Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15575 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fahrurozy darmawan
"Tourism trips that show provertyb and social inequalities which are mostly found in big cities in third countries increasingly attract many tourists. Travelers who generally come from developed countries deliberately visit and watch the poor live, work and interact. On one hand, these visits offers vast economic opportunities to the people/actors who are involved in it, but at the same time they are considered as though thet are selling poverty. This type of tourism, which is quite controversial, is often refered to as slum tourism. This study uses qualitative research methods to identify the strenghts, analysis, weaknesses, opportunities, and threats (SWOT) of slum tourism at Kampung Luar Batang (Luar Batang Village), Jakarta. The result of this research is that slum tourism in the area has been running well and is accepted by the public because they feel that it provides some economic benefits. Public and tourists also have a lot of hope in the slum tourism developments. Various potentials such as other attractions in and around the village, especially the cultural heritage aasets, can serve as the main features of Luar Batang as a tourists' destination."
Universitas Pancasila. Fakultas Pariwisata, 2016
790 JTDA 4:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rengga Akbar Munggaran
"Penelitian ini memposisikan diri sebagai isu kajian sosiologis yang berupaya menguraikan perpektif Kosmopolitanisme dalam pertemuan pariwisata kumuh Jakarta Hidden Tour. Dengan kajian teoritis kosmopolitanisme kritis Delanty (2006), kosmopolitanisme dipahami bukan sebagai teori semata, sosiologi kosmopolitan kritis memiliki tugas yang sangat spesifik yakni memahami transformasi sosial dengan mengidentifikasi realitas sosial baru atau yang muncul terutama menyangkut tiga dimensi utama kosmopolitanisme kritis diantarannya: 1). Tingkat historis modernitas, 2). Tingkat Makro 3). Tingkat Mikro. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus, dan data dianalisis dengan menggunakan model interaktif Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perspektif Kosmopolitianisme kritis Jakarta Hidden Tour sebuah rekonstruksi pemikiran dimana menciptakan praktik slum tourism sebagai jembatan penghubung mempertemukan penduduk lokal dan wisatawan, untuk menghasilkan pandangan modernitas lintas kultural untuk memprioritaskan kebaikan bersama. Kemudian Pemberdayaan Masyarakat dengan solidaritas global untuk mencapai perubahan lokal, serta keterlibatan menunut keadilan sosial masyarakat kumuh. Oleh karena itu, studi ini menjadi gambaran tentang perspektif kosmopolitanisme kritis yang memahami bentuk-bentuk budaya yang muncul dalam pertemuan pariwisata kumuh dengan mengidentifikasi realitas sosial baru atau yang muncul.

This research positions itself as a sociological study issue that seeks to describe the cosmopolitanism perspective in the slum tourism encounter of Jakarta Hidden Tour. With Delanty's (2006) critical cosmopolitanism theoretical study, cosmopolitanism is understood not as a mere theory, critical cosmopolitan sociology has a very specific task, namely understanding social transformation by identifying new or emerging social realities, especially concerning the three main dimensions of critical cosmopolitanism, including: 1). The historical level of modernity, 2). Macro Level 3). Micro Level. This study used a qualitative approach with a case study method, and data were analyzed using the interactive model of Miles and Huberman. The results show that the perspective of critical cosmopolitianism in Jakarta Hidden Tour is a thought reconstruction where the practice of slum tourism is created as a connecting bridge between local residents and tourists, to produce a cross-cultural view of modernity to prioritize the common good. Then Community Empowerment with global solidarity to achieve local change, as well as involvement in seeking social justice for the slum communities. Therefore, this study becomes a description of the perspective of critical cosmopolitanism that understands the cultural forms that emerge in slum tourism encounters by identifying new or emerging social realities."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arditya Laksono
"ABSTRAK
Sebagai negara yang memiliki situs cagar budaya UNESCO paling banyak di dunia, Italia memanfaatkan situs-situs tersebut untuk sektor pariwisata dalam membangun perekonomiannya. Namun manfaat ekonomi yang dihasilkan dari pariwisata justru malah mengancam keberlangsungan dari cagar budaya tersebut. Penggunaan teknologi digital seperti gamifikasi dalam industri pariwisata berpotensi menjadi jembatan bagi wisatawan, masyarakat lokal, dan penyedia layanan wisata di destinasi wisata dalam menumbuhkan praktik pariwisata yang berkelanjutan dengan cara yang menyenangkan. Penelitian ini mengeksplorasi dan mengkaji potensi gamifikasi dalam mempromosikan pariwisata yang berkelanjutan yang dilihat dari konten aplikasi gamifikasi bertema pariwisata di Italia dengan menggunakan teori pemasaran sosial dan alternate reality gaming serta diperkuat dengan konsep gamifikasi, digitalisasi cagar budaya, pariwisata berkelanjutan, dan pariwisata massa. Penelitian ini menemukan bahwa gamifikasi merupakan pengembangan dan inovasi baru bagi pariwisata di Italia yang memiliki potensi untuk mempromosikan pariwisata yang berkelanjutan di masa mendatang. Penggunaan elemen game seperti poin, tingkat kesulitan, dan penghargaan merupakan pemicu yang berpotensi untuk mendorong wisatawan untuk menjelajahi serta mempelajari destinasi yang mereka kunjungi. Penggunaan konten digital cagar budaya dalam aplikasi gamifikasi juga merupakan sebuah inovasi baru dalam industri pariwisata yang memudahkan wisatawan dalam mempelajari latar belakang sejarah dan kebudayaan dari destinasi yang mereka kunjungi.

