Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 175397 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dina Yusdiana
"Stres pasca trauma merupakan gangguan psikologis pada ibu pasca melahirkan yang disebabkan oleh stressor selama pra persalinan maupun proses persalinan baik partus dengan seksio sesaria, per vagina dengan alat vakum, dan spontan. Penelitian ini adalah penelitian survei observasional dengan pendekatan cross sectional study untuk mengetahui perbedaan kejadian stres pasca trauma pada ibu post partum dengan seksio sesaria, partus pervagina dengan alat vakum, dan partus spontan di RS X Medan. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu post partum berjumlah 1.317 ibu dan sampel 90 ibu. Hasil penelitian dengan uji T - Independent Test menunjukkan terdapat perbedaan stres pasca persalinan pada masing-masing cara partus (p= 0,018; α= 0,05). Disarankan perlu dilakukan konseling terhadap ibu sebelum persalinan, peningkatan pendidikan kesehatan, dan konseling pasca persalinan.

Post-trauma stress is psychological problem on post-partum mother caused by stressor during pre excess labor and labor process whether partus with secsio caesaria, pervagina with vacuum, and spontaneous. This study is an observational survey research with cross sectional study to find out the differences between post trauma stress incident on post-partum mothers with secsio caesaria, partus pervagina with vacuum, and spontaneous partus in X General Hospital Medan. Population in this research is 1317 post partum mothers and the sample is 90 mothers. Results of research used T Independent test showed the differences post-labor stress among three kinds of childbirth (p= 0.018; α= 0.05). It is recommended to give counseling to mother before labor, increased health education, and psychological counseling"
Depok: Poltekkes Kemenkes Medan Jurusan Keperawatan, 2011
610 JKI 14:3 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Maryanto
"Mounting vakum adalah suatu metode mounting yang dilakukan dalam kondisi vakum. dengan menggunakan alai mounting vakum. Dengan mounting vakum. dapat dicegah terjadinya celah antara sampel dan bohan mounting, sehingga kerusakan bagian tepi sampel yang akan dianalisa selama preparasi tidak terjadi. Proses mounting dilakukan setelah kondisi vakum dicapai. Sampel yang akan di-mounting dilelakan di tengah-tengah cetakan di dalam media yang alum divakumkan. Cairan mounting disiapkan di luar media akan mengisi cetakan setelah media divakumlam. Ketika cetakan hampir penuh, pengisian cetakan dihentikan dan kondisi dipertahankan tetap vakum sampai gelembung udara dalam cetakan hilang. Setelah bahan mounting telah mengeras baru dikeluarkan. Akhimya, hasil mounting dipreparasi dan diambil foto mikrostruktur bagian tepi sampel, dan membandingkannya dengan metode mounting tanpa vakum, selanjutnya dianalisa. Hasil akhir menunjukkan bahwa mounting vakum mencegah hilangnya lapisan oksida pada permukaan sampel filter dan menghasilkan ketebalan lapisan nitrokarhurasi sampel baja yang lebih tebal bila dibandingkan dengan mounting tanpa ruang vakum."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S41984
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yanuar Indah Pratiwi
"Krim berbasis setil alkohol-stearil alkohol memiliki resiko tinggi mengalami pengembangan yang ditandai dengan adanya gelembung udara pada bulk. Tujuan dari pengamatan ini adalah untuk mengetahui waktu pengaplikasian vakum yang optimal terhadap kejadian pengembangan krim berbasis setil alkohol-stearil alkohol. Sampel pengamatan terdiri dari enam produk dengan variasi waktu vakum selama lima dan delapan menit. Pengamatan dilakukan di bawah kaca objek dengan pengambilan sampel pada saat basis krim telah memadat (pada suhu 50°C) sebelum divakum; basis krim setelah divakum; setelah vakum ke-2 (pencampuran zat aktif ke basis krim); setelah pencampuran akhir (ad purified water); sampel bulk dinaikkan ke hopper dan sampel bulk setelah diaduk selama 30 menit. Produk dengan waktu vakum lima menit tidak mengalami kendala berarti yang mengganggu proses penurunan bulk ke wadah penyimpanan maupun saat akan difilling. Sementara produk dengan waktu vakum delapan menit didapati masalah baru yaitu bulk krim sulit turun untuk dipindahkan ke wadah penyimpanan. Gelembung udara yang dihasilkan pada bulk yang divakum selama delapan menit berukuran lebih kecil dan lebih sedikit dibandingkan dengan pengaplikasian vakum selama lima menit. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pengaplikasian vakum selama lima menit lebih direkomendasikan.

