Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 176931 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eri Purnomohadi
"ABSTRAK
Menghadapi Perkembangan dunia kearah Globalisasi,
perusahaan?perusahaan dituntut untuk mengantisipasi kondisi
tersebut, dimana dapat merupakan peluang bagi perusahaan untuk
tumbuh (growth) dan berkembang (expansion). Dalam rangka
mengantisipasinya maka perusahaan harus memperhatikan aspek?aspek
yang diperlukan untuk melakukan pemasaran global produk?
produknya.
Beberapa bagian dunja cenderung membentuk blok-blok
perdagangan seperti terbentuknya NAFTA (North American Free Trade
Area), EEC (European Economic Community) dan AFTA (Asean Free
Trade Area). Selanjutnya EEC berubah menjadi Pasar Tunggal Eropa,
yang merupakan pasar domestik tunggal masyarakat Eropa dengan
díhapuskannya hambatan?hambatan díantara kedua belas negara
anggotanya. Sehingga akan terdapat lalu lintas bebas barang dan
jasa serta keserasian standar produk yang dipasarkan.
Indonesia telah banyak melakukan ekspor ke negara?negara di
pasaran Eropa, akan tetapi untuk saat ini strategi pemasaran yang
dilakukan harus berbeda. Hal ini karena pasar tunggal tersebut
dapat merupakan suatu tantangan dimana adanya benteng
Proteksionisme untuk melindungi perusahaan-perusahan domestik.
Walaupun demikian Pasar Tunggal Eropa dapat merupakan suatu
Peluang bagi produk-produk Indonesia yang berhadapan sekaligus
dengan konsumen berjumlah lebih dari 350 juta dan kurang lebih 30
sub pasar lainnya. Selama ini dominasi ekspor produk Indonesia
adalah dan komoditi pertanian akan tetapi masih banyak produk
lain yang masih dapat. bersaing seperti : pakalan dalam, kartas
cetak, alas kaki, dan produk?produk karet yaitu ban kendaraan
bermotor.
Dalam tahun 1990/1991 ini Industri Ban Nasional mencatat
perkembangan yang cukup pesat setelah pemerintah mengambil
langkah?langkah rangkaian kebijaksanaan deregulasi, dan didorong
pula oleh investasi baru serta peningkatan dan perrnirltaafl pasaran
ban dalarn negeri yang harus dipenuhi terlebih dahuIu.
Produsen ban nasional terdiri dari beberapa perusahaan yang
tergabung dalam Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia, sebanyak tujuh
perusahaan diantaranya telah melakukan ekspor ke mancanegara.
perkembangan permintaan ban kendaraan bermotor didalam negeri
sendiri sangat baik sejalan dengan perkembangan industri
kendaraan bermotor, sebagai original equipment maupun untuk
replacement market.
Bagi industri ban nasional meningkatkan ekspor bukan
merupakan suatu hal yang mudah. Selain biaya produksi dan mutu,
maka peluang di pasar internasional juga sangat menentukan.
Dengan semakin ketatnya persaingan maka faktor biaya produksi
menjadi lebih dominan dalam usaha peningkatan ekspor. Peluang di
pasar Internasional untuk ban saat ini masih terbuka, yaitu
semakin diterimanya mutu produk ban Indonesia di pasaran
Internasional.
Dalam mencapai peluang ekspor industri ban yang lebih baik
di pasaran Internasional dan menghadapi keberadaan Pasar Tunggal
Eropa, diperlukan suatu strategi pemasaran yang tepat. untuk itu
kami mengharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi
strategi pemasaran internasional industry ban.
"
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evita Wishnuwardani
"Dengan dibebaskannya masa kuota dalam perdagangan kopi Internasional, setiap negara produsen kopi diperbolehkan mengekspor sebanyak kemampuan produksi mereka. Terjadinya over supply akibat meningkatnya jumlah ekspor dari tiap negara produsen menyebabkan harga di pasar dunia jatuh, dan secara langsung menurunkan penerimaan devisa bagi negara produsen dan eksportirnya. Dalam menghadapi situasi perdagangan yang kurang menguntungkan ini, tiap eksportir perlu lebih memperhatikan strategi pemasarannya. Analisa dilakukan dengan SWOT Analysis, dan mengembangkan strategi bauran pernasaran berdasarkan posisi perusahaan dalam industri. PT PBAM mempunyai kekuatan internal yang tinggi, tetapi menghadapi ancaman eksternal yang tinggi juga. Strategi yang disarankan pada PT PBAM adalah disamping secara aktif memperhatikan masalah peningkatan mutu, juga melakukan pengembangan pasar ke Scandinavia dan Eropa Timur serta pengembangan produk untuk target pasar yang berbeda."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
S18392
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Finari Manan, Author
"ABSTRAK
Kawasan berikat (Bonded Zone) merupakan salah satu bentuk fasilitas yang diberikan oleh Pemerintah dalam rangka pengembangan dan peningkatan iklim investasi, meningkatkan ekspor dan pertumbuhan industri dalam negeri dengan kemudahankemudahan yang diberikan.
