Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 143845 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Rejected tanned leather is tanned lether product with damages of more than 30% of its total surface area,
but can be improved by embossing. Embossing is the provision of patterns that influences the properties of articles
and contributes to the closure of the defects on the surface of leather. This study aims to determine the influence
of urethane binder and embossing motives to the quality of rejected leather for shoe upper applications. Variables
investigated were urethane binder composition (100, 150, and 200 part in 1000 part of base coat) and embossing
motives (crocodile, ostrich, shark fish, and milled motive). The quality of the leather was then tested in terms of
organoleptic properties (feel, flexibility, visual appearance), mechanical properties (tear strength, tensile strength,
elongation at break, rub fastness (dry, wet), adhesive strength of cover paint (dry, wet), and flexing resistance),
physical properties (WVP and WVA), as well as morphology (SEM). The results showed that the addition of urethane
binder and embossing patterns affect the quality of shoe upper leather, i.e. in general covering the leather defects
and increasing the visual appearance (organoleptic properties), and changing the collagen network structure
(based on SEM test). Visually preferred skin is skin with the addition of 200 parts of the urethane binder and
crocodile patterned leather.
Kulit tersamak reject adalah produk dengan jumlah luasan kerusakan lebih besar dari 30%, namun dapat
diperbaiki dengan embossing. Embossing adalah metode pemberian motif yang dapat mempengaruhi sifat artikel
dan dapat memberikan kontribusi terhadap penutupan cacat-cacat pada permukaan kulit. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh penambahan binder uretan dan motif embossing pada kulit reject terhadap kualitas
kulit bagian atas sepatu. Variabel penelitian terdiri atas jumlah binder uretan (100, 150, dan 200 gram dalam 1000
gram campuran lapisan dasar) dan motif embossing (kulit buaya, burung unta, ikan hiu, dan milled). Pengujian
mutu kulit terdiri atas pengujian organoleptis (pegangan, kelemasan, kenampakan), mekanik (ketahanan sobek,
kekuatan tarik, kemuluran, ketahanan gosok cat (kering dan basah), kekuatan rekat cat tutup kering dan basah,
ketahanan bengkuk), fisis (water vapor permeability (WVP), water vapor absorption (WVA)), dan morfologi
(scanning electron microscopy (SEM)). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan binder uretan dan motif
embossing berpengaruh terhadap mutu kulit bagian atas sepatu, yaitu secara umum dapat menutup cacat-cacat dan
menambah keindahan visual dan mengubah struktur jaringan kolagen (hasil uji SEM). Secara visual kulit yang
disukai adalah kulit dengan penambahan binder uretan sebesar 200 bagian dan bermotif kulit buaya."
[s.l.]: Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik, 2016
530 KKP 32:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ferdyano Finanda
"Salah satu cara yang paling umum dan mudah untuk menghindari dan mengurangi terjadinya korosi pada baja karbon rendah adalah dengan cara pelapisan. Namun, seringkali terjadi kegagalan pada pelapisan akibat daya lekat cat yang kurang baik serta pigmen dan pengikat yang tidak tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan pigmen dan pengikat terhadap ketahanan korosi dan daya lekat pelapisan pada substrat baja karbon rendah. Untuk menganalisa ketahanan korosinya maka metode yang dilakukan yaitu uji sembur kabut garam dan untuk daya lekat dilakukan pengujian adhesi. Untuk mengetahui tingkat ketahanan korosi dan daya lekat, maka material benda uji akan dilapisi dengan zinc-rich epoksi, zinc silicate, dan epoksi. Hasil yang didapat yaitu peringkat ketahanan korosi adalah 9 atau sangat baik untuk semua sampel. Kemudian dengan penggabungan antara pigmen zinc dan pengikat epoksi, menghasilkan cat dengan daya lekat yang paling baik serta penambahan kelebaran yang paling rendah.

