Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 112225 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tri Ika Ayuananda
"The purpose of the research is to assess the recency effect about sequence, manner of presentation
and form of information on audit decisions when the information is presented sequentially or
simultaneously. Recency effect is a biased decision of the auditor when information is given in
sequence and auditors tend to weigh the last information greater than the earlier information. The
research used a 2x2x2 experimental design with 80 participants between the subject of undergraduate
students majoring in accounting. The results of the research showed that: (i) belief revision occurs
when information is presented in the sequential method; and (ii) in the audit decision-making, reviews
effects occur in the form of a chart.
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji efek risensi atas urutan, cara penyajian, dan bentuk
informasi terhadap pengambilan keputusan audit ketika informasi disajikan secara sekuensial
maupun simultan. Efek risensi adalah keputusan bias seorang auditor ketika informasi diberikan
secara berurutan dan auditor cenderung membobot informasi terakhir lebih besar dari informasi
yang diterima sebelumnya. Penelitian ini menggunakan desain eksperimental 2x2x2 between subject
dengan 80 peserta dari jurusan akuntansi S1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (i) terjadi
efek risensi pada keputusan SPI ketika informasi disajikan dengan pola sekuensial; dan (ii) pada
pengambilan keputusan audit, terjadi efek risensi dalam bentuk bagan."
Universitas Kristen Satya Wacana, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, 2015
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Irene Claresta
"ABSTRAK
Salah satu hal yang diatur dalam PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi
2006) yang diberlakukan secara efektif mulai 1 Januari 2010 adalah mengenai
penurunan nilai dan tidak tertagihnya aset keuangan di mana perusahaan
melakukan penilaian penurunan nilai secara individu dan kolektif. Laporan
magang ini membahas mengenai siklus penjualan dan pencatatan piutang usaha
PT X, kebijakan akuntansi PT X, penentuan penurunan nilai piutang usaha yang
dilakukan PT X dengan menggunakan tabel umur piutang dan penentuan yang
seharusnya dilakukan PT X berdasarkan PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55
(Revisi 2006). Laporan ini juga membahas perbedaan jumlah cadangan
penyisihan piutang tidak tertagih menurut PT X dan menurut auditor. Karena
jumlahnya tidak material maka tidak dilakukan penyesuaian atas jumlah tersebut.

Abstract
One of the things that is governed by SFAS No. 50 (Revised 2006) and SFAS No.
55 (Revised 2006) which have been effectively started on January 1, 2010 is about
impairment and uncollectible of financial assets where the company has to do
impairment assessment individually and collectively. This internship report
discusses about sales cycle and recording of account receivable in PT X,
accounting policy of PT X, determination of account receivable impairment that is
done by PT X with aging schedule and the determination that should have been
done by PT X according to SFAS No. 50 (Revised 2006) and SFAS No. 55
(Revised 2006). This report also discusses about the difference in amount of
allowance for doubtful accounts according to PT X and auditor. Because the
amount is not material therefore no adjustment is made for that amount."
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yanti
"Dalam upaya perbankan menghadapi persaingan global dan internasional melalui implementasi PSAK - Pernyataan Standar Akuntansi 50 (revisi 2010) tentang "Instrumen Keuangan: Penyajian" dan PSAK 55 (Revisi 2011) "Instrumen Keuangan:Pengakuan dan Pengukuran" yang telah dilaksanakan, dalam proses penerapannya menghadapi tantangan dalam keseragaman penyajian informasi yang sesuai dengan konvergensi IFRS (International Financial Reporting Standards). Skripsi ini membahas tentang penerapan PSAK 50 (revisi 2010) dan PSAK 55 (revisi 2011) dan PAPI - Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (revisi 2008) atas klasifikasi aset dan liabilitas keuangan. Dengan demikian, pihak selain Bank dapat memahami pengaruh penerapan tersebut dari perspektif perbankan sehubungan dengan ketentuan yang berlaku.

In Bank's effort towards challenging global and international competition with recent SFAS 50/55 enforcement, in the process of implementation deals with challenges along with uniformity in the presentation of information in accordance with IFRS convergence. This study discusses the impact of SFAS ? Statement of Financial Accounting Standards 50 (revised 2010) and SFAS ? Statement of Financial Accounting Standards 55 (revised 2011) and PAPI - Indonesian Banking Accounting Guideline (revised 2008) application from the classification of financial assets and liabilities. Therefore, parties other than Bank to be able to understand the influence of implementation from banking perspective with respect to the applicable regulations.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S53601
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intiyas Utami
"Behavioral research in accounting is paying more attention to auditing issue since auditing relies heavily
on judgment and decision making process. This article describes the development of experimental auditing
research and identifies the potentials for contemporary research by documenting the international article
from the 1970s to 2000s. This article is organized into the following sections. After the introductory part,
it discusses the nature of experimental auditing research (EAP), the evolution of international EAP, topics
of contemporary EAP, and the development of EAP in Indonesia. Based on the analysis of international
EAP articles, we suggest that future research focuses on risk-based auditing, modes of presentation
of audit information, fraud risk assessment, analytical procedure, interaction between auditors and
clients (negotiation and agreement) and interaction between auditors with their auditor counterparts
(brainstorming).