Apabila dibandingkan dengan kawasan berikat yang berada di negara lain, dalam hal ini China atau lebih dikenal dengan nama Zhuhai Free Trade Zone (ZHFTZ), keberadaan kawasan berikat di Indonesia belum mencapai hasil yang optimal dikarenakan masih terdapat kelemahan-kelemahan dalam hal kualitas pelayanan, kepastian hukum, promosi yang tidak disosialisasikan dengan baik, pembatasan-pembatasan yang memagari ruang lingkup pengusaha sehingga pertumbuhan kawasan berikat di Indonesia masih tertinggal dari negara lainnya.
Tujuan penulisan karya akhir ini adalah untuk menjelaskan gambaran kawasan berikat Indonesia di masa depan, mengidentifikasi strategi pengembangan yang dilakukan oleh Penyelenggara Kawasan Berikat serta mengkonstruksi konsep model bisnis dalam rangka pengembangan Kawasan Berikat Indonesia yang bernilai bagi pemakai.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei. Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif analitis yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan sesuatu hal seperti apa adanya. Pengumpulan data sekunder diperoleh dari beberapa pengusaha di kawasan berikat (PDKB) serta PKB merangkap PDKB sebagian besar berlokasi di Kawasan Berikat Nusantara Tanjung Priok (PT. KBN Tanjung Priok). Untuk pengambilan data primer dilakukan dengan teknik wawancara mendalam terhadap key information. Faktor-faktor internal dan eksternal yang dievaluasi merupakan faktor-faktor yang terdapat pada model bisnis dengan tujuh unsur meliputi posisi kompetitif, kegiatan terkait, lingkungan industri, sumber daya dan kapabilitas serta faktor biaya.
Analisa kawasan berikat dimulai dengan menggali core competencies yang dimiliki perusahaan. Selanjutnya analisis dilakukan dengan menetapkan model bisnis yang secara tidak langsung telah dijalankan oleh PKB atau PKB merangkap PDKB. Dengan memilih salah kawasan berikat di dunia yang dianggap berhasil, yang selanjutnya dipakai sebagai benchmarking, dapat dianalisa kelemahan-kelemahan faktor internal maupun ekstemal yang harus diperbaiki serta kekuatan-kekuatan yang dimiliki suatu kawasan berikat untuk dimanfaatkan secara optimal agar menghasilkan kawasan berikat yang efektif Selanjutnya perusahaan akan menentukan strategi yang dapat dipertimbangkan untuk dipilih sebagai pedoman yang perlu dilakukan.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa kompetensi inti dan strategi internal ada yang perlu diperbaiki dan ada yang perlu dimanfaatkan secara optimal. Faktor internal yang yang perlu diperbaiki adalah kualitas pelayanan, jaminan kepastian hukum, jaringan infrastruktur, sosialisasi pemasaran kawasan berikat, mengurangi ekonomi biaya tinggi. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi pengembangan kawasan berikat adalah kebijakan pengembangan ekspor non migas serta stabilitas keamanan dan politik. Strategi yang paling tepat dalam upaya pengembangan kawasan berikat nusantara adalah dengan mensinergikan faktor internal dan eksternal dengan melihat faktor-faktor kunci yang menjadi kelemahan dan kekuatan.
Dengan demikian strategi pengembangan perusahaan kawasan berikat dalam upaya peningkatan investasi di Indonesia akan lebih efektif dalam implementasinya.