Cetyl alcohol-stearyl alcohol-based creams have a high risk of development, characterized by the presence of air bubbles in the bulk. The purpose of this observation was to determine the optimal vacuum application time for the development of cetyl alcohol-stearyl alcohol-based creams. The observation sample consisted of six products with variations in vacuum time of between five and eight minutes. Observations were made under the glass object by sampling at a time when the cream base had solidified (at 50°C) before vacuum; cream base after vacuum; after the 2nd vacuum (mixing of the active substance into the cream base); after final mixing (ad purified water); the bulk sample is raised to the hopper and the bulk sample is stirred for 30 minutes. Products with a vacuum time of five minutes do not experience significant problems that interfere with the process of lowering bulk to storage containers or when they will be filled. While products with a vacuum time of eight minutes found a new problem, bulk cream was difficult to go down to be moved to storage containers. The air bubbles produced in bulk vacuuming for eight minutes are smaller and less dense than those produced in vacuuming for five minutes. Therefore, it can be concluded that the application of a vacuum for five minutes is more recommended."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Hartono
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S35813
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tan Tesien Tanudjaja
"
ABSTRAK
Vacuum lifter merupakan suatu alet yang dlgunakan sebagal materlal handling dengan prinsip udara vacuum. Tujuan digunakannya alat lni adalah agar benda yang ditangani, dalam hal ini paper-roll tidak mengalamlipenurunan kualltas, sebagaimana dltemul pada penggunaan material handling yang Ialn. Selain ltu dalam penggunaannya pada warehouse, vacuum lifter lni dapat dipasang pada overhead crane yang memungkinkan dicapainya pemakaian area warehouse seoptimum mungkin.
Selanlutnya dalam Skripsi lni penulls akan membahas prinsip kerja vacuum lifter dan juga akan merancang mekanisme vacuum lifter dengan membuat rangkalan skematis sistem pneumatis vacuum lifter. Dan berdasarkan data-data yang didapat, baik darl PT. X selaku lndustri pembuat kertas, maupun brosur-brosur mengenal vacuum lif-ter, penulls juga akan melakukan beberapa perhitungan untuk melengkapi perancangan alat lni, antara Iain: menentukan besar tekanan vacuum minimum yang harus dicapai, menentukan besarnya daya yang dlperlukan kompresor dan vacuum pump, dan merencanakan dlmensi dari pressure air tank.
"
1997
S36739
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Julian Putra Utomo
"Terdapat permasalahan berkaitan dengan ketersediaan air tawar di seluruh dunia. Terlepas dari fakta bahwa 70% Bumi terdiri dari air, hanya 2,53% darinya adalah air tawar, dan hanya 0,36% darinya dapat diakses. Situasi semakin memburuk karena pertumbuhan populasi dan kebutuhan air yang melampaui kapasitas eksploitasi. Fokus penelitian ini adalah solusi untuk desalinasi air laut. Teknologi ini menghasilkan air tawar dengan efektif melalui proses penguapan dan kondensasi. Pemanfaatan teknologi ini berfokus pada daerah terpencil yang memiliki keterbatasan dalam pasokan energi listrik. Salah satu inovasi baru adalah penggabungan dengan Direct Spray Evaporator untuk meningkatkan temperatur air laut dan efisiensi desalinasi.