ABSTRACT
As a tourism country with plentiful UNESCO cultural heritages scattered across its region, Italy make benefit from those cultural resources as economic gains in tourism sector. However, the lucrative economic gains from tourism has a potential risk that threatens the longevity of those cultural heritages. The use of gamification is an innovative and unique way to promote and cultivate sustainable tourism practice among tourist, the locals, and tourism service providers. This research explores the potential of gamification to promote sustainable tourism by content analysis of tourism themed gamified apps in Italy using social marketing theory and alternate reality gaming as approach and enhanced with several concepts such as gamification, cultural heritage digitation, sustainable tourism and mass tourism. The main finding of this research shown that, gamification is an innovative development in Italy rsquo s tourism sector which has potentials to promote and cultivate sustainable tourism practice. Game elements such as points, levels, and achievements in the gamified tourism apps can motivate tourist to explore and learn more about the destination which can lead to sustainable tourism in the future. Digitalized cultural content in the gamified tourism apps is also a novelty in the innovation of tourism industry to make cultural contents more accessible and engaging to learn."
2018
T51339
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rome: Presidency of the Council of Ministers of the Republic of Italy, Information Service, 1962
945 ITA
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
New York: McGraw-Hill, 2013
352.3 PUB
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Moh. Nur
"Penelitian ini bertolak dari fenomena keberadaan kampung di perkotaan dalam proses berlangsungnya perkembangan kota. Banyak penduduk asli kampung yang tersisih dan pindah ke pinggiran kota namun masih ada yang dapat bertahan. Permasalahan yang akan diungkapkan adalah menyangkut pengaruh perkembangan kota terhadap keberadaan kampung kota dan bagaimana komunitas asli yang masih terdapat di dalamnya melakukan aktivitas dan bermukim sebagai usaha untuk tetapat eksis di lingkungan tempat tinggalnya. Analisis didasarkan atas penggunaan konsep Vita aktiva dari Arendt dan Strukturasi masyarakat oleh Giddens sebagai orientasi teoritikal untuk memahamai kondisi manusia dari komunitas asli, perekonomian, system sosial serta produksi dan reproduksi sosial dan implementasinya terhadap aspek keruangan di dalam kampung. Untuk itu penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode observasi dan wawancara.
Hasil analisa menemukan bahwa perkembangan kota berdampak pada terbukanya akses ke kampung, banyak pendatang dan investor berminat untuk tinggal dan berusaha di kampung yang berakibat pada terjadinya transformasi ruang di kampung. Ketidakmampuan untuk bersaing karena keterbatasan kondisi manusia menyebabkan penduduk asli sulit untuk mempertahankan asetnya. Dipihak lain dengan latar pendidikan dan keterampilan yang lebih baik, para pendatang dan investor dapat mendominasi kepemilikan lahan dan kegiatan perekonomian di kampung. Terdominasinya penduduk asli dalam kehidupan akan berimplikasi pada terbentuknya masyarakat baru di kampung. Dalam aspek legal formal kampung Luar Batang masih eksis, namun keberadaanya hanya bersifat semu karena tidak lagi didukung oleh komunitas awal sebagai komponen dasar yang membentuknya.