"
2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imanuddin
"Sampai pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Tahap II, Indonesia masih terus menggalakkan dan mencari peluang pasar yang baru untuk meningkatkan ekspor non-migas. Sebahagian besar produk ekspor non-migas Indonesia dijual dalam bentuk bahan mentah dan bahan setengah jadi. Hanya sebahagian kecil produk ekspor dalam bentuk barang jadi, termasuk salah satunya adalah pakaian jadi. Pakaian jadi merupakan salah satu produk ekspor Indonesia yang menunjukkan· peningkatan volume maupun nilai ekspor pada beberapa tahun terakhir ini. Selain itu, masih terlihat adanya peluang pasar yang baru sejalan dengan terjadinya perubahan kebijakan politik dan ekonomi di beberapa negara Eropa, khususnya Eropa Timur. Sementara itu, proses globalisasi tingginya tingkat perekonomian dunia menyebabkan semakin persaingan dalam hal produksi maupun Hal ini juga perdagangan di distribusi dari produk-produk yang dihasilkan. menjadi sebab utama blok-blok beberapa kawasan terbentuknya pe.rdagangan dunia, seperti rene ana pembentukan Pasar Bersama Eropa oleh negara-negara anggota Masyarakat Eropa. Terbentuknya blok-blok perdagangan tersebut merupakan jawaban bagi tingginya tingkat persaingan ekonomi global dewasa ini, yang tujuan utamanya adalah untuk mempertahankan pangsa pasar dunia yang selama ini dikuasai, agar dapat bersaing dengan negara-negara lain. Hal ini merupakan dasar berdirinya Pasar Bersama Eropa. Akibat dari adanya Pasar Bersama Eropa tersebut, maka strategi ekspor pakaian jadi Indonesia selama ini perlu dinilai kembali, khususnya strategi ekspor untuk memasuki dan bersaing di Pasar Bersama Eropa. Hal ini perlu karena dengan adanya PBE tadi, maka beberapa peraturan khusus mengenai ekspor pakaian jadi ke Eropa akan diterapkan oleh Komisi Ekonomi Masyarakat Eropa. Atas dasar inilab skripsi ini ditulis. Selanjutnya, sebagai dasar untuk melakukananalisa dampak dari adanya Pasar Bersama Eropa terhadap prospek ekspor pakaian jadi Inaonesia ke Eropa, maka digunakan data-data ekspor selama ini dan literatur-literatur serta pendapat para ahli mengenai peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan yang akan diterapkan oleh Masyarakat Eropa. Karena itu, penulisan skripsi ini lebih mengarah kepada studi literatur. Sebagai pelengkap, pada bahagian akhir dari penulisan skripsi ini diberikan kesimpulan dan saran."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
S18498
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riecky Patrayudha
"ABSTRAK
Persaingan bisnis yang semakin ketat dan kornpetitif rnernbuat penusahaan-perusahaan yang ada selalu berusaha rnelakukan inovasi agar selalu dapat rnernpertahankan pertumbuhan usaha dan profitabi1itasnya.
Usaha-usaha tersebut dilakukan dengan berbagai earn, salah satunya ialah dengan melakukan pengembangan pasar bagi produk atan jasa yang ditawarkan ke pasar intemasional.
PT. Yamaha Motor Nuansa Indonesia (YMNI), rnerupakan perusahaan yang memproduksi water purifier dengan merek YAMAHA WATER PURIFIER, saat ini berencana untuk melakukan ekspansi pasar bagi produk water purifier tersebut.
Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran dan masukan-masukan kepada YMNI untuk dapat. memasarkan produknya ke pasar intemasional termasuk langkah-langkah apa yang harus diambil terhadap produk water purifier tersebut. Pemilihan negara tujua ekspor beserta pasamya dan juga strategi entry yang barus dijalankan oleh perusahaan ini berkenaan dengan kondisi internal dan ekstemal yang ada.
Pemilihan Produk bagi pasar ekspor mempakan suatu hal yang krusial karena produk tersebut akan digunakan secara global sebingga harus diputuskan strategi produk yang dijalankan apakah merupakan strategi standarisasi produk atau strategi modifikasi produk sebingga produk tersebut dapat digunakan secara global.
Setelah produk yang akan dipasarkan secara internasional telah diketahui dan diidentifikasi maka langkah selanjutnya adalah pemilihan negara tujuan ekspor. Pemilihan negara tujuan ekspor ini berkaitan dengan beberapa indikator utama negara tujuan seperti kondisi lingkungan secara mikro atau makro, mengingat produk yang ditawarkan berkaitan dengan air yang akan dikonsumsi oleh konsumen, kemudian indikator ekonomi seperti GNP dan GDP dari suatu negara hams dipertimbangkan.
Langkah terakbir yang harus dilakukan oleh YMNl adalah Entry Mode yang berkaitan dengan koutrol dari perusahaan terb.adap produk yang dipasarkan dan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut.
