Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 40781 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Talasemia adalah penyakit kelainan darah akibat kekurangan atau penurunan produksi hemoglobin. Jumlah penderita talasemia di Yayasan Talasemia Indonesia cabang Banyumas terus meningkat. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan karakteristik penderita talasemia di Yayasan Talasemia Indonesia cabang Banyumas tahun 2012. Penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional ini dilakukan terhadap 64 sampel yang diambil dengan teknik proportionate stratified random sampling. Data dikumpulkan meliputi melalui wawancara terstruktur menggunakan kuesioner. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif univariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penderita talasemia rata-rata berusia 12,28 tahun, berjenis kelamin laki-laki (51,6%), sedang sekolah SD (40,6%), bukan angkatan kerja (92,2%), talasemia β-mayor (90,6%), tidak splenektomi (84,4%), jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) (73,4%), kadar feritin ≥ 2000 ng/mL (90,4%), kelasi deferioprone, vitamin C, dan deferioksamin (81,2%), tinggal di Kabupaten Banyumas (79,7%), transfusi darah di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Banyumas (95,3%), rata-rata terdiagnosis usia 3,7 tahun, usia rata-rata mulai transfusi darah adalah 3,78 tahun. Frekuensi transfusi darah 1 bulan 1 kali (87,5%), dan frekuensi terapi kelasi zat besi mengonsumsi vitamin C 30 kali dalam 1 bulan (95,3%).

Thalassaemia is blood disorder caused by deficiency or decrease in production/formation of hemoglobin. Number of thalassaemia patients in Yayasan Talasemia Indonesia (Indonesian Thalassemia Foundation) Banyumas branch countinue to increase. The research purpose is to describe the characteristics of thalassemia patients in YTI Banyumas. The research type is a quantitative approach with cross sectional research design. Sample of 64 people taken by proportionate stratified random sampling. Data collected includes characteristics of the respondents based on the variables of people, places, and time was obtained through interviews using a questionnaire. The univariate descriptive analysis were use to describe the characteristics of the respondents.
The results showed that thalassaemia patients at YTI Banyumas have several characteristics: average age of 12,28 years, male (51,6%), elementary students (40,6%), the labor force (92,2%), b-thalassemia major (90,6%), no splenectomy (84,4%), Jamkesmas (73,4%), ferritin levels ≥ 2000 ng/mL (90,4%), sailor deferioprone, vitamin C, and deferioksamin (81,2%), live in Banyumas (79,7%), blood transfusions in hospitals Banyumas (95,3%), the average age of diagnosis of 3,7 years, the average age of starting a blood transfusion was 3,78 years. Once a month blood transfusion (87,5%), and the frequency of iron chelation therapy by consuming vitamin C 30 times in one month (95,3%).
"
Universitas Jenderal Soedirman, Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan, Jurusan Kesehatan Masyarakat, 2012
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
614.4 PEN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
R. Soetanto
"Telah dilakukan studi epidemiologi kegiatan kecelakaan kerja pada industri dengan kasus PT. X. Analisis epidemiologi menggambarkan faktor-faktor resiko kejadian kecelakaan kerja yaitu waktu, tempat kerja penderita serta berbagai resiko lain yang mempengaruhi kejadian kecelakaan kerja.
1. Latar Belakang
Sejak dua dasawarsa, Indonesia telah memasuki era pengembangan industri. Meskipun pembangunan, tetap bertumpu pada sektor pertanian, pertumbuhan sektor industri modern atau maju makin lama makin berkembang. Pembangunan pada sektor industri maju ini mempunyai konsekwensi terhadap perubahan- perubahan sikap dari manusia didalamnya dimana yang semula berorientasi agraris berubah menjadi berorientasi industri. Pembangunan disektor industri selain memberikan dampak positif yaitu berupa bertambah kuatnya perekonomian juga memiliki potensi berdampak negatif khususnya terhadap para tenaga kerja dalam melaksanakan kegiatan industri tersebut.
Salah satu bentuk permasalahan adalah adanya berbagai penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan, dan kecelakaan kerja. Berbagai macam kejadian kecelakaan kerja banyak tersebar pada setiap kegiatan ekoncmi seperti perindustrian, pertanian, perhubungan, pertambangan dan lain-lainnya. Kecelakaan merupakan kejadian atau peristiwa yang tidak diharapkan atau diduga sama sekali. Oleh sebab itu unsur kesengajaan atau direncana tidak mungkin ada dibalik peristiwa ini. Sedangkan kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan, yang berhubungan dengan pekerjaan atau tempat-tempat bekerja atau bisa jadi tempat kerja tersebut adalah industri. Sedangkan hubungan kerja disini dapat diartikan bahwa kecelakaan yang terjadi pada waktu melakukan pekerjaan atau karena pekerjaan itu sendiri.
