Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 36008 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Septriana
"The main cause of the undernutrition beside the infectious diseases is inappropriate
caring practice and optimum feeding becomes one of ways to
overcome long-term consequences of undernutrition. This study aimed to
determine correlation between predisposing factors with complementary
feeding practice among 9 – 11 month-old infants in Jakarta urban slum
area. This cross-sectional study included 50 sitters of 9 – 11 month-old infants
on May 2012. Data was collected through interview using questionnaire.
There was no significant correlation between age of the sitters with the complementary feeding practice (p value = 0.645) as well as correlation between sitters with infants (p value = 0.724), occupation of sitters (p value
= 1.000) and the number of infants in a family (p value = 0.738) which showed there was no significant correlation between those three factors
with complementary feeding practice. Otherwise, there was a significant
correlation between education and knowledge of sitters with complementary feeding practice (p value = 0.012 and p value = 0.005).
Penyebab utama kekurangan gizi selain dari penyakit infeksi adalah pola
asuh yang tidak sesuai dan pemberian makan yang optimal menjadi salah
satu cara untuk mengatasi konsekuensi jangka panjang dari kekurangan
zat gizi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor
pendukung praktik pemberian makanan pendamping air susu ibu (MPASI)
pada bayi usia 9 - 11 bulan di daerah kumuh perkotaan Jakarta. Penelitian
potong lintang ini melibatkan 50 orang pengasuh bayi usia 9 – 11 bulan.
Data dikumpulkan melalui wawancara menggunakan kuesioner. Tidak terdapat
hubungan yang bermakna antara usia pengasuh dengan praktik pemberian makan (nilai p = 0,645). Demikian juga dengan hubungan antara pengasuh dengan bayi (nilai p = 0,724), pekerjaan pengasuh (nilai p =
1,000), dan jumlah bayi dalam satu keluarga (nilai p = 0,738) yang menunjukkan
tidak adanya hubungan antara ketiga faktor tersebut dengan praktik
pemberian makanan. Sebaliknya, terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dan pengetahuan pengasuh dengan praktik pemberian makanan (nilai p = 0,012 dan nilai p = 0.005). "
Nutrition studies, faculty of health sciences, universitas respati yogyakarta, 2016
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Syarifah Almira Dova
"Kabupaten Pandeglang masih menjadi penyumbang prevalensi stunting yang tinggi di Provinsi Banten dengan angka 29,4% pada tahun 2022. Puskesmas Pagadungan dan Puskesmas Cikupa yang merupakan lokasi penelitian memiliki prevalensi stunting sebesar 1.9% dan Puskesmas Cikupa 0,9%. Posyandu merupakan sarana penting di dalam masyarakat. Keberhasilan Posyandu sangat dipengaruhi oleh kinerja kader dalam menjalankan tugas nya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Kader Posyandu dalam Pemantauan Kesehatan Balita di Puskesmas Pagadungan dan Puskesmas Cikupa Kabupaten Pandeglang Tahun 2023.
Jenis penelitian menggunakan desain kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi nya yaitu kader puskesmas Pagadungan dan Puskesmas Cikupa. Sampel penelitian sebanyak 150 responden, terdiri dari 75 responden kader Puskesmas Pagadungan dan 75 responden kader Puskesmas Cikupa yang diambil menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Alat pengumpulan data berupa kuesioner online menggunakan google form. Analisis data menggunakan univariat, bivariat menggunakan kai kuadrat dan multivariat dengan regresi logistik ganda.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kinerja kader posyandu dalam pemantauan kesehatan balita 56,7% berkategori baik, dimana kinerja kader Puskesmas cikupa memiliki skor lebih tinggi daripada kader puskesmas pagadungan (58,7% versus 54,7 %). Analisis bivariat menunjukkan bahwa pendidikan, pengetahuan, pelatihan, supervisi, motivasi dan sikap Kader berpengaruh signifikan terhadap kinerja kader posyandu. Analisis multivariat menunjukkan bahwa variabel imbalan merupakan variabel yang paling dominan dengan nilai p=0,000 dan OR =13,94. Peneliti menyarankan agar pihak Puskesmas tetap mengadakan supervisi dan pelatihan secara rutin, berkala dan menyeluruh. Perlu penguatan koordinasi lintas sektor khususnya dengan perangkat desa. Selain itu untuk lebih memotivasi kader dalam bekerja perlu diberikan pengakuan dan penghargaan, misalnya berupa sertifikat kader.