Ketiga Jangkah diatas adalah langkah strategis yang harus diambil oleh PT. Yamaha Motor Nuansa Indonesia bagi pengembangan pasamya di luar negeri. Langkah tersebut juga harus dikombinasikan dengan komitmen yang kuat dari pihak man.ajemen secara internal sehingga langkah ekspansi ini dapat berjalan dengan sempurna dan berhasil dengan baik.
Analisa di dalam karya ini memperlihatk.au bahwa standarisasi merupakan pilihan yang terbaik bagi produk ini karena konsumen yang dituju adalah pasar ekpor dengan kebutuhan dan kond.isi pengunaan yang secara general cenderung untuk sama. Negara tujuan ekspor yang terbaik sampai saat ini adalah Asia Tenggara dimana kondisi geografis maupun secara ekonomi sangat mendukung. Entry mode yang harus diambil bagi produk ini adalah Direct Export Strategy dimana pihak YMNI dapat melakukan kontrol terhadap produk yang ditawarkan kepada kousumen dan dapat membuat perencanaan strategi bagi produk tersebut di masa yang akan datang.
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudhi Syabandi Ismayadi; Handy Starman
"ABSTRAK
Dengan peraturan deregulasi yang bertujuan lebih mengga
lakkan perdagangan luar negeri di sektor non migas, PT. Moya
Zamzami Utama (MZU) ikut berpartisipasi dalam kegiatan
mengekspor sebesar 65 % hasil produksinya yakni air mineral
ke beberapa negara tujuan antara lain : Australia, Timur
tengah, Malaysia, , Sirigapura dan lain sebagainya. Prospek
ekspor cukup bagus karena diimbangi dengan banyaknya permin
taan luar negeri terhadap air mineral termasuk Singapura.
Dalam memasuki pasaran internasional PT MZU mempunyai
beberapa kebijaksanaan pemasaran yang cukup dapat diandalkan
baik menyangkut mutu produk yang baik maupun penetapan
harga, namun masih menghadapi kendala dengan adanya per
saingan yang cukup tinggi dalam segmen pasar termasuk Singa
pura antara lain pada saluran distribusi yang digunakan
dalam memasarkan produk dan sarana maupun prasarana yang
tersedia untuk menunjang aktivitas tersebut.
Oleh karena itu kami sebagai penulis tertarik untuk
menelaah dengan, menganalisis situasi eksternal, internal,
strateji alternatif dan pemilihan cara terobosan melalui
penulisan Karya akhir. Dengan memanfaatkan sarana dan prasa
rana yang dapat menunjang aktivitas pemasaran internasional
tersebut, PT. MZU dapat mengantisipasi permintaan pasar
Singapura.
Dalam melakukan penulisan karya akhir ini digunakan
kerangka yang menganalisis pasar eksternal, internal perusa
haan, serta faktor?faktor yang digunakan untuk memilih cara
terobosan yang efektif.
Industri air mineral di Indonesia dalam kurun waktu
beberapa tahun terakhir tumbuh dengan pesat dan meningkatkan
kapasitas produksi dengan ekspansi melalui pendirian pabrik
pabrik baru. Realisasi eskpor PT. MZU sebagai salah satu
produsen air mineral di Indonesia berfluktuasi, tergantung
pada kondisi perekonomian dunia dan banyaknya memenuhi
permintaaan pasar di negara-negara Timur tengah melalui
rumah degang (trading house) di Singapura.
Kegiatan ekspor yang dilakukan oleh PT MZU adalah ekspor
tidak langsung berdasarkan pesanan dalam jumlah tertentu
dengan negara tujuan ekspornya adalah Singapura. Pasar
sasaran ini dipilih berlandaskan pada karakteristik pasar
Singapura yang merupakan negara dengan luas relatif kecil,
tingkat bunga simpanan relatif tinggi dan tingginya inves
tasi asing serta memiliki pelabuhan persinggahan yang baik
dengan dukungan perekonomian nasional yang terus meningkat.
Perdagangan internasional di Singapura juga diperkuat oleh
banyaknya rumah dagang yang berfungsi sebagai perantara
pemasaran. Nilai ekspor Singapura sebagian besar merupakan
hasil dari kegiatan mengekspor kembali (re-ekspor) dan
produk?produk yang sebelumnva di impor dan negara lain.
Dalam hal Perdagangan air mineral dunia, Singapura memiliki
nilai dan volume impor yang lebih besar dan nilai dan
volume ekspornya, karena keadaan terbatasnya sumber daya.
air yang dimiliki bila dibandingkan dengan negara?negara
lain. Maka dengan metode Indeks Spesialisasi Perdagangan
(ISP) yang memperoleh hasil daur hidup produk air mineral
di Singapura berada pada tahap pengenalan produk.
