Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6703 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ramamohan Rao, T. V. S.
New Delhi : Springer, 2016
338.5 RAM r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Shows how Islamic Finance can be developed as a complete financial system in the world as it is today and why it may also provide a helpful paradigm for crafting global financial reforms"
Singapore: John Wiley & Sons, 2012
332 RIS
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Adrianus Darmawan
"Latar belakang penelitian ini adalah perkembangan pasar Obligasi pemerintah yang sangat menarik untuk diamati. Seiama kurun Iima tahun ke belakang volume perdagangan Surat Utang Negara atau obi igasi pemerintah menunjukkan peningkatan signifikan. Menurut data Bursa Efek Surabaya, untuk tahun berjalan 2005 frekuensi rata-rata perdagangan harian obligasi pemerintah mencapai 2926, jauh di atas frekuensi obligasi korporat sebesar 141 transaksi per hari. Kapitalisasi pasar oleh obligasi pemerintah mencapai Rp 404.768 triliun sedangkan obligasi korporat sebesar Rp 58.363 triliun. Bahkan mungkin peran Obligasi Pemerintah akan semakin dominan dalam menggerakkan perekonomian. Menurut proyeksi dari Majalah Investor edisi 1151VII12005 emisi Surat Utang Negara tersebut akan terserap oleh Perusahaan Dana Pensiun,Asuransi, jugs Manajer Investasi pengelola Reksa Dana.
Walaupun Obligasi Pemerintah dinilai cukup aman (tanpa risiko gagal bayar) namun tetap merupakan aset yang sensitif terhadap pergerakan suku bunga. Oleh karena itu menarik untuk diamati sejauh mana faktor pasar (suku bunga) memberi eksposur risiko pasar terhadap suatu komposisi Obligasi Pemerintah.
Dengan melihat banyaknya Obligasi Pemerintah serf FR, untuk dapat memperoleh suatu komposisi optimal dilakukan pembentukan komposisi portofolio Obligasi Pemerintah dengan metode efficient frontier. Pada sepanjang garis kurva efisien yang diperoleh tersebut diambil satu komposisi portofolio optimal yang ditentukan dengan menggunakan rasio Sharpe. Dengan demikian diperoleh portofolio dengan rasio risk-return optimal.
Hasilnya diperoleh suatu komposisi portofolio Obligasi Pemerintah yang berisi 11 Obligasi Pemerintah :
- seri FR 0011 dengan bobot (weight) 10,6% dari nilai total portofolio
- seri FR 0012 dengan bobot (weight) 0,52% dari nilai total portofolio
- seri FR 0014 dengan hobo'. (weight) 0,34% dari nilai total portofolio
- seri FR 0018 dengan bobot (weight) 0,25% dari nilai total portofolio
- seri FR 0019 dengan bobot (weight) 10,8% dari nilai total portofolio
- seri FR 0020 dengan bobot (weight) 14,61% dari nilai total portofolio
- seri FR 0022 dengan bobot (weight) 13% dari nilai total portofolio
- seri FR 0023 dengan bobot (weight) 0,03% dari nilai total portofolio
- seri FR 0024 dengan bobot (weight) 14,9% dari nilai total portofolio
- seri FR 0025 dengan bobot (weight) 12,7% dari nilai total portofolio
- seri FR 0026 dengan bobot (weight) 11,8% dari nilai total portofolio
Dengan demikian telah diperoleh komposisi portofolio optimal Obligasi Pemerintah yang akan diukur besaran risiko pasar-nya. Kemudian dilakukan tes statistik untuk menentukan penggunaan jenis volatilitas yang akan diikutsertakan dalam estimasi VaR aset maupun portofolio Obligasi Pemerintah. Market risk factors -nya adalah suku bunga yang mempengaruhi masing-masing proyeksi anus kas (cashflow) kupon, yaitu JIBOR 1 mo, 3mo, 6mo,12mo, IGSYC l yr, 2yr, Syr, 4yr, Syr, 6yr, Tyr, 8yr, 9yr,10yr). Diambil hingga IGSYC IOyr karena maturitas terlama dalam komposisi portofolio adalah 10 tahun. Dari langkah tersebut dapat ditentukan item yang mana saja dari faktor risiko pasar (market risk factors) yang menggunakan standar deviasi ataukah volatilitas EWMA sebagai nilai besaran volatilitasnya. Hal ini sangat penting dilakukan karena nilai volatilitas tersebut dipergunakan dalam proses estimasi VaR. Hasilnya adalah 5 dari 13 faktor risiko memakai volatilitas EWMA (yaitu JIBOR Imo, 3mo, bmo, 12mo, dan IGSYC 9yr) sedangkan sisanya memakai nilai standar deviasi sebagai besaran volatilitasnya. Proses estimasi volatilitas EWMA menggunakan decay factor 0,94 dan confidence level 95%.
