Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 162847 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pangalila, Fabian
"Pasar modal Indonesia telah mengalami pasang-surut, masa keemasan bullish maupun bearish yang Sampai Saat ini masih berkepanjangan. Meskipun hampir dapat dipastikan tentu saja pasar modal kita akan kembali mengalami era bullish sejalan dengan life cycle suatu pasar yang sifatnya cukup alami. Di samping itu pasar modal merupakan suatu pilihan investasi yang tersedia bagi masyarakat di antara berbagai kemungkinan alternatif investasi lainnya.
Semakin berkembangnya pasar modal suatu negara, maka kebutuhan untuk memperoleh informasi yang akurat dan tepat semakin diperlukan dalam menganalisis suatu harga saham. Fiai ini berkaitan erat dengan tujuan akhir para investor yakni mengharapkan tingkat pengembalian investasinya yang positif.
Semakin besar tingkat pengembalian investasi yang diharapkan para pemilik modal, tentu akan dibarengi oleh semakin tingginya tingkat resiko (no risk no gain) yang dihadapi. Dalam hal investasi saham, satu masalah yang sangat mendasar adalah bagaimana investor mengolah seluruli informasi / data yang didapat untuk kemudian mengolah sena melakukan analisis yang komprehensif dan matang sebelum investor dapat menganibil keputusan membeli, menahan ataupun menjual suatu saham. Adapun informasi mengenai perusahaan PerUSaha publik selain diberikan oleb perusahaan yang bersangkutan, dapat juga diperoleh dan bçrbagai macam sunibcl lainnya. Selain ku, untuk memastikan akurasi dan informasi yang diberikan oleh perusallaan publik, seorang analis saham juga dapat melakukan konfirmasi mengenai suatu informasi dan sumber-sumber di luar perusahaan yang bersangkutan. Bisa disebut di smi antara lain sumber-sumber informasi yang dapat digall dan inedia massa (dalam dan luan negeni); Bloomberg, Reuters dan RTI; Bino Pusat Statistik; Bank indonesia; Internet dun media elektronik lainnya organisasi lndustri sajngan / kompetitor dan perusahaan publik tersebut. Dengan rnemiliki sumber informasi yang lengkap mengenal suatu perusahaan / saham, maka para investor baik individual maupun institusional dapat mengolah data informasi tersebut dan kemudian berangkat dali analisis tersebut seorang anaiis saham, strategist maupun manajer pengelola dana alcan dapat berusaha mengalahkan pasar.
Analisis fundamental dapat dilakukan mulai dan analisis ekonotni makro, analisis industri perusahaan serta analisis perusahaan itu sendiri. Berhubung cukup luasnya cakupan dalam analisis fundamental itu sendiri, maka penulis mencoba mempersemPit coverage analisis fundamental tersebut ke dalani hal analisis penilalan harga wajar sua.tu saham. Jadi analisis yang dilakukan banyak menyangkut kondisi dan kineija perusahaan di masa lalu, sekarang serta memperkirakan prospek perusahaan di masa yang mendatang. Dalam analisis terhadap nilai wajar guata saham dapat digunakan berbagai model penilaìan. Dalam karya tulis ini kami memulih Discounted Cash Flow Mode! serta Economic Value Added Model sebagai model penilaian suatu saham yang digunakan dalam penulisan Karya Akhir ini.
Dalam melakukan suatu analisa maka seorang fundamentalist akan beranggapan dengan menganalisis strategi pengembangangan perusahaan, manajemen, produk, posisi keuangan dan lain-lainnya, maka sudah cukup untuk melakukan analisis suatu saham untuk menentukan apakah saham tersebut undervalued ataupun overvalued. Sehingga kurang signifikan bagi seorang analis saham aliran tersebut untuk mempelajari pergerakan harga sahamnya sebagaimana dilakukan para analis teknikal. Sementara itu para analis teknikal ataupun chartist beranggapan bahwa mereka tidak pertu mengetahui kondisi perusahaan untuk memprediksi harga suatu saham di masa yang mendatang. Mereka yang masuk dalam kelompok ¡ni berasumsi bahwa dengan mempelajari pergerakan harga volume dan pola-pola grafik beserta indikator-indikator teknikalnya maka analisis sudah dapat dilakukan.
