Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4153 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bandung: Pusat penelitian dan pengembangan permukiman,
307 JPP
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Bandung : Program Studi Pembangunan Program Pasca Sarjana - ITB, 2018
320 JSP
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Whony Rofianto
"ABSTRAK
Pada kebanyakan komunitas virtual, termasuk komunitas merek virtual, intensitas perilaku partisipatif lurking selalu lebih tinggi dari intensitas perilaku partisipatif posting. Namun demikian, sebagian besar penelitian selalu berfokus pada perilaku partisipatif posting dan mengabaikan peran perilaku partisipatif lurking. Faktanya, dalam konteks komunitas merek virtual pada perspektif pemasaran, perilaku partisipatif lurking perlu mendapatkan perhatian khusus.
Penelitian ini mencoba untuk menelaah bagaimana value-in-use mendorong perilaku partisipatif posting dan lurking serta implikasinya pada loyalitas merek. Penelitian dilakukan pada beberapa komunitas merek virtual di Indonesia. Data dikumpulkan melalui survei online dan dianalisis melalui Structural Equation Model.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa value-in-use fungsional mendorong perilaku partisipatif posting maupun lurking, sementara tidak cukup bukti akan adanya dorongan value-in-use sosial. Di sisi lain, perilaku partisipatif posting dan lurking menunjukkan dampak positif pada loyalitas merek attitudinal. Sementara itu, hanya perilaku partisipatif lurking yang menunjukkan dampak positif pada loyalitas merek behavioral.

ABSTRAK
The majority of virtual communities, including virtual brand communities, the intensity of lurking participative behavior is always higher than the posting participative behavior intensity. However, most researches have always focused the discussion on the posting participative behavior and ignoring the role of the lurking participative behavior. In fact, in virtual brand community from marketing perspective, the lurking participative behavior needs more critical attention.
This study attempts to examine how value-in-use drives both posting and lurking participative behavior and the implications on brand loyalty. The study was conducted on several virtual brand communities in Indonesia. Data were collected through an online survey and analyzed through Structural Equation Model.
Results of this study suggest that functional value-in-use drives posting and lurking participative behavior while there is not enough evidence on social value-in-use. On the other side, posting and lurking participative behavior show a positive impact on attitudinal brand loyalty. Meanwhile, only lurking participative behavior shows positive impact on behavioral brand loyalty."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
D1500
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuralda Rivanella Martha
"Tesis ini menunjukkan bahwa di dalam masyarakat perkotaan yang bersifat impersonal, anonimiti dan superfisial, komuniti masih dapat terbentuk. Penelitian dilakukan di cluster Riverpark II yang tergolong permukiman menengah-atas, di kawasan real estate Bintaro Jaya, Tangerang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografi untuk menunjukkan proses pcmbentukan komuniti, keteraturan hidup bersama dan sosialibilitas; menunjukkan hambatanhambatan dalam kehidupan komuniti serta penanganannya; dan menunjukkan pengaruh desain terhadap komuniti.
Dalam tesis ini saya tunjukkan bahwa dalam suatu permukiman yang ditata olch pengembang, komuniti yang terbentuk terbatas pada komuniti spasial. Desain tata ruang dapat mempengaruhi sosialibilitas tetapi komuniti tidak ditentukan oleh sosialibilitas. Batas-batas sosial merupakan hambatan di dalam komuniti karena berarti lebih mementingkan privasi dari kebersamaan. Faktor kepemimpinan juga memainkan peranan penting dalam keberlangsungan kehidupan komuniti sebagai inisiator, penggerak kegiatan kebersamaan, dan panutan.
Komuniti di Riverpark II tidak didasarkan old adanya ikatan emosional yang kuat walau memiliki sosialibilitas yang cukup kental, melainkan pada mekanisme organisasi paguyuban yang dijalankan secara rasional untuk mengatur hal-hal menyangkut kepentingan bersama. Tesis ini juga menunjukkan bahwa proses pembentukan komuniti Riverpak II masih terus berlangsung dan akan selalu berada di antara kutub community dan society seperti dikemukakan oleh Tonnics dan Durkheim. Saat ini kecenderungan komuniti Riverpark II sedang bcrgeser ke arah society. Pergeseran ini juga menjelaskan bahwa kehidupan kebersamaan akan cenderung mencari keseimbangan antara kebutuhan internal warga dan pengaturan eksternal, atau keseimbangan antara kehidupan privat dan publik warga.