Langkah terakhir adalah melakukan estimasi VaR portofolio Obligasi Pemerintah. Dalam estimasi ini dilakukan penghitungan korelasi antar market risk factors, yang digabungkan dengan pemetaan arcs kas kupon (lama jatuh tempo) terhadap hari pengamatan diperoleh nilai DeaR (Daily Earning at Risk) atau VaR horison 1 hari untuk masing-masing aset dalarn portofolio_ Hasil VaR untuk masingmasing aset, dengan horison 1 hari, dan confidence level 95%:
- seri FR 0011 besar nilai DEaR : Rp. 44,776 dari eksposurnya Rp 106,032,100
- seri FR 0012 besar nilai DEaR : Rp. 22,075 dari eksposumya Rp 52,650,300
- seri FR 0014 besar nilai DEaR : Rp. 14,720 dari eksposurnya Rp 34,117,200
- seri FR 0018 besar nilai DEaR : Rp. 1,762 dari eksposurnya Rp 25,780,000
- seri FR 0019 besar nilai DEaR : Rp. 151,213 dari eksposumya Rp107,900,500
- seri FR 0020 besar nilai DEaR : Rp. 204,809 dari eksposumya Rp146,133,700
- seri FR 0022 besar nilai DEaR : Rp. 40,233 dari eksposurnya Rp 130,241,900
- seri FR 0023 besar nilai DEaR : Rp. 1,208 dari eksposumya Rp 3,071,200
- seri FR 0024 besar nilai DEaR : Rp. 60,886 dari eksposur Rp 148,773,400
- seri FR 0025 besar nilai DEaR : Rp. 46,753 dari eksposur Rp 126,893,900
- seri FR 0026 besar nilai DEaR : Rp. 80,847 dari cksposur Rp 118,405,800
Kemudian nilai tersebul dipergunakan dalam perhitungan estimasi VaR portofolio. Total nilai DEaR aset menghasilkan VaR undiversified horison 1 hari sebesar : Rp. 669,286.-terhadap nilai eksposur portofolio sebesar Rp 1,000,000,000. (=0,067% terhadap nilai portofolio). Sedangkan nilai VaR diversified horison 1 hari (dengan memasukkan besar korelasi antar aset dalam estimasi) adalah sebesar Rp. 312,739.-(=0,0313% terhadap nilai portofolio). Nilai volatilitas return portofolio (volatilitas EWMA) sebesar 0.0145%. Terlihat perbedaan signifikan antara dimasukkannya faktor korelasi antar aset yang membantu estimasi VaR tidak berlebihan.
Nilai VaR portofolio diversified horison 5 hari adalah sebesar Rp. 699,306.-. Dan basil estimasi VaR portofolio diversified horison 10 hari adalah sebesar Rp. 988,968. Setelah nilai VaR diperoleh dilakukan backtesting dan validasi dengan Kupiec Test untuk mengetahui apakah model termasuk valid atau konvensional. ]umlah overshoot 9 buah pada confidence level 95 % (nilai non rejection antara 6 dan 21) menunjukkan bahwa model digolongkan valid.
Dan penelitian diperoleh 2 kesimpulan yang dapat menjawab pokok permasalahan yang dilontarkan, yaitu:
1. Komposisi portofolio optimal Obligasi Pemerintah serf FR pada rentang waktu pengamatan terdiri dad 11 aset dengan komposisi yang telah disebutkan sebelumnya.
2. Diperoleh besaran nilai VaR untuk portofolio optimal dengan besaran seperti telah disebutkan di atas. Nilai VaR portofolio Obligasi Pemerintah terlihat kecil dibandingkan besaran eksposur keseluruhan. Namun hal ini menunjukkan bahwa Obligasi Pemerintah tidak lepas dari risiko pasar yang bukan tidak mungkin bila diabaikan akan menyebabkan kerugian dalam skala besar."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18330
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farrell, Anne-Maree, 1964-
"This book examines the relationship between politics, ethics and law in risk governance involving multi-valued human biological materials, such as blood. HIV blood contamination episodes in the USA, England and France are used to examine the emergence of and the consequences resulting from the politicization of risk. The emergence of the phenomenon is examined through a focus on the role of the gift relationship in blood donation, as well as scientific expertise and innovation in risk governance processes involving the blood system. Its consequences are examined through an analysis of legal action taken by aggrieved patient groups, in addition to a critique of the increased use of precautionary and regulatory strategies in dealing with emerging risks to blood safety.