Berdasarkan analisis fundamental yang dilakukan, terlihat bahwa harga saham HMSP ini pada akhir X9 lebih tinggi dan tillai wajar (intrinsic value) yang dihitung melalui metode DCF. Sehingga keputusan yang sebaiknya diambil oleh investor adalah SELL / menjual saKam yang dimilikinya dengan catatan jika tujuan investor adalah jangka panjang maka ¡nvestor boleh HOLD ataupun dapat melakukan bargain hunting sahalfl HMSP dalam suatu time frame yang lebih singicat untuk kemudian menahannya dengan tujUafl investasi jangka panjang. Catatan ini diperlukan karena saham consumer goods pada umumnya serta saham HMSP pada khususnya dapat digolongkan saham yang cukup defensif terutama mengingat budaya merokok yang kental pada bangsa Indonesia.
Dari analisis fundamental dan teknikal yang dilakukan dapatlah ditarik kesimpulan bahwa kedua analisis tersebut dapat saling mendukung. Tentu saja dengan time frame yang berbeda juga dengan berjalannya waktu kesimpulan tersebut sewaktu-waktu dapat berubah. Selain ¡tu jika dengan adanya perubahan asumsi yang cukup mendasar maka dengan angica angka proyeksi yang berbeda dapat pula dicapai kesimpulan yang berbeda. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T5526
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M.F. Christiningrum
"ABSTRAK
Sejak digulirkannya Paket Deregulasi Pasar Modal (Keputusan Presiden No. 80 Tahun 1988) dan adanya fenomena pertumbuhan ekonomi yang tinggi di kawasan Asia Tenggara, mengakìbatkan perkembangan dan aktivitas Pasar Modal meningkat dengan sangat pesat. Perkembangan ini juga menyebabkan semakin banyaknya alternatif investasi yang ditawarkan kepada pemilik dana, dan salah satunya yang sangat populer ditawarkan adalah saham yang merupakan salah satu komoditas yang mewakili kelompok ?Surat Berharga?.
Alasan investor menanamkan dananya pada komoditas tertentu adalah ekspektasinya terhadap tingkat pengembalian yang maksimal yang dapat diperolehnya pada akhir masa investasi setelah memperhitungkan resiko yang harus dibadapinya. Pada saham selain pembagian dividend, pemilik saham juga mempunyai kesempatan mendapatkan penghasilan dan Capital Gain yang merupakan selisih harga jual diatas harga belinya. Namun sebelum seorang investor yang sukses (Intelligent Speculation) menanamkan dananya, terlebih dahulu harus melakukan analisa yang mendalam dengan menggunakan fakta serta informasi untuk menseleksi berbagai sekuritas yang ditawarkan, Terdapat berbagai pendekatan untuk melakukan proses ini, tetapi dalam karya akhir ini penulis menekankan pada analisa fundamental saja, dimana analisa ini mempelajari hubungan antara harga saham dan kondisi fundamental perusahaan. Karena pada dasarnya nilai saham mencerminkan nilai perusahaan (value of the firm) tidak hanya pada satu saat tertentu tetapi juga meliputi harapan (ekspektasi) akan kemampuan perusahaan dimasa yang akan datang.
Bank XYZ sebuah perusahaan yang telah go publik, dalam penulisan ini dipilih sebagal perusahaan yang akan dipakai sebagai obyek penelitian, dengan pertimbangan kondisi fundamentalnya yang baik dan tergolong sehat menurut penilaian Bank Indonesia. Tahap analisa yang dilakukan diawali dengan pembuatan proyeksi laba bersih dua tahun kedepan dengan melihat kondisi masa lalu dan asumsi-asumsi terhadap prediksi masa yang akan datang, dilanjutkan dengan analisa pesaing terhadap lima bank yang dianggap menjadi pesaing utamanya. Hasil perhitungan tersebut kemudian digunakan untuk membuat penilaian atas nilai itrinsik saham Bank XYZ.
Hasil analisa Price Earning Ratio dua tahun kedepan yang cukup baik, Price to Book Value (PBV) yang moderate serta Deviden Yield yang tidak terlampau tinggi namun harga saham tetap stabil diatas rata-rata harga pesaingnya memberi indikasi bahwa saham bank XYZ masih diminati dan dinilai tinggi oleh investor. Hal ini ditunjang oleh kondisi perusahaan yang tetap menerapkan konsep prudent banking dengan tetap menjaga kualitas aktìva produktifnya Pada tingkat pertumbuhan yang konservatif namun hasil yang maksimal, mengembangkan sumber daya yang dimilikinya, serta meminimalisasi resiko tidak sistematis (Unsystematic Risk) yang dimilikinya melalui diversifikasi usaha ke bentuk jasa pembiayaan antan lain seperti Leasing, anjak piutang, asuransi, melakukan joint venture dengan Sumitomo Bank seria rnenjatankan usaha perdagangan sekuritas.
