Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 124865 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lana Soelistianingsih
"Paper ini mencoba menemukan nilai optimal pinjaman dan komposisi nilai tukar untuk hutang luar negeri pemerintah Indonesia (Utang Luar Negeri Pemerintah/ULNP) selama periode 1983 sampai dengan 2000. Dengan menggunakan model konsumsi dua periode, ditemukan bahwa fluktuasi nilai tukar akan memberi dampak pada pinjaman optimal melalui term of trade (TOT). Sebelum periode krisis, hasil model menunjukkan jumlah pinjaman yang relatif kecil dibandingkan data aktualnya; sementara itu selama periode krisis ekonomi model justru menghasilkan nilai pinjaman yang besar sebagai dana ekstra untuk mempercepat proses pemulihan. Pola tersebut menunjukkan adanya proses 'smoothing' dalam pinjaman sehingga dapat menjaga 'solvency' dari UNLP. Model seianjutnya memprediksi komposisi mata uang yang dapat meminimumkan risiko yang ditimbulkan dari external shock seperti fluktuasi nilai tukar. Dengan menggunakan tiga mata uang utama, Dolar AS, Yen Jepang, dan DM Jerman, model ini menemukan dua faktor yang mempengaruhi komposisi tersebut. Pertama, semakin kuat koefesien korelasi dari suatu mata uang dengan effective cost of borrowing (biaya efektif peminjaman), semakin besar perminjaman akan mata uang tersebut untuk dijadikan pinjaman. Kedua, semakin besar apresiasi antara rupiah dengan mata uang partnernya, semakin besar permintaan untuk mata uang tersebut. "
2005
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rahmat Hernowo
"Semenjak pertengahan Repelita Keempat, tahun anggaran 1986/87, beban pembayaran kewajiban pinjaman luar negeri sektor pemerintah telah melampaui jumlah pinjaman baru yang diperoleh. Hal ini memberi dorongan untuk menyelidiki apakah penerapan suatu pola pengelolaan/manajemen yang optimal atas pinjaman luar negeri mampu meningkatkan aktivitas perekonomian secara makro, dan di lain pihak, apakah peningkatan aktivitas perekonomian tersebut pada gilirannya mampu memperbaiki kemampuan pembayaran kembali pinjaman luar negeri tersebut. Studi yang dilakukan diawali dengan penyusunan suatu Model Simultan Makro Ekonomi Indonesia. Selanjutnya model tersebut diuji secara ekonometris untuk mengetahui kemampuannya dalam mereplikasi Perekonomian Indonesia selama kurun waktu antara tahun 1970 hingga 1991. Hasilnya menunjukkan bahwa model tersebut mampu mereplikasi dengan baik Perekonomian Indonesia, yang bercirikan 'oil-exporter, small-economic, and heavily indebted country'. Tahap selanjutnya, model tersebut digunakan sebagai landasan perencanaan, yang dalam hal ini dilakukan dengan menerapkan berbagai kondisi hipotetis (asumtif) yang mewakili berbagai langkah kebijakan makro ekonomi. Efek penerapan kondisi hipotetis ini dilihat pada enam indikator target variabel yang sebagian mencerminkan aktivitas perekonomian dan sebagian lagi mencerminkan beban pinjaman luar negeri. Temuan yang diperoleh, ternyata menunjukkan bahwa penerapan kebijakan-kebijakan baik di bidang fiskal, moneter, maupun perdagangan, masing-masing membawa manfaat dan ekses (side effect) yang berbeda-beda. Dengan demikian para perencana dan penentu kebijakan perlu menyesuaikan pilihan kebijakannya sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, dan di lain pihak perlu menjaga agar ekses dari pilihan kebijakan tersebut dapat diantisipasi. Dikaitkan dengan pembuktian hipotesa utama dalam tulisan ini, hasil analisa menunjukkan bahwa pengelolaan pinjaman luar negeri yang optimum mampu meningkatkan aktivitas perekonomian (hipotesa pertama). Temuan kedua menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang erat antara meningkatnya aktivitas perekonomian dengan kemampuan membayar kembali pinjaman luar negeri (hipotesa kedua). Hasil-hasil temuan tersebut kiranya bermanfaat dalam mengungkapkan suatu strategi perencanaan untuk pengelolaan pinjaman luar negeri yang terangkai dengan struktur makro ekonomi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
S18442
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Waluyo
"Perekomian pada negara-negara berkembang mempunyai permasalahan yang hampir sama yaitu berkaitan dengan kondisi deficit fiscal yang besar , tingkat inflasi yang tinggi, pinjaman luar negeri dari tahun ke tahun bertambah besar juga permasalahan makro ekonomi yang lain.
