Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 97528 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nabila Adistri
"ABSTRAK
Keberhasilan pengajaran bahasa Mandarin tidak hanya bergantung pada unsur-unsur linguistiknya saja, namun dibutuhkan pula aspek budaya sebagai komponen penunjangnya. Dengan memahami aspek budaya dalam proses pembelajaran bahasa Mandarin, pemelajar akan lebih mudah menyerap materi yang diberikan oleh pengajar. Aspek budaya dalam pengajaran bahasa seringkali diabaikan bahkan ditinggalkan. Hal ini berakibat pada kemunculan berbagai masalah pada saat harus menggunakannya di kehidupan nyata. Untuk menghindari hal tersebut, maka dibutuhkan suatu metode pengajaran yang dilengkapi aspek budaya yang diperkenalkan di dalam materi ajar. Aspek budaya yang paling mendasar yang dibahas dalam penulisan ini adalah panggilan terhadap anggota keluarga.

ABSTRACT
The success of teaching Mandarin does not only depend on the linguistic factors; cultural aspects also play an important role as a supporting factor. By understanding the cultural aspects in learning Mandarin, students or learners will accept the teaching materials more easily. In language studies, cultural aspects are often taken for granted or even abandoned. This causes problems when they are required to practice their Mandarin in real life. In order to prevent this, it is necessary to apply a teaching method that is supported by cultural aspects. The most fundamental aspect that is discussed in this journal is the manner of addressing family members."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Tiur Nabilah
"ABSTRAK
Bahasa Mandarin memiliki pelengkap kata kerja dalam struktur kalimat. Salah satu pelengkap kata kerja tersebut yaitu pelengkap arah. Pelengkap arah ini biasa digunakan untuk memberi petunjuk arah terhadap suatu tindakan yang dilakukan oleh pelaku. Tindakan tersebut dinyatakan dalam sebuah kata kerja dan dilengkapi dengan kata petunjuk arah yang dinyatakan di dalam suatu kalimat. Makalah ini akan fokus pada cara memaparkan materi pelengkap arah dan metode pengajaran yang tepat untuk materi tersebut. Penulisan makalah ini bertujuan untuk menjabarkan struktur pelengkap arah berikut metode pengajaran yang melandasi pengajaran dan pelatihannya, serta menjabarkan sikap-sikap penting yang harus dilakukan oleh pengajar apabila para pembelajar masih belum memahami dengan jelas materi tersebut. Pengajaran di kelas diusulkan menggunakan rekaman suara, video, dan gambar untuk membantu pengajar menanggulangi kesulitan pemelajar dalam memahami materi pelengkap arah. Makalah ini menggunakan metode penelitian kepustakaan yakni buku, skripsi, kamus, jurnal internasional, dan artikel internet.

ABSTRACT
Mandarin language has a verb complement in it rsquo s sentence structure. One of them is directional complement. It is usually used for giving directions on an action a person is about to commit. Such action is expressed on a verb, equipped with a certain directional word that is stated in the sentence. This paper focuses on how to explain the directional complement material, and how best to teach it. This paper aims to explain the structure of the directional complement, including it rsquo s methods that underlies it rsquo s teaching and training, as well as outlining the substantial attitudes that must be shown by the teachers if their students still doesn rsquo t fully understand the material. Teaching in class is suggested by using sound recordings, videos and also pictures to help teachers in dealing with the difficulties the students may encounter. This paper is conducted by using library research methods such as books, thesis, dictionary, international journals and internet articles."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Santi Tania Mardianti
"Mengajarkan guratan bahasa Mandarin kepada anak usia dini membutuhkan suatu metode pengajaran yang tepat untuk mereka. Salah satu metode yang memperhatikan pengajaran untuk anak usia dini adalah metode Montessori. Penelitian ini mencoba melihat pengaruh dan efektivitas pengajaran guratan bahasa Mandarin untuk anak usia dini. Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif dan observasi kelas.
Penulis mengobservasi salah satu media pembelajaran metode Montessori, yaitu ldquo;sandpaper rdquo; yang digunakan untuk mengajarkan guratan dasar bahasa Mandarin. Pada penelitian ini, penulis mengambil subyek 5 anak usia dini dengan rentang usia 3 sampai 6 tahun, dan mengobservasi kegiatan selama enam kali tatap muka di dalam kelas Montessori. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh dan efektivitas media pembelajaran metode Montessori terhadap kemampuan anak usia dini.