Setelah melalcukan analisa atas saham Bank XYZ rekomendasi yang diberikan bagi calon investor terhadap saham ¡ni adalah BELI (BUY) karena PER yang tinggi dimasa depan memberikan indikasi bahwa Estimated Value dimasa yang akan datang masih lebìh tinggi dari Market Price masa sekarang, sangat besar kemungkinan bahwa investor alcan memperoleh Capital Gain dari transaksi saham ini."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Syaifudin
"Pasar modal Indonesia merupakan salah satu sarana investasi yang berkembang sangat pesat sejak tahun 1988. Perkembangan pesat ini dapat dilihat dan jumlah transaksi yang terus meningkat , banyaknya perusahaan yang menjual sahamnya kepada masyarakat. dan bertambah banyaknya pelaku pasar modal lainnya seperti pialang dan investor.
Terdapat berbagai jenis investor seperti investor perorangan, yayasan dana pensiun, perusahaan asuransi dsb. Setiap investor mempunyai ciri-ciri dan tujuan tertentu yang berbeda, namun pada dasarnya tujuan utama investasi adalah meningkatkan kekayaan investor. Salah satu jenis investor yang banyak melakukan investasi dalam pasar modal Indonesia adalah perusahaan asuransi. PT.X merupakan salah satu perusahaan asuransi milik negara yang cukup besar.
PT. X dapat memilih berbagaï alternatif investasi baik investasi dengan resiko rendah maupun investasi dengan resiko tinggi, investasi jangka pendek maupun jangka panjang. Pasar modal Indonesia merupakan sebuah alternatif investasi yang semakin berperan dalam PT. X dimana hal ini ditandai dengan peningkatan investasi PT. X dalam pasar modal secara drastis dalam tahun 1990.
Penurunan harga saham tercermin dalam penurunan indeks harga saham gabungan (IHSG). Penurunan harga saham, menyebabkan perusahaan memperoleh kerugian potensial sehingga menyebabkan nilai kekayaan saham PT. X berkurang cukup besar. Penurunan kekayaan ini terjadi secara perhitungan saja dan hanya akan terjadi jika perusahaan menjual saham-sahamnya.
Dilain pihak penghasilan dari saham yang nyata dapat berupa capital gain dan dividen. Capital gain dan dividen yang dìperoleh oleh perusahaan merupakan penghasilan yang sudah direalisasikan. Penghasilan ini merupakan penghasilan yang benar?benar meningkatkan kekayaan PT. X.
Evaluasi kinerja terhadap investagi saham PT. X dapat dilakukan dengan melihat beberapa pendekatan antara lain dengan melihat penghasilan nyata yang diterima perusahaan, melihat penghasilan nyata dan laba/ rugi potensial maupun dengan membandingkan portfolio saham yang dimiliki dengan saham-saham di pasar modal. Saham-saham yang dimiliki perusahaan dapat dibandingkan dengan saham-saham di pasar modal dengan menggunakan pendekatan indeks harga. Perbandingan IHSG dengan indeks harga saham PT. X (IHSA) dapat menunjukkan apakah kinerja saham yang dimiliki PT. X lebih baik/buruk dibandingkan pasar modal.
Kinerja saham individu yang dimiliki PT. X dapat lebih baik/buruk dari kinerja portofolio saham PT. X. Dalam me lakukan investasi PT. X harus membeli saham individu yang mempunyai kinerja lebih baik dan menjual saham yang mempunyai kinerja atau kurang baik khususnya saham yang mempunyai resiko tinggi tapi memberikan tingkat hasil yang rendah."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azzahra Puti Safira
"Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh Islamic financial literacy dan personality traits melalui pendekatan theory of planned behaviour yang dimodifikasi terhadap intensi berinvestasi di pasar saham oleh masyarakat Muslim Indonesia. Data penelitian ini diolah menggunakan metode PLS-SEM melalui SmartPLS 3.3.3. Penelitian ini menemukan bahwa attitude, subjective norms, dan personality traits memiliki pengaruh langsung yang signifikan positif terhadap intention to invest, financial self-efficacy dan Islamic financial literacy tidak memiliki pengaruh langsung yang signifikan pada intention to invest, Islamic financial literacy secara langsung dapat mempengaruhi personality traits secara signfikan positif, Islamic financial literacy memiliki pengaruh signifikan positif terhadap intention to invest pada saat dimediasi oleh attitude dan personality traits, serta financial selfefficacy tidak mampu memberikan efek mediasi dan moderasi dalam hubungan personality traits terhadap intention to invest.

