Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 80636 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Yulia
"Upaya membangun budaya keselamatan pasien memerlukan komitmen yang dipengaruhi pengetahuan perawat. Tujuan penelitian quasi experiment ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelatihan keselamatan pasien terhadap pemahaman perawat pelaksana mengenai penerapan keselamatan pasien. Hasil penelitian pada 83 perawat pelaksana di RS XX (kelompok eksperimen) dan 83 perawat pelaksana di RS XY (kelompok kontrol) menunjukkan ada perbedaan yang bermakna pemahaman perawat pelaksana sebelum dan setelah mendapatkan pelatihan pada kelompok eksperimen (p= 0,000; α= 0,05) dan tidak ada perbedaan pada pemahaman perawat pelaksana sebelum dan setelah pada kelompok kontrol (p= 0,417; α= 0,05). Rumah sakit perlu melakukan program pelatihan keselamatan pasien secara berkelanjutan dan mengembangkan standar kinerja untuk memfasilitasi transfer pengetahuan perawat.

Efforts to build a culture of patient safety required commitment is influenced by knowledge of nurses. This quasi-experimental study aimed to describe the influence of patient safety training for nursing staff comprehension of the implementation of patient safety procedure. Results for 83 nursing staffs XX Hospital (experimental group) and 83 nursing staffs XY Hospital (control group) showed no significant differences in understanding nursing staffs before and after receiving training in the experimental group (p= 0.000; α= 0.05) and no difference in understanding nursing staffs before and after in the control group (p= 0.417; α= 0.05). Hospitals need to make patient safety training program on an ongoing basis and develop performance standards as a facilitation of transferred of nursing staff knowledge."
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
610 UI-JKI 15:3 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Yulia
"Upaya membangun budaya keselamatan pasien memerlukan komitmen yang dipengaruhi pengetahuan perawat. Tujuan penelitian Quasi Experiment ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelatihan keselamatan pasien terhadap pemahaman perawat pelaksana mengenai penerapan keselamatan pasien. Hasil penelitian pada 83 perawat pelaksana RS Tugu Ibu Depok (kelompok eksperimen) dan 83 perawat pelaksana RS Bhakti Yudha (kelompok kontrol) menunjukkan ada perbedaan signifikan pemahaman perawat pelaksana sebelum dan setelah mendapatkan pelatihan pada kelompok eksperimen (p value 0,000) dan tidak ada perbedaan pemahaman perawat pelaksana sebelum dan setelah pada kelompok kontrol (p value 0,417). Rumah sakit perlu melakukan program pelatihan keselamatan pasien secara berkelanjutan dan mengembangkan standar kinerja untuk memfasilitasi transfer pengetahuan perawat.

Efforts to build a culture of patient safety required commitment is influenced by knowledge of nurses. This study as Quasi-Experiment aimed to describe the influence of patient safety training for nursing staff?s comprehension of the implementation of patient safety?s procedure. Results for 83 nursing staffs Tugu Ibu Depok Hospital (experimental group) and 83 nursing staffs Bhakti Yudha Hospital (control group) showed no significant differences in understanding nursing staffs before and after receiving training in the experimental group (p value 0.000) and no difference in understanding nursing staffs before and after in the control group (p value 0.417). Hospitals need to make patient safety training program on an ongoing basis and develop performance standards as a facilitation of transfered of nursing staff?s knowledge."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T28462
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lilis Suryani
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
610 JKI 15:3 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasia Sari Kusumawati
"Budaya keselamatan memiliki peran penting dalam mewujudkan pelayanan keperawatan yang aman bagi pasien. Masih ditemui masalah terkait budaya keselamatan pasien dan sikap pelaporan insiden keselamatan pasien. Budaya keselamatan pasien dapat berhubungan dengan sikap perawat dalam pelaporan insiden. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan budaya keselamatan pasien dengan sikap perawat dalam pelaporan insiden keselamatan pasien. Penelitian Cross Sectional menggunakan cluster sampling ini dilakukan dengan pengisian kuesioner yang melibatkan 400 perawat di tiga rumah sakit umum daerah di tiga kabupaten Derah Istimewa Yogyakarta.
Hasil didapatkan adanya hubungan yang signifikan antara budaya keselamatan pasien dengan sikap perawat dalam pelaporan insiden keselamatan pasien p=0,005 . Hasil regresi linear menunjukkan variabel yang paling mempengaruhi sikap pelaporan secara berurutan yaitu jabatan, budaya keselamatan pasien, level kompetensi, masa kerja, dan usia perawat R2=0,892.
Kesimpulan adalah bahwa budaya keselamatan pasien memiliki peran penting terkait sikap perawat dalam pelaporan insiden keselamatan pasien, upaya untuk memperkuat budaya keselamatan pasien dapat memperbaiki sikap perawat dalam pelaporan insiden keselamatan pasien.
Rekomendasi yang diberikan yaitu perbaikan pengaturan staf di rumah sakit, penyelenggaraan pelatihan atau diskusi rutin sebagai tindak lanjut dari pelaporan insiden, menghilangkan budaya menyalahkan terkait pelaporan insiden, memberikan apresiasi kepada perawat yang bersedia melaporkan insiden, menumbuhkan budaya saling mendukung antar perawat dalam pelaporan insiden keselamatan pasien.