Di negara-negara yang sudah maju studi mengenai atau tentang kecelakaan kerja telah banyak dilakukan bahkan telah banyak pula dipublikasikan. Dilaporkan bahwa index resiko kecelakaan di Amerika dan di Jepang pada tahun 1967 ? 1976 rata - rata 0, 03, angka ini jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan index resiko kecelakaan di industri 24) bangunan dan industri tambang. Tahun 1953 di Amerika Serikat kecelakaan kerja yang menyebabkan kematian atau cacat diperkirakan 1 dari 16 pekerja. Jumlah kematian yang 6 ). disebabkan karena kecelakaan mencapai 95.000 jiwa.
Berikut ini data yang merupakan gambaran bahwa jumlah kecelakaan kerja yang berakibat fatal perlu dilakukan penangana.n pencegahan secara kanseptional atau melalui perencanaan yang matang, agar dapat ditekan angka yang terjadi pada buruh pabrik adalah 500 pekerja angka ini ternyata lebih tinggi dari kematian yang terjadi pada 8 ). buruh bangunan. Menurut 5tatistik Heselamatar, dan Hesehatan Herja dilaporkan bahwa pada tahun 19B0 - 1981 dan pada tahun 1981 ? 1982 jumlah karban kecelakaan akibat kerja dibidang industri 7 ). meningkat dari 1120 kasus menjadi 1312 kasus.
Di Indonesia, studi atau penelitian tentang kecelakaan kerja jarang dilakukan, hal ini disebabkan karena sulitnya memperaleh informasi terutama dari industri swasta, yang umumnya bagi para pengusaha masalah kecelakaan kerja bukan kebutuhan utama, malahan berusaha untuk menutupi atau tidak melaporkan karena akan mempengaruhi kondite dari pabrik itu 28).sendiri. Di samping itu juga disebabkan kurangnya minat para peneliti, juga sulit untuk melakukan penelitian kecelakaan kerja karena para industriawan pada umumnya enggan bahkan tidak mau memberikan idzin kepada para peminat untuk melakukan penelitian. Padahal penelitian amat diperlukan untuk penyusunan program pencegahan.
Dengan adanya berbagai macam kesulitan seperti yang tersebut diatas maka akan sulit pula diketahui penelitian yang memberikan trend serta berbagai macam faktor yang mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja. Masalah kecelakaan akibat kerja merupakan salah satu 1I). masalah utama dalam bidang kesehatan kerja . Masalah ini?"
Depok: Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S7682
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abramson, Joseph Herbert, 1924-
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1991
R 362.10723 ABR m
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Abramson, Joseph Herbert, 1924-
Yogyakarta: Gadjah Mada Univercity Press, 1991
362.1 ABR m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Pleyte, W. Edith Humris
"ABSTRAK
Tujuan penelitian adalah untuk mempelajari faktor-faktor yang berpengaruh sehingga pada pasien yang menderita penyakit Talasemia Mayor sering terjadi gangguan psikopatologis. Juga ingin diketahui secara khusus adalah bagaimana peranan orangtua dalam menimbulkan gangguan jiwa pada anaknya yang menderita talasemia. langsung terhadap timbulnya gangguan jiwa pada anaknya. Ibu memainkan peranan yang. lebih besar dalam menimbulkan gangguan jiwa anaknya. Disamping itu orang juga sangat tertekan oleh pendapatan keluarga yang tidak memadai serta keadaan anak yang dengan bertambahnya umur semakin buruk prognosisnya.
Subjek penelitian meliputi 192 kasus yang terdiri dari 110 anak laki-laki dan 82 anak perempuan yang berumur antara 1-17 tahun dan datang berobat jalan pada Unit Talasemia, Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo. Disamping itu penelitian juga dilakukan terhadap 192 pasang orangtuanya.
Tempat Penelitian adalah Unit Talasemia, Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo.
Pemeriksaan dilakukan dengan pemeriksaan psikiatrik dengan berpedoman pada wawancara standar "Pedoman pembuatan laporan psikiatrik" dan kuesioner-kuesioner. Kuesioner itu adalah kuesioner yang secara khusus dirancang untuk orangtua pasien untuk mendapat data demografis dan memeriksa persepsi orangtua mengenai penyakit talasemia serta kesepakatan antara orangtua. Disamping itu, juga dipakai kuesioner SCL 90 untuk memeriksa terdapatnya kecenderungan gangguan jiwa pada orangtua.
