Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 159185 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Willa Follona
"Remaja berisiko terhadap pernikahan usia dini namun informasi tentang pendewasaan usia perkawinan masih kurang. Pendidikan kelompok sebaya merupakan metode pendidikan kesehatan yang sesuai untuk remaja, namun belum terlaksana di lingkungan masyarakat baik perkotaan maupun perdesaan. Selain itu, belum terfokus pada pendewasaan usia perkawinan, sehingga perlu diketahui perbedaan pengetahuan dan sikap tentang pendewasaan usia perkawinan setelah pendidikan kelompok sebaya pada remaja di perkotaan dan perdesaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan pendidikan kelompok sebaya tentang pengetahuan dan sikap mengenai pendewasaan usia perkawinan antara remaja di wilayah perkotaan dan perdesaan. Penelitian ini merupakan eksperimen semu dengan desain pretest-posttest pada 60 remaja yang dipilih secara acak sederhana di Desa Cileungsi (perkotaan) dan Desa Mampir (perdesaan) Kecamatan Cileungsi pada bulan Maret 2014.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan kelompok sebaya dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja perkotaan serta perdesaan dengan p < 0,001. Namun tidak terdapat perbedaan bermakna pada peningkatan pengetahuan maupun sikap dengan p > 0,05. Pendidikan kelompok sebaya dapat dilaksanakan di berbagai wilayah sehingga diperlukan dukungan berbagai pihak untuk pelatihan pendidik sebaya bagi remaja dan pengembangan di lingkungan masyarakat.

Adolescents are at risk of having early marriage, but they still lack of information about maturation age of marriage. Peer education is a suitable method to provide adolescents with health education. However, health education given to adolescents both in urban society and rural society has never used this method, and has not been focused on maturation age of marriage. Therefore, it is necessary to find out the difference between knowledge and attitude of urban adolescents and those of rural adolescents about maturation age of marriage after peer education method is used. This study was aimed to analyze the difference impacts of peer education on maturation age of marriage among urban and rural adolescents. This is a quasi experimental study using pre-test and post-test design on 60 adolescents who are selected using a simple random sampling, from Cileungsi Village (urban area) and Mampir Village (rural area) in Cileungsi Sub-district in March 2014.
The results show that peer education is able to improve the knowledge and attitude about maturation age of marriage of adolescents with p < 0.001. However, it does not show any significant difference with p > 0.05 in both knowledge and attitude. Peer education can be implemented in all regions. Therefore, supports from all stakeholders is necessary to make some training for trainers in peer education for teenagers and its development in society."
Jakarta: Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jakarta III, 2014
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Kapabilitas kecerdasan orang dewasa, terkait dengan perkembangan jaringan otak telah mencapai 50 persen ketika ia berumur 4 tahun. Perkembangan pesat jaringan otak terjadi ketika anak berumur 8 tahun dan mencapai puncaknya ketika anak berumur 18 tahun. Setelah itu, walaupun dilakukan perbaikan nutrisi tidak akan berpengaruh terhadap perkembangan kognitif. Periode 4 tahun pertama merupakan periode kritis bagi anak karena sangat berpengaruh terhadap perkembangan periode berikutnya hingga masa dewasa, sementara masa emas ini hanya datang sekali. Optimalisasi pendidikan usia dini, yaitu pendidikan anak di usia 4 tahun pertamanya menjadi sangat penting. Program pengabdian kepada masyarakat ini memberi pengarahan dan pembinaan pentingnya pendidikan usia dini pada masyarakat di wilayah kampung Bulak, Pondok Gede, Bekasi. Kegiatan ini juga dilengkapi dengan aksi filantropi produktif berupa pengadaan sarana perpustakaan bagi anak usia dini."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, 2018
300 SYU 1:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Atikah Rahayu
"Kabupaten Hulu Sungai Utara masih dihadapkan dengan permasalahan
gizi pada anak bawah dua tahun (baduta). Salah satu masalah gizi hingga
saat ini adalah stunting. Anak dengan riwayat berat badan lahir rendah
(BBLR) merupakan salah satu faktor yang potensial memengaruhi pertum-
buhan anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji risiko riwayat berat
badan lahir dengan kejadian stunting pada anak baduta. Desain penelitian
adalah potong lintang. Populasi penelitian ini merupakan ibu-ibu yang
memiliki anak baduta dan besar sampel sejumlah 117 terdiri dari anak
baduta. Pelaksanaan penelitian dilakukan selama tiga bulan pada bulan
September ? November 2014. Kategori BBLR jika riwayat berat badan lahir
< 2.500 gram. Analisis data bivariat menggunakan uji kai kuadrat dan data
multivariat menggunakan uji regresi logistik. Hasil analisis bivariat menun-
jukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara riwayat status
BBLR (nilai p = 0,015) dengan stunting pada anak baduta. Berdasarkan
hasil analisis multivariat, diperoleh bahwa BBLR merupakan faktor risiko
yang paling dominan berhubungan dengan kejadian stunting. Anak dengan
BBLR memiliki risiko 5,87 kali untuk mengalami stunting. Riwayat BBLR
memiliki peranan penting dalam kejadian stunting anak baduta di wilayah
Puskesmas Sungai Karias, Hulu Sungai Utara.