Penelitian dan perancangan ini dilakukan dengan tujuan untuk membuat prototipe dan meningkatkan performa dari sistem solar still untuk menghasilkan air tawar. Penelitian ini dilakukan dengan memvariasikan beberapa faktor atau variabel, seperti feed water temperatur pada 50oC, 55oC, 60oC, 65oC, 70oC, dan 80oC; feed water flowrate pada 0,4 LPM, 0,5 LPM, dan 0,6 LPM; vacuum pressure pada -0,4 bar, -0,5 bar, dan -0,6 bar; dan cooling water temperatur pada 25oC, 27oC, dan 29oC. Beberapa variasi tersebut dibuat untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel terhadap destilate productivity dan menentukan kondisi optimal dari pengoprasian solar still desalination. Performa kinerja solar still paling efektif dicapai pada temperatur air umpan 80°C, laju aliran 0,6 LPM, tekanan vakum -0,6 bar, temperatur air pendingin 29°C dengan laju aliran 1,4 LPM, menghasilkan 0,22 liter air destilat, recovery rate 0,61%, specific energy consumption 57092,39 kJ/L, dan efisiensi termal 66,63%, menunjukkan potensi tinggi sistem ini.

There is a problem related to the availability of fresh water throughout the world. Despite the fact that 70% of the Earth consists of water, only 2.53% of it is fresh water, and only 0.36% of it is accessible. The situation is getting worse due to population growth and water needs that exceed the exploitation capacity. The focus of this research is a solution for seawater desalination. This technology produces fresh water effectively through the process of evaporation and condensation. The use of this technology focuses on remote areas that have limited electricity supply. One of the new innovations is the combination with Direct Spray Evaporator to increase seawater temperatur and desalination efficiency.
This research and design were carried out with the aim of making a prototype and improving the performance of the solar still system to produce fresh water. This research was carried out by varying several factors or variables, such as feed water temperatur at 50oC, 55oC, 60oC, 65oC, 70oC, and 80oC; feed water flowrate at 0.4 LPM, 0.5 LPM, and 0.6 LPM; vacuum pressure at -0.4 bar, -0.5 bar, and -0.6 bar; and cooling water temperatur at 25oC, 27oC, and 29oC. Several variations were made to determine the effect of each variable on distillate productivity and determine the optimal conditions for operating solar still desalination. The most effective solar still performance was achieved at a feed water temperatur of 80°C, a flow rate of 0.6 LPM, a vacuum pressure of -0.6 bar, a cooling water temperatur of 29°C with a flow rate of 1.4 LPM, producing 0.22 liters of distillate water, a recovery rate of 0.61%, a specific energy consumption of 57092.39 kJ/L, and a thermal efficiency of 66.63%, indicating the high potential of this system.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rio Ricardi
"ABSTRAK
Pengeringan beku vakum merupakan metode pengeringan yang terbaik, tetapi tidak hemat energi karena proses pengeringan yang relatif lama. Skripsi ini membahas mengenai efek pemanfaatan panas buang kondenser sebagai usaha untuk mempercepat laju pengeringan material. Selain itu, skripsi ini juga membahas mengenai efek pengkombinasian pendinginan internal dari sistem refrijerasi dengan vacuum freezing pada proses penurunan tekanan material uji pada pengeringan beku vakum.
Hasil penelitian membuktikan bahwa pemanfaatan pemanasan dari panas buang kondenser dapat mempercepat laju pengeringan hingga 0,0035 kg/m2s . Selain itu, proses pendinginan awal dengan pendinginan internal dapat membantu material untuk mencapai solid region tanpa mengalami evaporasi terlebih dahulu.

ABSTRACT
Vacuum freeze drying is the best drying method but very energy-intensive due to relatively long drying time. This thesis investigates the effect of utilization of condenser heat waste to sublimation process as a way to accelerate the drying rate. In addition, this undergraduate thesis also investigates the effect of combination of internal cooling and vacuum cooling in the pressure reduction process.