This study aims to determine the effect of Islamic financial literacy and personality traits through a modified theory of planned behavior approach to the intention to invest in the stock market by Indonesian Muslims. The data of this study were processed using the PLS-SEM method through SmartPLS 3.3.3. This study found that attitude, subjective norms, and personality traits have a significant positive direct effect on intention to invest, financial self-efficacy and Islamic financial literacy do not have a significant direct effect on intention to invest, Islamic financial literacy can significantly positive affects personality traits, Islamic financial literacy has a significant positive effect on intention to invest when mediated by attitude and personality traits, and financial self-efficacy is not able to provide mediating and moderating effects in the relationship between personality traits and intentions to invest."
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Velianna Christanty
"Pasar modal merupakan salah satu alternatif investasi bagi para investor dalam memutar dananya untuk memperoleh keuntungan. Berinvestasi di bursa saham dalam rangka mencari keuntungan mengakibatkan para investor berusaha menekan faktor-faktor penenentu yang mempengaruhi imbal hasil saham.
Dalam analisis keuangan, kondisi keuangan tidak hanya dilihat pada suatu waktu tertentu, tetapi juga dievaluasi pola dan keterkaitan dari waktu ke waktu. Komposisi dan rasio keuangan digunakan sebagai salah satu pedoman untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan.
Karya akhir ini berisi peneitian yang membahas pengaruh antara analisa laporan keuangan khususnya rasio keuangan terbadap imbal hasil saham perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi di Bursa Efek Jakarta pada periode 1995-1997, 1998-2000, dan 1995-2000.
Data-data yang digunakan adalah Laporan Keuangan dan Laba Rugi per 31 Desember tahun 1995-2000 yang kemudian dihitung rasio-rasio keuangannya, deviden yang dibayarkan tahun 1995-2000 dan harga saham penutupan akhir tahun 1994-2000. Dengari menggunakan penelitian Machlbedz (1994) sebagai acuan penentuan rasio keuangan maka dipilih kategori raslo keuangan bagi perusahaan besar, karena diasumsikan bahwa pemisahaan yang sudah mencatatkan sahamnya di pasar modal merupakan perusahaan yang tergolong besar dan berdiri sejak kurun waktu yang cukup lama. Terdapat sembilan belas rasio keuangan yang dipergunakan dalam penelitian termasuk salah satu diantaranya adalah rasio EPS yang merupakan variabel yang signifikan pada penelitian sebelumnya (tahun 1994-1997) yang dilakukan oleh Sdr. R. Riza Rusdianto terlepas dari nilai Durbin Watson test-nya.
Tahap awal dari analisis yang dilakukan adalah dengan meregresikan semua variabel bebas tersebut terhadap imbal hasil saham sesuai dengan periodenya masing-masing. Karena terdapat efek serial correlations maka semua variabel bebas dan terikat tersebut harus ditransformasikan terlebih dahulu dengan menggunakan metode Prais Winsten Transformation untuk menghilangkan efek serial correlation. Setelah diketahui tidak ada efek serial correlations maka untuk memperoleh variabel-variabel yang signifikan terhadap imbal hasil saham pada tingkat a = 0,05 dipergunakan regresi stepwise. Dan sebagai Iangkah terakhir adalah mentransformasi ulang konstanta dan koefisien dan variabel-variabel bebas yang signifikan. Pentransformasian ulang dipergunakan untuk memperoleh persamaan multiregresi yang valid dalam memprediksi imbal hasil saham.
Variabel signifikan yang dihasilkan dari regresi stepwise ini adalah variabel Earnings Per Share (BPS) dan Quick Aktiva/Aktiva Total untuk periode 1995-1997; variabel PER untuk periode 1998-2000; varabel Aktiva Lancar/Sales, PER dan EPS. untuk periode 1995-2000. Semua variabel signifikan tersebut mempunyai probability berkisar antara 0,000 ? 0,032, bebas dari efek serial correlations karena nilai Durbin Watson test berkisar antara 1,757 ?2,074 dan nilai VIF yang mendeteksi tentang ada atau tidaknya multicollinierity juga cukup bagus yaitu berkisar antara 1,000 ? 1,047 jauh dibawah 5.