This thesis shows that in urban society that characterized by impersonality, anonymity, and superficial relationships, the creation of community could still occurs. This research was done in Riverpark II cluster, which belongs to middle to upper social economic class, in real estate Bintaro Jaya, Tangerang. With qualitative method research and ethnographic approach, this research has purposes to show the creation of community, social order in communal life and socialibility; to show obstacles stand in the way and being overcome, to show design influence on community.
This thesis shows the creation of community in Riverpark II as a new-planned settlement built by developer is limited to spatial community. The space-design in the settlement could generate or deter socialibility, community is not defined by socialibility but precedes it. Leadership also plays crucial role in community vialibility connected with the apathy held by some residents of Riverpark II Community in Riverpark II is not based on strong social-emotional ties although socialibility is quite good but based on organizational mechanism called `Paguyuban' which is driven rationally to achieve common interests.
This thesis also shows that the creation of community in Riverpark II is still processing and will always stand between two polars, community and society-stated by Tonnics and Durkheim. Nowadays, the tendency of Riverpark 11 is shifting to society. This shifting explains that collective living tends to seek equilibrium between internal needs versus external enforcements, or between private and public living of residents.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T14891
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Kemal Dermawan
Jakarta: FISIP UI, 2011
307.1 MOH p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Farizky
"Maraknya perkembangan Komunitas Vespa Ekstrim menjadi fenomena sosial saat ini. Penampilan Anggotanya sering diidentikkan dengan preman jalanan. Vespa Ekstrim yang mereka buat, dengan beragam bentuk yang aneh dan aksesoris benda bekas dianggap tidak memenuhi standard kelayakan kendaraan transportasi. Banyak masyarakat yang merasa terganggu dengan kehadiran mereka. Komunitas Vespa Ekstrim sendiri menyanggah respon negatif masyarakat dan menganggap apa yang mereka lakukan adalah bentuk ekspresi, kreativitas dan seni. Skripsi ini membahas lebih lanjut tentang alasan-alasan terbentuknya Komunitas Vespa Ekstrim dan alasan-alasan dibalik pembuatan Vespa Ekstrim. Dengan mengambil studi kasus Komunitas Vespa ?Apa Aja Boleh?, beragam alasan terlihat di balik terbentuknya Komunitas Vespa Ekstrim. Komunitas ini menjadi sarana pembentukan ruang aktualisasi diri anggotanya untuk mengekspresikan diri dengan landasan nilai-nilai yang ada dalam komunitas. Komunitas ini terbentuk karena dorongan kreativitas anggotanya untuk mengembangkan potensi-potensi yang ada. Pada akhirnya Vespa Ekstrim yang mereka buat menjadi benda seni dan totem komunitas.

The rise of Vespa Communities has become today?s social phenomenon. The appearance of its members often identified as street thugs. The Extreme Vespa Motorscooter, with various queer configurations that have been produced from scrap accessories by them, do not meet the safety standard of transportation vehicle and many people disturbed by their presence. Meanwhile, Extreme Vespa Communities argue the people?s negative response to them and they consider what they do as a form of expression, creativity, and art. Futhermore, the thesis will discuss many reasons of the formation Extreme Vespa Communities and the production of Extreme Vespa Motorscooter. By taking the case study of Vespa Community ?Apa Aja Boleh?, it will get the reasons behind the formation of extreme vespa community. This community becomes a formation medium of self actualization space for its members to express themselves with the foundation values which exist in the community. This community was formed because of the encouragement of its member creativity to develop their potency. Finally, Extreme Vespa Motorscooter that have been produced by them, become the object of art and the totem of community."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S44472
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuraini
"Skripsi ini mengkaji tentang pengalaman menjadi penari dance cover dan pembentukan communitas di agensi PAOW DC. Melalui wawancara dengan lima anggota PAOW DC dan mengamati perilaku serta aktivitas mereka di komuniti dance cover saya melihat adanya proses belajar, refleksi dan pembagian pengalaman, dalam perilaku kolektif di agensi PAOW DC. Proses belajar terjadi karena anggota PAOW DC menghadapi situasi berbeda dengan kesehariannya yakni proses sosial yang terjadi di komuniti dance cover. Dalam proses tersebut mereka mendapatkan pengalaman individual yang nantinya akan direfleksikan di dalam agensinya. Refleksi dari pengalaman tersebut akan dialami oleh anggota PAOW DC yang lain sehinggga bersifat intersubjektif. Mereka berinteraksi dan membagikan pengalaman kemudian dapat membentuk communitas di agensinya. Hasilnya adalah mereka bisa bertahan pada kerasnya persaingan di komuniti dance cover karena empati, saling terbuka, menghargai, serta ikatan yang kuat antar anggotanya.