Machine generated contents note: 1. Introduction; 2. The governance of the blood system; 3. Revisiting the gift relationship; 4. Professional beliefs and scientific expertise; 5. Risk and innovation; 6. The rise of the recipient; 7. The politics of precaution; 8. Regulating risk; 9. Conclusion."
Cambridge, UK: Cambridge University Press, 2012
362.178 4 FAR p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Gleeson, Simon
"Contents :
Introduction to banks and banking -- Why are banks supervised? -- Basel and International bank regulation -- Basel III -- The bank capital calculation : Basel II -- The bank capital calculation : Basel III -- Credit risk -- The standardized approach -- Model based approaches to risk weighting -- The internal ratings based approach -- Netting, collateral, and credit risk mitigation -- The trading book -- Securities underwriting -- Trading book models -- Credit derivatives -- Counterparty risk -- Counterparty credit risks for derivatives, securities financing, and long settlement exposures -- Securitization and repackaging -- Operational risk requirements -- Concentration and large exposures -- Liquidity requirements The leverage ratio -- Basel III, derivatives, clearing, and exposure to CCPs-- Group supervision -- Financial conglomerates -- Cross-border supervision of bank groups -- Pillar three : disclosure requirements"
Oxford : Oxford University Press, 2012
346.082 GLE i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Justine Kael Tanady
"Asuransi Peer to Peer (P2P) didefinisikan sebagai sistem pengelolaan dana yang dilakukan secara bersama di antara sekelompok individu yang berlandaskan asas kepercayaan di antara semua pihak dimana individu-individu tersebut akan menanggung risiko di bawah nilai ambang batas tertentu dan sisanya dapat ditanggung oleh pihak (re)asuransi mengingat adanya keterbatasan kapabilitas membayar individu dalam menanggung risiko. Risiko komunitas asuransi P2P akan dibagikan diantara partisipan dengan menggunakan conditional mean risk sharing rule. Risiko tiap individu akan diperhitungkan dan berpengaruh ke besaran kontribusi yang harus dibayar oleh masingmasing partisipan. Penggunaan conditional mean risk sharing rule memberikan keuntungan dalam beberapa aspek, (1) memiliki sifat risk-averse yang menguntungkan setiap partisipan, (2) individu baru tidak perlu melakukan penyesuaian risiko, sehingga memudahkan proses transfer risiko, (3) dalam skenario tertentu, dimana terjadi kerugian diatas nilai ambang batas yang ditentukan, individu hanya dapat dikenakan biaya tambahan sebesar besaran premium yang dimiliki. Dalam upaya menganalisis konsep penggunaan conditional mean risk sharing rule terhadap asuransi P2P akan dilakukan (1) Analisa literatur terhadap model asuransi P2P, sifat komonotonik, dan conditional mean risk sharing rule, (2) Penjabaran proses penentuan kontribusi dengan menggunakan conditional mean risk sharing rule, (3) menentukan kontribusi risiko dengan model kerugian compound poisson, dan (4) Analisa numerik dari model pembagian kerugian dengan conditional mean risk sharing rule pada komunitas dengan kelompok risiko berbeda. Hasil yang diharapkan akan menunjukkan perbedaan besaran kontribusi dari tiap partisipan dengan risiko yang berbeda melalui pembagian conditional mean risk sharing rule.