Pandeglang District still a contributor to the high prevalence of stunting in Banten Province with a rate of 29.4% in 2022. The Pagadungan Health Center and Cikupa Health Center which are research locations have a stunting prevalence of 1.9% and the Cikupa Health Center contributes 0.9%. Posyandu is an important facility in the community to support the government's efforts to improve the health status. The success of Posyandu greatly influenced by the performance of cadres in carrying out their duties. The purpose of this study was to determine the Factors Related the Performance of Posyandu Cadres in Monitoring Toddler Health at the Pandeglang District in 2023.
This research uses a quantitative design with cross-sectional approach. The population is Pagadungan and Cikupa health center cadres. The research sample consisted of 150 respondents, consisting of 75 respondents from Pagadungan Health Center cadres and 75 respondents from Cikupa Health Center cadres who were taken using a purposive sampling technique with inclusion and exclusion criteria. The data collection tool in this research is online questionnaire using the Google form. Data analysis used univariate, bivariate (kai kuadrat) and multivariate with multiple logistic regression.
The results showed that the performance of posyandu cadres in monitoring toddler health was 56.7% in the good category, the performance of Cikupa Health Center cadres had a higher score than Pagadungan health center cadres (58.7% versus 54.7%). Bivariate analysis shows that education, knowledge, training, supervision, motivation and attitude of cadres have a significant effect on performance of posyandu cadres in monitoring toddler health. Multivariate analysis shows that the reward variable is the most dominant variable affecting the performance of cadres in monitoring the health of toddlers with p = 0.000 and OR = 13.94. Researchers suggest that the Community Health Center continues to conduct regular, periodic and thorough supervision and training. It is necessary to strengthen coordination across sectors. In addition to motivating cadres to work, it is necessary to give recognition and rewards, for example in the form of a cadre certificate.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suraiyah
"[ABSTRAK
Latar belakang: Ventilasi mekanik (VM) adalah prosedur yang dipilih untuk
menyelamatkan bayi dalam kondisi kritis, tetapi merupakan tindakan invasif dan
perlu pemantauan ketat untuk menghindari barotrauma dan volutrauma.
Ekstubasi merupakan upaya untuk penyapihan VM.
Tujuan: Mengetahui berapa prevalens keberhasilan ekstubasi dan prediktor apa
yang berperan dalam keberhasilan ekstubasi pada bayi di NICU RSCM.
Metode: Rancangan penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik
dengan desain potong lintang. Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif
dengan menggunakan data RM yang lengkap untuk melihat prediktor keberhasilan
ekstubasi.
Hasil: Dari 60 RM yang dikumpukan, diperoleh data bayi yang berhasil
diekstubasi dan data dicatat tanda vital 72 jam kemudian didapatkan 55 (91,7%)
bayi yang berhasil diekstubasi dan 5 (8,3%) bayi tidak berhasil. Karakteristik
subyek penelitian adalah semua bayi yang dirawat di NICU, dengan UG antara 22
- 41 minggu dan BL berkisar antara 820 g sd 4100 g. Pada bayi yang diekstubasi
dengan merujuk pada hasil AGD, tidak berbeda bermakna antara keberhasilan
ekstubasi dengan normal tidaknya nilai AGD. Lama pemakaian VM berkisar
antara 1- 30 hari. Prediktor ekstubasi yang diteliti adalah setting VM meliputi
FiO2, PIP, flow trigger, IT, napas spontan, dan hasil AGD. Pengolahan data
dengan regresi logistik terbukti diantara semua prediktor ekstubasi, hanya FiO2
saja yang bermakna dengan p value 0.057 dan OR 0.76.
Simpulan: Prevalens keberhasilan ekstubasi adalah 91.7%. Hasil penelitian
menunjukkaan bahwa hanya rendahnya setting FiO2 yang terbukti secara statistik
sebagai prediktor keberhasilan ekstubasi.

ABSTRACT
Background: Mechanical ventilation (VM) is a procedure which is chosen to
save the baby in critical condition, bu it is an invasive procedure and need close
monitoring to avoid barotrauma and volutrauma. Extubation was an attempt to
weaning VM.