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah rasio keuangan dapat dipergunakan untuk memprediksi imbal hasil saham dimasa yang akan datang walaupun R Square dibawah 50%, Para investor dapat menggunakan rasio keuangan terutama EPS dan PER sebagai salah satu alat untuk mendukung pengambilan keputusan investasi di BEJ pada saham perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi dan bagi para pengusaha harus Iebih melaksanakan efisiensi dalam operasional perusahaannya sehingga memperoleh positif earnings yang dapat dipergunakan untuk menutup semua kewajiban-kewajibannya dan meningkatkan performancenya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T1201
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mawar Dewi
"Menurut random walk theory harga saham bersifat bebas (independent) dan tetap (stationary) terhadap waktu. Berdasarkan teori tersebut diyakini bahwa jangka waktu investasi tidak akan mempengaruhi resiko dan komposisi portofolio saham. Pendapat ini menentang berlakunya teori time diversifIcation, yang menerangkan bahwa resiko akan semakin berkurang dengan meningkatnya jangka waktu investasi. Para praktisi yang mendukung teori time diverxiflcution memberikan argumen dengan berdasarkan kondisi pasar yang sangat komplek, yaitu:
- Return saham tidak selalu independent dari waktu ke waktu
- Covariance tidak selalu nol dan akan bervariasi dan waktu ke waktu.
Hal diatas menyebabkan adanya perbedaan pendapat mengenai teori time diversification. Terlepas dari pro dan kontra terhadap teori nine diversifIcation di luar negeri, perlu dilakukan penelitian tentang aplikasi teori tersebut di Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jangka waktu investasi terhadap kinerja pada kelompok saham berkapitalisasi besar dan kecil secara individu. Selanjutnya tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh jangka waktu investasi terhadap kinerja dan komposisi portofolio saham.
Data yang digunakan dalam penelitian adalah data IHSI per akhir bulan sampel saham selama bulan Juli 1992 sampai Juni 1997. Penentuan waktu observasi berdasarkan kondisi pasar modal di Indonesia dalam kondisi yang balk sebelum terjadi krisis moneter di Indonesia. Penelitian dilakukan untuk 4 investment horizon, yaitu 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan.
Untuk mengetahui kinerja saham dihitung parameter kinerja setiap saham, yaitu holding period return dan standard deviation masing-masing saham untuk setiap investment horizon. Untuk melakukan perbandingan kineira terhadap jangka waktu investasi dilakukan annualisasi masing-masing parameter terlebih dahulu. Selanjutnya nilai annualized dan masing-masing parameter tersebut dibandingkan terhadap investment horizon, Hasil perbandingan ¡ni untuk menjawab pertanyaan pengaruh jangka waktu investasi terhadap kinerja saham secara individual.
Untuk mengetahui pengaruh jangka waktu investasi terhadap kinerja dan komposisi portofolio saham, maka dibentuk portofolio yang disusun dari 2 kelompok saham, yaitu small stock dan large stock Dilakukan perbandingan kinerja portofolio dari kedua kelompok saham tersebut dengan membandingkan portofolio optimal untuk setiap peniode investasi. Portofolio optimal dibentuk berdasarkan nilai reward to variability maksimal untuk setiap periode investasi. Selanjutnya rasio tersebut dibandingkan terhadap investment horizon. Terakhir dilakukan pembentukan portafolio dan risky asset/small stock & large stock) dan risk free asset (SW). Komposisi dari kedua kelompok asset tersebut dibandingkan terhadap investment horizon.
Hasil penelitian dinyatakan dalam 3 perspektif, yaitu kinerja saham secara individual, kinerja portofolio yang disusun dan 2 kelompok saham dari kinerja portofolio dan risky asset dan risk free asset. Kinerja saham secara individual menunjukan, baik untuk small stock dan large stock, kinerja akan semakin menurun dengan semakin meningkatnya peniode investasi. Hal ini disebabkan semakin berkurangnya nilai return saham terhadap peningkatan investment horizon, sementara nilai standard deviation mengalami peningkatan akibat meningkatnya investment horizon.
Kinerja portofolio yang di susun dari small stock dan large stock rnenunjukan kinerja yang semakin menurun dengan semakin meningkatnya investment horizon. Hal ini dilihat dari rasio reward to variability yang semakin berkurang dengan semakin meningkatnya periode investasi. Hal ini disebabkan karena tezjadinya peningkatan resiko portofolio, yang ditandai dengan meningkatnya deviasi standar portofolio. Koefisien korelasi antara kedua kelompok aset yang positif dan semakin besar dengan meningkatnya jangka waktu investasi, menyebabkan diversifikasi kedua kelompok aset tersebut tidak efktif dalam mengurangi resiko.
Komposisi portofolio yang disusun dari risky asset, yaitu portofolio saham, dan risk free asset, yaitu Sertifikat Bank Indonesia. menunjukan besarnya alokasi dana yang ditempatkan untuk risky asset semakin menurun dengan meningkatnya periode investasi, Hal ini berarti bahwa akan lebih menguntungkan untuk meLakukan investasi dalam bentuk risk free asset dengan semakin bertambahnya jangka waktu investasi. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T1346
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rene Julius Kurnia
"ABSTRAK
Pada dasarnya terdapat dua macam faktor yang dapat mempengaruhi kinerja dan pasar
modal yaitu faktor ekonomi dan faktor politik. Walaupun tidak memiliki hubungan secara
Iangsung, faktor politik juga mempunyai peranan yang cukup signifikan dalam menentukan
kinerja dan pasar modal.
