Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15984 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Fuad
"Makalah ini membahas gagasan-gagasan Nurcholis Madjid dan Abdurrahman Wahid tentang hubungan antara Islam dan negara dan antara Islam dan bangsa dan implikasinya pada konsep tentang identitas Muslim di Indonesia. Madjid berpendapat bahwa umat Islam pernah berhasil mengembangkan masyarakat yang demokratis pada masa Madinah dan Andalusia di masa lampau. Dia mengajak umat Islam Indonesia untuk menggunakan keberhasilan ini sebagai model untuk membangun demokrasi di Indonesia sekarang. Sementara itu, Wahid menelusuri sejarah Indonesia untuk mencari model tersebut dan mencoba menerapkannya pada situasi Indonesia sekarang. Implikasi dari dua orientasi yang berbeda ini adalah bahwa model Madjid mengesankan identitas Muslim yang lebih menekankan keislaman dan model Wahid mengesankan identitas yang lebih menekankan keindonesiaan."
University of Indonesia, Faculty of Humanities, 2005
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Masyhuri
"Pemikiran Abdurrahman Wahid tentang hubungan agama dan negara pada dasarnya bertititik tolak pada kerangka membangun masyarakat bangsa melalui faham kebangsaan, artinya dalam berbangsa dan bernegara, ia harus dipahami dalam kerangka nasional. Begitu juga pengertian menyeluruh tentang syari'at islam, dalam pandangan Abdurrahman Wahid masalah i'tiqadi'ah dipahami sebagai wilayah politik untuk memperjuangkan ideologi negara, mu'amalah dipahami sebagai upaya memperjuangkan hak-hak warga negara melalui Undang-Undang Dasar 1945, dan akhlaqiah dipahami sebagai upaya berdakwah dengan moralitas. Oleh karena itu, negara yang menjadi keyakinan mayoritas penduduk Indonesia merupakan wilayah privat yang tidak boleh diinterversi atau disubordinasi oleh negara, begitu juga negara, sesuai dengan ketentuan yang diatur oleh UUD 1945, harus benar-benar dilaksanakan untuk memperjuangkan hak-hak berkeyakinan dalam kerangka pembangunan nasional.
Adapun konsepsi tentang hubungan agama dan negara Rebublik Indonesia, dalam pemahaman Abdurrahman Wahid dirumuskan dalam tiga bahasan pokok, yaitu : Pertama, finalisasi Pancasila sebagai ideologi negara, karena perjuangan mengenai ideologi tersebut, pada dasarnya bukan didasarkan pada unsur keterpaksaan umat Islam, melainkan didasarkan pada kesadaran yang diwujudkan sebagai penghormatan untuk bersama membangun masyarakat bangsa. Kedua adalah mengenai hubungan simbiotik antara agama dan negara, yang dimaksudkan untuk menjaga hubungan secara proporsional, artinya warga negara tidak boleh mencari legitimasi keagamaannya kepada pemerintah, begitu juga sebaliknya pemerintah tidak boleh mencari legitimasi politiknya kepada agama tertentu, terlebih ia tidak boleh mempolitisasi agama sebagai kendaran politik. Ketiga adalah mengenai konsep pribumisasi Islam yang dimaksudkan untuk mempermudah implementasi hukum Islam menjadi negara tanpa tercerabut dari budaya lokal (bangsa). Sedangkan demokrasi yang dipraktikkan oleh negaranegara Barat adalah tergolong sekuler, yaitu ia dipahami sebagai semangat untuk memisahkan urusan agama dan negara. Implikasi negara yang berfaham sekuler adalah negara tidak satu sen pun mengeluarkan uang untuk kepentingan agama, yang berarti keberadaan seperti Departemen Agama, Peradilan Agama, urusan Haji, dan kurikulum agama dalam semua jenjang pendidikan harus dihapuskan.

The thoughts of Abdurrahman Wahid about state and religion are basically based on the framework to built nation society through nationalism, in which nation and state. Islam has to be understood in national framework. The complete meaning of Islamic Shari'a, in the Wahid's opinion, has a various meaning. The meaning of theology is understood as political region or struggling for the state ideology, mu'amalah (transaction) can be understood as struggling effort for civic rights through UUD 45 and morality can be understood as teaching effort by morality. Therefore, Islam becoming Indonesian's belief as private matter may not be intervened and subordinated by state, as well as state, according to constitutional law (UUD 45), has to really conduct the struggle for civic right to national development.