The most common and easy way to avoid dan reduce the corrosion rate of low carbon steel is coating. But failures often happened due to insufficient coating adhesion and inappropriate pigmen and binder. This study aimed to understand the effect of pigmen and binder difference in coating to corrosion resistance and its adhesion level which applied in low carbon steel. The low carbon steel material which coated by zinc-rich epoxy, zinc silicate and epoxy will be tested in salt spray machine and adhesion test to analyse the corrosion resistance and the adhesion level. The result shows that corrosion resistance rating's is 9 which is very good for every sample. More specifically, the combining of pigmen zinc and binder epoxy produce coating with good adhesion and low mean creepage from scribe."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51542
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lukman
"ABSTRAK
Biodiesel merupakan senyawa alkil ester dari asam lemak yang diolah dari sumber trigliserida alami terbarukan dan digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel, biasanya dibuat melalui proses esterifikasi atau transesterifikasi. Dalam aplikasi maupun penyimpanannya, biodiesel berpotensi mengalami kerusakan akibat reaksi oksidasi karena faktor internal kandungan asam lemak tidak jenuh yang tinggi dan faktor eksternal udara, panas, atau cahaya yang mengakibatkan terjadinya perubahan karakteristik serta kualitas dari biodiesel. Untuk menjaga karakteristik dan kualitas dari biodiesel agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, maka perlu ditambahkan antioksidan yang dapat menghambat terjadinya reaksi oksidasi pada biodiesel. Pada penelitian ini digunakan antioksidan Pyrogallol yang ditambahkan ke dalam biodiesel minyak sawit dengan berbagai konsentrasi dan berbagai suhu penyimpanan. Parameter biodiesel yang diamati selama masa penyimpanan adalah yang dapat mewakili terjadinya oksidasi yaitu, parameter yang dapat adalah perubahan viskositas kinematik, densitas, bilangan asam, dan bilangan iodin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan antioksidan Pyrogallol dapat menghambat terjadinya reaksi oksidasi pada biodiesel. Penggunaan antioksidan dengan konsentrasi 0,1 pada suhu penyimpanan 30 C maupun 60 C diketahui dapat mempertahankan karakteristik dan kualitas biodiesel selama masa penyimpanan dari kerusakan akibat reaksi oksidasi.

ABSTRACT
Biodiesel is an alkyl ester compound of fatty acids that is processed from a source of naturally renewable triglycerides and used as a fuel for diesel engines, usually made through esterification or transesterification processes. In the application and its storage, biodiesel has a potential to be damaged by oxidation reaction due to internal factors high unsaturated fatty acid content and external factors air, heat, or light resulting in changes of biodiesel rsquo s characteristics and quality. To maintain the characteristics and quality of the biodiesel to the established standards, it is necessary to add antioxidants that can inhibit the oxidation reaction in the biodiesel. In this research, Pyrogallol will be used as antioxidants and will be added to the palm oil biodiesel with various concentrations and various storage temperatures. The biodiesel parameters observed during the storage period are those that can represent oxidation, which are kinematic viscosity, density, acid number, and iodine number. The results of this research show that the addition of Pyrogallol antioxidants can inhibit the oxidation reaction in biodiesel. The use of antioxidants with a concentration of 0.1 at storage temperatures of 30 C and 60 C is known to maintain the characteristics and quality of biodiesel during storage from damage caused by oxidation reactions.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67305
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Sudarmaji
"ABSTRAK
Banyak proses yang telah diterapkan pada dunia industri dalam mengubah ukuran partikel, dari partikel kecil menjadi besar, antara lain dalam bentuk pelet, ekstrusi atau granular. Bentuk pelet memilih kelebihan dari bentuk ekstrusi maupun granular yaitu lebih kuat dan rapat. Tetapi dari segi adsorpsi, proses pemeletan (binder, tekanan dan kalsinasi) justru mengurangi luas permukaan dan volume mikropori yang menyebabkan pembatasan difusi sehingga kapasitas adsorpsi berkurang.