Dalam melakukan analisis terhadap suatu cara terobosan
yang efektif dilakukan analisis tentang potensi penjualan
pasar sasaran, infrastruktur pemasaran, pertumbuhan ekonomi,
resiko politik negara sasaran, dan analisis terhadap adapta
si produk serta komitmen manajemen perusahaan. Dari hasil
analisis dalam kasus produk air mineral PT. MZU di Singapu
ra, ternyata strateji terobosan yang selama ini dilakukannya
adalah melalui ekspor tidak langsung. Untuk selanjutnya,
kegiatan ekspor langsung seyogyanya dilakukan oleh PT. MZU
karena memiliki manfaat antara lain :
? Mampu mengontrol sebagian /seluruh perencanaan pemasaran
internasional.
? Konsentrasi baik terhadap upaya pemasaran.
? Memperoleh informasi yang cepat dan pasar Singapura serta
umpan balik (feed back) untuk mengevaluasi kegiatan yang
telah dilakukan.
;"
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adrian S. Herlambang
"ABSTRAK
Industri semen di Indonesia sekarang sedang mengalami pertumbuhan yang
sangat pesat, karena peningkatan permintaan semen disertai dengan perluasan
kapasitas perusahaan-perusahaan semen di Indonesia. Pada tahun 1993 Indo
nesia akan mengalami kelebihan kapasitas kurang lebih 9.502 ribu ton yang harus
dicarikan pasar di pasar internasional. Itu berarti tiga kali peningkatan ekspor
semen tahun 1989.
Tetapi selama ini ekspor semen dari Indonesia, yang telah mampu menunjang
perolehan devisa sejak tahun 1985, mengalami hambatan dari dalam negeri
sendiri yaltu bila pasar dalam negeri mengalami kekurangan semen dan harga
membumbung tak terkendali pemerintah menghentìkan ekspor semen. Bahkan
pada bulan Oktober 1990 penghentian ekspor semen disertai dengan pembebasan
bea masuk untuk impor.
Situasi semacam ini bila dibiarkan terus-menerus tanpa dicarikan jalan
keluar dan ditangani secara nasional, akan merusak citra produsen semen
Indonesia dimata mitra dagangnya di luar negeri. Bila eksportir semen Indonesia
di luar negeni tidak dapat dipercaya lagi, maka dalam jangka panjang akan
sangat membahayakan.
Bila melihat potensi permintaan pasar semen internasional dan potensi In
donesia untuk melakukan ekspor, sebetulnya Indonesia mempunyai kekuatan yang
sangat besar untuk melakukan ekspor semen. Untuk wilayah Asia, Indonesia
mempunyai biaya transport yang paling murah. Padahal di dalam industri semen,
biaya angkutan merupakan unsur biaya yang dominan. Di samping faktor
kelebihan kapasitas, secara ekonomis pasar ekspor lebih menarik dìbandingkan
pasar di dalam negeri, karena pada pasar domestik harga telah ditentukan
pemerintah melalui HPS (Harga Pedoman Setempat).
Indocement sebagai perusahaan semen terbesar dengan lokasi produksi
terletak berdekatan dengan wilayah pemasaran domestik yang paling potensial
yaitu DKI dan Jawa Barat dan dengan fasilitas-fasilitas penunjang ekspor seperti
fasilitas transportasi menuju pelabuhan ekspor yang dimiliki sangat berkepentingan
untuk menyelesaikan masalah ekspor semen karena bila pasar di dalam negeri
mengalami stagnasi, maka akan berpengaruh buruk terhadap Indocement. Masalah
ini harus diselesaikan secara terpadu dengan memperbaiki kelancaran pasok
semen di dalam negeri terlebih dahulu, yaltu dengan melakukan pemantauan
produksi semen nasional, sehingga risiko eksportir Indonesia dapat diperkecil.
Kekosongan semen didalam negeri sebaiknya tidak diatasi dengan penghentian
ekspor semen, tetapi sebaiknya diatasi dengan cara impor, sehingga kontrak
ekspor yang telah disepakati tidak tertanggu dan reputasi eksprotir semen In
donesia diluai negeri tetap terjaga dengan balk. Cara lain yang dapat ditempuh
adalah dengan melakukan investasi pabrik di negara lain sehingga pasar internasbflal
dapat dipasok balk dan indonesia maupun dan negara lain tempat didirikanflya
pabrik milk produsen semen Indonesia tersebut.