Penelitian yang dilakukan kali ini berbentuk event study, dimana peristiwa yang dipilih
adalah peristiwa pencabutan fasilitas mobnas oleh pemerintah pada tanggal 15 Januari 1998
dimana segala hak ekslusif yang dimiliki PT. Timor Putra Nasional dalam hal pembebasan
pajak bea cukai. Strategi umum yang digunakan dalam event study adalah mengihitung
abnormal return yang dihasilkan selama periode peristiwa, dan abnormal return yang
dihasilkan akan diuji apakah memang memiliki pengaruh yang cukup signifikan.
Periode penelitian yang digunakan terdiri dari 2 periode waktu, yaitu periode estimasi
dan periode peristiwa. Periode estimasi adalah periode selama 261 hari bursa sebelum periode
peristiwa. Sedangkan untuk periode peristiwa adalah mulai tanggal 1 Januari 1998 sampai
dengan tanggal 29 Januari 1998 (21 hari bursa). Periode peristiwa terdiri dari 10 hari bursa
sebelum peristiwa (pre event) yaitu mulai tanggal 1 Januari 1998 sampai dengan 14 Januari
1998, dan 10 hari bursa setelah peristiwa (post event) yaitu dan tanggal 16 Januari 1998
sampai dengan tanggal 29 Januari 1998. Pemilihan sampel yang dilakukan oleh peneliti adalah
melihat saham-saham yang tergabung dalam industri otomotif dan komponennya yang terdiri
dari 11 saham yang diperdagangkan pada saat itu.
Untuk penelitian tahap awal dilakukan pencarian bentuk stasioner masing-masing
saham, kemudian dari hasil ini dilakukan penelitian dengan mencari model regresi masing
masing saham dengan menggunakan 2 permodelan yaitu dengan menggunakan model ARIMA
dan model ARCH/GARCH. Hasil akhir yang didapat dari permodelan tersebut menghasilkan
4 saham model regresi yang signifikan (dapat memenuhi a=5%) yaitu saham ADMG. saham
GJTL, saham LPIN dan saham SMSM.
Dari hasil masing-masing permodelan regresi tersebut dilakukan forecast sehingga dari
hasil forecast tersebut didapat saham proyeksi. Selisih saham proyeksi dari saham aktual
dinamakan abnormal return.
Penelitian dilanjutkan dengan melakukan pengolahan data secara matematis terhadap
hasil masing-masing hasil forecast dan kedua permodelan tersebut, dimana kita mencari
bentuk Cummulative Abnormal Return dan Standardized Abnormal Return, dari hasil CAR
masing-masing saham diplot ke dalam gambar untuk mengetahui pergerakan CAR masing
masing saham tersebut selama periode event.
Hasil dari plot kedua permodelan tersebut diketahui bahwa rata-rata saham tersebut
mengalami kebocoran informasi sebelum tanggal event, dimana CAR tertihat bergerak ke sisi
negatif yang berarti reaksi pasar negatif terhadap kebijakan pencabutan mobnas oleh
pemerintah.
Untuk analisa individu masing-masing saham diketahui saham ADMG mulai
melakukan pergerakan pada tn, dimana pergerakan CAR saham ini berbentuk seperti anak
tangga yang mengalami pergerakan ke sisi negatif yang lebih besar.
Saham GJTL mengalami pergerakan CAR pada t9 dirnana saham ini bereaksi negatif
terhadap kebijakan pencabutan fasilitas mobnas baik sebelum maupun sesudahnya.
Untuk saham LPIN megalami pergerakan negatif pada t9 hingga pada 1 hari sebelum
tanggal event, dimana pada t0 saham mengalami kenaikan hingga CAR mencapai positif.
tetapi pada t+4 mengalami penurunan yang besar sehingga CAR mencapai titik negatif
kembali.
Saharn SMSM memiliki kecenderungan berada di sisi negatif baik sebelum
pengumuman maupun setelah pengumuman dimana tampak saham ini mengalami beberapa
kali rebound walaupun pada akhir periode even tampak tidak dapat mencapai titik ekuilibrium
kembali.
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kedua hasil permodelan tersebut dapat diketahui dengan mempergunakan perhitungan equality of Mean dari masing-masing permodelan, didapat bahwa probabilitas yang dihasilkan diatas 5% yang berarti menerima hipotesis nol (H0) mengenai adanya kualitas data yang dimiliki antara permodelan ARIMA dengan permodelan ARCH/GARCH adalah sama.