Dalam penelitian ini sebagai asorben digunakan zeolit alam Malang yang mempunyai kandungan Mordenite cukup besar. Untuk meningkatkan kemampuan adsorpsinya zeolit alam terlebih dahulu dimodifikasi dengan pertukaran kation menggunakan larutan NaCl 3M dengan perbandingan zeolit : larutan ( 1 gr : 2 ml). Larutan dan zeolit diaduk selama +/- 10 jam pada suhu ruang. Setelah dimodifikasi ZMT dipeletkan dengan menggunakan alat peliet press dengan air sebagai binder, kemudian dikalsinasi pada suhu 140 °C. Pemeletan dilakukan dengan variasi tekanan 2, 4 dan 6 ton serta variasi binder 25% dan 30% berat kering zeolit.
Pengujian kapasitas adsorpsi dilakukan dengan menggunakan alat Syngas Reaction System di Laboratorium RRK & KGA TGP-FTUI. Uji kapasitas adsorpsi dilakukan sebanyak 3 kali (2.5 sirklus) dengan menggunakan gas umpan udara pada kondisi suhu ruang. Regenerasi dilakukan dengan metode thermal swing desorprion. Dari uji kapasitas adsorpsi ternyata palet ZMT 30% mempunyai kinerja yang realtif lebih baik dibandingkan pelet ZMT 25%. Pelet ZMT 30% mempunyai kapasitas adsorpsi yang lebih baik karena dengan semakin banyaknya binder yang digunakan zat-zat pengotor yang ada dalam zeolit kemungkinan yang terbawa keluar waktu kalsinasi maupun degasing akan Iebih banyak. Daya tahan ZMT 30% juga lebih baik karena dengan komposisi binder 30% aplikasi tekanan pada waktu pembuatan pelet lebih efektif sehingga menghasilkan pelet yang lebih rapat dan kuat.
Dengan semakin besarnya tekanan yang digunakan dalam pembuatan pelet ZMT ternyata daya adsorpsinya berkurang akan tetapi pelet tersebut akan mempunyai ketahanan terhadap operasi siklus. Bila tekanan yang digunakan terlalu kecil walau mempunyai daya adsorpsi yang cukup baik akan tetapi penurunan kapasitas adsorpsinya cukup besar setelah diregenerasi. Seperti pada pelet ZMT yang dibuat dengan tekanan 2 ton kapasitas adsorpsinya pada adsorpsi-3 lebih kecil dibandingkan dengan kapasitas adsorpsi peiet ZMT yang dibuat dengan tekanan 4 ton.
Secara umum penelitian ini menghasilkan pelet zeolit yang relatif lebih baik dibandingkan dengan hasil penelitian sebelumnya [8]. Dalam penelitian dihasilkan pelet yang mempunyai kapasitas adsorpsi terbesar adalah pelet ZMT dengan komposisi binder 30% dan tekanan pembuatan 2 ton, yang mempunyai kapasitas adsorpsi-1 sebesar 0.15899 mg H2O/gr zeolit. Hasil tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan hasil penelitian sebelumnya yaitu sebesar 0.105 mg H2O/gr zeolit. Untuk operasi siklus adsorpsi-regenerasi pelet ZMT dengan komposisi binder 30% dan tekanan pembuatan 6 ton, mempunyai ketahanan operasi yang lebih baik dibandingkan pelet ZMT yang lainnya.
Dalam operasi siklus adsorpsi-regenerasi 2.5 siklus pelet ZMT dengan komposisi binder 30% serta tekanan pembuatan 2 ton masih lebih baik dibanding pelet ZMT yang lainnya, hal ini bisa dilihat dari kapasitas adsorpsi terbesar dan total uap air yang diadsorp juga terbesar. Akan tetapi hasil ini bisa lain jika operasi adsorpsinya lebih lama. Sebab untuk operasi yang lama diperlukan pelet yang selain mempunyai daya adsorpsi baik juga ketahanan terhadap operasi siklus juga diperhatikan. Dengan hal ini perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai daya adsorpsi suatu zeolit untuk kondisi operasi yang berbeda."
