Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 120924 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kartika Erida Brohet
"Kanker merupakan penyebab kematian utama pada negara maju maupun berkembang. Untuk menentukan arah kebijakan rumah sakit dan sebagai basis penelitian di bidang kanker, diperlukan data komprehensif mengenai epidemiologi kanker di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Penelitian ini memberikan gambaran profil epidemiologi kanker di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo berdasarkan Registrasi Kanker Berbasis Rumah Sakit RSCM tahun 2013 sebagai berikut. Frekuensi kanker di RSCM pada tahun 2013 adalah 5.554 kasus kanker. Data demografi pasien kanker di RSCM tahun 2013 adalah: mayoritas pasien berusia 45-54 tahun secara keseluruhan, 45-54 tahun untuk wanita dan 55-64 tahun untuk laki-laki. Jumlah pasien perempuan dibandingkan laki-laki adalah 1,5:1. Selama tahun 2013, RSCM lebih banyak melayani pasien kanker dari luar Jakarta dibandingkan dari Jakarta dan pekerjaan yang paling banyak adalah ibu rumah tangga.
Secara keseluruhan, kanker payudara, serviks dan leukemia merupakan jenis kanker tersering. Untuk jenis kelamin perempuan yang tersering adalah payudara, serviks dan ovarium. Untuk jenis kelamin laki-laki yang tersering adalah leukemia, nasofaring dan kegasanan kelenjar getah bening limfoma. Sebagian besar pasien kanker payudara dan serviks datang dalam stadium lokal lanjut dan lanjut. Jenis histopatologi yang paling sering dari 3 kasus kanker terbanyak di RSCM tahun 2013 adalah : Karsinoma duktal invasif payudara, karsinoma sel skuamosa tak berkeratin serviks, leukemia limfoblastik akut leukemia.

Cancer is the leading cause of death in developed and developing countries. To determine the direction of hospital policy and to provide basic data in aiding cancer research, comprehensive cancer epidemiology profile in Cipto Mangunkusumo Hospital is needed. This study provides an overview of cancer epidemiology profile at Cipto Mangunkusumo based on Hospital based Cancer Registry in 2013. The result is as follows frequency of cancer in RSCM in 2013 were 5,554 cancer cases. The demography data of cancer patients in RSCM in 2013 were the majority of patients aged 45 54 overall, 45 54 for women and 55 64 for men. The number of female patients compared with males was 1.5 1. During the year 2013, RSCM serve more cancer patients from outside of Jakarta than from Jakarta, most frequent jobs were housewives.
Overall, breast cancer, cervical cancer and leukemia is the most common cancer type. For female, the most common cancer cases are breast, cervical and ovarian. For male, the most common cancer cases are leukemia, nasopharynx and lymph nodes lymphoma. The majority of breast and cervical cancer patients seeks help in locally advanced and advanced stages. Most common Histopathological typewere invasive ductal carcinoma breast, non keratinized squamous cell carcinoma cervical, acute lymphoblastic leukemia leukemia .
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Adji Kusumadjati
"Kanker serviks di Indonesia berdasarkan keganasan pada jenis kelamin wanita, menempati urutan ke 2 dengan prevalensi sebesar 14,4 dan angka mortalitas sebesar 10,3. Dari sisi pembiayaan, pengobatan kanker menempati urutan kedua besar anggaran yang di keluarkan oleh BPJS Kesehatan. Data registrasi kanker sangat dibutuhkan untuk evaluasi dan membuat kebijakan yang tepat guna di rumah sakit dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kanker. Hospital Based Cancer Registry HBCR merupakan suatu sistem registrasi kanker yang dilakukan di rumah sakit yang dapat menyediakan informasi mengenai informasi umum dari pasien kanker, pengobatan serta hasil dari pengobatan. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh profil kanker serviks di RSCM tahun 2013 berdasarkan data hospital based cancer registry. Penelitian dilakukan dengan mengekstraksi data epidemiologi dan data tumor serviks dari HBCR RSCM tahun 2013 yang kemudian dilakukan analisa deskriptif.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa kanker serviks menempati urutan kedua terbanyak dari seluruh keganasan di RSCM 12 ,n= 678, dengan domisili sebagian besar berasal dari luar DKI Jakarta 52,8, n = 358. Usia rata-rata terjadinya kanker serviks adalah 49,48 tahun, tersering terjadi pada rentang usia 45-49 tahun. Dari sisi histopatologi, karsinoma sel skuamosa merupakan jenis histopatologi pada kanker serviks yang paling banyak dijumpai 74,2, n = 447. Tindakan operasi merupakan jenis tindakan yang paling banyak dilakukan pada kanker serviks stadium dini 83,3, n=25, sedangkan tindakan radiasi paling banyak dilakukan pada kanker serviks stadium lokal lanjut 79,9, n=273 .