North Hulu Sungai District is still facing nutrition problems among children
under two years old. One of nutrition problems up to now is stunting. Child
with low birthweight (LBW) record is one of potential factors influencing the
growth of a child. This study aimed to assess any risk of LBW records with
stunting incidence among children under two years old. This study used
cross-sectional design. The population was mothers having children under two years old and samples amounted to 117 consisted of children under two
years old. This study was conducted within three months on September ?
November 2014. Category of LBW was if birth weight records < 2,500 gram.
Bivariate data analysis used chi-square test and multivariate data analysis
used logistic regression test. The result of bivariate analysis showed a sig-
nificant relation between LBW status records (p value = 0.015) with stunt-
ing incidence among children under two years old. Based on the result of
multivariate analysis, LBW was the most dominating risk factor related to
stunting incidence. Children with LBW had 5.87 times risk of suffering from
stunting. LBW records take an important role in stunting incidence among
children under two years old around Sungai Karias Primary Health Care
area in North Hulu Sungai."
Universitas lambung mangkurat, fakultas kedokteran, bagian gizi program Studi kesehatan masyarakat,, 2015
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Kantor Menteri Koordinator bidang kesejahteraan rakyat, 1992
WA 317 Dep N92k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Megawaty Affriany
"Perkawinan kembali merupakan salah satu pilihan yang dapat dilakukan
setelah seorang wanita bercerai. Hasil survey di Amerika Serikat yang dilakukan kepada wanita bercerai menyebutkan bahwa 90% mempertimbangkan akan melakukan perkawinan kembali jika menemukan pasangan yang tepat (Thabes,dalam Papalia dkk 2001). Setelah perceraian, anak-anak umumnya tinggal bersama ibunya. Karenanya wanita seringkali membawa anaknya pada perkawinan berikutnya. Perkawinan kembali pascacerai yang melibatkan anak dan perkawinan sebelumnya cenderung memiliki masalah. Masalah akan semakin bertambah ketika wanita bercerai melakukan perkawinan kembali dengan pria lajang, Penyesuaian dalam perkawinan cenderung semakin sulit bila orang tua tirinya belum pernah menjadi orang tua sebelumnya (Hurlock, 1986). Untuk mewujudkan perkawinan kembali yang berhasil dan bahagia pasangan perlu melakukanpenyesuaian perkawinan pada berbagai area dalam perkawinan.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan
jumlah responden 2 pasangan suami istri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masalah yang biasa dihadapi pada perkawinan kembali pascacerai adalah masalah persetujuan keluarga, masalah hubungan ayah tiri dan anak tiri yang berusia remaja, masaiah hubungan dengan mantan suami, masalah antara suami dan istri akibat hubungan ayah tiri dan anak tiri yang kurang baik, masalah keuangan keluarga, kesulitan ijin dari suami jika mantan suami ingin berternu, dan masalah penggantian nama mantan suami dalam akte kelahjran anak. Strategi penyesuaian yang dilakukan setiap pasangan berbeda pada setiap masalah. Strategi yang paling dominan adalah aktif kompromi di mana penyelesaian masalah hanya memuaskan satu pihak. Gambaran penyesuaian perkawinan yang cukup berhasil tampak pada sedikit masalah pada area penyesuaian perkawinan. Gambaran penyesuaian yang kurang berhasil ditandai dengan masalah pada berbagai area penyesuaian yang belum terselesaikan. "
Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanumah Basalim
"Wanita yang mengalami menarche dini memiliki risiko yang lebih tinggi untuk menderita kanker payudara dibandingkan wanita dengan menarche normal. Tujuan penelitian mengetahui determinan menarche dini Siswi SMP X di Jakarta Tahun 2009, dengan menggunakan rancangan cross sectional. Analisis data menggunakan uji regresi logistic dan uji interaksi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hormonal adalah faktor dominan (B=2,6; p= 0,005, OR= 12,97) yang mempengaruhi terjadinya menarche dini. Disarankan tinggi badan dipakai untuk salah satu skrining kanker payudara.