This research motivated by an existence phenomenon of kampung kota in urban development process. Many people of kampung moving of to the town boundary but still there are original communities able to stay, to survive. This research aim to explores the influence of urban development process to existence of kampung Luar Batang in north of Jakarta and how the community of this kampung conduct their life and activity as effort to survive. The analysis based on Arendt idea of vita activa and Gidden?s structuration is applied as theoretical orientation to understand human condition of community, economic life, social reproduction and social system and the implementation in to the spatial formation in kampung. It is therefore done by research by using qualitative method to express the community phenomenon by explore life experiences in it through observation and interview.
Findings have shown that process of urban development has caused the spatial transformation in kampung. The limited economy capability causes the high dependability of the community to land. The land as commodity used for fulfilling their needs in following the environment change around the kampung. Limitation of human condition, the community cannot be compete and predominated by immigrant and investors. On the other hand, with education background and better skill, the immigrant has the abilities predominate the property of land and activity of economics in kampung. The predominating of community in kampung will increase a new society in kampung. In case of legally and formally aspect, kampung Luar Batang is still exist, however the substance of the existence is in appearance only, because this kampung is no longer supported by the early community as basic component was form of.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T41134
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dhreti Cesta Wijayanti
"Kondisi ekonomi tertentu telah memicu orang-orang di kampung kota untuk melakukan inovasi pada huniannya hingga tidak hanya berfungsi sebagai tempat untuk bertinggal, tetapi juga sebagai tempat mencari nafkah. Pada skripsi ini rumah usaha merujuk pada hunian warga di Kampung Luar Batang 9, Jakarta Utara, yang mengalami penambahan fungsi sebagai tempat melakukan usaha skala kecil. Keberadaan rumah usaha dipicu, dipertahankan, dan kembali mempertahankan informalitas kampung kota. Rumah usaha merupakan bentuk adaptasi manusia untuk hidup dalam permukiman informal. Kajian rumah usaha untuk hadir dan bertahan ditinjau melalui terjadinya negosiasi-negosiasi oleh aktor ekonomi dalam ethical action. Dampak dari aksi ini ditelusuri dengan teori people as infrastructure yang mengaitkan aktor ke jaringan manusia yang semakin luas. Terpicunya keberadaan rumah usaha juga dikaitkan dengan konfigurasi spasial permukiman yang menentukan strategic value kawasan tersebut. Sebagai kelanjutannya, strategic value terhubung dengan persebaran rumah usaha melalui adanya multiplier effect hingga fenomena ini mempertahankan jaringan ekonomi informal masyarakat. Melalui kajian-kajian tersebut saya menemukan bahwa informalitas kampung kota merupakan hal yang menjadi pemicu keberadaan rumah usaha, untuk kemudian pada keberlangsungannya rumah usaha kembali mempertahankan informalitas kampung kota.

Certain economic conditions have prompted people in kampung kota to innovate their houses so that they are not only functioned as a place to dwell, but also a place to do income earning activities. Rumah usaha is a term I use in refering to those residence of Kampung Luar Batang 9, North Jakarta, which have additional function as a place to do small-scale enterprises. The existence of rumah usaha are triggered, sustained, and maintain urban kampung informality. Rumah usaha represents human adaptation in living on the informal settlement. The study about the existence and survival of rumah usaha are reviewed through the negotiations done by economic actors in running their ethical action. The impact of the actions is traced with the theory of people as infrastructure that relate the actors to wider human network. The existence of rumah usaha are also related to spatial configuration of the settlement that determines the strategic value of the area. As it goes the strategic value affects the spread of rumah usaha by multiplier effect, so that this phenomenon sustain the informal economy networks of the residents. Through these analysis I found that the informality of urban kampung has triggered the existence of rumah usaha, then by the on going process rumah usaha reciprocally sustain the urban kampung informality."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57435
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Laura Evelyn R.
"Masyarakat dunia saat ini sedang mengalami suatu perubahan sosial, ekonomi, politik, dan budaya yang cepat. Perubahan ini terkait dengan fenomena globalisasi, khususnya ekonomi, yang ditandai dengan perdagangan bebas antar negara melalui persaingan tinggi dan tajam, serta tingginya laju teknologi komunikasi dan informasi. Globalisasi menuntut suatu bentuk pembangunan instan (cepat), yang dapat mengakomodasi perluasan investasi modal negara-negara maju di negara dunia ketiga. Hal ini membawa akibat terjadinya urbanisasi dan modernisasi besar-besaran, terutama di kota-kota besar Asia Tenggara.