Cervical cancer ranks at the second place based on the malignancy among female sex in Indonesia with a prevalence of 14.4 and a mortality rate of 10.3. From a financial perspective, the treatment of cancer ranks second big budget expended by the Indonesian national health insurance. Cancer registration data are needed to evaluate and make appropriate policy in hospitals in order to improve the quality of cancer services. Hospital Based Cancer Registry HBCR is a system of cancer registration in a hospital that can provide information about the general information of cancer patients, treatment, and outcome of treatment. This study was conducted to obtain the profile of cervical cancer in the RSCM in 2013 based on data from RSCM hospital based cancer registry. The study was conducted by extracting the epidemiological data and cervical tumor data from HBCR RSCM in 2013 which was then analyzed descriptively.
The result showed that cervical cancer ranks at the second place from all the malignancy at RSCM 12, n 678, with domicile mostly come from outside Jakarta 52.8, n 358. The average age of cervical cancer was 49.48 years, the most common occurs in the age range 45 49 years. In terms of histopathology, squamous cell carcinoma is the most prevalence type of histopathology of cervical cancer 74.2, n 447. The surgery is a type of action that done for early stage cervical cancer 83,3, n 25, whereas the action of radiation are mostly done in locally advanced cervical cancer 79,9, n 273.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lidya Meidania
"Kanker nasofaring KNF masih menjadi salah satu masalah kesehatan di Indonesia. Kanker nasofaring merupakan salah satu kanker terbanyak di Indonesia, dengan estimasi insidens 6,2/100.000 populasi atau 12.000 kasus baru per tahun. Sayangnya masih banyak kasus yang tidak tercatat karena banyak faktor, salah satunya adalah belum adanya sistem registrasi kanker nasional. Pada kebanyakan negara berkembang, registrasi kanker berawal dari rumah sakit. Sistem registrasi kanker berbasis rumah sakit atau Hospital Based Cancer Registry HBCR merupakan sumber data penting untuk registrasi kanker berbasis populasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui profil pasien dan tatalaksana pasien KNF di RSUPN Cipto Mangunkusumo RSCM berdasarkan data HBCR. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif retrospektif terhadap seluruh pasien KNF periode Januari-Desember 2013 yang teregistrasi di HBCR RSCM. Didapatkan 299 pasien KNF, dengan rasio laki-laki dibandingkan wanita 2,4:1. Median usia adalah 47 tahun, dengan mayoritas pasien berusia 41-50 tahun 27,4. Karsinoma nasofaring tidak berdiferensiasi merupakan jenis histopatologi terbanyak 85. Mayoritas pasien terdiagnosa sebagai stadium lokal lanjut, terbanyak stadium IVA 33,9. Kemoradiasi masih menjadi terapi utama untuk stadium lokal lanjut 84,1, dan kemoterapi untuk stadium lanjut 83,9. Secara umum, karakteristik pasien pada penelitian ini selaras dengan penelitian-penelitian KNF terdahulu di Indonesia.