Objective: To determine prevalence and predictors of successful extubation in
infants in the NICU RSCM.
Methods: The study was design observational analytic research with cross
sectional design. Data collected by retrospectively using complete medical record
(MR) data to decided prevalence and predictors of successful extubation.
Results: Of the 60 MR was collected, the data obtained were successfully
extubated infants and data recorded vital signs 72 hours later obtained 55 (91.7%)
infants were successfully extubated and 5 (8.3%) infants did not succees.
Characteristics of the study subjects were all babies admitted to the NICU,
with GA between 22-41 weeks and BW ranged from 820 g up to 4100 g. Refer
to the results of blood gas analysis (BGA) normal or not was not significantly
different between succesful extubated. Long of used MV ranging between 1 to
30 days. Predictors of extubation were studied were MV settings include FiO2,
PIP, flow trigger, IT, spontaneous breath, and the results of BGA. Processing of
data by logistic regresion among all predictors extubation, only setting FiO2 are
significant with p value 0.057 and OR 0.76.
Conclusion: Prevalence successful extubation is 91.7%. Research results that
only the low setting FiO2 statistically proven as a predictor of extubation, Background: Mechanical ventilation (VM) is a procedure which is chosen to
save the baby in critical condition, bu it is an invasive procedure and need close
monitoring to avoid barotrauma and volutrauma. Extubation was an attempt to
weaning VM.
Objective: To determine prevalence and predictors of successful extubation in
infants in the NICU RSCM.
Methods: The study was design observational analytic research with cross
sectional design. Data collected by retrospectively using complete medical record
(MR) data to decided prevalence and predictors of successful extubation.
Results: Of the 60 MR was collected, the data obtained were successfully
extubated infants and data recorded vital signs 72 hours later obtained 55 (91.7%)
infants were successfully extubated and 5 (8.3%) infants did not succees.
Characteristics of the study subjects were all babies admitted to the NICU,
with GA between 22-41 weeks and BW ranged from 820 g up to 4100 g. Refer
to the results of blood gas analysis (BGA) normal or not was not significantly
different between succesful extubated. Long of used MV ranging between 1 to
30 days. Predictors of extubation were studied were MV settings include FiO2,
PIP, flow trigger, IT, spontaneous breath, and the results of BGA. Processing of
data by logistic regresion among all predictors extubation, only setting FiO2 are
significant with p value 0.057 and OR 0.76.
Conclusion: Prevalence successful extubation is 91.7%. Research results that
only the low setting FiO2 statistically proven as a predictor of extubation]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Tri Waluyanti
"Kejadian malnutrisi pada balita menjadi perhatian besar karena menyangkut investasi sumber daya manusia. Indonesia menghadapi triple burden status gizi balita yang menjadi beban negara. Berbagai upaya dilakukan untuk menurunkan prevalensi kurang gizi balita. Growth faltering sebagai indikator awal risiko terjadinya stunting menjadi titik awal intervensi intensif dilakukan untuk mencegah stunting. Upaya mengatasi growth faltering dilakukan melalui intervensi spesifik terutama pemberian makan bayi dan anak pada baduta. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi efektivitas brief intervention terhadap praktik pemberian makan responsif pada bayi growth faltering usia 6-23 bulan. Desain penelitian ini adalah pre-experimental study dengan sampel 29 responden di kelompok kontrol (mendapatkan intervensi konseling pemberian makan bayi dan anak/PMBA dan 27 responden kelompok intervensi (mendapatkan intervensi konseling PMBA dan brief intervention). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kelompok yang mendapatkan intervensi cenderung meningkatkan skor total pemberian makan responsif dan skor active feeding, meskipun tidak ditemukan signifikansi (pValue > 0,05); sedangkan pada kelompok kontrol selisih skor menunjukkan penurunan. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna antara kelompok yang mendapat intervensi konseling PMBA dengan kelompok yang mendapatkan intervensi PMBA dan brief intervention “Mentari”. Rekomendasi pelayanan menunjukkan bahwa konseling PMBA tetap dapat menjadi intervensi mengubah praktik pemberian makan.