Sebenarnya belum menjadi tolok ukur yang jelas permasalahan ekonomi suatu Negara itu muncul karena meningkatnya deficit fiscal, inflasi dan pinjaman luar negeri. Permasalahan ekonomi baru akan muncul apabila nilai-nilai deficit fiscal, inflasi dan pinjaman luar negeri dibandingkan dengan tingkat sustainibilitas dan tingkat solvabilitasnya apakah tingkat dari deficit fiscal, inflasi dan pinjaman luar negeri masih dkurang dari atau lebih dari tingkat sustainibilitas dan solvabilitasnya. Apabila tingkat defesit fiscal yang rill, juga tingkat inflsi riil serta pinjaman luar negeri rillnya sudah melampaui tingkat sustainibilitas dan solvabilitasnya maka dapat dipastikan permasalahan ekonomi Negara tersebut akan muncul.Tetapi sebaliknya apabila deficit fiscal, tingkat inflasi dan pinjaman luar negeri riilnya masih dibawah tingkat sustainibilitas dan solvabilitasnya maka tidak akan menimbulkan masalah ekonomi yang berat. Asumsi-asumsi atau teori-teori yang dipakai untuk mengukur tingkat sustainibilitas adalah seperti dengan pendekatan buget constrain yang sudah dipakai Anand dan diterapkan di Turki.Selain itu dipakai juga oleh Karen Parker dan Steffen Kasner (1993) dan diterapkan di India, kemudian oleh Ngel Chalk dan Ricard Herring(2000) di Nicaragua serta dipakai oleh Theodore M. Barnhill dan George Kontis (2003) di terapkan di Equador.Untuk Indonesia , Bank Indonesia dalam mengukur tingkat sustainibilitas dan solvabilitas ketiga hal tersebut diatas dengan memakai teori Dinh.
Apabila kita perhatikan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa permasalahan ekonomi yang dilihat dari tingkat sustainibilitas dan solvabilitas banyak diterapkan pada negar-negara berkembang. Dengan demikian penulis memberanikan untuk mengadakan penelitian di Indonesia dalam kurun waktu 1971 sarnpai 2001. Penulis berharap dengan penilitian ini dapat bermanfaat bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan fiscal maupun moneter, karena sudah didapat nilai sustainibilitas dan solvabilitasnya sehingga !crisis ekonomi yang terjadi karena tidak memperhatikan tingkat sustainibilitas dan solvabilitas tidak terulang kembali.
Adapun hasil dan analisis data yang didapat hasil sebagai berikut :
1. Pada tahun 1972 tingkat defisit fiskal riil, masih lebih kecil dari tingkat sustainibilitasnya, sedang pada tahun 1998 dan tahun 200I tingkat defisit fiskal sama dengan tingkat sustainibilitasnya. Jadi kondisi perekonomian belum mengkhawatirkan.
2. Tingkat sustainibilitas dari pinjaman luar negeri , untuk tahun 1972,1998 maupun Tahun 2001 sama dengan tingkat pinjaman luar negeri riilnya. Jadi apabila jumlah pinjaman luar negeri diperbesar maka akan berpengaruh terhadap kondisi keuangan Negara.
3. Tingkat sustainibilitas dari inflasi pada tahun 1972,198 dan tahun 2001 sama dengan tingkat inflasi riilnya. Jadi apabila terjadi peningkatan inflasi lagi maka akan menimbulkan permasalahan ekonomi.
Dengan demikian apabila suatu negara tingkat deficit fiskal,inflasi dan pinjaman luar negeri yang rill semakin mendekati tingkat sustainibilitasnya maka menurut Nigel Chalk dan Richard Herring (2000) Negara tersebut sudah mengalami perbaikan ekonominya, dalam hal ini termasuk Indonesia."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T20334
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Muchtarudin
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1990
338.91 SIR p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2004
S25777
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risna Triandhari
"International Risk Sharing (IRS) adalah pembagian risiko secara internasional antar-negara dalam suatukawasan atau dalam kawasan berbeda yang disebabkan oleh adanya gejolak spesik terhadap suatuperekonomian yang menyebabkan pendapatan (konsumsinya) beruktuasi. Tujuan studi ini adalah untukmenganalisis pengaruh dari terjadinya penggabungan mata uang di negara-negara Uni Eropa terhadapperkembangan IRS dan home bias di negara-negara tersebut. Dengan melihat hubungan output danpendapatan suatu negara dengan output dan pendapatan rata-rata kawasan, menggunakan data sebelasnegara awal yang tergabung dalam mata uang tunggal Euro, studi ini menemukan bahwa penggabunganmata uang di wilayah negara-negara Uni Eropa meningkatkan risk sharing dan home bias secara signikan."
2012
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lana Soelistianingsih
"Abstract
Using co-integration, the results show that the movement of Indonesian foreign exchange market and capital market has moved to long?run equilibrium with other currencies and indices from partner countries, while the short-run equilibrium between markets have been proved by using VECM. The Indonesian case supports portfolio balance approach introduced by Frankel. The increasing of IHSG attracts capital inflows and makes the demand for domesfic currency higher, and IDR becomes appreciation. Indonesian market has strong linkages with Asian regional markets especially with Hong Kong market, while having no relationship with US market."
2010
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Joko Waluyo
"The main purpose of this study is to find the effect of budget deficit with foreign loans as source of funding on inflation and economic growth. This study focuses on transmission mechanism of budget deficit funding effects on inflation and economic growth. We use a specific simultaneous macroeconomic model which includes 17 behavioral equations and 18 identity equations with 6 blocks in this study, Two Stage Least Square (TSLS) method is employed to estimate the behavioral equations in the model. This study use Indonesia secondary economic data from 1970 to 2003. Econometric tests are performed to produce BLUE estimator. This study also use stochastic simulation with 10000 replications to simulate policy.The results show that using foreign loan to fund budget deficit increases both economic growth and inflation. This result is also supported by the simulation results which show that increase in the proceeds of new foreign loan increases reserves which in turn increase primary money/money supply/monetary base. Interaction of monetary base with money multiplier then increases price level. increase in capital in flow from increase in foreign loan increases government spending which also increases government spending increases in the government spending then add to government capital stock so that economic growth also increases."
2006
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>