Abstrak
Bidang pengauditan menjadi salah satu topik yang menarik dalam riset keperilakuan dalam akuntansi
karena bidang ini banyak menggunakan judgment maupun keputusan. Tulisan ini mendeskripsikan evolusi
perkembangan riset eksperimental pengauditan dan mengidentifikasi peluang riset kontemporer. Sumber
tulisan adalah berbagai riset eksperimental pengauditan yang dipublikasikan secara internasional dari
tahun 1970-an sampai 2000-an. Tulisan ini terbagi dalam beberapa bagian: hakikat riset eksperimental
pengauditan (REP), evolusi perkembangan REP internasional, topik kontemporer REP, dan perkembangan
REP di Indonesia. Berdasarkan penelusuran berbagai REP di level internasional, maka REP yang bisa
dikembangkan pada masa yang akan datang antara lain dalam konteks pengauditan berbasis risiko, cara
penyajian informasi pengauditan, penaksiran fraud, prosedur analitis, interaksi antara klien dengan auditor
(negosiasi dan perjanjian), dan interaksi auditor dengan auditor (brainstorming)."
Universitas Kristen Satya Wacana, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, 2013
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Harna Tyastri
"Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji dampak penerapan PSAK 19 (revisi 2010) terhadap nilai relevansi asset takberwujud yang dapat diidentifikasi dan goodwill. Penelitian ini juga mengkaji pengaruh tata kelola perusahaan terhadap nilai relevansi asset takberwujud yang dapat diidentifikasi dan goodwill. Penelitian ini menggunakan sampel dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009 dan 2011.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aset takberwujud yang dapat diidentifikasikan dan goodwill memiliki nilai relevan terhadap harga pasar perusahaan. Setelah penerapan PSAK19 (revisi 2010), nilai aset tak berwujud yang dapat diidentifikasikan dan goodwill memiliki relevansi nilai. Relevansi nilai aset tak berwujud dan goodwill pada perusahaan dengan tata kelola yang baik menurun setelah penerapan PSAK 19 (revisi 2010).

This study aims to assess the impact of the implementation of PSAK19 (revised 2010) on the value relevance of identifiable intangible assets and goodwill. This study also examines the effect of corporate governance on the value relevance of identifiable intangible assets and goodwill. This study uses a sample of companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2009 and 2011.
The results show that identifiable intangible assets and goodwill have value relevance. After the implementation of PSAK19 (revised 2010), the identifiable intangible assets and goodwill have value relevance. Value relevance of intangible assets and goodwill on companies with good governance declined after implementation of PSAK 19 (revised 2010).
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S52513
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ivana Christya Putranti
"Skripsi ini berisi tentang bagaimana dampak secara akuntansi terkait pengakuan, pengukuran, penyajian, pengungkapan dan dampak secara perpajakan apabila menggunakan PSAK 38 Revisi 2012 dan PSAK 22 Revisi 2010. Dalam transaksi akuisisi tersebut, terjadi tukar menukar saham dimana PT WW menerbitkan saham kepada pemegang saham entitas anaknya dan pemegang saham tersebut memberikan imbalan berupa investasi sahamnya pada entitas anak tersebut. Sehingga sebagai konsekuensinya PT WW mengakuisisi entitas anak yang sebelumnya sudah dimiliki dengan kepemilikan 20% menjadi kepemilikan 99%. Perbandingan dampak akuntansi antara PSAK 38 dan PSAK 22 terlihat pada laporan laba ruginya dimana dengan menggunakan PSAK 22 laba perusahaan meningkat drastis akibat adanya keuntungan yang diakui karena pembelian dengan diskon. Kesimpulan penelitian ini adalah ruang lingkup PSAK 38 tidak mencakup atas transaksi tanpa perubahan substansi ekonomi ini, sehingga PSAK 22 Akuisisi Terbalik lebih cenderung mencerminkan transaksi tersebut walau PT WW tidak dapat diklasifikasikan sebagai sebuah bisnis.