Nasopharyngeal cancer NPC remains as part of Indonesia health burden. It is one of most common cancers in Indonesia, with an overall incidence estimated at 6,2 100.000 or 12.000 new cases per year. Unfortunately, many of these cases are unregistered due to several factors, such as lack of national cancer registry. In most developing countries, cancer registration often begin in hospitals. Hospital Based Cancer Registry HBCR provides the initial and major source of information on patients that leads to the set up of a population based registry. This study was conducted to determine NPC patient and treatment profile in Cipto Mangunkusumo Hosiptal, based on HBCR data. This was a descriptive retrospective study of all registered NPC patient in HBCR, from January December 2013. In this study, there were 299 NPC patients, with a male to female ratio of 2,4 1. Median age was 47 years old, with majority of age between 40 49 years old 27,4. Most common type of histology was undifferentiated NPC 85. Most patients presented with locally advanced disease, with majority of stage IVA 33,9. Chemoradiation remains as standard treatment for locally advanced NPC 84,1 and chemotherapy for metastatic NPC 83,9. This study showed that overall NPC patients characteristics in Cipto Mangunkusumo were similar with NPC patients profile in prior Indonesia NPC studies. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Christina
"Satu dari tujuh kematian di dunia disebabkan karena kanker. Beban akibat kanker di masa depan diprediksikan akan terus meningkat terutama di negara berkembang termasuk Indonesia. Penelitian ini melaporkan profil epidemiologi penyakit kanker di RSUPN Cipto Mangunkusumo tahun 2011-2012 berdasarkan data Registrasi Kanker Berbasis Rumah Sakit, dengan total 7399 penderita kanker, terdiri dari 2794 laki-laki dan 4605 perempuan. 54.52 penderita berasal dari luar Jakarta. Rentang usia tersering adalah 45-54, 35-44 dan 55-64 tahun. Mayoritas pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga, pekerja kantor, dan pedagang. Pada laki-laki, penyakit kanker tersering adalah nasofaring, sistem hematopoetik dan retikuloendotelial, kelenjar getah bening, hepar dan duktus bilier, dan rektum, sedangkan perempuan, serviks uteri, payudara, ovarium, sistem hematopoetik dan retikuloendotelial, dan tiroid dengan mayoritas rentang usia diantara 45-54 tahun, kecuali keganasan sistem hematopoetik dan retikuloendotelial tersering pada usia 5-14 tahun. Kanker nasofaring dan kelenjar getah bening lebih banyak diderita oleh laki-laki, sedangkan keganasan sistem hematopoetik dan retikuloendotelial cukup seimbang jumlahnya antara laki-laki dan perempuan. Sebagian besar penyakit kanker ditemukan pada stadium 3 dan 4. Berdasarkan morfologi tersering, kanker serviks uteri dan nasofaring adalah neoplasma ganas, karsinoma payudara duktal invasif, leukemia prekursor sel limfoblastik dan limfoma non Hodgkin.

One in seven deaths in the world is due to cancer. The future burden of cancer is predicted to keep rising, especially in developing countries including Indonesia. This study reports on cancer epidemiological profile in Cipto Mangunkusumo National Hospital year 2011 2012 based on Hospital Based Cancer Registry data, with a total of 7399 cancer patients consists of 2794 male and 4605 female. 54.52 patients are from outside Jakarta. Most common age range are 45 54, 35 44 and 55 64 years old. Majority of the patients are housewives, officers, and merchants. In male, the leading sites of cancer are nasopharyngeal, the hematopoietic and reticuloendothelial system, lymph nodes, liver and biliary duct, and rectum, whereas in women there are uterine cervix, breast, ovary, the hematopoietic and reticuloendothelial system, and thyroid with the majority of age between 45 54 years old, except malignancy of the hematopoietic and reticuloendothelial systems are more common in the age range of 5 14. Nasopharyngeal and lymph nodes malignancies are more common in men, whereas the hematopoietic system and reticuloendothelial malignancy is quite balanced between male and female cases. Mostly there are at stage 3 and 4. Based on the most common morphologies, uterine cervix and nasopharyngeal are malignant neoplasms, invasive ductal carcinoma of breast, precursor cell lymphoblastic leukemia and non Hodgkin 39 s lymphoma."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T55693
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ngakan Putu Daksa Ganapati
"ABSTRAK
