Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2470 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan, Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI, 2016
R 200.92 IND e
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
"Ironisnya ,pelaku utama kekerasan justru orang-orang yang dekat dengan anak , bukan orang asing bagi anak, seperti ayah,ibu,guru atau ustadz, mandor atau majikan di tempat kerja. Pelaku kekerasan justru adalah orang-orang yang seharusnya bertanggung jawab melindungi anak...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Gultom, Natasha Julia
"Begitu banyaknya keputusan yang kita ambil dan betapa besar pengaruhnya di dalam kehidupan kita menuntut kita untuk memperhitungkan bagaimana suatu keputusan tersebut diambil. Disinilah berpikir kritis itu diperlukan yang mana melibatkan suatu penilaian yang memperhitungkan informasi yang relevan sebelum membuat keputusan yang tepat (Lipman, 1991). Hal yang kelihatannya sederhana ini ternyata relevan dengan keadaan bangsa Indonesia saat ini. Arus informasi yang masuk dan situasi sosial yang sarat dengan konflik menuntut rakyat Indonesia untuk mampu berpikir kritis sehingga informasi tidak diterima begitu saja namun dapat dipilah sebelum ditentukan keputusan yang mampu membawa dampak positif bagi bangsa Indonesia.
Indonesia kaya akan budayanya. Salah satu budaya yang menonjol adalah Batak Toba yang merupakan suku yang tersebar di seluruh kepulauan Indonesia dan menempati posisi yang penting dan strategis dalam pemerintahan. Sistem kekerabatannya yang sangat kuat serta masyarakatnya yang bersifat kolektif menjadi ciri khas dari suku ini. Bagaimana budaya Batak Toba mampu mendukung atau menghambat berpikir kritis bagi anggotanya menjadi permasalahan dalam penelitian ini. Untuk memahami hal ini maka pemerhati adat/pemuka masyarakat/pemuka agama Batak Toba dianggap kredibel untuk membuat analisis mengenai apakah budayanya mendukung atau menghambat berpikir kritis. Mereka tentunya lebih memahami mengenai budaya Batak Toba dan dianggap sebagai tokoh panutan serta turut mempengaruhi pola pikir masyarakatnya termasuk berpikir kritis. Penelitian ini selain diharapkan dapat bermanfaaat untuk memahami berpikir kritis dalam budaya Batak Toba tetapi juga diharapkan mampu memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu psikologi di Indonesia.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendapatkan gambaran yang kaya, dalam dan detail mengenai berpikir kritis yang khas budaya Batak Toba, sesuai dengan sudut pandang pemerhati adat/pemuka masyarakat/pemuka agama Batak Toba. Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan menggunakan kuesioner sesuai dengan teknik Delphi. Untuk mengkonfirmasi dan menggali lebih lanjut mengenai gejala, maka selain metode kuesioner digunakan juga metode wawancara sebagai metode penunjang. Metode analisis yang digunakan terhadap jawaban dari narasumber mempergunakan metode content analysis. Gambaran mengenai konsep berpikir kritis yang dihasilkan muncul dengan tema-tema: pengertian, karakteristik orang yang berpikir kritis, tujuan dan alasannya perlunya pendidikan berpikir kritis, strategi untuk mendidik berpikir kritis, alasan sulitnya mendidik berpikir kritis, alasan tidak perlunya pendidikan berpikir kritis bagi rakyat Indonesia serta peranan budaya Batak Toba yang mendukung atau menghambat berpikir kritis.
Kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian ini adalah bahwa berpikir kritis yang khas budaya Batak Toba adalah berpikir yang sangat situasional. Konsep, ajaran dan praktek budaya Batak Toba ada yang mendukung maupun ada yang menghambat anggota masyarakatnya untuk berpikir kritis. Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat eksploratif sehingga dapat dijadikan awal untuk penelitian-penelitian selanjutnya untuk lebih dapat memahami berpikir kritis pada budaya Indonesia pada umumnya dan budaya Batak Toba pada khususnya. Misalnya dengan meneliti bagaimana isu gender dalam budaya Batak Toba dalam kaitannya dengan berpikir kritis, melakukan observasi langsung untuk melihat bagaimana dalam kenyataannya budaya Batak Toba mendukung atau menghambat anggotanya untuk berpikir kritis."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S3142
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1994
S4123
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Modern humanity possess the real possibility of destroying all human life - whether through nuclear or ecological catastrophe. These unique negative realities were possible,however, only because of the correspondingly unique accomplishments of modern or global civilization...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Naimah
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas masalah sistim kepemimpinan agama (Islam) di lingkungan masyarakat pemukiman baru Depok Timur; Pembahasan sistim kepemimpinan ini mencakup proses kemunculan kepemimpinan, tipologi dan fungsi kepemimpinan. masalah Hasil dari penelitian ini menunjukkan, bahwa pemimpin agama dalam komunitas tersebut kemunculannya tidak didasarkan pada unsur pewarisan dan keturunan. Juga tidak didukung oleh kedudukan status sosial ekonomi yang tinggi. Melainkan didasarkan pada proses pemilihan, yang banyak dipengaruhi oleh aspek struktural dan kultur masyarakat kota yang bersifat heterogen, serta cenderung memisahkan unsur agama dari unsur politik dan ekonomi. Kecenderungan yang demikian mengakibatkan tipologi kepemimpinan agama setempat tidak bersifat fixed. Artinya tipe kepemimpinan dapat berubah-ubah sesuai dengan tuntutan situasi struktural dan kultural yang ada. Dari segi fungsi, pada dasarnya keempat jxasyarat fungsi Parson dipenuhi. Adaptasi dipenuhi melalui peran pemimpin sebagai consellor dan distributor. Sebagai councellor pemimpin menjadi tempat bagi masyarakat dalam meminta sehat atau mengadukan persoalan sosial-keagamaan yang muncul. Sedangkan sebagai distributor pemimpin mengatur pemasukkan dan pengeluaran dana. Pencapaian tujuan dipenuhi namelalui peran pemimpin sebagai koordinator dalam mengarahkan setiap tindakan masyarakat kepada tujuan yang ingin dicapai bersama. Integrasi dipenuhi dengan peran educator dan inovator. Educator dilihat dari peran pemimpin sebagai ustadz yang dapat dianggap sebagai agen sosialisasi nilai-nilai ke-Islaman dalam masyarakat setempat. Adapun peran inovator dilihat dari kemampuannya menciptakan dan menerapkan norma-norma baru dalam kehidupan sosial-keagamaan setempat, yang ditujukan bagi tercapainya situasi yang harmonis. Namun pelaksanaan fungsi ini tidak bersifat menyeluruh, sehingga muncul anggapan bahwa kepemimpinan fungsional bagi kelompok internalnya, dan disfungsional - bagi kelompok lain. Namun demikian para pemimpin selalu berusaha tetap fungsional bagi seluruh anggota Bistim. "
1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Ismail Khozen
"ABSTRACT
Pemuka agama memiliki kedudukan sosial yang penting dalam masyarakat Indonesia. Segala ucapan, perbuatan, dan tingkah laku mereka banyak dijadikan sebagai sumber keteladanan oleh masyarakat. Pemuka agama dianggap memiliki pemahaman keagamaan di atas rata-rata orang kebanyakan. Adanya perbedaan pendapat mengenai kebolehan pajak yang pada umumnya disebabkan oleh perbedaan penafsiran mengenai ada atau tidaknya kewajiban lain di samping zakat telah menimbulkan diskursus sehingga penting untuk diteliti. Untuk itu, penelitian ini mencari tahu persepsi di kalangan pemuka agama Islam mengenai kewajiban perpajakan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan termasuk penelitian cross-sectional. Data dikumpulkan dengan menyebarkan kuesioner kepada pemuka agama Islam di Kota Depok. Hasil penelitian ini menunjukkan pimpinan pesantren di Kota Depok memiliki persepsi positif atau setuju dengan kewajiban perpajakan yang berlaku.

