Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 92521 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Elda Nazriati
"Salah satu indikator kualitas fasilitas kesehatan tingkat primer (FKTP)
adalah rendahnya rujukan nonspesialistik. Rujukan nonspesialistik adalah
rujukan dari 144 penyakit yang seharusnya dapat diatur di FKTP.
Kenyataannya, masih banyak kasus nonspesialistik yang dirujuk ke fasilitas
kesehatan sekunder. Penelitian deskriptif dengan metode campuran kuantitatif
dan kualitatif ini bertujuan untuk mengetahui pola dan penyebab kasus
penyakit nonspesialistik yang dirujuk ke fasilitas kesehatan tingkat
sekunder di Kota Pekanbaru. Gambaran kasus penyakit nonspesialistik
dikumpulkan dari data Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan
Kota Pekanbaru periode Desember 2014 - April 2015, sedangkan faktor
penyebab rujukan diperoleh dari focus group discussion yang diikuti oleh 40
dokter berdasarkan jenis FKTP. Penelitian ini menampilkan 20 kasus nonspesialistik
yang paling sering dirujuk, di antaranya hipertensi esensial,
miopia ringan, dan diabetes melitus. Penyebab rujukan kasus penyakit nonspesialistik
antara lain kesalahan kode serta terbatasnya fasilitas, sumber
daya manusia, manajemen pelayanan, dan kompetensi dokter. Semua faktor
keterbatasan tersebut perlu diantisipasi agar upaya rujukan dapat diminimalkan
One of primary healthcare facility quality indicators is the low non-specialistic
referral. Non-specialistic referral is referral of 144 diseases that should
be arranged in primary healthcare facilities. In fact, there are many non-specialist
cases referred to secondary health care facilities. This descriptive
study using quantitative and qualitative method aimed to determine patterns
and causes of non-specialist diseases referred to secondary primary
health care in Pekanbaru City. Depiction of non-specialistic disease cases
was collected from data of the state health insurance scheme in Pekanbaru
City on December 2014 - April 2015 period, meanwhile causes of referral
were obtained from focus group discussion participated by 40 doctors based
on types of primary healthcare facilities. This study showed 20 non-specialistic
cases oftenly referred including essential hypertension, mild myopia
and diabetes mellitus. Causes of non-specialistic disease referrals were
code error as well as limited facilities, human resources, service management
and competence of doctors. Such limitations need to be anticipated in
order to minimalize act of referrals."
Universitas Riau, Fakultas Kedokteran, Departemen Pendidikan Kedokteran, 2015
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tjutju Rumijati
"Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit menahun yang akan diderita seumur hidup, sehingga diperlukan peran dari keluarga dan klien sendiri. Masalah DM pada lansia dapat menjadi ancaman bagi keluarga yang merawat dapat menyebabkan berbagai komplikasi skibat dan ketidakpatuhan. Tujuan penelitian ini adalah diketahui hubungan antara faktor individu, dukungan keluarga dan ketersediaan fasilitas kesehatan dengan kepatuhan lansia dalam menjalani perawatan diabetes melitus di kecamatan Rancasari Kota Bandung. Metode penelitian yang digunakan deskriptif korelasi dengan pendekatan waktu cross sectional. Sampel diambil steam total sampling, berjumlah 128 orang lansia. Instrumen yang digunakan adalah kuisioner dan food record. Analisis data menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat dengan chi square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepatuhan lansia lebih dari setengahnya menunjukkan patuh. Berdasarkan uji statistik terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan kepatuhan lansia dalam menjalani perawatan DM (p=0.01). sedangkan faktor lain tidak menunjukkan hubungan yang bermakna. Dengan demikian maka diperlukan peran perawat komunitas dalam upaya promosi kesehatan dengan memberikan penyuluhan secara berkala tentang perawatan diabetes melitus."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
T21860
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Pekerja seks perempuan (PSP) merupakan kelompok yang termarjinalkan secara sosial dan memiliki kerentanan yang tinggi terhadap masalah kesehatan. Upaya perluasan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pada PSP masih terbatas sehingga penting dilakukan untuk mendukung pencapaian universal health coverage. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai akses JKN pada PSP di Denpasar. Penelitian ini merupakan studi kualitatif. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam terhadap 15 orang PSP dan empat orang mucikari di Denpasar pada Agustus hingga Oktober 2014. Hasil wawancara diolah dengan analisis tematik. Kerangka analisis yang digunakan adalah The Health Access Livelihood Framework. Kepemilikan JKN pada PSP di Denpasar masih rendah, meskipun sebagian PSP memiliki kemauan untuk menjadi peserta JKN dan memiliki kemampuan membayar iuran JKN. Faktor penghambat akses JKN pada PSP adalah rendahnya pengetahuan mengenai prosedur pendaftaran dan portabilitas JKN, kekhawatiran keberlanjutan pembayaran iuran, persepsi buruk mengenai kualitas layanan yang akan diterima jika menggunakan JKN, ketidaklengkapan administrasi kependudukan serta kebijakan yang mengharuskan peserta bukan penerima bantuan iuran (Non-PBI) Mandiri untuk mendaftarkan seluruh anggota keluarga. Akses JKN pada PSP terhambat oleh faktor-faktor individual, layanan dan kebijakan yang perlu diatasi untuk meningkatkan cakupan JKN pada PSP.