Ketersediaan data mengenai kanker di Indonesia masih sangat rendah. Pengumpulan data kanker sangat erat kaitannya dengan registrasi kanker. Registrasi kanker didefinisikan sebagai proses yang berkelanjutan dalam pengumpulan data secara sistematis pada kejadian dan karakteristik neoplasma. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui profil epidemiologi penyakit kanker pada tahun 2008-2010 di RSUPN Cipto Mangunkusumo RSCM . Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif cross sectional terhadap seluruh penyakit kanker periode Januari 2008 - Desember 2010 yang teregistrasi di HBCR RSCM 2008-2012. Didapatkan 10.865 kasus kanker, dengan rasio laki-laki dibandingkan wanita 1:1,7. Mayoritas pasien berusia 45-54 tahun, sebagian besar penderita berdomisili di luar jakarta. Data pekerjaan tidak tercatat dengan baik, namun untuk yang diketahui jenis pekerjaannya, ibu rumah tangga adalah yang terbanyak. Berdasarkan lokasi tumor, kanker serviks menempati urutan pertama, diikuti oleh kanker payudara, kanker nasofaring, keganasan sistem hematopoetik dan kanker pada kelenjar getah bening. Untuk jenis kelamin perempuan, penyakit kanker tersering adalah kanker serviks, diikuti kanker payudara, kanker ovarium, keganasan sistem hematopoetik, serta kanker tiroid. Sedangkan pada jenis kelamin laki-laki ditemukan jenis kanker tersering adalah kanker nasofaring diikuti dengan keganasan sistem hematopoetik, kanker kelenjar getah bening, kanker hati dan kanker kulit. Data mengenai stadium pada penelitian ini sangat rendah, dikarenakan pencatatan yang tidak memadai. Morfologi tersering untuk 5 jenis penyakit kanker tersering adalah karsinoma sel skuamosa tidak berkeratin kanker serviks , karsinoma duktal invasif kanker payudara , karsinoma sel skuamosa tidak berkeratin kanker nasoaring , leukemia limfoblastik akut keganasan sistem hematopoetik dan limfoma maligna non hodgkin kanker kelenjar getah bening . Secara umum, karakteristik pasien pada penelitian ini selaras dengan data HBCR terdahulu di RSCM ABSTRACT The availability of cancer data in Indonesia is still very low. Cancer data collection is closely associated with cancer registration. Cancer registration defined as a continous process in a systematic data collection of incidence and characteristics of the neoplasm. This study provides an overview of cancer epidemiology at Cipto Mangunkusumo 2008 2010. This study is a descriptive cross sectional study of all registered cancer patients from January 2008 December 2010 in Cipto Mangunkusumo Hospital Based Cancer Registry 2008 2012 The result are as follows frequency of cancer in RSCM during 2008 2010 were 10,865 cancer cases. The number of male patients compared with female was 1 1.7. The peak age is 45 54 years old. During 2008 2010, RSCM serve more cancer patients from outside of Jakarta than from Jakarta, most frequent jobs were housewives. Based on location, cervical cancer, breast cancer, nasopharynx cancer, malignancies of hematopoietic and reticuloendothelial systems, and lymphnodes malignancies are the most common cancer type. For female, the most common cancer cases are cervical, breast, ovarian, hematopoietic and reticuloendothelial systems and tiroid. For male, the most common cancer cases are nasopharynx, hematopoietic and reticuloendothelial systems, lymph nodes, liver and skin. Data on the stage of disease in this study was very little due to inadequate medical report recording.Most common Histopathological types were non keratinized squamous cell carcinoma cervical , invasive ductal carcinoma breast , non keratinized squamous cell carcinoma nasopharynx , acute lymphoblastic leukemia hematopoietic and reticuloendothelial systems , and malignant lymphoma non hodgkin lymph nodes . This study showed that characteristics of cancer patients in Cipto Mangunkusumo were similar with patients profile in prior RSCM HBCR Studies."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T55694
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ericko Ekaputra
"ABSTRAK
Tatalaksana kanker di suatu rumah sakit tidak dapat berjalan baik tanpa tersedianya data kanker yang baik. Registrasi kanker berbasis rumah sakit di RSUPN Cipto Mangunkusumo mulai diimplemetasikan kembali sejak ditanda tanganinya surat keputusan bersama terkait onkologi center oleh Direktur RSUPN Cipto Mangunkusumo dengan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada bulan April 2016. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional dalam implementasi registrasi kanker dan evaluasi hasil data yang dihasilkannya. Pencatatan pada registrasi kanker menggunakan formulir SRiKandI dan diinput kedalam server menggunakan program CanReg5. Data yang dikumpulkan adalah data kanker pada tahun 2013 antara lain data data demografi, data klinis, data sumber, dan data follow-up. Permasalahan implementasi terjadi pada. Tim registrasi kanker mengolah 886.086 data mentah menjadi 5.554 data bersih pasien kanker tahun 2013 dan didapatkan 10 besar pasien kanker terbanyak antara lain Kanker Payudara, Kanker Serviks, Leukemia, Kolorektal, Limfoma, Nasofaring, Ovarium, Tiroid, Hepatoma dan Kulit. Penegakan diagnosis 73 menggunakan pemeriksaan mikroskopik Microscopic Verification MV .