Safety culture has important role in realizing a safe nursing service for patients. Problems related to patient safety culture and patient safety incident reporting are still encountered. The safety culture of the patient may relate to the nurse 39 s attitude in incident reporting. This study aims to determine the relationship of patient safety culture with the attitude of the nurses in reporting patient 39 s safety incidents. Cross sectional study using cluster sampling was conducted by filling a questionnaire involving 400 nurses at three regional public hospitals in three districts in the province of Yogyakarta special region.
The result shows that there is a significant correlation between patient safety culture and nurse attitude in reporting patient 39 s safety incident p 0,005 . Linier regression result shows consecutively that their position, patient safety culture, level of competence, year of service and age affect their attitude in reporting an accident R2 0,892.
The conclusion is that the patient safety culture has an important role in the nurse 39 s attitude in reporting the patient 39 s safety incident, efforts to strengthen the patient 39 s safety culture could improve the nurse 39 s attitude in reporting the patient 39 s safety incident.
Recommendations include improvements in hospital staffing, regular training or regular discussions as a follow up to incident reporting, eliminating a culture of incident reporting error, giving appreciation to nurses willing to report incidents, fostering a mutually supportive culture among nurses in reporting patient safety incidents.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T50692
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pinandhika
"

Budaya keselamatan pasien merupakan produk nilai, sikap, kompetensi dan pola perilaku individu atau kelompok yang menentukan komitmen dan kemampuan suatu organisasi pelayanan terhadap penerapan keselamatan pasien. Penelitian cross sectional pada 141 perawat di rumah sakit ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan budaya keselamatan pasien dengan kompetensi perawat. Instrumen Hospital Survey on Patient Safety Culture (HSOPSC) dan Health Professional Education in Patient Safety Survey (HPEPSS) digunakan dalam pengumpulan data. Hasil penelitian diperoleh terdapat hubungan antara karakteristik perawat yaitu masa kerja (p=0,042) dan level kompetensi (p=0,020) dengan kompetensi perawat, serta terdapat hubungan antara keterbukaan komunikasi, kerja sama dalam unit, kerja sama antar unit, persepsi keselamatan, pembelajaran organisasi, ekspektasi manajer, dukungan manajemen, pelaporan insiden, handover dan transisi pasien (p<0,001) dengan kompetensi perawat. Hasil analisis regresi linear berganda didapatkan faktor yang paling berhubungan dengan kompetensi perawat adalah pelatihan, keterbukaan komunikasi, non punitive responses dan pembelajaran organisasi. Mayoritas perawat memiliki gambaran budaya keselamatan (68,4%) dan kompetensi terkait keselamatan (79,6%) yang cukup. Manajemen rumah sakit dapat mempertimbangkan strategi peningkatan kompetensi melalui perencanaan dan pemenuhan  kualifikasi perawat dengan mempertimbangkan tingkat pendidikan, merancang pelatihan yang berkesinambungan pada perawat baik pada perawat yang baru bergabung dan yang telah lama bergabung di rumah sakit, membuat kebijakan dan komitmen untuk keterbukaan komunikasi serta membuat sistem pelaporan insiden keselamatan pasien yang mudah, cepat dan efektif sehingga akan dapat diketahui secara cepat oleh pihak yang terkait seperti atasan langsung sampai dengan komite keselamatan pasien rumah sakit dan dapat cepat diberikan umpan balik dan menjadi pembelajaran organisasi.