The objective of this study focuses on how accounting impact related to the recognition, measurement, presentation, disclosure and taxation impacts when using PSAK 38 revised 2012 and PSAK 22 revised 2010. In this acquisition transaction, there is exchange of shares which the company WW issue shares to the shareholders of its subsidiaries and shareholders shall provide compensation in the form of investment shares in the subsidiaries. And consequently, PT WW acquired subsidiaries previously owned by the ownership of 20% to 99% ownership. The comparisons between the accounting impact of PSAK 38 and PSAK 22 shown on the profit or loss, where under PSAK 22, the company's profit has increased dramatically due to the gain recognized for purchase at a discount. It is concluded that the scope of PSAK 38 does not include transactions with no changes in economic substance like this transaction, so the PSAK 22 Reverse Acquisition more likely to reflect the transaction even though PT WW cannot be classified as a business.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S65960
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soliyah Wulandari
"Earnings management using classification shifting is interesting because many previous researches
have shown that analyst and investors pay more attention to core earnings (investors give low weight on
transitory earnings). Extraordinary items are transitory items or irregular items and their allocation require
management subjectivity, thus allowing management to exercise classification shifting using extraordinary
items to increase core earnings. This research aims to detect earnings management through classification
shifting by classifying core expenses as extraordinary items to increase core earnings. Samples of this
research obtained with purposive sampling from all companies listed in the capital markets of Indonesia,
Malaysia, Singapore, Philippines, Thailand, and Vietnam. Final samples are 126 observations from 2004
until 2008. Data analysis was performed using multiple regressions. Results show that extraordinary items
current year are positively associated with unexpected core earnings this year, but extraordinary items this
year are also positively associated with unexpected change in core earnings in the following year. This
research does not provide empirical support for classification shifting by companies listed in the capital
markets of Indonesia, Malaysia, Singapore, Philippines, Thailand, and Vietnam. An unexpected increase in
core earnings is more consistent with real economic improvements.
Abstrak
Manajemen laba menggunakan classification shifting menarik karena banyak penelitian sebelumnya
menunjukkan bahwa analis dan investor lebih memperhatikan lebih laba usaha (investor memberikan bobot
rendah pada laba transitori). Pos luar biasa merupakan pos transitori atau pos luar biasa dan pengalokasiannya
memerlukan subjektivitas manajemen, yang memungkinkan manajemen untuk melakukan classification
shifting dengan menggunakan pos luar biasa untuk meningkatkan laba usaha. Penelitian ini bertujuan
untuk mendeteksi manajemen laba melalui classification shifting dengan mengklasifikasikan beban usaha
sebagai pos luar biasa untuk meningkatkan laba usaha. Sampel penelitian ini dihasilkan dengan purposive
sampling dari seluruh perusahaan yang terdaftar di pasar modal Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina,
Thailand, dan Vietnam. Sampel akhir sebanyak 126 observasi dari tahun 2004 sampai dengan 2008. Data
dianalisis dengan menggunakan regresi berganda. Hasilnya menunjukkan bahwa pos luar biasa tahun ini
secara positif berhubungan dengan unexpected core earnings tahun ini, tetapi pos luar biasa tahun ini juga
secara positif berhubungan dengan unexpected change in core earnings tahun yang akan datang. Penelitian
ini tidak memberikan dukungan secara empiris classification shifting oleh perusahaan-perusahaan yang
terdaftar di pasar modal Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, dan Vietnam. Peningkatan
unexpected core earnings konsisten dengan real economic improvement."
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tiffa Utami Dewanti
"Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kelompok bank syariah dan konvensional di Indonesia yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia apabila dilihat dari sisi model bisnis, kualitas aset, efisiensi, dan stabilitas, untuk periode 2008-2012. Variabel yang digunakan dalam penilaian model bisnis adalah FIR, NDF, LDR. Sedangkan untuk faktor efisiensi adalah OH Cost dan CIR. Di sisi lain, kualitas aset dinilai dari LLR, LLP, dan NPL. Sementara stabilitas ditinjau dari sisi ROA, EAR, dan MM. Uji yang digunakan adalah statistik deskriptif dan Mann-Whitney. Hasil olah data secara umum menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan dalam hal model bisnis, efisiensi, kualitas aset, dan stabilitas di antara kedua jenis bank dalam sampel di tahun 2008 hingga 2012.