ABSTRACT
Cancer management in a hospital can rsquo t be done properly without the availability of cancer data. Hospital based cancer registry in Cipto Mangunkusumo began to be implemented since the signing of a joint decree of the oncology center by the Director of Cipto Mangunkusumo Hospital and the Dean of the Faculty of Medicine University of Indonesia in April 2016. Cancer registration use SRiKandI form as a template for data collection and inputted into the server using CanReg5 program. This study was an observational descriptive study in the implementation and evaluation of cancer registration data. The collected data is the data of cancer from year 2013, including demographic data, clinical data, source data, and follow up data. Implementation problems occurred in the bureaucracy, medical records, human resources, the use of Electronic Health Record EHR and CanReg5 program. Cancer registration team process 886.086 raw data into a 5.554 clean data of cancer patients in 2013 and found 10 highest number of cancer patients among others are Breast Cancer, Cervical Cancer, leukemia, colorectal, lymphoma, nasopharyngeal, ovary, thyroid, and skin hepatoma. Diagnosis of 73 using a microscopic examination Microscopic Verification MV ."
2016
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Keisha Samira
"Latar Belakang Kanker adalah penyebab kematian secara global dan merupakan penyebab utama kematian pada anak. Dampaknya besar pada anak-anak di negara berpenghasilan rendah dengan tingkat kelangsungan hidup di bawah 30% akibat diagnosis terlambat, pengobatan yang tidak memadai, dan diagnosis tidak tepat. Hingga saat ini, belum ada publikasi terkait epidemiologi kanker anak pada pasien RSCM. Metode Penelitian ini adalah studi deskriptif mengenai epidemiologi kanker pada anak di Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo pada tahun 2017 sampai dengan 2022. Penelitian ini menggunakan rekam medis dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM. Hasil Di RSCM, terdapat 1699 kasus kanker anak pada tahun 2017-2022. Sepuluh kasus kanker anak tertinggi adalah leukemia limfositik akut (630 kasus, 39,5%), diikuti oleh leukemia mieloid akut (311 kasus, 19,5%), retinoblastoma (221 kasus, 13,8%), tumor tulang (100 kasus, 6,3%), neuroblastoma (81 kasus, 5,1%), limfoma non-Hodgkin (73 kasus, 4,6%), rhabdomiosarcoma (70 kasus, 4,4%), leukemia mieloid kronik (54 kasus, 3,4%), hepatoblastoma (31 kasus, 2,0%), dan tumor otak (23 kasus, 1,5%). Pasien laki-laki memiliki kemungkinan 1,3 kali lebih tinggi untuk mengalami kanker (971 kasus, 57,1%). Pasien dengan kategori usia 0-5 tahun mempunyai prevelansi kanker paling tinggi (881 kasus, 51,9%), dan kebanyakan berdomisili di DKI Jakarta (552 kasus, 32,5%). Luaran pasien kebanyakan pada tahap loss-to-follow-up (664 kasus, 39,0%), dan 2021 adalah tahun dengan kasus terbanyak (335 kasus, 19,7%). Kesimpulan Dengan mengetahui epidemiologi kanker anak di RSCM, dapat dibuat sebuah strategi untuk prioritas penanganan kasus kanker tertinggi pada anak. Lalu, menjaga database yang terkini dengan melakukan follow-up secara berkala untuk mendapatkan data yang akurat mengenai relaps, kematian, penyembuhan, dan lost-to-follow-up dan dibutuhkan sebuah studi epidemiologi multi-senter yang mencakup prevalensi kanker anak di Indonesia untuk memperbaiki penanganan kanker anak.