The result shows that the utilization heating by condenser heat waste can accelerate the drying rate until 0,0035 kg/m2s. In addition, the pre-freezing process by internal cooling could help the specimen to transforms into solid phase without evaporating first."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1164
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ronald Yohanson
"Back analysis parameter-parameter konsolidasi dilakukan pada proses penurunan tanah secara konsolidasi dengan pembebanan vakum pada metode perbaikan tanah dengan PVD pada jalan tol Palembang-Indralaya. Parameter konsolidasi yang dianalisis adalah koefisien konsolidasi, tekanan pra-konsolidasi, indeks kompresi dan kompresi, dan permeabilitas tanah horizontal.  Evaluasi derajat konsolidasi pertama kali dilakukan untuk menilai kemajuan konsolidasi dengan menggunakan data lapangan penurunan tanah dan tekanan air pori. Perilaku penurunan tanah terhadap waktu hasil monitoring lapangan dapat dianalisis dengan menggunakan metode Asaoka tidak hanya untuk mengestimasi derajat konsolidasi dan penurunan tanah akhir, tetapi juga koefisien konsolidasi dan permeabilitas tanah. Karena tekanan air pori juga memainkan peran penting dalam konsolidasi vakum, menjadi hal yang penting untuk melakukan back analysis menggunakan perilaku tekanan air pori selama proses konsolidasi. Parameter konsolidasi yang diperoleh dari back analysis kemudian dibandingkan dengan parameter yang diperoleh dari hasil laboratorium. Hasil back analysis ini kemudian divalidasi menggunakan analisis elemen hingga 3D dan 2D.

A back analysis of important consolidation parameters was conducted on vacuum preloading consolidation settlement of PVD improved ground of Palembang-Indralaya toll road. Consolidation parameters analysed are the coefficient of consolidation, pre-consolidation stress, recompression and compression index, and horizontal soil permeability. Degree of consolidation evaluation was first carried out to assess the consolidation progress by using both field settlement and pore water pressure data. Field time-settlement behavior can be analysed using Asaoka method not only to predict the degree of consolidation and ultimate settlement, but also coefficient of consolidation and soil permeability. Since pore water pressure also plays an important role in vacuum consolidation, it is important to back analysed using pore water pressure behavior during the consolidation process. Consolidation parameters obtained from the back analysis then compared with parameters obtained from laboratory results. These results of back analysis then validated using a 3D and 2D finite element analysis."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Victorio Fernando L.
"Aloe Vera memiliki kandungan nutrisi yang tinggi. Indonesia sebagai negara pertanian mengekspor aloe vera mentah ke luar negeri, disaat yang bersamaan mengimpor serbuk aloe vera untuk kebutuhan medis, farmasi, danlain sebagainya Untuk itu diperlukan alat pengeringan agar tidak perlu lagi mengimpor serbuk aloe vera dari luar negeri. Maka dibuat suatu alat pengeringan beku. Dari sekian banyak metode pengeringan maka dipilih metode pengeringan beku karena pengeringan beku diketahui merupakan metode terbaik tetapi sangat intensif energi disebabkan dua hal yaitu proses pembekuan pada tekanan yang berbeda dengan pengeringan dan perambatan panas yang lambat selama sublimasi. Pada proses pengeringan beku, tahapan yang dilakukan adalah pembekuan, penurunan tekanan dan pengeringan/sublimasi.
Dengan metode pembekuan vakum, pembekuan dan penurunan tekanan dilakukan secara bersamaan. Penurunan tekanan dilakukan terus sampai sampel membeku. Tekanan terus diturunkan sampai 0.1 mbar maka temperatur produk akan mencapai suhu -40ºC. Dengan demikian jika sebelumnya digunakan energi pembekuan dan energi pemvakuman secara terpisah, ketika diterapkan pembekuan vakum pemakaian energinya hanyalah energi pemvakuman. Perambatan panas selama sublimasi terjadi secara lambat disebabkan panas dirambatkan melalui lapisan kering yang koefisien konduktivitasnya rendah. Dengan pemanasan dari bawah, perambatan panas dilakukan melalui lapisan beku yang nilai konduktivitasnya jauh lebih tinggi. Selain itu, panas untuk sublimasi yang sebelumnya diberikan dari pemanas, pada pengujian panas yang digunakan dengan memnfaatkan panas buang kondenser. Dari hasil pengujian kandungan air pada aloe vera dapat dikeringkan dengan presentasi 98% dari total kandungan air aloe vera.