Teaching Mandarin language basic strokes for early childhood needs the suitable teaching method for them. One of the method that pays attention to early childhood teaching is the Montessori method. This study tries to see the infulence and the effectiveness of teaching Mandarin language basic strokes for early childhood. In this study, the writer uses qualitative method and class observation.
Writer observes one of the Montessori learning material, ldquo;sandpaper rdquo; that is used for teaching Mandarin language basic strokes. The writer took 5 early childhood students as the subject with the age range between 3 to 6 years old. The study result indicates that there are influence and effectiveness between Montessori learning materials in the early childhood student skills.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Anggia Dwi Cahyani
"Kata wei dalam bahasa Mandarin merupakan kata yang berhomonimi, artinya kata
tersebut memiliki lebih dari satu fungsi dan makna yang tidak saling berhubungan. Perbedaan fungsi dan makna kata wei juga mempengaruhi perbedaan ton pada kata tersebut, satu dilafalkan dengan ton wei dan yang lainnya dengan ton wi. Perbedaan
ini seringkali menimbulkan kesulitan bagi pembelajar bahasa Mandarin. Pembelajar sulituntuk menentukan wei mana yang muncul dalam sebuah teks, apakah wei atau wi. Oleh karena itu, diperlukan sebuah penelitian yang bertujuan untuk mempermudah pembelajar membedakan antara wei atau wi berdasarkan ciri sintaktisnya. Untuk mengetahui karakteristik dari setiap kata wei dilakukan sebuah analisis sintaksis terhadapsekumpulan kalimat contoh yang mengandung kata 为, yakni dengan melihat unsur-unsurpendamping 为di depan maupun di belakangnya. Dengan cara demikian baru dapatditentukan 为mana yang diacu; apakah 为wéi atau 为wѐi. Sumber data diperoleh darikalimat-kalimat yang mengandung kata 为yang muncul pada buku ajar Hanyu Jiaocheng jilid 1-6 dan buku Hanyu Yuedu Jiaocheng jilid 1-3. Dari hasil penelitian diketahui bahwa 为 wéi merupakan preposisi yang memberikan keterangan bagi kalimat, sedangkan 为wéi merupakan verba yang menyatu dengan predikat. Hasil penelitian disajikan secara deskriptif kualitatif.
The word 为(wei) in Mandarin is a monumental word, meaning that the word has more than one unrelated function and meaning. The difference in function and meaning of the word 为 also affects the difference in tone of the word, one is pronounced with 阳平(wei) tone and the other with 去声(w i). This difference often creates difficulties for Chinese learners. Learners find it difficult to determine which 为appears in a text, whether 为wei or 为w i. Therefore, we need a study that aims to facilitate students to distinguish between 为wei or 为w i based on syntactic characteristics. To find out the characteristics of each 为a syntactic analysis of a set of example sentences containing the word 为is carried out, by looking at the accompanying elements 为in front of and behind it. In this way it can only be determined which 为is referred to; whether 为wei or 为w i. The data source is obtained from sentences containing the word 为which appears in textbooks Hanyu Jiaocheng volumes 1-6 and Hanyu Yuedu Jiaocheng volumes 1-3. From the results of the study note that 为wei is a preposition that provides information for sentences, while 为wei is a verb that blends with the predicate. The results of the study are presented in a descriptive qualitative manner."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Pangestuti
"Dilihat dari segi semantis, pola 就要... 了 jiuyao... le dan 快要... 了 kuaiyao... le memiliki makna yang mirip dan sama-sama digunakan untuk menerangkan suatu peristiwa yang akan terjadi. Penelitian ini bertujuan membahas tipe peristiwa yang terdapat dalam pola 就要... 了 jiuyao... le dan 快要... 了 kuaiyao... le serta perbedaan tipe peristiwa di antara kedua pola tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Teori yang digunakan dalam menganalisis dan mengklasifikasikan tipe peristiwa adalah teori medan makna ranah peristiwa (events) yang dikemukakan oleh Nida (1975). Sumber data berupa 21 artikel pada portal berita daring RRT (Republik Rakyat Tiongkok). 4 tipe peristiwa terdapat dalam kedua pola ini, yaitu kegiatan kompleks, fisiologis, intelektual dan gerakan, sedangkan 4 tipe peristiwa lainnya hanya terdapat dalam satu pola yaitu meliputi peristiwa emosi, fisika/alamiah, tumbukan, dan kendali. Peristiwa emosi dan kendali hanya terdapat dalam pola 就要... 了jiuyao... le, sedangkan peristiwa fisika/alamiah dan tumbukan hanya terdapat dalam pola 快要... 了kuaiyao... le. Perbedaan tipe peristiwa yang muncul dalam kedua pola terletak pada konteks peristiwa, berkaitan dengan harapan atau keinginan atau berkaitan dengan individu atau orang banyak.