Woman who had early menarche has higher risk to get breast cancer compare to woman who had normal menarche. Purpose of this cross sectional study is to know determinant of early menarche in Junior High School X student, year 2009. Logistic regression and interaction test were statistic methods for data analysis.
Result showed hormonal was a dominant factor that influence early menarche (B=2,6; p= 0,005; OR: 12,97). It was suggested to include body height as one of breast cancer screenning.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T29374
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nanny Ophir Yani Setyo Adji
"Kenyataan menunjukkan bahwa sebagian terbesar penduduk Indone_sia bert:PSrpat tinggal di daerah pedesaan (Rencana Pembangunan Lima Tabun, 1974 : 78). Oleh karenanya keberhasil,an pembangunan sedikit banyaknya tergantung juga pada partisipasi penduduk yang tinggal di daerah pedesaan. Peran serta rre.reka perlu ditingkatkan dengan cara menanamkan pengertian dan nntivasi akan arti pentingnya pembangunan bagi mereka."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1984
S12694
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Reynie Purnama Raya
"Inisiasi Menyusu Dini (IMD) merupakan salah satu istilah baru yang digunakan untuk pemberian ASI satu jam pertama setelah melahirkan. Bila pemberian ASI satu jam pertama tidak memberikan kesempatan pada bayi untuk mencari sumber makanannya sendiri, tata laksana IMD memungkinkan bayi untuk merangkak diatas dada ibunya dan berusaha mencapai puting susu ibunya sendiri.
Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI 1 jam setelah melahirkan adalah pengetahuan ibu, pelayanan kesehatan pada waktu hamil, dan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan. Sedangkan faktor yang dominan adalah penolong persalinan dan tenaga periksa hamil. Ketidakberdayaan ibu melahirkan menjadikan ibu berperilaku pasif terhadap apa yang dilakukan padanya dan bayinya sesaat setelah melahirkan membuat bidan sebagai tenaga penolong pesalinan mempunyai peranan penting dalam memberikan dukungan pada ibu untuk melaksanakan IMD. Namun hingga saat ini belum tersedia informasi akurat dari faktor tenaga kesehatan pemeriksa kehamilan maupun penolong persalinan?dalam hal ini bidan?yang dapat mendukung keberhasilan pelaksanaan IMD oleh ibu melahirkan dan bayi yang dilahirkannya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran sikap bidan terhadap IMD. Triagulasi metode digunakan dalam penelitian ini, dimana dipakai dua jenis penelitian yaitu penelitian kualitatif dan kuantitatif. Enam informan diwawancara untuk penelitian kualitatif dan 162 responden disurvei dalam penelitian kuantitatif.
Dari penelitian kualitatif didapatkan informasi bahwa sebagian besar informan mendukung pelaksanaan IMD dan berpendapat bahwa IMD penting dan bermanfaat bagi ibu dan bayi. Dari penelitian kuantitatif, didapatkan persentase bidan yang kurang mendukung pelaksanaan IMD (54,4%) lebih tinggi dibandingkan yang mendukung pelaksanaan IMD (45,6%). Faktor yang berhubungan dengan sikap bidan terhadap IMD adalah dukungan rekan kerja bidan pada pelaksananaan IMD.

Initiation of Breasfeeding (IBF) is a term that is used for giving breastmilk within one hour after delivery. In the early detachment, a baby wasn?t given any chance to find his own source of food, but in IBF, the baby had the opportunity to crawl on his mother's chest and find his mother?s nipple by himself.
Factors that related with breastfeeding within one hour after delivery are mother's knowledge, ante natal care, and delivery helped by health care workers. Moreover, the dominant factors are birth attendant and ante natal care attendant. Physical tiredness after birth makes the mother become very passive to everything done to her and her baby. This situation makes midwife, as birth attendant has big role to support the mother and the baby to do IBF. But until recently, there is no information avalaible about birth attendant and ante natal attendant midwife which can support the successful of IBF.
This study was done to determine the midwives attitude towards IBF. Triagulation method was used in this study. Six informen was interviewed in the qualitative method and 162 respondents filled self administered questioners in the quantitative method.
Base on the indepth interview, most of the informen show positive attitude towards IBF and claimed that IBF was important and had advantages for both the mother and the baby. Moreover, the survey showed 54,4% respondents had the negative attitude towards IBF and there was significant relationship between peer support for midwife to their attitude towards IBF (p value=0,018).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T41310
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yeon, Lee
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
D1829
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>