And the conceptions of Republic Indonesia and Islam relation, according to Abdurrahman's opinion, are formulated in three fundamental discussion, that concern to finalizing Pancasila as state ideology, because the struggle of ideology basically not relied on compulsory from Muslim, but based on a awareness realized as respect to develop nation state together. Matter is symbiotic relation the second between state and Islam to remain to take care of intercourse proportionally, so citizen may not look for its religious legitimacy to certain religion, particularly he may not make religion as political desire. The third matter is concept "pribumisasi Islam" intended to facilitate implementation of Islamic law as state law. While democracy foundation practiced by western countries is assumed secular, comprehended as spirit to develop political system. The implication of state, which has a secular method that they will not participate to the religion case, such as Department of Religious Affairs, Personal Islamic Court, and the religion curriculum in all education ladders have to be abolished.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15214
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pam Nilan
"ABSTRAK
Indonesian youth culture is sometimes depicted through a moral panic discourse about mixed sex socializing. In this article, the authors challenge that view by presenting some ethnographic material on young Muslim Indonesians of both sexes socialising in an internet café and gathering during Ramadhan in a mall in Solo, Central Java. Young Indonesians enact everyday youth culture through the negotiation of space, time, and technology within the strong discourse of moral propriety and gender separation advised by contemporary Islam. The intense social bonding between same sex age peers provides security and reassurance for young men and women in the transition to adulthood. Technology is now integral to this bonding."
University of Indonesia, Faculty of Humanities, 2014
909 UI-WACANA 15:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Nuril Huda
"This paper aims at exploring certain negotiations that justify Muslim’s cinematic texts and practices. It focuses on the questions about what is Islamic and un-Islamic about film, who and what decides certain films as Islamic, and what are the meanings of cinematic practices of Islam for Muslim society. Furthermore, this paper tries to investigate these questions from a theoretical basis using concepts of Islamic modernity, Islamic Ummah and Public, in order to shed some light on the idea of how a production of an Islamic film may trigger the creation of a political and religious identity."
University of Indonesia, Faculty of Humanities, 2012
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: SR Indonesia,
050 SR
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Komaruddin Hidayat
Jakarta: Kompas, 2006
320 KOM p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fitriawati
"ABSTRAK
Pengaruh Islam Terhadap Tradisi Suku Bajo Pulau Bungin-Sumbawa, Nusa Tenggara Barat Penelitian ini menjelaskan tentang pengaruh Islam terhadap limaTradisi Suku Bajo Bungin yang menunjukkan Islam berakulturasi dengan tradisi Suku Bajo Bungin. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan kualitatif penelitian lapangan: wawancara, partisipasi langsung participant obeserve , observasi, kepustakaan. Temuan dari penelitian ini adalah bahwa Islam memiliki beberapa peran dan pengaruh dalam tradisi Bajo Bungin. Peran dan pengaruh tersebut berada pada masing-masing titik bagian seperti pohon, Islam menjadi akar dasar pembentuk tradisi, pengokoh seperti batang, menjadi inti seperti sistem jaringan pohon, menjadi kanopi pada sebuah tradisi, dan ranting pada sebuah tradisi. Hal ini menjadi sebuah rangkaian besar dalam siklus kehidupan manusia Bajo Bungin yang berkelanjutan. Kata kunci: Islam, Bajo, Bungin, tradisi, akulturasi.

ABSTRACT
The Effect of Islam Against Tradition Bajo Bungin 39 s Sumbawa Island, West Nusa Tenggara. This research explain about the Islamic influence towards five tradition of Bajo Bungin tribe which shows that acculturated with the tribe rsquo s tradition. This research used qualitative method with the field research approach, interview, direct participant, observation, and library research. The finding shows that Islam has some roles and influence in Bajo Bungin tribe tradition. The roles and influences were on each part that illustrated like a tree. Islam become the basic root in forming the tradition, strengthen like the stem, became the core like a tree system, became the canopy on tradition and branches of tradition. It became a big system in sustainable human life cycle of Bajo Bungin trib.Keywords Islam, Bajo, Bungin, tradition,acculturation. "
2017
S68401
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Carool Kersten
Depok; London: Faculty of Humanities University of Indonesia; Hurst & Company, 2016
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ali, Jachja J. Keeskamp Muhammad
"berisi tentang kekuatan dan kekayaan Islam"
Jakarta: Unie, 1956
BLD 200 ALI k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>