ABSTRACT
Religious leaders have an important social status among Indonesian society. Their speech, deeds, and behavior are often referred to by society. Religious leaders are considered to have a religious understanding above the average people. But, the existence of differences of opinion about tax abilities that are generally caused by differences in interpretation of the presence or absence of other obligations in addition to zakat has led to become discourses which important to be examined. Therefore, this research finds out the perception among Islamic religious leaders about tax obligations. This study used a quantitative approach and included a cross sectional study. Data were collected by distributing questionnaires to Pesantren leaders in Depok City. The results of this study indicate that the pesantren leaders in Depok City has a positive perception or agree with the existing tax obligations. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abi Hafizh Fadhlan
"Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya menganut agama Islam. Terdapat isu yang tersebar di kalangan masyarakat menyatakan bahwa pemungutan pajak oleh sebagian kelompok dikatakan haram atau tidak diperbolehkan, namun sebagian kelompok lainnya mengatakan pemungutan pajak diperbolehkan. Skripsi ini meneliti tentang bagaimana persepsi pimpinan suatu organisasi masyarakat islam terhadap pemungutan pajak.Tujuan dari penelitiaan ini yakni untuk mengukur persepsi Pimpinan Pusat Muhammadiyah terhadap pemungutan pajak di Indonesia. Pimpinan Pusat Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi masyarakat Islam yang ada di Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan teknik pengumpulan data survey. Hasil penelitian menyebutkan bahwa persepsi Pimpinan Pusat Muhammadiyah terhadap pemungutan pajak di Indonesia negatif berdasarkan teori Robbins, Sobur, dan Rakhmat.Terdapat beberapa hal yang mempengaruhi persepsi tersebut, antara lain tingkat pengetahuan, kepercayaan, pengalaman, dan ketertarikan. Hal yang mempengaruhi persepsi adalah tingkat pengetahuan, kepercayaan, pengalaman, dan ketertarikan. Responden memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi terhadap peraturan perpajakan baik di Indonesia maupun di negara Islam lainnya, namun atas pengetahuan tersebut sebagian besar responden tidak setuju dengan adanya pemungutan pajak. Kepercayaan masyarakat terhadap penggunaan dana pajak juga masih rendah, terlebih lagi terhadap penggunaan pajak yang bertujuan untuk mengurani ketimpangan sosial. Pengalaman wajib pajak dalam melakukan kewajiban perpajakan masih negatif. Hal tersebut dikarenakan pihak pelayanan masih kurang sopan dalam melakukan pelayanan. Ketertarikan terhadap perpajakan di Indonesia pun masih rendah. Hal tersebut dibuktikan dengan sebagian besar responden yang tidak pernah berdiskusi atau mengungkapkan pendapat seputar perpajakan, mengikuti media sosial yang membahas seputar perpajakan, dan mengikuti kursus seputar perpajakan.
Sebagai rekomendasi untuk dapat mengarahkan persepsi negatif tersebut menjadi positif, perlu digencarkannya sosialisasi dan pelaporan akuntabilitas terhadap penggunaan dana pajak.

We know mayority population in Indonesia are Moeslem. There is an issue about tax collection, some people said it haram, and some people said halal, each other have legal basis. Muhammadiyah Central Executive is one Moeslem organization in Indonesia. This research aims tomeasure perception of Muhammadiyah Central Executive toward tax collection in Indonesia. This research use quantitative approach and survey data collection technique. The result of the research shows that Muhammadiyah Central Executive's perception on tax collection in Indonesia is negative based on Robbins and Sobur's theory. There are several things that affect these perceptions, including the level of knowledge, trust, experience, and interest. Respondents have a high level of knowledge on tax laws both in Indonesia and other Islamic countries, but most of the respondents do not agree with tax collection. Public trust in the allocation of tax revenues is also still low, especially against the use of taxes that aim to mitigate social inequality. Taxpayer experience in performing the obligation of taxation is still negative. This is because the service is still less polite in doing the service. Interest in taxation in Indonesia is still low. This is evidenced by the majority of respondents who never discuss or express opinions about taxation, follow the social media that discuss about taxation, and follow the course about taxation. As a recommendation to lead the negative perceptions to be positive, it is necessary to disseminate accountability and reporting reporting on the use of tax funds."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>