Introduction Cancer is a leading global cause of death, particularly among children. Its impact is substantial in low-income countries, where survival rates are below 30% due to delayed diagnosis, inadequate treatment, and misdiagnosis. To date, there have been no publications regarding the epidemiology of childhood cancer in RSCM patients. Method This research is a descriptive study on the Epidemiology of Childhood Cancer at dr. Cipto Mangunkusumo Hospital from 2017 to 2022. This study utilizes medical records from the Department of Pediatrics at RSCM. Results At RSCM, there were 1699 cases of childhood cancer from 2017 to 2022. The top ten childhood cancer cases were acute lymphoblastic leukemia (630 cases, 39.5%), followed by leukemia mieloid akut(311 cases, 19.5%), retinoblastoma (221 cases, 13.8%), bone tumors (100 cases, 6.3%), neuroblastoma (81 cases, 5.1%), non-Hodgkin lymphoma (73 cases, 4.6%), rhabdomyosarcoma (70 cases, 4.4%), chronic myeloid leukemia (54 cases, 3.4%), hepatoblastoma (31 cases, 2.0%), and brain tumors (23 cases, 1.5%). Male patients have a 1,3 times higher likelihood of experiencing cancer (971 cases, 57.1%). Patients in the 0-5 age group have the highest cancer prevalence (881 cases, 51.9%), and most of them reside in Jakarta (552 cases, 32.5%). The majority of patients had an outcome classified as loss-to-follow-up (664 cases, 39.0%), and 2021 had the highest number of cases (335 cases, 19.7%). Conclusion By understanding the epidemiology of childhood cancer at RSCM, a strategy can be developed to prioritize the management of the highest cases of childhood cancer. Maintaining an up-to-date database by conducting regular follow-ups is essential to obtain accurate data on relapses, deaths, recoveries, and cases lost to follow-up. A multicenter epidemiological study that includes the prevalence of childhood cancer in Indonesia is needed to improve the management of childhood cancer."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulya Qoulan Karima
"Kanker payudara merupakan jenis kanker terbanyak diantara wanita Indonesia. Pada tahun 2013, belum diketahui faktor apa yang berhubungan dengan kanker payudara pada pasien di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) dr. Cipto Mangunkusumo. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor apa saja yang berhubungan dengan kanker payudara. Desain studi yang digunakan adalah kasus kontrol. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang diambil dari pasien rawat jalan RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo khususnya dari poli bedah. Sampel terdiri dari 117 kasus kanker payudara dan 119 kontrol (pasien lain di poli bedah yang tidak menderita kanker payudara). Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan risiko kanker payudara pada umur 35-44 tahun (OR=3,370, 95% CI=1,390-8,170), dan 45-54 tahun (OR= 3,690, 95% CI=1,558-8,739) dibandingkan umur <35 tahun, umur menarche <12 tahun (OR=2,962, 95% CI=1,352-6,488) dibandingkan ≥12 tahun, adanya riwayat keturunan kanker payudara (OR=3,035, 95% CI=1,286-7,165) dan adanya keluarga tingkat 1 yang menderita kanker payudara (OR=3,854, 95% CI= 1,031-14,411) dibandingkan tidak ada riwayat keturunan kanker payudara sama sekali. Sementara itu efek protektif yang signifikan melindungi kanker payudara adalah menyusui anak selama ≥6 tahun (OR= 0,419, 95% CI=0,202-0,868) dibandingkan menyusui anak selama <2 tahun. Perlu adanya peningkatan promosi kesehatan mengenai faktorfaktor yang berhubungan dengan kanker payudara kepada masyarakat.

Breast cancer is the most common cancer among women in Indonesia. In 2013,it remains unknown factors that cause breast cancer on patients of Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) dr. Cipto Mangunkusumo. The purpose of this study is to determine what factors are associated with breast cancer. Study design was case-control. Data were collected using questionnaires from the unhospitalized patients RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo especially in Department of Surgery. Sample of 117 breast cancer cases and 119 control (other unhospitalized patients in Department of Surgery does not have breast cancer) were recruited. The results found increasing risk due to age of 35-44 (OR=3,370,95% CI=1,390-8,170), and age of 45-54 (OR= 3,690, 95% CI=1,558-8,739) compared to age of <35, age at menarche of <12 (OR=2,962, 95% CI=1,352-6,488) compared to age at menarche of ≥12, family history of breast cancer(OR=3,035, 95% CI=1,286-7,165) and family history of breast cancer in first degree relatives (OR=3,854, 95% CI= 1,031-14,411) compared to them with no family history of breast cancer. Meanwhile the significant protective effect that protect breast cancer is breastfeeding for ≥6 years (OR= 0,419, 95% CI=0,202-0,868) compared to breastfeeding for <2 years.There is need to increase health promotion regarding the factors associated with breast cancer to the public.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45737