2000
S50809
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jessy
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2002
T40003
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raisa Chairani
"Dengan cadangan nikel yang melimpah, industri pengolahan mineral di Indonesia akan semakin berkembang yang memungkinkan meningkatnya jumlah limbah pengolahan mineral yang dapat merusak lingkungan. Dibutuhkan metode-metode yang efektif untuk menanggulangi hal tersebut, salah satunya adalah mengolah kembali limbah tersebut untuk diambil logamnya seperti Fe. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh temperatur dan kadar arang cangkang kelapa sawit terhadap fasa, struktur mikro dan pembentukan logam besi hasil reduksi langsung residu proses hidrometalurgi, Penelitian ini menggunakan metode reduksi langsung pada temperatur operasi 1000, 1100 dan 1200℃ selamat 60 menit. Variasi temperatur operasi serta penambahan kadar arang cangkang kelapa sawit memberikan pengaruh terhadap hasil reduksi langsung yaitu meningkatnya derajat metalisasi dan derajat reduksi seiring dengan meningkatnya temperatur dan penambahan arang cangkang kelapa sawit. Derajat reduksi dan derajat metalisasi tertinggi berada pada variasi arang 30%, CaO 0% pada suhu 1200℃ sebesar 98.73% dan 98%.

With abundant nickel reserves, the mineral processing industry in Indonesia will continue to grow, which will allow an increase in the amount of mineral processing waste that can damage the environment. Effective methods are needed to overcome this, one of which is reprocessing the waste to extract metals such as Fe. This study aims to analyze the effect of temperature and charcoal content of oil palm shells on the phase, microstructure and formation of ferrous metal resulting from the direct reduction of residues from the hydrometallurgical process. This study used the direct reduction method at operating temperatures of 1000, 1100 and 1200℃ for 60 minutes. Variations in operating temperature and the addition of oil palm shell charcoal have an effect on the direct reduction results, namely increasing the degree of metallization and the degree of reduction along with the increase in temperature and the addition of oil palm shell charcoal. The highest degree of reduction and degree of metallization was at the variation of 30% charcoal, 0% CaO at 1200℃ temperature of 98.73% and 98%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faisal
"Penggunaan material teknik tidak hanya mencakup bahan-bahan konvensional, tetapi sudah sampai kepada pemanfaatan material yang lebih maju (advanced materials), dimana teknologi pembuatanya relatif berbeda dengan material yang sudah ada sekarang. Salah satu jenis material yang termasuk ke dalam kelompok material maju adalah material komposit. Dengan adanya material komposit yang digunakan bagi industri, khususnya indusiri automotive akan memberikan sumbangan yang sangat penting dalam menunjang perkembangan industri tersebut untuk menghasilkan suatu produk yang berkualitas serta dapat bersaing di pasaran. Kemajuan penggunaan material komposit ini telah memberikan suatu harapan dan kesempatan bagi para peneliti untuk mengembangkan dan mencari bahan alternatif yang dapat menggantikan material yang telah ada dengan memperhatikan aspek-aspek lingkungan. Salah satu cara untuk memakai bahan alternatif yang ramah lingkungan adalah memanfaatkan Dry Shaving (leather waste) dart basil penyamakan kulit (tanning process) sebagai pengisi (filler) yang digunakan untuk bahan komposit.