This study aims to compare business model efficiency asset quality and stability of Islamic and conventional banks which are listed in Indonesia Stock Exchange from 2008 until 2012 The variables used for business model were FIR NDF LDR whereas efficiency were OH Cost and CIR As for the asset quality the proxy used were LLR LLP and NPL Lastly ROA EAR and MM were used for representing stability The statistics tests used were descriptive statistics and Mann Whitney test The results showed that there were no significant differences in business model efficiency asset quality and stability from 2008 until 2012"
2014
S53669
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nikkie Samantha
"Skripsi ini membahas tentang analisis penerapan PSAK 10 (Revisi 2010) di PT ABC. PT ABC merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur. PT ABC menetapkan mata uang fungsional menjadi Dollar Amerika Serikat (USD) tahun 2011, tetapi perusahaan memutuskan bahwa mata uang pelaporan untuk laporan keuangan adalah Rupiah. PSAK 10 (Revisi 2010) berlaku efektif sejak 1 Januasri 2012, sehingga pada tahun 2013, perusahaan harus menyajikan kembali atas item-item pada laporan keuangan tahun 2011 dan 2012. Perubahan mata uang fungsional PT ABC didasari atas lingkungan ekonomi utama perusahaan, Sehingga, perubahan mata uang fungsional menyebabkan perusahaan harus melakukan dua prosedur, yaitu pengukuran kembali dan translasi. Prosedur translasi dilakukan atas pos moneter, pos nonmoneter, da pos laporan laba rugi komprehensif. Penggunaan kurs atas item aset dan liabilitas menggunakan kurs penutup, item ekuitas menggunakan kurs historis, dan item pendapatan dan beban menggunakan kurs pada saat transaksi terjadi.

This thesis focused on the analysis of implementation of PSAK 10 (Revised 2010) in PT ABC. PT ABC runs in manufacture industry. PT ABC determined that its functional currency was United States Dollar (USD) since 2011, but decided that the presentation currency for financial statements is Indonesian Rupiah. It is applicable since January 1, 2012, so in 2013, the Company have to restated all financial item in 2011 and 2012. The changes of functional currency based on the primary economic environment. Because of that, the company have to do two procedures which are re-measurement and translation. Translation procedure performed on monetary post, while re-measurement procedure performed on monetary post, non monetary post, and comprehensive income post. The application of exchanged rate of assets and liability use the closing rate, equity items use historical rate, and income and expense use the exchange rate at the date of the transaction."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S58375
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Butarbutar, Sansaloni
"This study examines the motives for earnings management following a series of regulation released
by the Capital Market Supervisory Agency and Indonesian Stock Exchange in 2004. After the release
of SK Bapepam-LK and BEJ, this study predicts that the negative effect of board of commissioners
on abnormal accruals is more pronounced and the predictive content of abnormal accruals is
stronger than previous periods. Results of the study are summarized as follows. First, the negative
effect of the board of commissioners on earnings management is stronger after the isssuance of
SK Bapepam-LK and BEJ. Second, the predictive content of abnormal accruals is stronger for
periods 2004-2010 than that for 2001-2003. Third, the addition of independent members to become
majority in the board of commissioner does not alter the predictive content of accruals. Overall,
the results indicate that SK Bapepam-LK and BEJ have successfully increased the monitoring
function of board of commissioners. This paper contributes to the current debates in earnings
management studies regarding the motivation for earnings management (signaling versus private
gain). In addition, the evidence indicates the inconsistent results of previous earnings management
studies in Indonesia with respect to the role of independent commissioners stem from the passage
of regulation on corporate governance that took place in 2004.
Abstrak
Penelitian ini menguji motif manajemen laba setelah terbitnya serangkaian surat keputusan yang
dikeluarkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) dan Bursa
Efek Jakarta (BEJ) sepanjang tahun 2004. Pasca regulasi, penelitian ini memprediksi pengaruh negatif
independensi dewan komisaris terhadap manajemen laba dan kandungan prediktif akrual abnormal
terhadap laba tahun depan lebih kuat dibandingkan periode sebelumnya. Penelitian ini menemukan
tiga hal menarik. Pertama, pengaruh negatif dewan komisaris terhadap akrual abnormal absolut
lebih kuat setelah SK Bapepam-LK dan BEJ terbit dibandingkan sebelumnya. Kedua, kandungan
prediktif akrual abnormal lebih kuat pada periode 2004-2010 dibandingkan 2001-2003. Ketiga,
penambahan anggota yang independen ke dalam dewan komisaris tidak memengaruhi kandungan
prediktif akrual. Secara keseluruhan, hasil tersebut mengindikasikan bahwa SK Bapepam-LK dan
BEJ efektif meningkatkan fungsi pemantauan dewan komisaris, khususnya apabila dilihat dalam
perspektif manajemen laba sebagai mekanisme pensinyalan. Di samping itu, hasil penelitian ini
dapat digunakan untuk menjelaskan inkonsistensi hasil-hasil penelitian manajemen laba terdahulu
di Indonesia berkaitan dengan peran dewan komisaris dalam menurunkan manajemen laba. Bukti
yang ditemukan dalam studi ini menunjukkan bahwa inkonsistensi hasil studi terdahulu bersumber
dari terbitnya regulasi tata kelola perusahaan pada tahun 2004."
Universitas Katolik Soegijapranata, 2014
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>