The incidence of malnutrition in children under five is a big concern because it involves investing in human resources. Indonesia faces a triple burden on the nutritional status of children under five. Various efforts were made to reduce the prevalence of malnutrition. Growth faltering as an early indicator of the risk of stunting is the starting point for intensive interventions to prevent stunting. Efforts to overcome growth faltering are carried out through specific interventions, especially infant and young child feeding practices. This study aims to identify the effectiveness of the brief intervention on responsive feeding practices in growth-faltering infants aged 6-23 months. The design of this study was a pre-experimental study with a sample of 29 respondents in the control group (getting infant and young child feeding counselling interventions/IYCF and 27 respondents in the intervention groups (getting IYCF counselling interventions and brief intervention). The results of this study showed that the group that received the intervention tended to improve the total responsive feeding score and active feeding score, although no significance was found (pValue > 0.05); Meanwhile, in the control group, the difference in scores showed a decrease. These results showed no significant difference between the group that received IYCF counselling intervention and the group that received IYCF intervention and brief intervention. Service recommendations suggest that IYCF counselling can still be an intervention to change feeding practices."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Dwi Astuti
"Latar belakang: Keterampilan minum oral merupakan proses yang kompleks dalam perawatan bayi prematur di ruang perawatan intensif neonatus. Peningkatan keterampilan minum oral melibatkan peran serta ibu melalui pembentukan dyadic interaction untuk mengoptimalkan nutrisi bayi prematur Tujuan: Penelitian bertujuan menganalisis pengaruh Model Intervensi Keperawatan Berfokus Nutrisi terhadap keterampilan minum oral, grafik pertumbuhan bayi prematur, dyadic interaction, dan pengetahuan ibu. Metode: Penelitian mixed methods dengan pendekatan sekuensial eksploratori. Tahap I merupakan studi deskriptif kualitatif eksploratif pada 12 perawat neonatus. Tahap II adalah penyusunan model melalui analisis dan sintesis hasil penelitian tahap I dengan melibatkan tiga pakar. Tahap III adalah validasi model melalui penelitian kuasi eksperimen. Hasil: Teridentifikasi tujuh tema pada penelitian tahap I, yang selanjutnya dijadikan dasar menyusun tiga konsep model pada penelitian tahap II. Tiga konsep model tersebut meliputi: (1) Menciptakan lingkungan terapeutik untuk stimulasi keterampilan minum oral; (2) Membentuk interaksi ibu dengan bayi prematur untuk mengoptimalkan pemberian nutrisi; dan (3) Melibatkan peran serta ibu dan keluarga dalam persiapan perawatan bayi prematur dengan ketidakmampuan minum oral di rumah. Perangkat model yang dihasilkan adalah modul, buku kerja, dan selebaran. Analisis GLM Repeated Measure menunjukkan perbedaan keterampilan minum oral (p value < 0,001), berat badan (p value 0,64), panjang badan (p value 0,72), lingkar kepala (p value 0,28), dyadic interaction (p value < 0,001), pengetahuan ibu (p value < 0,001). Simpulan: Model Intervensi Keperawatan Berfokus Nutrisi efektif meningkatkan keterampilan minum oral, dyadic interaction, pengetahuan ibu, namun belum bermakna terhadap grafik pertumbuhan. Saran: Model Intervensi Keperawatan Berfokus Nutrisi dapat diimplementasikan di ruang perawatan intensif neonatus.