This study focus on the experience of being a dance cover performers and forming a communitas at PAOW DC agency. We comprehend the process of learning, reflection and sharing experiences in collective behavior at the PAOW DC agency through interviews with five of their members and observing their behavior and activities in the dance cover community. The learning process occurs as PAOW DC members encounter a different situations from their daily lives, specifically the social processes that ensue in the dance cover community. They gain individual experiences in the process, which will later be reflected in their agency. Reflections from these experiences will be witnessed by other PAOW DC members so that it is tend to be intersubjective. They are interacting and share experiences in forming a communitas within the agency. The outcome is they are able to withstand the intense competition in the dance cover community for their empathy, mutual openness, respect, and strong bonds amongst members."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Yusufa Islam Armyando
"Kemajuan teknologi membawa perubahan dalam industri musik, baik dari sisi konsumen dan produsen. Konsumen kini memiliki akses terhadap musik yang sangat luas dengan layanan on-demand music streaming yang turut membentuk perilaku mereka. Produsen juga dapat memproduksi musik lebih mudah dengan bantuan digital audio workstation. Kemudahan yang dibawa oleh transformasi digital ini memungkinkan musisi independen untuk mencapai pasar yang semakin tersegmentasi. Penggemar dari kelompok musik pun akan muncul dan berkemungkinan besar untuk membentuk brand community mereka masing-masing. Perwujudan brand community tersebut dapat ditemui dalam skena musik indie di Indonesia, dalam hal ini adalah Kelelawar sebagai brand community penyuka kelompok musik .Feast. Penelitian ini mengungkap proses pembentukan brand community “Kelelawar” dan praktik mereka sebagai brand community. Praktik ini meliput ritual moshing, pembelian mechandise, berkumpul bersama, sampai pembuatan konten media sosial.

Technological advancement bring a change into the music industry. That applies on consumer and producer side. Consumers nowadays have a wide access into music with help of on-demand music streaming services. The producers also could produce music easier with the help of digital audio workstation. The easiness that bought with the digital transformation enable independent musician to reach more segmented market. The fans of those music groups will emerge and could make their own brand community. The embodiment of that brand community can be found on Indonesia’s indie music scene. This research take Kelelawar as that embodiment as .Feast’s brand community. This research uncover the building process of “Kelelawar” brand community and their practices as a brand community. The practices includes moshing ritual, merchandise buying, get together, until making social media content.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Washington: American Association of Community and Junior Colleges, 1988
370.372 BUI
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Fina Halun Djata
"Fungsi Abeh Dalam Mengintegrasikan Masyarakat Dayak Ma'anyan di Desa Dayu merupakan topik penelitian ini. Keberadaan Abeh sebagai sebuah simbol yang diyakini masyarakat berfungsi sebagai penyelamat dan pemersatu masyarakat jika ada bahaya yang menyerang dari luar desa. Fenomena yang menarik dari keberadaan Abeh ini adalah keberadaannya sebagai simbol dalam masyarakat tradisional yang diistilahkan dalam kajian sosiologi sebagai masyarakat mekanik sementara itu masyarakat Dayak Ma'anyan di Desa Dayu ini hidup dalam arus modernisasi. Dua tipe masyarakat hidup dalam satu komunitas dengan nilai yang berbeda. Permasalahan pokok yang diangkat dalam penelitian ini adalah Fungsi Abeh dalam mengintegrasikan masyarakat Dayak Ma'anyan di Desa Dayu dengan pertanyaan apa fungsi Abeh bagi masyarakat Dayak Ma'anyan di Desa Dayu, bagaimana Abeh sebagai simbol mengintegrasikan masyarakat Dayak Ma'anyan di Desa Dayu dan faktor-faktor apa yang dapat menghambat fungsi Abeh dalam mengintegrasikan Masyarakat Dayak Ma'anyan di Desa Dayu.