"
2002
T3545
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prama Nugraha
"Salah satu hal penting yang harus dipertimbangkan oleh perusahaan yang akan menawarkan sahamnya kepada masyarakat adalah penentuan harga saham perdana. Berdasarkan keputusan Ketua Bapepam No. KEP-O1/PM11988 tanggal 22 Pebruari 1988 pasal 11, disebutkan bahwa harga saham perdana ditetapkan berdasarkan kesepakatan bersama antara emiten dan penjamin emisi. Harga saham tersebut haruslah merupakan harga yang wajar, artinya bahwa harga saham tersebut sesuai dengan kondisi fundamental yang dimiliki perusahaan dan dapat diterima oleh para calon investor.
Dalam Penawaran Umum Perdana Saham PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk, perkirakan harga saham perusahan dilakukan dengan analisa fundamental yang meliputi pertimbangan kondisi eksternal dan internal perusahaan. Kondisi eksternal perusahaan meliputi kondisi makro ekonomi dan industri perbankan, sedangkan kondisi internal perusahaan meliputi kinerja yang telah dicapai perusahaan, strategi yang akan dikembangkan perusahaan di masa mendatang serta analisis mengenai perhitungan harga saham perusahaan.
Dengan menggunakan metode Free Cashflow to Equity, harga saham perdana PT Bank Nusaritara Parahyangan Tbk berdasarkan kondisi fundamentalnya adalah antara Rp. 466,24 hingga 1.314,53 dengan harga pada kondisi normal (sesuai dengan yang diprediksi manajemen perusahaan) sebesar Rp. 921,14. Namun pada Penawaran Umum Perdana, saham Perusahaan ditawarkan pada harga sebesar Rp. 525,00 per lembar saham. Penentuan harga saham perdana tersebut didasarkan atas hasil pemantauan minat calon investor terhadap saham Perusahaan. Dengan harga yang relatif Iebih rendah daripada hasil anahsa fundamentalnya, serta dengan rasio Price Earnings (PE) dan Price to Book Value (PB V) yang Iebih rendah dari rasio PE dan PBV rata-rata industri perbankan, diharapkan calon investor akan tertarik untuk membeli saham Perusahaan. Dengan membaiknya kondisi ekonomi dan industri perbankan serta terus dipertahankannya kinerja Perusahaan, diperkirakan harga saham Perusahaan akan dapat meningkat mencapal nilai fundamentalnya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T4987
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marthin Palolo T.P.H.
"ABSTRAK
Krísis yang sedang dialamj Indonesia teiah memberikan implikasi yang cukup
berat bagi setiap perusahaan terutama untuk memperoleh pembiayaan hutang
perbankan dalaim rangka ekspansi perusahaan. Sedangkan bila ekspansi tidak dilakukan
maka perusahaan tidak akan mampu mempertahankan pertumbuhan penjualan dan dapat
kalah dalam persaingan yang semakin meningkat. Oleh sebab itu PT Kimia Farma telah
melakukan penawaran umum sahamnya kepada publik untuk memperoieh dana
masyarakat sebagai alternatíf selain pembiayaan hutang. Namun konsekuensi dan atas
tindakan perusahaan tersebut adalah perusahaan harus membenkan informasi perusahan
kepada publik secara transparan.
Pasar modal sebagai salah satu alternatif investasi bagi investor juga menawarkan
keuntungan seiring dengan resiko yang melekat pada wahana investasi ini. Semakin tinggi
tingkat keuntungan yang diharapkan seorang investor maka semakin tinggi pula resiko
yang harus dihadapinya. Untuk itu seorang investor yang bijaksana akan melakukan
analisis yang matang sebelurn mengambil keputusan membeli, menaban atau menjual
suatu saham. Salah satu bentuk analisis yang dapat dilakukannya adalah analisis
fundamental.
Analisis fundamental dengan metode top down approach dimulai dengan analisis
perekonomian makro, analisis industri dimana perusahaan berada, dan analisis perusahaan.
Analisis makro diantaraflYa membahas analisis terhadap vanabel-vartabel perekonornían
makro, seperti pertumbuhifl ekonomi, kebijakan moneter dan fiskal, inflasi, dan tingkat
suku bunga. Sedangkan analisis industri dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan
anaiisis five force (Porter,I9» yaitu melihat kekuatan-kekuatan yang akan mengancam
prolitabilitas perusahaan. Sementara itu analisis perusahaan adalah melihat kondisi dan
kinerja perusahaan di masa lalu dan sekarang untuk memperkirakan prospek perusahaafl di
masa yang akan datang. Yang dilakukan dalam analisis perusahaan antara lain analists
terhadap laporan keuangan, strategi perusahaan, dan penghitungan nilai intrinsik saham
dengan menggunakan Free Cash Flow to The Firm Model.