Female sex workers (FSW) is marginalized social group having a high vulnerability of health problems. Effort to expand national health insurance on FSW is still limited, so it is necessarily performed in order to support the achievement of universal health coverage. This study aimed to obtain the depiction of the insurance access among FSW in Denpasar. This study was qualitative. Data was collected through in-depth interview of 15 FSW and four pimps in Denpasar on August - October 2014. The interview result was analyzed using thematic analysis. The analysis framework used was The Health Access Livelihood Framework. The insurance ownership among FSW in Denpasar was low, even though some FSW were willing to be participants and afford to pay the premium. Factors inhibiting the insurance access were the lack of knowledge regarding registration procedures and portability, fear of premium payment sustainability, negative perceptions regarding quality of services that would be received if using the insurance, incomplete population administration and policy requiring participants of independent non-premium support receiver to register all of their family members. The insurance access among FSW was hindered by individual, service and policy factors that need to be conquered to increase the insurance coverage among FSW."
Bali: Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, 2015
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : FKM-UI, 2000,
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
"Schizophernia disorder is a servere mental disorder that is expected having a great relapsing risk. ...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Retno Wulandari
"Penelitian terdahulu menyebutkan bahwa ibu melahirkan secara sectio cae-
sarea cenderung lebih lambat melakukan inisiasi menyusu dini dan mem-
punyai prevalensi lebih rendah dalam praktik ASI ekslusif dibanding Ibu
melahirkan pervaginam. Ibu post sectio caesarea juga tidak memulai
menyusui bayinya pada hari pertama melahirkan. Tujuan penelitian ini
adalah mengetahui faktor yang menyebabkan rendahnya praktik inisiasi
ASI pada Ibu post sectio caesarea termasuk peran tenaga kesehatan di se-
buah rumah sakit di Surabaya. Sebanyak 72 ibu yang melahirkan secara
sectio caesarea selama bulan Juni 2012 telah menandatangani informed
consent, diobservasi sejak masuk rumah sakit sampai akhir hari ke-2 post
sectio caesarea, dan diwawancara dengan menggunakan kuesioner. Hasil
penelitian menunjukkan semua ibu sudah mempunyai pengetahuan yang
baik tentang ASI, 26,4% di antaranya sudah mempunyai pengalaman se-
belumnya dalam memberikan ASI, tetapi hanya 6,9% dan total 29,2% yang
mulai memberikan ASI pada hari pertama dan kedua pasca sectio cae-
sarea. Dukungan tenaga kesehatan dalam hal membantu proses pember-
ian ASI dilaporkan masih rendah. Uji korelasi mendapatkan bahwa dukun-
gan tenaga kesehatan dan kondisi rawat gabung adalah faktor yang
berhubungan dengan praktik pemberian ASI (p value 0,39; p = 0,001; phi
value = 0,47; p = 0,001). Rendahnya pemberian ASI ibu pasca sectio cae-
sarea berkorelasi dengan rendahnya dukungan tenaga kesehatan dan pe-
nundaan rawat gabung.
Previous studies showed that breastfeeding initiation was late in babies
born with sectio caesarea compared to those with vaginal delivery and
prevalence of exclusive breastfeeding practice was low in the former group.
There was no breastfeeding initiation in the first day of post sectio caesarea.