Viewed from a semantic aspect, 就要...了 jiuyao... le and 快要... 了 kuaiyao... le patterns have similar meanings and both are used to explain an event that is going to occur. This research aims to examine the types of events in 就要...了 jiuyao... le and 快要... 了 kuaiyao... le patterns and the differences types of events between this two patterns. The method used in this research is qualitative method. The theory used to analyze and classify the types of events is the events domains of semantic domains theory proposed by Nida (1975). The data source is 21 articles on the PRC (Peoples Republic of China) online news portal. There are 4 types of events in both patterns, namely complex activities, physiological, intellectual and movement events, while 4 other types of events are only in one pattern, emotive, physical, impact, and control events. Emotive and control events are only found in the 就要... 了 jiuyao...le pattern, whereas the physical and impact events are only in the 快要... 了 kuaiyao... le pattern. The difference on the type of events in both of patterns is due to contextual aspects, either related to expectations or desires or related to individual or people."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Clementia Carmen
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui unsur suprasegmental bahasa apa saja yang dapat mempengaruhi perubahan ton di silabe terakhir dalam kalimat bahasa Mandarin dan menganalisis seberapa besar perubahan ton yang terjadi pada silabe terakhir tersebut. Data penelitian diperoleh dari buku ajar Hanyu Jiaocheng 1-3. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan eksperimental yang menggunakan aplikasi Praat sesuai dengan ancangan IPO yakni ancangan pada sinyal akustik sampai analisis parameter akustik ujaran. Penelitian ini menggunakan pendekatan fonetik akustik untuk menganalisis fenomena perubahan ton dan unsur suprasegmental. Berdasarkan analisa yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa intonasi dari jenis kalimat membawa pengaruh signifikan terhadap terjadinya fenomena perubahan ton pada silabe akhir dalam kalimat bahasa Mandarin. Kehadiran intonasi kalimat mampu mempengaruhi ton silabe akhir kalimat bahasa Mandarin menjadi lebih menaik atau menurun dari kontur ton awal dan turut mempengaruhi fitur suprasegmental yang terkandung.

ABSTRACT
This analysis aims to find out which suprasegmental features of a language could affect the tonal changes at the final syllable in Chinese sentences and also to analyze how much of tonal changes occurred. The data samples in this research is obtain from Hanyu Jiaocheng 1-3. This analysis uses a qualitative method with an experimental approach which utilizes the Praat application following the IPO approach, namely the approach to the acoustic signal to the analysis of the acoustic parameters of speech. This analysis uses an acoustic-phonetic approach to analyze the phenomenon of tonal changes and their suprasegmental features. Based on the analysis, it can be concluded that the intonation of the type of sentence has a significant influence on the final syllable tonal changes phenomenon. The presence of sentence intonation could affect the Chinese sentence final syllable tones resulting in a higher or lower pitch than its initial pitch contour, and affect the other suprasegmental features it contains. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Gyva Dwi Cahyani
"Sebagian besar kata dalam bahasa Mandarin merupakan kata majemuk, bahkan beberapa ahli menyebut bahasa Mandarin sebagai language of compound words atau bahasanya kata majemuk. Salah satu jenis kata majemuk yang sangat unik adalah kata majemuk berantonimi, yaitu sekelompok kata majemuk yang terdiri dari dua morfem yang memiliki arti saling bertentangan atau berantonimi. Jenis kata majemuk ini memilik posisi khusus dalam sistem kosakata bahasa Mandarin dan sangat menarik untuk diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan definisi yang lebih luas mengenai kata majemuk berantonimi, kemudian mengklasifikasikan kata majemuk berantonimi berdasarkan tipe konstruksinya, hubungan antarmorfemnya, dan tipe maknanya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif deskriptif. Pelaksanaan metode ini ditempuh melalui tahap pengumpulan data, penganalisisan data, dan penyajian hasil analisis data. Hasil yang diperoleh adalah kata majemuk berantonimi memiliki ciri-ciri : merupakan kata disilabis yang konstituennya merupakan kata dasar; jenis kelas katanya adalah nomina, verba, adjektiva, adverbia dan pronomina; morfem yang menjadi konstituennya memiliki hubungan antonim; tipe makna kata majemuk berantonimi adalah makna idiomatis dan non-idiomatis.