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Megawati
"ABSTRAK
Nama : MegawatiProgram Studi : EpidemiologiJudul : Kesintasan Pasien Kanker Payudara Berdasarkan Keterlambatan Pengobatandi Rumah Sakit Umum Cipto MangunkusumoPembimbing : Prof. Dr. dr. Bambang Sutrisna, MHSc Epidemiology AbstrakKanker payudara masih mendominasi penyakit kanker pada wanita di duniatermasuk di Indonesia. Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo sebagai rumah sakitrujukan nasional dengan jumlah kasus terus meningkat setiap tahunnya.Sebagian besar kasus ditemukan pada stadium lanjut dan mengalamiketerlambatan pengobatan lebih dari 60 hari setelah didiagnosis. Keterlambatanpengobatan diduga berpengaruh terhadap kesintasan pasien kanker payudara.Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk menilai hubungan keterlambatanpengobatan dengan kesintasan pasien kanker payudara di RSCM. Desain studipenelitian adalah kohort retrospektif dengan mengamati 584 pasien yangmemenuhi kriteria inklusi. Pengamatan dilakukan mulai dari 1 Januari 2011sampai Desember 2017. Data dianalisis secara univariat, bivariat dengan ujilogrank, dan multivariat dengan cox regresi. Hasil penelitian menunjukkan dari584 pasien yang dianalisis ditemukan besarnya risiko terjadinya kematiansebesar 1,27 kali lebih cepat pada pasien yang mengalami keterlambatanpengobatan lebih dari 60 hari dibandingkan dengan pasien yang mendapatkanpengobatan kurang dari 60 hari HR=1,27; 95 CI;0,99 ndash; 1,64 setelah dikontrolstadium klinis, status pernikahan, dan status hormon reseptor estrogen.Perbedaan kesintasan antara pasien yang terlambat lebih dari 60 hari setelahdidiagnosis adalah sebesar 7 pada tahun kelima. Berdasarkan penelitian inidapat disimpulkan bahwa keterlambatan pengobatan lebih dari 60 hari setelahdidiagnosis mempengaruhi kesintasan pasien kanker payudara sehinggapentingnya edukasi kepada pasien dan keluarga untuk tidak menundapengobatan setelah didiagnosis.Kata kunci: keterlambatan pengobatan; kesintasan; kanker payudara

ABSTRACT
Name MegawatiStudy Program EpidemiologiTitle Survival of Breast Cancer based on Delay treatment at CiptoMangunkusumo HospitalCounsellor Prof. Dr. dr. Bambang Sutrisna, MHSc Epidemiology Breast cancer still dominates cancer in women in the world including inIndonesia. Cipto Mangunkusumo Hospital as a national referral hospitalwith the number of cases continues to increase every year. Most of the caseswere found at an advanced stage and experienced treatment delays morethan 60 days after diagnosis. Treatment delays are thought to affect thesurvival of breast cancer patients. Therefore, this study was conducted toassess the relationship of delayed treatment with survival of breast cancerpatients at RSCM. The study design was a retrospective cohort by observing584 patients who met the inclusion criteria. Observations were done from 1January 2011 to December 2017. Data were analyzed univariat, bivariatewith logrank test, and multivariate with cox regression. The results of thestudy showed that the 584 patients analyzed found that the risk of death was1.27 times faster in patients who experienced treatment delay more than 60days compared with patients who received treatment less than 60 days HR 1.27 95 CI 0,99 1.92 after controlled marital status, hormonereceptor estrogen, and clinical stage. The difference in survival betweentheir patients who were late more than 60 days after the diagnosis was 7 in the fifth year. Based on this research, it can be concluded that the delayof treatment influences survival of breast cancer patients so that theimportance of education to the patient and family to immediately performtreatment after diagnosis.Keywords Delay treatment Survival Breast Cancer"
2018
T49998
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Febi Indarti
"[Tujuan: Untuk mengetahui profil pasien kanker rektum di Departemen Radioterapi RSCM.
Metode: Dilakukan penelitian restrospektif deskriptif analitik terhadap 144 pasien kanker
rektum yang menjalani radiasi di Departemen Radioterapi RSCM periode Januari 2009Januari
2014, dilihat karakteristik pasien dan tumor. Respons radiasi dinilai menggunakan
metode RECIST 1.1. Hubungan antara OTT dan DTT dengan respons radiasi dinilai dengan
korelasi Spearman dan analisis kesintasan dihitung dengan kurva Kaplan Meier.