Sebagai ibukota sekaligus kota terbesar, Jakarta merupakan jendela utama Indonesia dalam sistem ekonomi global. Sejak kemerdekaan Republik Indonesia, pembangunan kota Jakarta telah membawa arus urbanisasi besar dan menjadikannya sebagai tempat agglomerasi terbesar di Indonesia. Menarik untuk disimak, diantara gedung tinggi, mobil mewah, dan jalan lebar bebas hambatan yang terdapat di kota ini, ternyata hampir sekitar 67 persen dari total penduduk Jakarta ditampung dalam kantong-kantong pemukiman padat dan kumuh, yang dikenal dengan kampung. Tanpa memperhitungkan fungsi dan potensinya yang besar bagi kota Jakarta, tempat pemukiman penduduk berpenghasilan rendah ini dianggap mengganggu wajah kota oleh pemerintah dan akibatnya seringkali mengalami penggusuran.
Kampung Luar Batang merupakan salah satu kampung tua di Jakarta. Dari segi letak geografis dan historis kampung ini mempunyai potensi besar, namun pelaksanaan beberapa kebijakan pemerintah yang dilakukan di wilayah sekitar kampung telah membawa dampak buruk bagi kondisi sosio-ekonomi dan lingkungan fisik kampung. Keadaan ini tentunya memperbesar ancaman tergusurnya penduduk kampung yang sebagian besar berpenghasilan rendah. Terkait dengan hal tersebut, penelitian ini dilakukan untuk memperlihatkan potensi yang dimiliki komunitas kampung Luar Batang, serta pemberdayaan komunitas kampung dalam segi ekonomi dan pengelolaan lingkungan, sehingga kampung tidak lagi dianggap mengganggu wajah kota. Pendekatan konsep modal sosial dipakai dalam penelitian untuk dapat memahami dan menggambarkan berbagai bentuk potensi/modal sosial yang dimiliki oleh komunitas, yang memungkinkan pemberdayaan komunitas kampung.
Janis penelitian ini bersifat dekriptif dan eksplanatif untuk dapat menggali dan memahami berbagai kenyataan/data lapangan, berupa sejarah dan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya kampung, sehingga diperoleh gambaran utuh mengenai bentuk modal sosial yang ada dalam komunitas. Adapun subyek penelitian adalah orang-orang (aktor) dan berbagai kelompok/institusi (formal dan informal) dalam kampung. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif, dalam bentuk studi lapangan (field research) sehingga memberikan kesempatan pada peneliti untuk mengadakan interaksi langsung, interaksi face-to-face dengan penduduk kampung dalam setting lapangan kampung. Sehubungan dengan itu, penelitian ini menekankan data kualitatif, namun jugs data sekunder sebagai pelengkap.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan tata guna lahan di sekitar kampung sejak dilaksanakannya proyek Mohammad Hoesni Thamrin (MHT) yang pertama membawa banyak dampak negatif dalam kehidupan sosial, ekonomi, budaya komunitas, serta penurunan kualitas fisik kampung. Temuan lapangan memperlihatkan komunitas kampung memiliki potensi/modal sosial dalam bentuk kelompok keagamaan, ikatan sosial yang erat dan rasa kebersamaan, norma sosial (agama), hubungan timbal-balik, sifat proaktif, serta nilai sejarah kampung yang tinggi dan pengetahuan lokal yang dimiliki komunitas. Namun demikian, modal sosial yang dimiliki komunitas belum mampu membawa penduduk pada suatu taraf hidup yang lebih baik. Hal ini terkait dengan temuan lainnya yang memperlihatkan bahwa akar masalah penduduk Luar Batang saat ini adalah keterbatasan/tiadanya akses terhadap sumber-sumber daya strategis, yang memampukan mereka untuk keluar dari masalah kemiskinan dan buruknya kualitas fisik lingkungan kampung. Dengan demikian modal sosial yang dimiliki dapat digunakan dengan baik.
Melihat kenyataan di lapangan, penulis merekomendasikan pembentukan suatu Forum Warga Kampung sebagai suatu wadah memanfaatkan modal sosial yang dimiliki komunitas. Forum Warga Kampung ini berfungsi sebagai dewan kontrol kampung yang memiliki kompetensi dalam mengelola dan memecahkan berbagai masalah atau konflik yang dihadapi komunitas (baik sosial, budaya, ekonomi, dan politik)."
2001
T7727
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Durant, Will
New York: Simon and Schuster, 1953
908 DUR r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>