Penelitian ini merupakan salah satu usaha dalam rangka pengembangan material komposit, yaitu dengan meneliti pengarulr penambahan Thy Shaving (leather waste) sebagai filler untuk bahan komposit guna mengurangi biaya produksi serta meningkatkan sifat mekanik dan performance terhadap produk yang akan dibuat (fan housing truck, accu closing, bumper, etc) . Untuk mengetahui pengaruh limbah padat ini terhadap mechanial properties komposit, maka dilakukan pembuatan sampel uji komposit dengan variasi bend limbah kulit dengan komposisinya adalah 100% MI, GSM dengan liurbah kulit (18p-am, 36 gram, 54 gram, 72 grain) dan 10000% limbah kulit. Dart pengujian yang dilakukan. diperolelr tensile strength untuk CSM 450 dengan kadar filler 18 gram meningkat sebesar 4,88 % (43 N/nun2) dimana CSM murni sebagai pembanding, sedangkan CSM 300 yang hanya sebesar 2,17 ''%. Untuk nilai strain menunjukkan perhedaan yang cukup signifkan, yaitu meningkat sebesar 50 % (0, 0021 mm/mm) dibandingkan CSM 300 yang mampu sebesar 8,33 %. Adapun Modulus elastisitus dari material komposit dengan filler Thy Shaving ini memperlihatkan fenomena yang bertolak belakang dengan sifat-sifat mekanik di alas, ditnana untuk CSM 300 memiliki tingkat modulus elastisitas sebesar 97,29 %sedangkan CSM 450 inemiliki tingkat modulus elastisitas sebesar 68,96 %. Namun berhubung produk automotive yang akan dibuat memerlukan nilai ketangguhan yang cukup besar, maka material komposit harus memperhatikan mechanical properties sehingga koinposisi yang tepat untuk produk tersebut adalah serat gelas GSM 450 dengan kadar filler sebesar 18 grain.

Today, the use of advance materials for engineering applications becomes common and wider. An example of this kind of material is called composite materials, which needs different manufacturing process to produce compared to the conventional one. The use of composite materials in many industrial applications, such as automotive industry, supports better development and competitive value of the product and gives important contribution to its quality. In addition, the progress in utilization of composite materials gives a good hope and opportunity to develop and find more alternative materials which not only can replace the conventional ones but also are environmentally friendly. One alternative material, which can be used as a component for composite materials, is tanned leather waste in the form of ay Shaving.
This research is focused on investigating the influence of leather waste as filler on the mechanical properties and performance of composite materials in some automotive applications, such as radiator fan housing and battery cover. The experimental studies have been performed by producing some composite panels from different total weight composition of the leather waste : 100% CSM, CSM with leather waste as filler (18 grams, 36 grams, 54 grams, 72 grams) and 100% leather waste. From the experiments, it was found that, compared to the pure CSM, the tensile strength for CSM 450 with 18 grams leather waste and CSM 300 with the same weight is increased 4.88% (43 Nlmm1) and 2.17% respectively while the strain is increased 50 % and 8.33 % respectively. In addition, the modulus elasticity of both composite materials (CSM 450 with 18 grams and 300 with 18 grams) is increased 68.96 % and 97.29 %. Since the tensile strength is key factor for the investigated automotive parts (radiator fan housing and battery cover), the composite material with CSM 450 with 18 grams of leather waste as filler is selected.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T15002
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Khairiza Anri
"Latar belakang: E. faecalis merupakan bakteri yang mendominasi lesi periapikal persisten dengan prevalensi 22-77%. Beberapa penelitian menunjukkan MTA tidak memiliki aktivitas antibakteri terhadap E. faecalis, yang diketahui memiliki kemampuan untuk membentuk biofilm, menginvasi tubuli dentin, mempertahankan viabilitas dalam kondisi tanpa nutrisi dan pH basa yang esktrim. Kitosan telah terbukti efektif melawan beberapa mikroorganisme rongga mulut, salah satunya E. faecalis. Kitosan larut air merupakan turunan kitosan yang menunjukkan aktivitas antibakteri pada pH yang lebih luas. Tujuan: Penelitian ini akan menganalisis pengaruh penambahan kitosan larut air 5% dan 10% pada MTA terhadap kemampuan antibiofilm E. faecalis.