Hasil: Pasien laki-laki sebesar 65.9%, median usia 53 (23-81) tahun dengan mayoritas berada
pada kelompok usia 50-59 tahun. Tipe histopatologi terbanyak adalah adenokarsinoma
(88.8%) dan pasien paling banyak datang dengan stadium IIIB (25.0%). Kemoradiasi
dilakukan pada 29.8% pasien, dengan toksisitas radiasi akut terbanyak adalah pada kulit
(derajat I) sebesar 20.1%. Respons radiasi yang dinilai dengan metode RECIST 1.1
menunjukkan respons terbanyak adalah stabil (71.4%). Tidak ditemukan korelasi antara OTT
dan DTT dengan respons radiasi. Dari 118 pasien, didapatkan analisis kesintasan keseluruhan
3 dan 5 tahun masing-masing adalah 65% dan 45% dengan median survival 59 bulan. Pada
kelompok pasien yang menjalani radiasi panjang, analisis kesintasan keseluruhan 3 dan 5
tahun masing-masing adalah masing-masing 91% dan 78%.
Kesimpulan: Karakteristik pasien rektum di Departemen Radioterapi RSCM yang berbeda
dengan berbagai studi sebelumnya hanya usia. Respons radiasi yang paling banyak dijumpai adalah stabil. Tidak ditemukan korelasi antara OTT dan DTT dengan respons radiasi.;Purpose: To obtain the profile of rectal cancer patients in Department of Radiotherapy,
National General Hospital of Cipto Mangunkusumo.
Method: A restrospective study was conducted over 144 rectal cancer patients undergone
radiation therapy in Department of Radiotherapy, National General Hospital of Cipto
Mangunkusumo during period of January 2009 to January 2014. The characteristics of
patients and tumour were assessed. The radiation response was evaluated with the RECIST
1.1 method. The correlation between OTT and DTT with radiation response was analyzed
with Spearman?s correlation and the survival analysis was determined using Kaplan-Meier
curve.
Result: The majority of patients were male (65.9%), with median age of 53 (23-81) years old
where most patients belonged to age group of 50-59 years old. The most frequent
histopathologic type found was adenocarcinoma (88.8%) with most patients were in stage
IIIB (25.0%). Chemoradiation was performed in 29.8% of patients, and grade I skin toxicity
was the most frequent acute side effect of radiation found (20.1%). Radiation response
assessed with the RECIST 1.1 method showed stable disease as the mostly seen response
(71.4%). There was no correlation found between OTT and DTT with radiation response.
Overall survival from 118 patients for 3 and 5 years were 65% and 45%, respectively, with
median survival of 59 months. In the group of patients underwent long-course radiotherapy,
the overall survival for 3 and 5 years were 91% and 78%, respectively.
Conclusion: The sole characteristic of rectal cancer patients in Department of Radiotherapy at
Cipto Mangunkusumo Hospital that is different from previous studies is the age group where
most patients were in. Stable disease is the most frequent radiation response. There was no correlation found between OTT and DTT with radiation response., Purpose: To obtain the profile of rectal cancer patients in Department of Radiotherapy,
National General Hospital of Cipto Mangunkusumo.
Method: A restrospective study was conducted over 144 rectal cancer patients undergone
radiation therapy in Department of Radiotherapy, National General Hospital of Cipto
Mangunkusumo during period of January 2009 to January 2014. The characteristics of
patients and tumour were assessed. The radiation response was evaluated with the RECIST
1.1 method. The correlation between OTT and DTT with radiation response was analyzed
with Spearman’s correlation and the survival analysis was determined using Kaplan-Meier
curve.
Result: The majority of patients were male (65.9%), with median age of 53 (23-81) years old
where most patients belonged to age group of 50-59 years old. The most frequent
histopathologic type found was adenocarcinoma (88.8%) with most patients were in stage
IIIB (25.0%). Chemoradiation was performed in 29.8% of patients, and grade I skin toxicity
was the most frequent acute side effect of radiation found (20.1%). Radiation response
assessed with the RECIST 1.1 method showed stable disease as the mostly seen response
(71.4%). There was no correlation found between OTT and DTT with radiation response.
Overall survival from 118 patients for 3 and 5 years were 65% and 45%, respectively, with
median survival of 59 months. In the group of patients underwent long-course radiotherapy,
the overall survival for 3 and 5 years were 91% and 78%, respectively.
Conclusion: The sole characteristic of rectal cancer patients in Department of Radiotherapy at
Cipto Mangunkusumo Hospital that is different from previous studies is the age group where
most patients were in. Stable disease is the most frequent radiation response. There was no correlation found between OTT and DTT with radiation response.]"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>