Peer to Peer (P2P) insurance is defined as a fund management system that is carried out jointly among a group of individuals based on the principle of trust between all parties where these individuals will bear the risk below a certain threshold value and the rest can be borne by the third party (re)insurance company due to individual limited capabilities in bearing certain amount of risk. The risk of the P2P insurance community will be shared among participants using the conditional mean risk sharing rule. The risk of each participant will be calculated and will affect the amount of contribution that must be paid by each participant. The use of the conditional mean risk sharing rule provides benefits in several aspects, (1) having a risk-averse nature that benefits each participant, (2) new participants do not need to undergo risk adjustment, thus facilitating the risk transfer process, (3) in certain scenarios, where If there is a loss above the specified threshold value, the participant can only be charged an additional fee of the amount of the premium they have. In an effort to analyze the concept of using the conditional mean risk sharing rule for P2P insurance, it will be carried out (1) Literature analysis on the P2P insurance model, its comonotonic nature, and the conditional mean risk sharing rule, (2) Elaboration of the contribution determination process using the conditional mean risk sharing rule, (3) determine the risk contribution with the compound Poisson loss model, and (4) numerical analysis of the risk sharing model with conditional mean risk sharing rule in P2P insurance community with different risk profile. The expected results will show the difference in contribution of participants with different risks from the distribution of the conditional mean risk sharing rule that was made earlier."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Williams, R. Tee
Boston: Elsevier, 2012
332.6 WIL i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Emir Falah Azhari
"ABSTRAK
Kebakaran hutan dan lahan gambut di Indonesia telah menyebabkan pencemaran dan perusakan lingkungan secara besar-besaran. Pemulihan yang terkontaminasi atau rusak
akibat dari peristiwa tersebut perlu dilakukan agar lingkungan dapat berfungsi seperti seharusnya. Namun, restorasi lingkungan ini tidak mudah untuk selesai. Untuk mengatasi masalah ini, Indonesia telah menerapkan sistem kompensasi lingkungan di lahan gambut menurut undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan peraturan pelaksana. Undang-undang dan peraturan ini telah mengatur berbagai metode untuk mengumpulkan dana restorasi lingkungan, tetapi Hingga saat ini, penghimpunan dana untuk pemulihan lingkungan masih sangat minim bergantung pada tanggung jawab perdata. Namun, dana ini sulit untuk dikumpulkan karena jumlah besar dan proses pengadilan yang memakan waktu yang lama. Oleh karena itu, penelitian ini bermaksud memberikan alternatif pembiayaan pemulihan lingkungan melalui penerapan Risk Sharing Agreement. risiko
Sharing Agreement menawarkan mekanisme pembiayaan melalui sistem pool antara pelaku usaha dan pembayaran iuran yang dapat dilakukan secara ex ante bahkan ex post, serta pengawasan bersama antar anggotanya bisa diminimalisir risiko kebakaran hutan dan lahan. Dengan mekanisme Risk Sharing Kesepakatan yang ditawarkan diharapkan dapat menjadi alternatif baru bagi
menyediakan dana pemulihan lingkungan. Terutama di industri perkebunan plantation sawit yang selama ini menjadi pihak yang dianggap penyebabnya kebakaran hutan dan lahan. Metode penelitian dalam tulisan ini adalah yuridis-normatif dengan pendekatan konseptual dan komparatif.

ABSTRACT
Forest and peatland fires in Indonesia have caused massive environmental pollution and destruction. Contaminated or damaged recovery
consequences of these events need to be done so that the environment can function as it should. However, this environmental restoration is not easy to complete. To address this problem, Indonesia has implemented an environmental compensation system on peatlands according to Law No. 32 of 2009 on Environmental Protection and Management and implementing regulations. These laws and regulations have regulated various methods for collecting environmental restoration funds, but To date, the collection of funds for environmental restoration is still very minimal depending on civil liability. However, these funds are difficult to collect due to the large amounts and lengthy litigation processes. Therefore, this study intends to provide an alternative financing for environmental recovery through the application of a Risk Sharing Agreement. risk
The Sharing Agreement offers a financing mechanism through a pool system between business actors and payment of contributions that can be made ex ante and even ex post, as well as joint supervision between members to minimize the risk of forest and land fires. With the Risk Sharing mechanism, the agreement offered is expected to be a new alternative for
provide environmental restoration funds. Especially in the oil palm plantation industry, which has been considered the cause of forest and land fires. The research method in this paper is juridical-normative with a conceptual and comparative approach."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riani Muchlisa
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis derajat integrasi pada sektor keuangan dan melihat dampaknya terhadap (international risk-sharing) IRS pada kawasan ASEAN-5. Analisis derajat integrasi keuangan menggunakan pendekatan interest rate parity dengan real interest money market rate, real deposit rate, real lending rate dan composite index return sebagai variabel. Sedangkan pengujian IRS menggunakan pendekatan consumption risksharing dengan variabel consumption per capita growth. Hasil penelitian menunjukkan bahwa integrasi keuangan di kawasan ini belum sempurna meskipun integrasi tersebut mendorong terjadinya IRS sampai tingkat tertentu. Selain itu disimpulkan juga bahwa hipotesa integrasi keuangan sebagai necessary condition untuk terjadinya IRS belum dapat dibuktikan untuk kawasan ASEAN-5.