Berdasarkan analisis fundamental yang dilakukan dengan Free Cash Flow ?o The
Firm Model, diperoleh indikasi nilai intrinsik saham sebesar Rp 281,00 per lembar saham
dengan kisaran nilai antara Rp 119,00 hingga Rp 605,00 per lembar saham. Selanjutnya
investor membandingkan indikasi nilai ini dengan harga pasar saham tersebut untuk dapat
menentukan apakah harga tersebut undervalued atau overvalued. Tetapi dengan
berjalannya waktu yang selalu diikuti dengan adanya ketidakpastiafl, kesimpulan tersebut
dapat saja berubah. Hal ini disebabkan proyeksi yang dibuat sudab tidak sesuai lagi dengan
kondisi yang terjadi sehingga kesimpulan akhir yang diperoleh dapat berubah.
"
2001
T5523
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abubakar Hakim
"ABSTRAK
Dalam tulisan ini, saya akan mencoba menilai harga saham PT Kalbe Farma Tbk.
yang usahanya bergerak di industri farmasi. Analisa fundamental akan dilakukan
sebelum kita membuat asumsi-asumsi untuk peramalan earning perusahaan masa
depan. Analisa industri farmasi dari PT Kalbe Farma Tbk, pada dasamya, ditujukan
untuk mengidentifikasi keadaan ekonomi makro Indonesia, kondisi industri farmasi
Indonesia, analisa siklus industri, analisa siklus bisnis, strategi bersaing Perusahaan,
serta pertumbuhan pasar farmasi.
Secara umum, ada tiga pendekatan yang dapat kita gunakan dalam melakukan
penilaian fair value dari suatu saham (valuation). Yang pertama adalah discounted cash
flow valuation, yang menghubungkan nilai suatu asset dengan nilai sekarang dari arus
kas masa depan yang diharapkan dan asset tersebut. Yang kedua adalah relative
valuation, yang mengestimasi nilai asset dengan melihat pada penentuan harga pada
asset-asset yang sebanding secara relatif terhadap vaniabel-variabel yang umum seperti
earnings, cash flow, book value atau sales. Yang ketiga adalah contingent claim valuation,
yang menggunakan option pricing mode! untuk mengukur nilai suatu asset yang memiliki
karakteristik option.
Namun, lepas dari model mana yang akan kita gunakan, asumsi-asumsi yang
mendasari pembuatan analisa kitalah yang sebenarnya lebih penting dalam
meramalkan earning yang dapat dthasilkan perusahaan di masa depan. karena prospek
perusahaan terkait dengan faktor-faktor eksternal di luar perusahaan itu sendiri, maka
dalam membuat analisa fundamental ini, kita harus mempertimbangkan lingkungan di
mana perusahaan melakukan usahanya.
Karena itu, sangat masuk akal jika kita melakukan top-down analysis sebelum
membuat asumsi untuk meramalkan prospek perusahaan masa datang. Kita akan
melakukan analisa mengenai keadaan makro dari negara di mana perusahaan
melakukan usahanya dan dilanjutkan dengan analisa industri dimana perusahaan
beroperasi serta melihat posisi perusahaan relatif terhadap perusahaan-perusahaan lain
dalam industri tersebut. Baru setelah itu, kita melakukan peramalan earning perusahaan
masa depan dan meiakukar penilaian dengan metode yang ada.
Dari metode analisa di atas, terithat jelas bahwa hasil dari valuation ini akan
didasari pada asumsi-asumsi yang didapat dan analisa fundamental yang dibuat pada
awal proses tersebut. Karena itu analisa fundamental dapat dikatakan sebagai kunci
dari proses penilaian fair value dari saham ini. Analisa fundamental yang baïk akan
membuat proses valuation ini memberikan hasil yang maksimal sehingga tentunya dapat
digunakan oleh investor dalam mengambil keputusan investasi.
Pada akhirnya, kita tetap harus mengingat bahwa valuation dalam karya kahir ini
mengacu pada satu skenario dasar yang mungkin menyebabkan kesalahan dalam
melakukan penilaian perusáhaan. Sehingga, disarankan agar peramalan earning
dilakukan dengan beberapa skenario yang lebih rinci untuk mendapatkan hasil yang
lebih akurat.
"
2002
T2382
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>