 


Patient safety culture is a product of individual or group values, attitudes, competencies and behavioral patterns that determine the commitment and ability of a service organization to implement patient safety. Study cross sectional on 141 nurses in this hospital, the aim was to identify the relationship between patient safety culture and nurse competency. Instrument Hospital Survey on Patient Safety Culture (HSOPSC) and Health Professional Education in Patient Safety Survey (HPEPSS) was used in data collection. The research results showed that there was a relationship between the characteristics of nurses, namely length of service (p=0.042) and competency level (p=0.020) with nurse competency, and there is a relationship between open communication, cooperation within units, cooperation between units, safety perceptions, organizational learning, manager expectations, management support, incident reporting, handover and patient transition (p<0.001) with nurse competency. The results of multiple linear regression analysis showed that the factors most related to nurse competency were training, openness of communication, non punitive responses and organizational learning. The majority of nurses have an adequate description of safety culture (68.4%) and safety-related competencies (79.6%). Hospital management can consider strategies for increasing competency through planning and fulfilling nurse qualifications by considering educational levels, designing continuous training for nurses for both newly joined and long-time nurses in the hospital, creating policies and commitments to open communication and creating systems. easy, fast and effective patient safety incident reporting so that it will can be known quickly by related parties such as direct superiors to the hospital patient safety committee and feedback can be quickly given and become a learning experience for the organization

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Nurani Orienti
"Keselamatan pasien merupakan indikator kualitas pelayanan yang berdampak pada kepuasan pasien. Ketidakpatuhan terhadap penerapan keselamatan pasien dapat menimbulkan insiden keselamatan pasien. Pelaksanaan penerapan keselamatan pasien yang belum optimal berkaitan dengan human error (beban kerja, pemanfaatan waktu dan sumber daya manusia, dan pembagian beban kerja yang belum sesuai). Dibutuhkan kemampuan perawat primer/ketua tim sebagai lini terdepan dalam pemberian asuhan melalui pelaksanaan pendelegasian yang efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara pelaksanaan pendelegasian dengan penerapan keselamatan pasien. Rancangan penelitian adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional pada 160 perawat pelaksana yang diambil secara total sampling pada salah satu rumah sakit di Jakarta. Analisis dilakukan dengan uji chi square dan regresi logistik ganda.  Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara pelaksanaan pendelegasian dengan penerapan keselamatan pasien (p 0,001; OR 4,302 2,215-8,356). Bidang Keperawatan membuat perencanaan capaian indikator mutu melalui pelaksanaan SKP yang belum optimal.  Kepala ruangan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap  pelaksanaan pendelegasian yang dilakukan perawat primer/ketua tim.

Patient safety is an indicator of service quality that has an impact on patient satisfaction. Non-compliance with the application of patient safety could lead to incidents of patient safety. The implementation of patient safety that is not optimal is related to human error (workload, utilization of time and human resources, and the division of workload that is not appropriate). It takes the ability of the primary nurse / team leader as the frontline in providing care through the implementation of effective delegation. This study aims to identify the relationship between the implementation of delegation and the application of patient safety. The study design was a quantitative study with a cross sectional approach. The samples were taken on 160 nurses with a total sampling method at one hospital in Jakarta. The analysis was done by chi square test and multiple logistic regression. The results showed that there was a relationship between the implementation of delegation and the application of patient safety (p 0.001; OR 4.302; CI 2.215-8.356) Director of Nursing makes planning the achievement of quality indicators through the implementation of patient safety goals that is not optimal The head manager monitoring and evaluation implementation of the delegations carried out by the primary nurse / team leader."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T54290
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Wiji Puspita Sari
"Masalah keselamatan pasien yang ditimbulkan oleh mahasiswa dapat menimbulkan berbagai dampak yang merugikan bagi pasien. Pembimbing klinik berperan penting dalam membimbing mahasiswa dalam pelaksanaan program keselamatan pasien. Komunitas praktisi pembimbing klinik ditengarai mampu meningkatkan peran pembimbing klinik dalam program keselamatan pasien oleh mahasiswa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pengaruh komunitas praktisi pembimbing klinik terhadap peran pembimbing klinik dalam program keselamatan pasien oleh mahasiswa. Metode penelitian ini menggunakan desain pre experimental dengan sampel sebanyak 36 mahasiswa profesi Ners yang sedang praktik di ruang rawat inap RSISA yang mendapatkan bimbingan dari pembimbing klinik yang mengikuti komunitas praktisi pembimbing klinik. Data dianalisis dengan menggunakan uji Wilcoxon.
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh komunitas praktisi pembimbing klinik terhadap peran pembimbing klinik dalam pelaksanaan program keselamatan pasien oleh mahasiswa p < 0,001. Penelitian ini merekomendasikan perlunya keterlibatan pembimbing klinik dari institusi pendidikan untuk menjadi bagian dari komunitas praktisi pembimbing klinik.