This research aims to analyze the degree of financial integration and to see whether the current degree of integration has helped ASEAN-5 to achieve international risk-sharing (IRS). Degree of financial integration is measured by interest rate parity approach with real interest money market rate, real deposit rate, real lending rate and composite index return as variables. Meanwhile, IRS is tested using the consumption risk-sharing approach with consumption per capita growth as the variable. Results indicate that the financial sector in ASEAN-5 has not been fully integrated yet even though the current degree of integration has contributed to achieve IRS in the region to a certain extent. Finally, the hypothesis that suggests financial integration is the necessary condition for IRS has yet been proven.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S60508
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stefany Kompas
"Diabetes Mellitus adalah penyakit tidak menular yang tidak dapat disembuhkan. Selain itu, penyakit ini juga bersifat mematikan karena mudahnya berkomplikasi dengan penyakit lain seperti penyakit jantung koroner dan gagal ginjal. Sebagian besar penderita Diabetes Mellitus adalah penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 (DM Tipe 2), yaitu Diabetes yang disebabkan oleh obesitas dan gaya hidup yang tidak sehat. Selain itu, faktor keturunan (genetik) juga mempengaruhi seseorang untuk lebih rentan menderita Diabetes Mellitus Tipe 2. Meskipun DM Tipe 2 tidak dapat disembuhkan, pasien ini dapat mengurangi risiko komplikasinya dan dapat bertahan hidup lebih lama jika pasien melakukan perawatan secara rutin seperti injeksi insulin dan meminum obat-obatan penurun gula darah. Pada skripsi ini, model S_lS_hEIT digunakan untuk memahami penyebaran Diabetes yang disebarkan melalui kontak sosial dengan mempertimbangkan kelompok risiko dan intervensi perawatan. Model pada skripsi ini merujuk pada model penyebaran penyakit yang diperkenalkan oleh Gumel (2012), yaitu model S_lS_hEI dengan modifikasi terbesarnya adalah penambahan satu kompartemen baru untuk mendeskripsikan individu yang sedang menjalani perawatan. Analisis model yang dikontruksi dilakukan secara analitik dan numerik. Hasil analitik dilakukan untuk mengidentifikasi dan menganalisis eksistensi titik-titik keseimbangan, mengidentifikasi basic reproduction number (R_0), dan menganalisis stabilitas titik keseimbangan endemik menggunakan Teorema Castillo-Chaves dan Song (Martcheva, 2015). Kajian yang telah dilakukan mengindikasikan bahwa kontak sosial sangat berperan penting dalam upaya menekan penyebaran penyakit Diabetes. Hasil yang mengejutkan dari penelitian di skripsi ini adalah intervensi perawatan tidak dapat menurunkan jumlah penyebaran Diabetes secara signifikan.

Diabetes Mellitus is a non-contagious disease that cannot be cured. Besides, this disease is also deadly because it is easily complicated with other diseases such as coronary heart disease and kidney failure. Most people with Diabetes Mellitus has Diabetes Mellitus Type 2 (DM Type 2) that caused by obesity and an unhealthy lifestyle. Other than that, genetic factor is an other reason why a person is most likely to suffer from Diabetes Mellitus Type 2. Even though DM Type 2 cannot be cured, the patient can reduce the complication risk and live longer if he carries out medication treatments, such as insulin injection and taking blood sugar-lowering drugs. In this thesis, the S_lS_hEIT model will be used to understand the spread of Diabetes that are spread through social contact by considering risk groups and treatment interventions. The model refers to disease spread model introduced by Gumel (2012), which is a S_lS_hEI model with the biggest modification is a new compartment addition to describe the individual who is undergoing treatment. Analysis of the constructed model are performed analytically and numerically. Analytical results carried out to identify and analyze the existence of balance points, identify basic reproduction number (R_0), and analyze the stability of endemic balance points using the Castillo-Chaves and Song Theorem (Martcheva, 2015). Studies conducted indicate that social contact is significant in suppressing the spread of Diabetes. The surprising result of the research in this thesis is that treatment interventions cannot significantly reduce the spread of Diabetes."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>