Aloe Vera has a high nutritional content. Indonesia as an agricultural country exporting raw aloe vera abroad, while simultaneously importing aloe vera powder to the needs of medical, pharmaceutical, etc. For that danlain kiln needed to avoid another aloe vera powder imported from abroad. Then created a freeze drying equipment. Of the many methods of drying the freeze drying method chosen for freeze drying is the best method known but highly energy intensive due to two things namely the freezing process at different pressures with heat drying and slow propagation during sublimation. In the process of freeze drying, the steps taken is freezing, drying the pressure drop and / sublimation.
With the vacuum freezing method, freezing and pressure drop simultaneously performed. Decrease the pressure until the sample is kept frozen. Pressure continues down to 0.1 mbar the product temperature reaches temperature of -40ºC. Thus, if the previous use of energy and energy freezing vacuum separately, when applied to the freezing vacuum energy is the energy consumption vacuum. Propagation of heat occurs during the sublimation heat slowly dirambatkan caused by a dry layer of low coefficient conductivity. With heating from below, the propagation of heat conducted through the frozen layer conductivity value much higher. In addition, the heat for sublimation which previously supplied from the heater, the heat test is used with condenser waste heat memnfaatkan. From the test results on the moisture content of aloe vera can be dried with a presentation 98% of the total water content of aloe vera.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50949
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Isa
"Vakum residu merupakan produk bawah dari unit distilasi vakum yang banyak mengandung kandungan asphaltene, resin dan logam pengotor. Salah satu proses untuk meningkatkan kualitasnya adalah dengan proses deasphalting. Proses ini bertujuan untuk mengendapkan kandungan asphaltene serta logam pengotor menggunakan pelarut n-alkana dengan rasio pelarut:bahan baku tertentu. Pada penelitian ini, pelarut n-pentana memiliki performa terbaik dalam pengendapan asphaltene sebesar 13,65% dengan rasio 30:1 dan 1 tahapan ekstraksi. Variasi rasio pelarut:bahan baku dilakukan pada 20:1, 10:1 dan 5:1. Rasio 5:1 menghasilkan pengendapan asphaltene terbaik sebesar 22,58% pada tekanan 1 bar. Tekanan ditingkatkan menjadi 10 bar dan pengendapan asphaltene meningkat menjadi 27,03% pada rasio yang sama. Produk DAO yang dihasilkan diuji kualitasnya dan dibandingkan dengan spesifikasi bahan baku unit fluid catalytic cracking (FCC) dan minyak bakar jenis marine fuel oil (MFO). Produk DAO lebih berpotensi dijadikan sebagai MFO namun memiliki nilai titik nyala 38oC. Nilai ini berada dibawah spesifikasi yang dipersyaratkan karena produk DAO yang dihasilkan masih mengandung fraksi ringan pelarut yang ditunjukkan dengan jatuhnya nilai initial boiling point (IBP) dari 204oC menjadi 41,4oC yang diuji dengan gas kromatografi simulasi distilasi.

Vacuum residue is the bottom product produced from the vacuum distillation unit which is containing impurities such as asphaltene, resins and metals. One of the processes to improve its quality is the deasphalting process. This process aims to precipitate the content of asphaltene and impurities using n-alkane solvent with a certain solvent/feed ratio. In this study, n-pentane has the best performance by precipitating asphaltene at 13.65% with 30:1 solvent/feed ratio and 1 stage of extraction. The solvent/feed ratio is varied from 20:1, 10:1 and 5:1. The deasphalting process with 5:1 ratio resulted in the best asphaltene precipitation, which is 22.58% at 1 bar pressure. The pressure was increased to 10 bar and the asphaltene precipitation increased to 27.03%. The DAO products are then tested for quality compared to the specifications of the feed of fluid catalytic cracking (FCC) unit and marine fuel oil (MFO). The DAO has a great potency to use as MFO, but the flash point value is 38oC. This is below the specification of MFO cause by the light fraction which is trapped in product. It shows by decreasing the value of initial boiling point (IBP) from 204oC to 41.4oC which is tested by gas chromatography."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>