"
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ignasius Steve W. W.
"ABSTRAK
Kinerja PT Astra Otoparts Tbk Unit Niaga Divisi Internasional pada tahun 1999 mempunyai total penjualan sebesar US$ 32.991.430 di mana 44% -nya berasal dari penjualan unit sepeda motor Honda ke Greece. Produk unggulan lainnya adalah battery dengan pasar utama di Timur Tengah (27%).
Strategic Planning dilakukan sebagai sarana untuk menghadapi persaingan global , menghadapi perubahan di pasar dan mengurangi ketergantungan pada salah satu produk I customer /pasar tertentu.
Hasil dari Strategic Planning ini adalah formulasi program untuk level Divisi meliputi Survey Pasar, Pengembangan Produk Baru, Penyusunan Organisasi Matrix, Penjajakan Branch Office di Dubai dan Pemanfaatan E Commerce.
Untuk level Departemen meliputi Departmen Autoparts perlu melakukan fokus dan utilisasi data survey pasar , Departemen Battery/ Motorcycle perlu memperkenalkan produknya ke pasar-pasar baru (MC) dan produk baru ke pasar baru (Battery), department Tyre/ Tube perlu memperkenalkan produk baru ke pasar yang baru.
"
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Judianto
"ABSTRAK
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan lebih dari 17.000
pulau. Kekayaan alam Indonesia sangat melimpah terutama kekayaan laut. Namun
kekayaan alam ini belum dimanfaatkan secara maksimal. Dari 5,8 juta kilometer persegi
wilayah laut Indonesia, diperkirakan hanya kurang dari 35 % yang tetah dimanfaatkan.
Udang yang merupakan salah satu kekayaan laut memiliki prospek yang cukup
baik untuk diekspor dalam bentuk udang segar dan beku dengan laju pertumbuhan rata
ratanya sebesar 2,04%. Salah satu perusahaan eksportir udang yang berlokasi di Jakarta
adalah PT. Nagamas Sakti Perkasa. Ekspor perusahaan ini ternyata mengalami penurunan
yang cukup besar dari tahun ke tahun.
Peluang Indonesia untuk pasaran udang dunia tampaknya masih terbuka lebar
karena ekspor udang di Indonesia baru mencapai 10 % dari jumlah seluruh ekspor dunia.
Sedangkan konsentrasi pasar masih berkutat pada Negara Jepang dan Amerika Serikat.
Adanya sistem perdagangan bebas, terbentuknya blok-blok perdagangan , terjadinya
krisis ekonomi yang melanda negara-negara Asia serta semakin ketatnya persaingan dan
makin banyaknya kompetitor industri periklanan yang juga mengekspor produk udang ke
Negara Jepang dan Amerika, mengharuskan PT. Nagamas Sakti Perkasa sebagai salah
satu perusahaan yang bergerak di bidang ekspor perikanan untuk bisa menyesuaikan diri,
mengatasi segala permasalahan, kendala dan merebut peluang pasar yang ada.
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah
menentukan negara tujuan ekspor baru bagi PT. Nagamas Sakti Perkasa dalam
memperluas pemasaran produk udang beku ke mancanegara. Seperti di ketahui sat ini
negara tujuan ekspor udang perusahaan sebagian besar ke negara Jepang ( 70 % ) dan
Amerika ( 20 % ) dan sisanya negara-negara Asia dan Eropa. Pembahasan dilakukan
dengan cara mengidentifikasikan lingkungan potensi pasar dan analisis kekuatan industri
di Uni Eropa yang menjadi target pasar ekspor baru perusahaan, yang merupakan peluang
dan ancaman serta faktor-fakior internal yang merupakan kekuatan dan kelemahan
perusahaan. Dan menentukan alternatif strategi yang tepat untuk mengembangkan pasar
ekspor udang beku ke Uni Eropa.
Peluang yang dimiliki perusahaan adalah meningkatnya permintaan udang di Uni
Eropa ditunjang dengan pertumbuhan PDB negara-negara Uni Eropa yang makin
meningkat, mengakibatkan pendapatan perkapita tinggi sehingga diharapkan daya
belipun meningkat. Bertambahnya jumlah penduduk dan pola konsumsi udang yang
mengakibatkan meningkatnya permintaan udang di Eropa juga merupakan salah satu
peluang perusahaan untuk menembus pasar Eropa. Disamping adanya ancaman yang
berupa makin meningkatnya persaingan dengan adanya pesaing dari negara lain seperti
Thailand, Ekuador India, Vietnam, China, disamping persaingan dari perusahaan
perikanan Indonesia sendiri yang juga mencoba menerobos pasar Eropa.