Hasil utama
1. Jumlah kasus talasemia yang menderita gangguan jiwa adalah 62 orang (32.3%), ibu yang mempuyai kecenderungan gangguan jiwa adalah 73 orang (38.0%) sedangkan ayah adalah 95 orang (49.5%). Pemeriksaan klinis psikiatrik yang dilakukan pada 108 ibu menunjukkan bahwa 39 (36.1%) orang menderita gangguan jiwa sedangkan pada pemeriksaan 104 orang ayah sebanyak 35 orang (32.7%) menderita gangguan jiwa.
2. Tidak terdapat hubungan antara kecenderungan gangguan jiwa pada orangtua dengan gangguan jiwa pada anaknya. Terdapat hubungan antara gangguan jiwa pada ibu dengan gangguan jiwa pada anaknya.
3. Persepsi orangtua mengenai penyakit talasemia cukup realistik. Persepsi ibu mengenai
kemampuan anak berhubungan secara negatif dengan gangguan jiwa pada anaknya
4. Persepsi orangtua mengenai talasemia sangat dipengaruhi oleh pendapatan keluarga dan
umur anak
Kesimpulan
Penyakit Talasemia Mayor merupakan stresor psikososial yang berat baik bagi anak maupun orangtuanya sehingga merupakan faktor yang menentukan timbulnya psikopatologi pada anak dan orangtuanya. Temyata bahwa orangtua tidak berperan secara;Purpose the aim is to study the influence of factors on patients suffering from Thalassemia Mayor and their parents which often causes the emergence of psychopathology. Special attention is placed upon the role of parents in developing mental disorders in their children who are thalassemics.

ABSTRACT
Study subjects
Study subjects were taken from the population of patients who regularly visit the Thalassemia Unit of Cipto Mangunkusumo Hospital in Jakarta. The number of cases included in the study is 192 patients , consisting of 110 boys and 82 girls, aged between I - 17 years. Their parents were also included in the study
Measurements
Measurements were performed by interviews and observation. All the cases and their parents were examined using general psychiatric examination technique based on Manual for Constructing a Psychiatric Report. In addition to this examination a special questionnaire was constructed to obtain demographic data and perception of parents about their children's illness. The parents were also asked to complete a form of SCL-90 which is a self-rating questionnaire to evaluate their mental status.
Main Results
1. The number of cases who besides Thalassemia Mayor also suffer from mental disorder is 62 (32.3%). The number of fathers who have a tendency for mental disorders is 73 (38.0%), the number of mothers is 95 (49.5%), Psychiatric examination of 108 mothers showed that 39 (36.1%) suffer from mental disorder and examination of 104 fathers showed that 35 (32.7%) suffer from mental disorder
2. There was no relationship found between tendency for mental disorder of the parents and mental disorders of their children. On the contrary there was relationship found between mental disorder of the cases and mental disorder of their mothers.
3. Perception of the parents about Thalassemia Mayor was quite realistic. Perception of the
mothers about the child's ability was negatively related towards mental disorder of the children.
4. Perception of the parents about Thalassemia Mayor was influenced by income of the family and
age of the child
Conclusion
It has been proven that Thalassemia Mayor is a severe psycho-social stress causing psychopathology in thalassemics and their parents, The parents do not directly influence the emergence of mental disorder in their children. Mothers play a greater role in precipitating mental disorder in their children.;Purpose the aim is to study the influence of factors on patients suffering from Thalassemia Mayor and their parents which often causes the emergence of psychopathology. Special attention is placed upon the role of parents in developing mental disorders in their children who are thalassemics.
"
2001
D2
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pleyte, W. Edith Humris
"ABSTRAK
Tujuan penelitian adalah untuk mempelajari faktor-faktor yang berpengaruh sehingga pada pasien yang menderita penyakit Talasemia Mayor sering terjadi gangguan psikopatologis. Juga ingin diketahui secara khusus adalah bagaimana peranan orangtua dalam menimbulkan gangguan jiwa pada anaknya yang menderita talasemia. Langsung terhadap timbulnya gangguan jiwa pada anaknya. Ibu memainkan peranan yang. lebih besar dalam menimbulkan gangguan jiwa anaknya. Disamping itu orang juga sangat tertekan oleh pendapatan keluarga yang tidak memadai serta keadaan anak yang dengan bertambahnya umur semakin buruk prognosisnya.
Subjek penelitian meliputi 192 kasus yang terdiri dari 110 anak laki-laki dan 82 anak perempuan yang berumur antara 1-17 tahun dan datang berobat jalan pada Unit Talasemia, Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo. Disamping itu penelitian juga dilakukan terhadap 192 pasang orangtuanya.
