the
implementation of cross-border inspections and services. The strategy is determined by using the concepts from Pearce and Robinson (2000) about the analysis of the internal and external environment of the organization or better known as the SWOT analysis. The guidelines in determining the strategy for developing the border region was adapted from C.T. Wu (2001). The strategy consists of infrastructure investment prior to economic development, private sector investment and policy programs aimed at facilitating cross-border development. The source of the data were from interviews and field observations. Then, the data were analyzed based on the model from Miles and
Huberman (1992). The data obtained were analyzed directly and continuously until the data reached the saturated point. In conclusion, the Integrated Cross Border-Post (PLBN) In Nanga Badau was a good model of for integrated cross border post that met the service criteria of CIQS and also for operational and maintenance activities. The integrated services consist of 6 (six) agencies,
namely: BNPP (National Border Management Authority), Customs, Immigration, Animal and Plant Quarantine, Fish Quarantine and Health Quarantine. The supporting factors for the implementation of inspections and services were clear and definitive regulation, complete inspection facilities and competent human resources for this field. The obstacle factors were limited supporting facilities and infrastructure, head office which was quite distant
from PLBN, limited operational budget and limited number of officials, and locals habit in dealing with cross border activities. The results of the SWOT analysis revealed that the effective strategy in improving cross-border inspections and services for people and goods in Integrated Cross Border-Post (PLBN) is to mobilize all available resources and power to minimize threats
and transform them into opportunities by conducting diversification of services and inspections.
"
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2019
T53837
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Netherlands: Kluwer Law International, 2007
346.078 CRO
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
London: Globe Law, 2011
333.791 5 RIS
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
London: Global Law and Business, 2012
346.2 CRO
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Andaya, Leonard Y.
"Tulisan ini berupaya untuk mendokumentasikan perubahan-perubahan dalam hubungan sosial di antara suku bangsa Melayu di Semenanjung Malaysia dengan komuniti-komuniti Orang Asli. Dalam merekonstruksi kisah hubungan sosial itu, tulisan ini diawali dengan kajian tentang gerakan-gerakan pada masa prasejarah dan protosejarah dari nenek moyang Orang Asli dan Melayu. Orang Asli berasal dari wilayah tengah dan selatan Thailand. Orang Melayu berasal dari Taiwan dan berpindah menuju Semenanjung Malaysia melalui Philippina. Dikisahkan pula berlangsungnya 'gelombang' pertama, kedua, dan ketiga dari orang Melayu hingga akhirnya mereka memiliki dampak yang permanen di wilayah Semenanjung. Tulisan ini menyajikan peralihan hubungan di antara komuniti Orang Asli dan imigran Melayu dari Sumatera sejalan dengan perubahan nilai yang dimiliki orang Melayu terhadap Orang Asli dalam hal perdagangan internasional. Semula, Orang Asli sangat dibutuhkan dalam memungkinkan orang Melayu membangun pelabuhan yang berhasil di Melaka. Selama hasil-hasil hutan seperti damar, kayu cendana, dan rotan tetap diperlukan secara internasional, Orang Asli dihargai dan diterima oleh orang Melayu. Tetapi, dengan adanya perubahan dalam permintaan dari hasil-hasil hutan ke timah dan lada sejak abad keenambelas, dan beralih ke timah, karet, dan minyak kelapa sawit pada akhir abad kesembilanbelas dan abad keduapuluh, posisi Orang Asli menjadi semakin terpinggirkan. Perubahan itu juga tertuang dalam tradisi-tradisi lisan dan tertulis Orang Asli dan Melayu. Pada masa kini, Orang Asli mulai mengupayakan diperolehnya kembali penghargaan dan kerjasama yang sebelumnya telah menjadi karakteristik dalam hubungan sosialnya dengan orang Melayu. Walaupun prospek keberhasilan itu tidak cerah, kemajuan telah diperoleh dalam mempertahankan ide-ide tentang wilayah hunian dan keaslian mereka di Semenanjung Malaysia."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2002
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Neldy Fajar
"Tesis ini membahas mengenai karakteristik penghasilan yang timbul atas transaksi melalui pipa gas bawah laut yang melintasi batas teritorial antar negara dan bagaimana analisis perpajakannya. Globalisasi secara tidak langsung mengakibatkan terjadinya pemajakan berganda secara yurisdis, dalam hal ini adalah dispute mengenai karakterisasi penghasilan yang muncul (royalti atau business profit) atas transaksi pipa gas antara negara sumber dan negara domisili.
Hal ini menjadi isu yang krusial, mengingat karakterisasi tersebut menentukan negara mana yang berhak untuk memajaki penghasilan tersebut. Kesimpulan yang didapatkan adalah royalti maupun business profit dapat digunakan untuk menjustifikasi jenis penghasilan yang muncul, tergantung nature dan transaksi dan treaty antara kedua negara yang bertransaksi. Hasil penelitian ini menyarankan perlunya kriteria dan metode alokasi penghasilan dan atau biaya untuk mengurangi pengenaan pajak berganda dalam transaksi pipa gas lintas negara.

This thesis discusses the characteristics of revenue arising on a transaction through gas pipelines across the territorial boundaries between countries and how is the tax analysis. Globalization indirectly lead to the occurrence of juridical double taxation, in which case is a dispute about the characterization of income that arises (royalties or business profit) over gas pipelines deals between the source and domicile country.
This has become a crucial issue, given the characterization of determining which country has the right to tax the earnings. In the end, royalty and business profit can be used to justify the kind of earnings that appear; depending on the nature of the transactions and the treaty between the two countries engaged. This research suggests there should be criteria and method of allocation on income or cost to reduce double taxation on transaction of crossborder pipelines."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T41890
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>