The objective of this study was to define factors correlated to low breast-
Rendahnya Praktik Menyusui pada Ibu Post Sectio
Caesarea dan Dukungan Tenaga Kesehatan di Rumah
Sakit
The Low Practices of Breastfeeding for Sectio Caesarea Women and Health
Workers Support in Hospital
Dwi Retno Wulandari, Linda Dewanti
feeding practice initiation on post sectio caesarea mother, including the role
of health workers in a hospital in Surabaya. 72 post sectio caesarea moth-
ers were observed and interviewed on 1-30 June 2012 to find the factors
correlated with breastfeeding practice. The results showed that although all
the mothers already had a good knowledge about breastfeeding, and 26.4%
of them had previous experience in breastfeeding, only 6.9% and 29.2% of
total breastfeeding is started on the first and second post sectio caesarea
respectively. Support for breastfeeding practice from health workers was
low, and there were significant correlation between the support and room-
ing conditions with breastfeeding practices (p = 0.001). We concluded that
low level of breastfeeding practice on mother with sectio caesarea correlat-
ed with low support of health professional and with the delay of room-in
practice."
Universitas Airlangga, Fakultas Kedokteran, Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Kedokteran, 2014
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sukidjo Notoatmodjo
Jakarta: Rineka Cipta, 2002
613 SUK m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"The implementation of tariff for health service at community heath center at Seluma District has not been based on cost analysis as well as community's abality and willingness to pay ....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Tujuan background study adalah untuk mengevaluasi pencapaian pembangunan kesehatan 2004 - 2009 dan sebelumnya, merumuskan konsep kebijakan, prioritas, sasaran , program & kegiatan serta indikator kinerja bidang kesehatan & gizi. Metode yg digunakan dlm studi meliputi rangkaian seminar, studi pustaka, kunjungan lapangan. lokakarya, serial diskusi & uji publik.. Hasil studi menunjukkan status kesehatan & gizi masyarakat, perlindungan terhadap resiko finansial & ketanggapan pemerintah terhadap penanganan kesehatan membaik, akses masyarakat terhadap pelayanan meningkat, pembiayaan kesehatan berasal dari pemerintah meningkat , ketersediaan obat esensial di puskesmas & RS cukup terjaga , pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan masih optimal, manajemen kesehatan perlu diperkuat. Beberapa isu strategis dibidang kesehatan & gizi adalah terjadinya disparitas status kesehatan & gizi antar wilayah & sosial ekonomi; rendahnya utilisasi fasilitas pelayanan kesehatan milik swasta; kualitas pelayanan masih rendah ; kekurangan gizi kronis pd anak balita cukup tinggi; terjadinya beban ganda penyakit; pembiayaan kesehatan masih pemerintah daerah masih rendah; kuangnya jumlah, jenis, mutu & penyebaran tenaga kesehatan; ketergantunga pd bhn baku obat dr impor; promosi kesehatan & pemberdayaan masyarakat kurang optimal. arah pembangunan kesehatan kedepan antara lain: peningkatan jumlah jaringan & kualitas sarana & prasarana kesehatan; perbaikan gizi masyarakat; pengendalian penyakit menular & tdk menular; peningkatan jumlah, jenis,mutub& penyebaran tenaga kesehatan, peningkatan ketersediaan, keterjangkauan kesehatan , peningkatan jumlah & efisiensi penggunaan anggaran kesehatan pengembangan jaminan pelayanan kesehatan jumlah, jenis,mutu & penyebaran tanaga kesehatan ; peningkatan ketersediaan, keterjangkauan & mutu obat; peningkatan promosi kesehatan & pemberdayaan masyarakat, peningkatan manajemen kesehatan.sasaran pembangunan kesehatan masyarakat yg ingin dicapai pd RPJMN 2010-2014 adalah sbg: meningkatkan umur harapan hidup , menurunkan angka kematian bayi & angka kematian neonatal; menurunkan angka kematian ibu; menurunkan presentasi kekurangan gizi pd balita; meningkatan cakupan jaminan pelayanan bagi seluruh penduduk dengan tetap menjamin pelayanan kesehatan bg penduduk miskin; meningkatkan kepuasan masyarakat atas kualitas & aksesibilitas fasilitas pealayanan kesehatan ; meningkatkan pengeluaran pemerintah untuk kesehatan; mengendalikan penyakit menular & tdk menular; meningkatkan promosi kesehatan & pemberdayaan masyarakat & memenuhi tenaga kesehatan."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>