Metode: Tiga kelompok penelitian, yaitu MTA, MTA dengan penambahan kitosan larut air 5%, dan MTA dengan penambahan kitosan larut air 10%, dibuat menjadi ekstrak dan dipaparkan pada biofilm E. faecalis. Kemampuan antibiofilm ditentukan melalui nilai viabilitas biofilm E. faecalis yang didapatkan dari nilai densitas optik uji MTT assay.
Hasil: Terdapat perbedaan bermakna (p<0,05) nilai viabilitas biofilm E. faecalis antara kelompok semua kelompok. Kelompok MTA dengan penambahan kitosan larut air 10% memiliki nilai viabilitas biofilm E. faecalis yang paling rendah, diikuti oleh MTA dengan penambahan kitosan larut air 5%, dan MTA. Kesimpulan: Penambahan kitosan larut air berbagai konsentrasi pada MTA meningkatkan kemampuan antibiofilm terhadap E. faecalis. MTA dengan penambahan kitosan larut air 10% menghasilkan kemampuan antibiofilm tertinggi terhadap E. faecalis secara signifikan dibandingkan dengan MTA dan MTA dengan penambahan kitosan larut air 5%.
Background: E. faecalis is the dominant bacteria in persistent periapical lesions with a prevalence of 22-77%. Several studies have shown that MTA has no antibacterial activity against E. faecalis, which is known to have the ability to form biofilms, invade dentinal tubules, maintain viability in conditions of no nutrition and extreme alkaline pH. Chitosan has been shown to be effective against several oral microorganisms, one of which is E. faecalis. Water-soluble chitosan is a chitosan derivative that shows antibacterial activity at a wider pH.
Objective: This study will analyze the effect of adding 5% and 10% water-soluble chitosan to MTA on the antibiofilm ability against E. faecalis. Methods: Three research groups, namely MTA, MTA with the addition of 5% water-soluble chitosan, and MTA with the addition of 10% water-soluble chitosan, were made into extracts and exposed to E. faecalis biofilms. Antibiofilm ability was determined by the value of the E. faecalis biofilm viability obtained from the optical density value of the MTT assay test. Results: There was a significant difference (p<0.05) in the value of E. faecalis biofilm viability between all groups. The MTA with the addition of 10% water-soluble chitosan group had the lowest biofilm viability value of E. faecalis, followed by MTA with the addition of 5% water soluble chitosan, and MTA.
Conclusion: The addition of water-soluble chitosan in various concentrations to MTA increased the antibiofilm ability against E. faecalis.  MTA with the addition of 10% water soluble chitosan produced the highest antibiofilm ability against E. faecalis significantly compared to MTA and MTA with the addition of 5% water-soluble chitosan."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Areita Ghassani Labibah
"Masalah iklim yang ditimbulkan bahan bakar fosil membuat transisi ke sumber energi terbarukan semakin penting, salah satu bentuknya adalah penggunaan baterai Li-ion. Saat ini, kendaraan listrik menjadi pendorong terkuat untuk pengembangan baterai Li-ion, khususnya katoda LiNi1/3Mn1/3Co1/3O2 (NMC) yang memiliki kandungan Kobalt lebih rendah dari LiCoO2 (LCO). Salah satu upaya untuk meningkatkan performa katoda NMC, terutama kapasitas spesifiknya adalah dengan pemilihan material pengikat. Saat ini, pengikat organik Poly(vinylidene difluoride) (PVDF) telah umum digunakan sebagai pengikat. Akan tetapi, pengikat PVDF memiliki beberapa kekurangan, sehingga dilakukan penelitian menggunakan pengikat berbasis air, yaitu Carboxy Methyl Cellulose (CMC) dan Sodium Alginate (SA) sebagai pengganti alternatif. Pada penelitian ini, dilakukan karakterisasi dengan Scanning Electron Microscope-Energy Dispersive Spectroscopy (SEM-EDS) dan X-Ray Diffraction (XRD) untuk mengetahui karakteristik katoda, serta dilakukan pengujian performa elektrokimia baterai dengan Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS), Cyclic Voltammetry(CV), dan Charge-Discharge (CD). Hasil yang didapat adalah baterai dengan kapasitas spesifik yang paling besar dimiliki oleh sampel yang menggunakan material pengikat PVDF, yaitu 137,25 mAh/g. Kapasitas spesifik sampel yang menggunakan material pengikat CMC-SBR dan SA masing-masing sebesar 40,75 mAh/g dan 12,38 mAh/g. Material pengikat berbasis air memberikan keuntungan dalam beberapa aspek, tetapi secara keseluruhan belum dapat menggantikan peran PVDF sebagai material pengikat katoda NMC 622.