Peluang dan ancaman tersebut di atas harus dapat di atasi oleh PT. Nagamas
Sakti Perkasa dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Kekuatan yang dimiliki
perusahaan adalah perusahaan sudah cukup lama berdiri dan memiliki pengalaman
dalam industri udang Disamping itu perusahaan memiliki fasilitas produksi untuk
pemrosesan udang secara lengkap dengan proses produksi yang cepat sehingga menjamin
kesinambungan ekspor.
Hal yang paling penting adalah produk memiliki standar kualitas yang cukup tinggi dan
diakui oleh importir, karena telah dilakukan pengujian mulai dari bahan baku masuk
sampai produk akhir di tunjang juga dengan sertifikat verifikasi HACCP Plan yang
dimiliki perusahaan dimana perusahaan lain yang sejenis jarang memiliki.
Dengan sederet kekuatan perusahaan bukan berarti PT. Nagamas Sakti Perkasa
tidak memiliki kelemahan yang harus segera diperbaiki yaitu tidak memiliki tambak
sendiri sehingga ketersediaan bahan balai yang sangat tergantung kepada suplier yakni
nelayan dan petani tambak ( karena bukan merupakan perusahaan yang integrated )
sehingga mempengaruhi aktivitas produksi dan ekspor di samping sumber daya manusia
yang tingkat pendidikannya rendah juga merupakan hambatan perusahaan dalam
memasarkan udang ke Eropa.
Sebagai hasil dari analisis peluang dan ancaman di negara Eropa serta kekuatan
dan kelemahan PT. Nagsari Balai Perkasa, maka berdasarkan analisis SWOT strategi
yang ditempuh perusahaan adalah strategi agresif dimana perusahaan memiliki banyak
peluang dan kekuatan sehingga perusahaan sebaiknya mengembangkan usahanya
semaksimal mungkin dan tentunya mampu untuk bersaing dalam memasarkan udang di
negara-negara Eropa.
Kondisi pasar udang di Eropa memperlihatkan prospek yang cukup baik, hal ini
dilihat dari konsumsi udang masyarakat Eropa cenderung trendnya terus meningkat,
terutama apabila nilai tukar mata uang memiliki kestabilan terhadap pasar. Sangat
terbatasnya supply udang di negara Uni Eropa sendiri, juga merupakan faktor
pendorong berkembangnya impor sebagai akibat meningkatnya permintaan. Pasaran
udang Eropa dalam bentuk segar dan telah diproses adalah yang terbesar dan umumnya
dalam keadaan frozen.
Berdasarkan analisis pasar udang di Eropa maka dapat diambil kesimpulan bahwa
volume impor udang dan negara Eropa pada tahun 1997 adalah tertinggi yaitu sebesar
35,42 % dengan nilai import 2532% dari total impor dunia. Hal ini tentunya menjadi
suatu peluang PT Nagamas Sakti Perkasa untuk memperluas pasar ekspor udang ke
negara Eropa. Disamping itu juga kompetitor dan Indonesia masih sangat kecil hanya
7,62 % dan total ekspor udang Indonesia. Berdasarkan analisa potensi pasar dan
karateristik konsumen di Uni Eropa, maka negara yang menjadi sasaran utama
perusahaan untuk mengekspor udangnya adalah negara Perancis , Spanyol, yang
merupakan negara-negara pengimpor udang terbesar dan Uni Eropa
PT. Nagamas Sakti Perkasa hendaknya segera meningkatkan kualitas produk
perusahaan dengan lebih memfokuskan proses produksi sesuai sistem HACCP Plan serta
memperhatikan faktor sanitasi dan higienis sehingga produknya bisa lebih diterima di
pasaran Eropa disamping itu juga membentuk suatu sistem Plasma Inti Rakyat dengan
tujuan untuk menjaga persediaan bahan baku udang sehingga supply udang ke Eropa
dapat secara terus menerus tanpa adanya keluhan dari importir.