The majority of Mandarin words are compounds, moreover many linguists regard modern Mandarin as `a language of compound words`. Among compounds, there is a special kind of compounds called antonymous compound. It made up of two antonymous morphemes. This kind of compound occupy a special position in the Mandarin vocabulary system.  This study aims to provide a broad definition of antonymous compounds and describe the characteristics of this kind of compound based on its constituent elements, construction of compound words, the antonym relation between morphemes of its constituens, as well as the meaning type of compound. The research method used is descriptive qualitative research method. The implementation of this method is achieved through the stage of providing data, analyzing data, and presenting the results of data analysis. The results of this study can be summarized as follows:   antonymous compound words in Mandarin  has a number of characteristics that is: the word is disyllabic and made up by two content words; the compound word class are verb, noun, adjective, adverb and pronoun; the morphemes have an antonymous relation; and the meaning type of antonymous compound are idiomatic and non-idiomatic."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Agustini
"Bahasa Mandarin merupakan nama yang dikenal luas di dunia internasional yang ditujukan kepada bahasa nasional Republik Rakyat Cina (RRC). Mandarin adalah istilah yang lazim di dunia Barat, berasal dari kata mandarim dalam Bahasa Portugis. Istilah ini berasal dari kata mantri dalam Bahasa Melayu yang berarti 'menteri'. Kata mantri berasal dari Bahasa Sanskerta mantrin yang berarti 'penasihat'. Kata Mandarin merupakan terjemahan dari Guanhua yang berarti 'bahasa pejabat'.
Pada mulanya istilah itu digunakan untuk menunjuk bahasa para pejabat pemerintah di ibu kota Beijing. Dalam perkembangan selanjutnya, Bahasa Mandarin memakai dialek dari Baifang Fangyan 'Bahasa Daerah Utara' atau 'Bahasa Utara' sebagai lafal bakunya, sehingga Bahasa Utara inilah yang disebut Bahasa Mandarin (Kamus Mandarin Indonesia 1997: xlv). Di RRC Bahasa Mandarin dikenal dengan istilah Putonghua'Bahasa Umum'.
Peresmian nama ini dilakukan pada Konferensi Teknis Tentang Pembakuan Bahasa Nasional bulan November 1955. Bahasa yang sudah dibakukan ini menggunakan lafal dialek Beijing Beijing hua ) sebagai lafal baku, tata bahasa dari bahasa daerah Cina Utara (Beijing fangyan) sebagai tata bahasa baku, dan kosa kata modern dari kesusaateraan Cina sebagai kosa kata baku.
Pada awal tahun 1950-an Taiwan juga mengadopsi kebijakan untuk menyeragamkan bahasa berdasarkan dialek Beijing. Bahasa yang telah diseragamkan ini dikenal dengan istilah Guoyu 'Bahasa Nasional'. Baik RRC maupun Taiwan menggunakan istilah yang berbeda untuk menyebut bahasa nasionalnya, tetapi pada dasarnya kedua istilah merujuk pada bahasa yang sama, yaitu Bahasa Mandarin (Li & Thompson 1981:1)"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S12498
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chia Haris
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004
495.1 CHI s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ross, Claudia
London: Routledge, 2009
R SIN 495.132 ROS m
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>