Background: Oral feeding skills are a complex process in the care of premature infants in the neonatal intensive care unit. Improving oral feeding skills involves maternal participation through the formation of dyadic interaction to optimize optimize premature infant nutrition. Objective: The study aimed to analyse the impact of the Nutrition-Focused Nursing Intervention Model on oral feeding skills, growth charts of premature infants, dyadic interaction, and maternal knowledge. Method: This mixed-methods study used a sequential exploratory approach. Stage I was an exploratory descriptive qualitative study involving 12 neonatal nurses. Stage II involved developing a model through analysis and synthesis of the results from Stage I, with input from three experts. Stage III was a model validation through quasi-experimental research. Result: Seven themes were identified in Stage I, which became the basis for developing three model concepts in Stage II. The three model concepts included: (1) Creating a therapeutic environment for stimulating oral feeding skills; (2) Forming interactions between mothers and premature infants to optimize the nutrition; and (3) Involving mothers and families in preparing for the care of premature infants with oral feeding disabilities at home. The resulting model tools included a module, workbook, and leaflet. GLM Repeated Measures analysis showed differences in oral feeding skills (p-value < 0.001), body weight (p-value 0.64), body length (p-value 0.72), head circumference (p-value 0.28), dyadic interaction (p-value < 0.001), and maternal knowledge (p-value < 0.001). Conclusion: The Nutrition-Focused Nursing Intervention Model effectively improved oral feeding skills, dyadic interaction, and maternal knowledge, but did not significantly affect growth charts. Suggestion: The Nutrition-Focused Nursing Intervention Model can be implemented in neonatal intensive care units."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nopi Nur Khasanah
"[ABSTRAK
Kemampuan ibu mengenal isyarat bayi sangat bervariasi dan penting bagi perkembangan bayi prematur. Penelitian ini mengidentifikasi pengaruh pemberian edukasi melalui buku saku pada kelompok kontrol, di sisi lain video berdurasi 10,51 menit dan ?kartu isyarat? sebagai latihan identifikasi isyarat bayi prematur diberikan pada kelompok intervensi. Rancangan menggunakan eksperimen acak terkontrol dengan teknik pretest posttest equivalent group melibatkan 30 ibu dan bayi prematur. Instrumen untuk menilai interaksi ibu-bayi yang digunakan adalah Modified Observation of Communication Interaction. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh pemberian edukasi terhadap skor interaksi ibu-bayi yang meningkat bermakna pada kelompok intervensi (p=0,005) dan kelompok kontrol (p=0,011), serta terdapat perbedaan yang bermakna antara kedua kelompok (p=0,015). Peningkatan pemahaman ibu tentang identifikasi isyarat bayi prematur sebaiknya menggunakan video dan latihan.

ABSTRACT
Mother?s ability to recognize cues were varies greatly and it is important for infants development. This study was to examine the impact of education method using booklet on controled group, on the other hand 10,51 minutes video and ?cues card? to recognize directly are given on intervention group. This study used a randomized controled trial with pretest posttest equivalent group design. Thirty mothers and premature infants were selected. A Modified Observation of Communication Interaction used to observe mother-infant interaction. The result shown a significant effect of education on mother-infant interaction?s score that increase significantly in the intervension group (p=0,005) and controled group (p=0,011), there were different mean between two group (p=0,015). To improve understanding?s mother of premature infants cue should use video and training
, Mother’s ability to recognize cues were varies greatly and it is important for infants development. This study was to examine the impact of education method using booklet on controled group, on the other hand 10,51 minutes video and ‘cues card’ to recognize directly are given on intervention group. This study used a randomized controled trial with pretest posttest equivalent group design. Thirty mothers and premature infants were selected. A Modified Observation of Communication Interaction used to observe mother-infant interaction. The result shown a significant effect of education on mother-infant interaction’s score that increase significantly in the intervension group (p=0,005) and controled group (p=0,011), there were different mean between two group (p=0,015). To improve understanding’s mother of premature infants cue should use video and training
]"
2015
T44412
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aji Budi Widodo
"ABSTRAK
1000 Hari Pertama Kehidupan HPK adalah rentang periode kehidupan dari konsepsi hingga anak berusia 2 tahun. Periode ini adalah periode emas karena masalah kesehatan yang terjadi pada periode ini akan sangat berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan anak di masa mendatang. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu terhadap 1000 HPK. Desain studi penelitian ini adalah cross sectional dengan 110 responden. Sampel pada penelitian ini adalah ibu dengan bayi berusia kurang dari 2 tahun dan ibu hamil pada saat pengambilan data yang berdomisili di Kampung Lio RW19, Kota Depok. Pengambilan data menggunakan kuesioner mengenai faktor determinan perilaku. Semua data kemudian diolah dengan SPSS ver. 20, dilanjutkan dengan uji statistik yang sesuai untuk mengetahui hubungan faktor determinan dengan perilaku ibu mengenai 1000 HPK. Hasil penelitian didapatkan tingkat perilaku terdiri dari perilaku cukup 38,2 dan perilaku baik 61,8 . Penghasilan keluarga p=0,018 dan pengetahuan p le;0,001 berhubungan dengan perilaku ibu terhadapa 1000 HPK. Variabel lain seperti tingkat pendidikan, usia, bentuk keluarga, jumlah anak, pekerjaan,suku, aktivitas sosial, jarak fasilitas kesehatan, asuransi, dan sikap tidak berhubungan dengan perilaku ibu terhadap 1000 hari pertama kehidupan. Hasil penelitian akan digunakan untuk menyusun rekomendasi tindak lanjut untuk dinas kesehatan di Kampung Lio.