Tempat Penelitian adalah Unit Talasemia, Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo.
Pemeriksaan dilakukan dengan pemeriksaan psikiatrik dengan berpedoman pada wawancara standar "Pedoman pembuatan laporan psikiatrik" dan kuesioner-kuesioner. Kuesioner itu adalah kuesioner yang secara khusus dirancang untuk orangtua pasien untuk mendapat data demografis dan memeriksa persepsi orangtua mengenai penyakit talasemia serta kesepakatan antara orangtua. Disamping itu, juga dipakai kuesioner SCL 90 untuk memeriksa terdapatnya kecenderungan gangguan jiwa pada orangtua.
Hasil utama
1. Jumlah kasus talasemia yang menderita gangguan jiwa adalah 62 orang (32.3%), ibu yang mempuyai kecenderungan gangguan jiwa adalah 73 orang (38.0%) sedangkan ayah adalah 95 orang (49.5%). Pemeriksaan klinis psikiatrik yang dilakukan pada 108 ibu menunjukkan bahwa 39 (36.1%) orang menderita gangguan jiwa sedangkan pada pemeriksaan 104 orang ayah sebanyak 35 orang (32.7%) menderita gangguan jiwa.
2. Tidak terdapat hubungan antara kecenderungan gangguan jiwa pada orangtua dengan gangguan jiwa pada anaknya. Terdapat hubungan antara gangguan jiwa pada ibu dengan gangguan jiwa pada anaknya.
3. Persepsi orangtua mengenai penyakit talasemia cukup realistik. Persepsi ibu mengenai
kemampuan anak berhubungan secara negatif dengan gangguan jiwa pada anaknya
4. Persepsi orangtua mengenai talasemia sangat dipengaruhi oleh pendapatan keluarga dan
umur anak
Kesimpulan
Penyakit Talasemia Mayor merupakan stresor psikososial yang berat baik bagi anak maupun orangtuanya sehingga merupakan faktor yang menentukan timbulnya psikopatologi pada anak dan orangtuanya. Temyata bahwa orangtua tidak berperan secara langsung terhadap timbulnya gangguan jiwa pada anaknya. Ibu memainkan peranan yang lebih besar dalam menimbulkan gangguan jiwa anaknya. Disamping itu orang juga sangat tertekan oleh pendapatan keluarga yang tidak memadai serta keadaan anak yang dengan bertambahnya umur semakin buruk prognosisnya.

ABSTRACT
Purpose the aim is to study the influence of factors on patients suffering from Thalassemia Mayor and their parents which often causes the emergence of psychopathology. Special attention is placed upon the role of parents in developing mental disorders in their children who are thalassemics.
Study subjects
Study subjects were taken from the population of patients who regularly visit the Thalassemia Unit of Cipto Mangunkusumo Hospital in Jakarta. The number of cases included in the study is 192 patients , consisting of 110 boys and 82 girls, aged between I - 17 years. Their parents were also included in the study
Measurements
Measurements were performed by interviews and observation. All the cases and their parents were examined using general psychiatric examination technique based on Manual for Constructing a Psychiatric Report. In addition to this examination a special questionnaire was constructed to obtain demographic data and perception of parents about their children's illness. The parents were also asked to complete a form of SCL-90 which is a self-rating questionnaire to evaluate their mental status.
Main Results
1. The number of cases who besides Thalassemia Mayor also suffer from mental disorder is 62 (32.3%). The number of fathers who have a tendency for mental disorders is 73 (38.0%), the number of mothers is 95 (49.5%), Psychiatric examination of 108 mothers showed that 39 (36.1%) suffer from mental disorder and examination of 104 fathers showed that 35 (32.7%) suffer from mental disorder
2. There was no relationship found between tendency for mental disorder of the parents and mental disorders of their children. On the contrary there was relationship found between mental disorder of the cases and mental disorder of their mothers.
3. Perception of the parents about Thalassemia Mayor was quite realistic. Perception of the
mothers about the child's ability was negatively related towards mental disorder of the children.
4. Perception of the parents about Thalassemia Mayor was influenced by income of the family and
age of the child
Conclusion
It has been proven that Thalassemia Mayor is a severe psycho-social stress causing psychopathology in thalassemics and their parents, The parents do not directly influence the emergence of mental disorder in their children. Mothers play a greater role in precipitating mental disorder in their children"
2001
D12
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Kesehatan , 1993
614.532 IND p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Friedman, Gary D.
New York: McGraw-Hill, 1980
614.47 FRI p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>