"
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T3325
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ichsan Nursahid
"Permasalahan yang dihadapi oleh industri perbankan di Indonesia termasuk BRI, antara lain terletak pada struktur pendapatannya yang sangat tergantung pada pendapatan bunga (interest income). Kenaikan tingkat suku bunga simpanan sebagai salah stum akibat dari terjadinya krisis ekonomi, tidak dapat segera diatasi dengan cara menaikkan suku bunga pinjaman. Hal ini terjadi selain karena adanya ketentuan review suku bunga secara periodik, juga dampak kenaikan tersebut sangat memberatkan nasabah. Jumlah kredit bermasalah yang semakin meningkat menyebabkan tidak seimbangnya antara pendapatan bunga dengan biaya bunga yang harus ditanggung oleh bank. Dengan net interest margin yang negatif di satu sisi, dan di sisi lain pendapatan lainnya di luar bunga tidak dapat menutupi selisih tersebut, maka bank mengalami negative spread.
Untuk mengatasi masalah tersebut, maka bank perlu melakukan terobosan baru dengan cara merubah struktur pendapatannya secara bertahap melalui penggalian potensi untuk meraih pendapatan di luar bunga (fee based income). Fee tersebut diperoleh atas dasar pelayanan (service) yang diterima oleh nasabah. Bank yang mampu memberikan kepuasan kepada nasabahnyalah yang akan dapat mengumpulkan semakin banyak pendapatan dari berbagai macam fee. Oleh karena itu tidaklah mengherankan jika kancah persaingan dalam industri perbankan Indonesia di masa mendatang akan dipimpin oleh bank yang mampu melepaskan diri dan ketergantungannya terhadap pendapatan bunga. Dan bank tersebut adalah bank yang senantiasa mampu menyesuaikan diri dengan kondisi Iingkungannya, termasuk daiam merespon setiap tuntutan nasabahnya.
BRI sebagal bank dengan jaringan yang sangat luas dan jumlah nasabahnya yang mencapai puluhan juta orang, memiliki potensi yang sangat besar untuk dapat mengembangkan beberapa jenis produk/jasa perbankan yang berbasiskan pelayanan. Dengan memungut fee per transaksi sebagai pendapatan, maka jumlah nasabah yang banyak tersebut akan menjadi modal utama untuk dapat meningkatkan kinerja profitabililas BRI di luar pendapatan bunga. Selain itu, budaya baru BRI yang secara tegas mencantumkan "kepuasan nasabah" (customer satisfaction) sebagai salah satu unsur budaya kerja, merupakan landasan yang kuat dalam usaha meraih sukses dalam bisnis jasa/pelayanan ini. Dengan meningkatnya fee based income sebagai sumber pendapatan yang iebih ?sustainable? maka secara pasti akan mengurangi ketergantungan BEl kepada pendapatan bunga, sehingga akan meningkatkan pula kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Dari beberapa jenis jasa yang dapat dijadikan sumber fee based income, maka international payment merupakan salah satu produk yang memiliki potensi sangat tinggi untuk segera dikembangkan menjadi produk yang unggul. Pemanfaatan jaringan kerja yang luas dan tersebar, jumlah nasabah yang mencapai puluhan juta, disertai usaha dan pembenahan atas segala kekurangan yang masih ada, terutama di bidang teknologi akan menempatkan BRI pada posisi unggul dalain persaingan. Keberhasilan dalam mengernbangkan bisnis ini tidak hanya akan menghasilkan income bagi BRI, tetapi sekaligus memberikan dampak berantai (multiplier effect) yang disebabkan oleh meningkatnya citra perusahaan, dan berpotensi untuk menghasiikan other income dan proses "cross-selling" terhadap produk BRI lainnya maupun kegiatan promosi gratis oleh nasabah.
Peranan bank koresponden, khususnya bank depositori koresponden sangat besar sekali dalam kegiatan bisnis international payment. Selain bertindak sebagai distributor, supplier, sekaligus kasir dalam transaksi, bank depositori koresponden berperan aktif dalam usaha memberikan pelayanan yang baik kepada nasabah. Untuk meraih kesuksesan seperti yang diharapkan di atas, tidak ada cara lain selain terus berusaha meningkatkan kualitas pelayanan melalui pemanfaatan secara maksimal atas seluruh sumber daya perusahaan, termasuk jaringan bank koresponden yang dimiliki demi mencapai kepuasan nasabah.
Dalam usaha mengembangkan konsep bisnis international payment sebagai pendorong keuntungan (profit boosters) bagi BRI khususnya fee based income, maka selain kompetensi di bidang relationship management yang telah dimiliki, barus ditunjang pula dengan kompetensi lainnya seperti transaCtion processing dan risk management. Kompetensi tersebut hanya bisa diperoleh dengan dukungan teknologi yang memadai. Salah satu alternatif untuk menguasai teknologi tersebut adalah melalui outsourcing."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T5250
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>