ABSTRACT
The First 1000 Days of Life is a life period which started from conception to 2 year olds. This period is a golden period because the health problems that occured in this period will greatly affect the growth and development of children in the future. The purpose of this study is to determine the relationship of factors and mother 39 s behavior towards first 1000 days of life. This study used cross sectional design with 110 respondents. The sample of this study is mothers with child under 2 years old and pregnant mothers who domiciled in Kampung Lio RW19, Depok City. We used questionnare to collect data of factors and mother 39 s behavior. All collected data is then processed with SPSS 20th version, then analysed statistically to determine the relationship between determinant factors and mother 39 s behavior. The results showed that behavior level consisted of fair 38,2 and good behavior 61,8 . Family income 39 s p 0.018 and level of knowledge p le 0,001 have relationship with mother 39 s behavior towards first 1000 days of life. Other factors such as education level, age, family form, number of children, occupation, ethnicity, social activity, distance of health facility, insurance, and attitudes do not have relation to mother 39 s behavior towards first 1000 days of life. The results of this research will be used to arrange recommendations action plan for the health service in Kampung Lio.
"
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surya Dina Amri
"Pelayanan gizi pada bayi dan balita tidak dapat dilaksanakan selama masa pandemi COVID-19 dengan adanya Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Angka kunjungan ke POSYANDU di empat wilayah kerja Puskesmas se-Kota Solok mengalami penurunan signifikan pada bulan April hingga bulan Mei tahun 2020. Untuk mengatasi hal tersebut, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengeluarkan Pedoman Pelayanan Gizi pada Bayi dan Balita di Masa Tanggap Darurat COVID-19 pada tanggal 4 Mei 2020. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan Pedoman Pelayanan Gizi pada Bayi dan Balita di Masa Tanggap Darurat COVID-19 di Wilayah Kerja Puskesmas se-Kota Solok dari perspektif kebijakan. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan desain studi kasus pada bulan Mei sampai Agustus 2021 di wilayah kerja Puskesmas se-Kota Solok dan Dinas Kesehatan Kota Solok. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, telaah dokumen dan wawancara mendalam terhadap 11 informan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor internal (Kebijakan Kepala Puskesmas, SDM, dana dan fasilitas) serta faktor eksternal (Kebijakan Pemerintah Daerah Kota Solok dan kondisi-sosial ekonomi masyarakat) yang dimiliki oleh Puskesmas se-Kota Solok tidak sepenuhnya mendukung untuk pelaksanaan Pedoman Pelayanan Gizi pada Bayi dan Balita di Masa Tanggap Darurat COVID-19. Keadaan penduduk di wilayah kerja masing-masing Puskesmas yang masih banyak tidak memiliki smartphone dan tidak bisa akses media sosial menyebabkan konseling gizi secara daring tidak dapat dilaksanakan oleh Petugas Gizi. Kegiatan pelayanan gizi di POSYANDU tidak menerapkan protokol kesehatan dengan baik dikarenakan kurang memadainya sarana dan prasarana kesehatan. Kegiatan pelayanan gizi pada bayi dan balita di wilayah kerja Puskesmas se-Kota Solok pada masa tanggap darurat COVID-19 tidak dilaksanakan sepenuhnya sesuai Pedoman Pelayanan Gizi pada Bayi dan Balita di Masa Tanggap Darurat COVID-19. Kepala Puskesmas dan Petugas Gizi diharapkan bekerjasama dengan Tokoh Masyarakat (Ketua RT/RW), Kepala Kelurahan dan Pemerintah Daerah Kota Solok dalam meningkatkan swadaya masyarakat dengan cara mengadakan rapat lintas sektor dan memanfaatkan dana kelurahan untuk mendukung pembangunan sarana dan prasarana kesehatan di Posyandu berbasis gotong royong seperti yang telah diatur oleh Pemerintah Daerah Kota Solok.