Atas dasar pokok permasalahan di atas maka penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan suatu penjelasan ilmiah tentang fungsi Abeh dalam mengintegrasikan masyarakat Dayak Ma'anyan di Desa Dayu secara komprehensif dalam dimensi sosial budaya masyarakat desa.
Kerangka teoritik, menggunakan kerangka berpikir keberfungsian dengan menggunakan teori fungsionalisme perspektif Emile Dukheim, Radcliffe-Brown dan Malinowski, dengan memandang bahwa adanya bagian-bagian sistem hanya diterangkan atau dijelaskan oleh keseluruhan atau tatanan sosial, dimana bagian-bagian itu menjalankan fungsi dari tujuan keseluruhan. Menurut aliran ini bahwa suatu sistem selalu berkaitan dengan fungsi, suatu sistem itu terdiri dan sejumlah unsur yang berfungsi secara timbale balik yaitu saling memberi, saling menerima guna memelihara keseimbangan suatu entitas sistem tertentu. Dalam aliran ini bahwa masyarakat harus dilihat secara holistik sebagai sistem yang terdiri dari bagian-bagian dan terdapat nilai-nilai konsensus yang menggerakkan terjadinya keseimbangan atau integrasi yang dinanlls. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metodologi dengan menggunakan teknik wawancara mendalam atau indepth Interview, disamping itu agar penulis bisa menemukan data yang lebih akurat, spontan dan data baru maka penulis juga menggunakan teknik observasi partisipasi atau pengamatan terlibat. Penulis selama beberapa bulan mengamati secara langsung dan ikut terlibat dalam kegiatan-kegiatan subjek. Melalui metode penelitian ini penulis menemukan bahwa fungsi Abeh bertitik tolak dari pengalaman masa lampau yaitu sebagai penyelamat dan pemersatu masyarakat jika dalam bahaya yang datang dari luar komunitas dan hampir tidak relevan lagi jika ditinjau dalam konteks kekinian. Dalam penelitian ini, penulis menganalisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Data yang ada kemudian diinterpretasikan.
Kesimpulan, fungsi Abeh sebagai penyelamat dan mempersatukan masyarakat Dayak Ma'anyan di Desa Dayu lebih pada zaman lampau, masyarakat terintegrasi dan memiliki solidaritas bersama seperti sekarang ini, bukan karena fungsi Abeh tetapi lebih nampak disebabkan oleh adanya rasa sentimen yang sama atau identitas yang sama sebagai sesama orang Dayu.
Saran-saran yang dapat diajukan adalah perijinan untuk mengadakan kegiatan perlu dikaji ulang terutama masalah perjudian yang amat mendoinasi. Hal itu perlu secepamya dilakukan agar orang tidak salah interpretasi tentang makna upacara itu diadakan. Ada pembatasan yang jelas antra perayaan dan waktu ritual; ada pengkajian ulang tentang gagasan re-integrasi untuk usaha-usaha pemaknaan fungsi Abeh dalam kehidupan bermasyarakat yang lebih cocok dengan kebutuhan masyarakat dimana makna dan fungsi Abeh menjadi ikatan dari masyarakat yang lebih luas lagi.
Perlu pengembangan lebih jauh tentang fungsi Abeh, yaitu kajian lintas fungsi maksudnya adalah pengembangan untuk bidang ilmu dan hiburan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T1312
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>