The problem of patient safety which is caused by nursing students can effect disadvantage to patient. The clinical instructor have important role to guide nurse student in implementation patient safety program. Community of practice clinical instructor was predicted can increase the role of clinical instructor in patient safety program by student.
The purpose of this study is to explore the the influence community of practice clinical instructor to the role of clinical instructor in patient safety program by student. This research is pre experimental with the number of samples are 36 Ners student in ward RSISA who get guidance from clinical instructor. The data analysis that use of this research is wilcoxon test.
The result show that there is significant influence community of practice clinical instructor to the role of clinical instructor in patient safety program by student p < 0,001. The researcher suggests that the clinical instructor from education institution should be part in community of practice clinical instructor.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T44091
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Yuliana Musa
"Penerapan tindakan keselamatan pasien yang sesuai dengan Standar Prosedur Operasional SPO dapat menciptakan praktik keperawatan yang aman dan berkualitas serta dapat menghindarkan perawat dari kesalahan prosedur tindakan yang dapat membahayakan pasien dan perawat itu sendiri. Penelititan ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengalaman perawat pelaksana dalam menerapkan Standar Prosedur Operasional Keselamatan Pasien di RSUP. Prof. R. D. Kandou Manado. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain fenomenologi deskriptif dan jumlah sampel sebanyak sepuluh partisipan. Hasil penelitian diperoleh tujuh tema yaitu: 1 faktor internal yang menghambat perawat dalam menerapkan SPO keselamatan pasien; 2 faktor eksternal yang menghambat perawat menerapkan SPO keselamatan pasien; 3 upaya pihak manajemen rumah sakit untuk memacu perawat menerapkan SPO keselamatan pasien; 4 berbagai respon pasien dan keluarga yang didapatkan perawat selama menerapkan SPO keselamatan pasien; 5 dampak negative yang terjadi ketika SPO tidak dijalankan oleh perawat; 6 upaya perawat mengatasi masalah dalam menerapkan SPO keselamatan pasien; dan 7 respon manajemen terhadap permasalahan yang diajukan perawat terkait pelaksanaan SPO keselamatan pasien. Hasil penelitian ini menyimpulkan adanya berbagai hambatan yang dihadapi oleh perawat dalam menerapkan SPO keselamatan pasien, oleh karena itu pihak rumah sakit harus berupaya mengoptimalkan dukungannya untuk menghilangkan berbagai hambatan yang ada.

Application of patient safety measures in accordance with the Standar Operational Procedures SOPs can create a safe nursing practice and quality and also prevent nurses from procedural mistakes that could endanger the patient. This study was aimed to identify nurses experience in applying SOPs Patient Safety in hospital. This study uses a qualitative method with descriptive phenomenology design with ten participants. Research results obtained seven themes 1 internal factors that hinder nurses in implementing SOPs patient safety 2 external factors that hinder nurses in implementing SOPs patient safety 3 the efforts of hospital management to encourage nurses in implement SOPs patient safety 4 various responses of patients and families who obtained a nurse for implementing SOPs patient safety 5 the negative impact that occurs when the SOPs are not implemented by nurses 6 the efforts of nurses to overcome problems in implementing SOPs patient safety and 7 the managerial responses to the issues raised regarding the conduct of the SOPs nurse patient safety. The results of this study concluded the various barriers faced by nurses in implementing patient safety SOPs, therefore the hospital should strive to optimize its support for eliminating the various barriers."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T47303
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evelyne Sumihar Friyanti
"[ABSTRAK
Keselamatan Pasien ( Patient Safety ) telah menjadi issue yang sangat penting dalam pelayanan kesehatan. Setiap orang ingin mendapatkan pelayanan kesehatan yang aman dan bebas dari cedera yang tidak diinginkan.
Melalui penelitian ini, dianalisis kualitas dan kuantitas tenaga perawat terhadap persepsi insiden keselamatan pasien di Rumah Sakit X. Studi dilakukan pada 44 orang perawat dan bidan dengan menggunakan desain cross sectional untuk melihat hubungan antara variabel pengetahuan, pendidikan, kemudahan penggunaan alat,kerjasama tim,pengalaman bekerja, disiplin dan jumlah tenaga perawat terhadap insiden keselamatan pasien.