The climate problem caused by fossil fuels make a transition toward renewable energy sources more critical, one of the form of renewable energy is Li-ion battery. Currently, electric vehicles are the main drive for the development of Li-ion batteries, especially the LiNi0,6Mn0,2Co0,2O2 (NMC 622) cathode which has a lower Cobalt content than LiCoO2 (LCO). One of the effort to improve the performance of NMC cathode, especially the specific capacity, is by choosing a binder material. At the moment, Poly(vinylidene difluoride) (PVDF) organic binder has been commonly used as a binder. However, PVDF binders have drawbacks, so current research was carried out using water-based binders, namely Carboxy Methyl Cellulose (CMC) and Sodium Alginate (SA) as an alternative. In this study, characterization was done using Scanning Electron Microscope-Energy Dispersive Spectroscopy (SEM-EDS) and X-Ray Diffraction (XRD) to determine the characteristics of the cathode, as well as assess the electrochemical performance of the battery using Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS), Cyclic Voltammetry (CV), and Charge-Discharge (CD). Based on the results, battery with the largest specific capacity was owned by the sample using PVDF, with specific capacity of 137,25 mAh/g. Whereas, samples using CMC-SBR and SA have specific capacity of 40,75 mAh/g and 12,38 mAh/g, respectively. Water-based binder materials provide advantages in several aspects, but overall they cannot yet replace the role of PVDF as a binder material for the NMC 622 cathode."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desika Kuswarini
"Pengendalian Intern pada Kementerian/Lembaga Di Jakarta Penelitian ini bertujuan untuk meneliti sejauh mana kualitas jasa Inspektorat Jenderal, pengalaman pimpinan, dan jumlah anggaran berpengaruh terhadap efektivitas pengendalian intern pada Kementerian/Lernbaga di Jakarta. Kualitas jasa Inspektorat J enderal diukur dengan independensi, keahlian profesional, ruang lingkup audit, perencanaan audit, dan pelaporan hasil audit. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survei terhadap Inspektorat Jenderal pada Kementerian/Leinbaga di Jakarta. Sarnpel yang digunakan adalah 20 Departernen dan 24 LPND. Pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling. Metode statistik yang digunakan yang digunakan untuk rnenguji hipotesis penelitian adalah regresi berganda. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa kualitas jasa Inspektorat Jenderal, pengalarnan pirnpinan, dan junilah anggaran secara parsial maupun simultan berpengaruh signitikan terhadap efektivitas pengendalian intern.

This research aims to examine how far General Inspectorate service quality,leader experience, and amount of budget influence to intemal control effectiveness in Ministry/Institution in Jakarta. General Inspectorate service quality is measured with independency, professional skill, scope of audit, planning of audit, and reporting of audit result. Survey method is applied to the respondents consisting of internal auditors of Ministry/Institution in Jakarta. Amount of the sample are 20 Department and 24 LPND. These samples were selected by using purposive sampling method. The statistic method used to test on the research hypothesis is multiple regression. The hypotheses tested are revealed that General Inspectorate service quality, leader experience, and amount of budget influence significantly to the internal control effectiveness as Well as partially and simultaneously."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T33424
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>