Nutrition services for infants and children under-five cannot be carried out during COVID-19 pandemic because of the Large-Scale Social Restriction Policy (Pembatasan Sosial Berskala Besar/PSBB). POSYANDU visit rate in the four working areas of Public Health Centers (Puskesmas) in Solok City showed significant decrease from April to May 2020. To overcome this, the Ministry of Health of Indonesian Republic issued Nutrition Services Guidelines for Infants and Children Under-Five during COVID-19 Emergency Response Period on May 4th, 2020. This study aims to analyze the implementation of Nutrition Services Guidelines for Infants and Children Under-Five during COVID-19 Emergency Response Period in Public Health Centers in Solok City from policy perspective. This study was conducted with qualitative approach and case study design from May to August 2021 in Public Health Centers in Solok City. Data was collected by using observation, document review and in-depth interviews with 11 informants. The results showed that internal factors (Internal Policy, HR, funds and facilities) as well as external factors (Solok City Government Policy and community socio-economic conditions) of Public Health Centers in Solok City did not fully support the implementation of Nutrition Services Guidelines for Infants and Children Under-Five during COVID-19 Emergency Response Period. Population condition which still does not have a smartphone and cannot access social media, causes online nutrition counseling cannot be carried out by Nutrition Officers. Nutrition service activities at POSYANDU did not properly implement health protocols due to inadequate health facilities and infrastructure. Nutrition service activities for infants and children under-five in ​​Public Health Centers in Solok City during COVID-19 were not fully implemented according to Nutrition Services Guidelines for Infants and Children Under-Five during COVID-19 Emergency Response Period. Heads of Public Health Centers and Nutrition Officers are expected to cooperate with Community Leaders and Local Government of Solok City in increasing community self-reliance by holding cross-sectoral meetings and utilizing village funds to support the development of health facilities and infrastructure in POSYANDU based on mutual cooperation as regulated by the Local Government of Solok City."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vivi Anggraini
"Bayi dengan berat badan lahir rendah akan meningkatkan angka mortalitas maupun morbiditas pada bayi. Penelitian ini menggunakan studi kasus kontrol untuk menganalisis korelasi antara faktor risiko dengan faktor efek. Data dalam penelitian menggunakan data sekunder rekam medik dari Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang. Dari hasil penelitian terhadap Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian BBLR di RSU Kabupaten Tangerang Tahun 2012 untuk faktor usia ibu, pendidikan, pekerjaan, usia kehamilan dan kadar Hb yang menunjukan adanya hubungan yang bermakna dengan kejadian BBLR.

An infant by weight of low birth will increase the number of mortalitas and morbidity on the baby. This research using case study control to analyze a correlation between risk factors by a factor of an effect. Data in research using data secondary rollin medical exam of general hospital tangerang. From the results of research on factors that deals with the occurrence BBLR in RSU Kabupaten Tangerang 2012 to the factors of age mother, education, work, the gestational age and levels of Hb that shows the existence of meaningfui relations with the incident BBLR.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54370
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Autism spectrum disorders in infants and toddlers: an introduction / Fred R. Volkmar, Katarzyna Chawarska, and Ami Klin -- Diagnostic assessment / Somer L. Bishop ... [et al.] -- Assessment of cognitive and adaptive skills / Katarzyna Chawarska and Karen Bearss -- Communication development and assessment / Rhea Paul -- Understanding, assessing, and treating sensory-motor issues / Grace T. Baranek, Linn Wakeford, and Fabian J. David -- Case studies of infants first evaluated in the second year of life / Ami Klin ... [et al.] -- Developmental approaches to treatment / Amy M. Wetherby and Juliann Woods -- Naturalistic behavioral approaches to treatment / Lynn Kern Koegel ... [et al.] -- Controversial treatments / Tristram Smith and Jennifer Wick -- Medical issues / Fred R. Volkmar ... [et al.] -- Supporting families / Karyn Bailey -- Opportunities for research: concepts and future directions / Ami Klin, Katarzyna Chawarska, and Fred R.Volkmar."
New York: The Guilford Press, 2008
618.92 AUT
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>