ABSTRACT
Patient safety has become a very important issue in health care. Everyone wants to get health care that is safe and free from unwanted injuries.
Through this study, analyzed the quality and quantity of nurses perceptions of patient safety incidents in the hospital X. The study was conducted on 44 nurses and midwives using cross sectional design to examine the relationship between the variables of knowledge, education, ease of use tools, work experience, discipline and the number of nurses on patient safety incidents.;Patient safety has become a very important issue in health care. Everyone wants to get health care that is safe and free from unwanted injuries.
Through this study, analyzed the quality and quantity of nurses perceptions of patient safety incidents in the hospital X. The study was conducted on 44 nurses and midwives using cross sectional design to examine the relationship between the variables of knowledge, education, ease of use tools, work experience, discipline and the number of nurses on patient safety incidents., Patient safety has become a very important issue in health care. Everyone wants to get health care that is safe and free from unwanted injuries.
Through this study, analyzed the quality and quantity of nurses perceptions of patient safety incidents in the hospital X. The study was conducted on 44 nurses and midwives using cross sectional design to examine the relationship between the variables of knowledge, education, ease of use tools, work experience, discipline and the number of nurses on patient safety incidents.]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ekorini Listiowati
"Patient engagement (PE) belum dimulai secara memadai untuk mencapai perawatan kesehatan yang aman di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi perspektif tenaga kesehatan dan penerima layanan (pasien dan caretaker) tentang PE dan bagaimana potensi untuk menerapkannya, serta merumuskan model yang dapat mendukung perawat untuk melibatkan pasien dalam upaya-upaya keselamatan pasien. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus pada bangsal penyakit kronis RS PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian dilakukan dalam 2 tahap yaitu: (1) assessment berupa 4 diskusi kelompok terfokus pada 46 profesional kesehatan (perawat dan dokter) dan diikuti dengan 16 wawancara mendalam, serta wawancara mendalam dengan 14 pasien dan 15 caretaker; (2) tahap perumusan model. Tahap perumusan model dilakukan dengan penyusunan model awal, validasi model yang melibatkan pemilik RS, direksi, manajer, dan profesional kesehatan dan penyusunan model akhir. Transkrip verbatim dilakukan dan dilanjutkan dengan analisis tematik. Pada penelitian ini, didapatkan bahwa PE merupakan strategi untuk mencapai perawatan kesehatan yang aman. Selain itu, telah teridentifikasi peran penerima layanan, perawat, dan organisasi RS yang dapat dikembangkan untuk mewujudkan keselamatan pasien dengan menerapkan PE. Terdapat faktor-faktor pemungkin yang mempengaruhi pelaksanaan PE termasuk penilaian dan harapan penerima layanan  kesehatan, maupun hambatan yang berasal dari aspek budaya, perilaku, kapasitas sumber daya manusia, dan sistem penyelenggaraan layanan kesehatan. Model yang terbentuk menggambarkan kebutuhan langkah-langkah komprehensif untuk mengoptimalkan PE. Kesimpulannya, PE sangat penting untuk keselamatan pasien. Pendekatan ini berpotensi untuk ditingkatkan dengan memperkuat dukungan organisasi, mengintegrasikan ke dalam sistem perawatan kesehatan, meningkatkan kapasitas profesional kesehatan, dan memberdayakan pasien untuk mengatasi hambatan potensial.

Patient engagement (PE) has not been initiated adequately to achieve safe health care in Indonesia. This study aims to explore the perspectives of healthcare professinals and patients and caretakers about PE and how it has the potential to implement it, and to formulate a model that can support nurses to involve patients in patient safety efforts. The method used in this research is a case study in the chronic disease ward of PKU Muhammadiyah Gamping Hospital, Sleman, Yogyakarta Special Region. The research was conducted in 2 stages, namely: (1) assessment in the form of 4 focus group discussions on 46 healthcare professionals (nurses and doctors) followed by 16 in-depth interviews, as well as in-depth interviews with 14 patients and 15 caretakers; (2) the model formulation stage. The model formulation stage was carried out by developing the initial model, model validation involving hospital owners, directors, managers, and health professionals and develop the final model. Verbatim transcripts were carried out and continued with thematic analysis. In this study, it was found that PE is a strategy to achieve safe healthcare. In addition, the roles of patients and caretakers, nurses, and hospital organizations have been identified that can be developed to achieve patient safety by implementing PE. There are enabling factors that influence the implementation of PE including the assessment and expectations of health service recipients, as well as obstacles originating from aspects of culture, behavior, human resource capacity, and health service delivery systems. The model formed illustrates the need for comprehensive measures to optimize PE. In conclusion, PE is very important for patient safety. This approach has the potential to be scaled up by strengthening organizational support, integrating it into the health care system, increasing the capacity of healthcare professionals, and empowering patients to overcome potential barriers."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>