Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 81654 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indira Aulia Permata Putri
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai representasi feminisme dalam buku Doe Maar Gewoon, karangan Marian Hoefnagel. Buku ini adalah buku berbahasa Belanda untuk penutur asing yang memperkenalkan budaya Belanda. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif untuk mengidentifikasi nilai-nilai feminisme yang terlihat dalam buku dan bahasa perempuan yang
digunakan. Berdasarkan penelitian ditemukan bahwa feminisme yang terlihat ada dua jenis yaitu yang umum dan khas Belanda dan semua ini didasarkan pada feminisme liberal dan feminis psikoanalisis yang didukung dengan karakteristik bahasa perempuan khas Belanda seperti dapat berbicara dengan tegas, menggunakan logika dan bersikap realistis.

ABSTRACT
This research discusses the representation of feminism in Doe Maar Gewoon addressed for Dutch foreign speakers. This book is written by a female author Marian Hoefnagel who introduces the Dutch culture. This paper uses qualitative and descriptive research method to identify that feminist values in the story of the book and through Dutch women‟s language. Based on the research, it is found that there are two kinds of feminism value: generaal and specific one. Those two feminism values are based on the liberal and psycoanalitic feminism
which are presented by the characteristics of Dutch women language, such as speaking firmly, using logical thinking, and being realistic."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Demayanti
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas frekuensi verba dalam buku ajar bahasa Belanda Contact 1 untuk penutur asing untuk tingkat pembelajar A1 mdash;A2. Verba yang dianalisis adalah verba yang termasuk dalam 60 kata yang paling frekuen digunakan dalam bahasa Belanda menurut Bossers dan korpus Dutch Web 2014 nlTenTen14 dalam situs web Sketchengine. Permasalahan yang diangkat adalah bagaimana kosakata yang terdapat dalam buku ajar Contact 1, apakah sama dengan kata yang paling banyak digunakan dalam bahasa Belanda. Analisis dilakukan secara kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Data yang digunakan bersumber dari buku ajar bahasa Belanda Contact 1 bab 1 hingga 12 dengan jumlah token sebanyak 61.712. Data diolah dengan menggunakan aplikasi Antconc. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar verba sudah ditawarkan dengan frekuensi sesuai dengan bahasa yang digunakan oleh penutur jati, tetapi masih ada verba yang belum digunakan dalam buku teks Contact 1 dengan frekuensi sesuai dengan bahasa yang digunakan oleh penutur jati, yaitu verba worden.

ABSTRACT
This research aims to discuss the frequency of verbs in the textbook Dutch Contact 1 for foreign speakers for level A1 mdash;A2. The verbs analyzed are those of 60 high frequency words that is used in Dutch according to Bossers and Dutch Web 2014 nlTenTen14 from the Sketchengine website. The research question of this article is how Contact 1 texbook offers the vocabulary, is the vocabulary align with the most frequent used words in Dutch. This analysis uses descriptive qualitative methods using the data from the Dutch textbook Contact 1 from chapter 1 to 12 consist of 61.712 tokens. The data is processed using a linguistic application called Antconc. The result shows that some verbs in the book match the data but there is verb in the textbook Contact 1 that is not as frequent as used by native speakers, namely the verb worden. "
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Leeuwin, Remy S.
Den Haag: Amrit, 1998
BLD 839.36 LEE ik
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Inta Putrinta
"[ABSTRAK
Sebuah penelitian menyebutkan bahwa hampir seluruh penduduk Belanda mampu berbicara setidaknya satu bahasa asing dengan baik. Salah satu faktor penyebabnya adalah pengajaran bahasa asing di sekolah. Situasi masyarakat Belanda yang bilingual tersebut memicu terjadinya alih kode. Fenomena alih kode tidak hanya ditemukan di kehidupan nyata tetapi juga dalam dunia maya. Penguasaan bahasa Inggris masyarakat Belanda yang cukup baik menyebabkan para penutur bahasa Belanda di Belanda beralih kode dari bahasa Belanda ke bahasa Inggris pada media sosial. Salah satu media sosial yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Belanda adalah Facebook. Jurnal ini membahas mengenai jenis alih kode dari bahasa Belanda ke bahasa Inggris dan sebaliknya pada lini masa Facebook penutur bahasa Belanda di Belanda serta alasan mereka beralih kode. Dalam penelitian ini digunakan teori dari Appel dan Muysken yang membagi jenis alih kode berdasarkan letak dan alasan beralih kode yang dibagi menurut fungsinya.ABSTRACT A research showed that almost all of Dutch population are capable of speaking at least one foreign language fluently. One of the driving factor is foreign language education at school. Dutch society bilingual situation triggers the occurance of code-switching. This linguistic phenomenon could be found both in real life and also online. Good English language proficiency of people in Netherlands cause Dutch speakers in The Netherlands switch codes from Dutch to English in social medias. One of the social media that are most-used by The People in Netherlands is Facebook. This journal examines types of code-switching from Dutch to English and vice versa on Facebook timeline of Dutch speakers in Netherlands as well as their motives behind such action. This research utilizes Appel and Muysken?s theories that divided types of code switching based on the position and the reason that are divided according to functions.;A research showed that almost all of Dutch population are capable of speaking at least one foreign language fluently. One of the driving factor is foreign language education at school. Dutch society bilingual situation triggers the occurance of code-switching. This linguistic phenomenon could be found both in real life and also online. Good English language proficiency of people in Netherlands cause Dutch speakers in The Netherlands switch codes from Dutch to English in social medias. One of the social media that are most-used by The People in Netherlands is Facebook. This journal examines types of code-switching from Dutch to English and vice versa on Facebook timeline of Dutch speakers in Netherlands as well as their motives behind such action. This research utilizes Appel and Muysken?s theories that divided types of code switching based on the position and the reason that are divided according to functions., A research showed that almost all of Dutch population are capable of speaking at least one foreign language fluently. One of the driving factor is foreign language education at school. Dutch society bilingual situation triggers the occurance of code-switching. This linguistic phenomenon could be found both in real life and also online. Good English language proficiency of people in Netherlands cause Dutch speakers in The Netherlands switch codes from Dutch to English in social medias. One of the social media that are most-used by The People in Netherlands is Facebook. This journal examines types of code-switching from Dutch to English and vice versa on Facebook timeline of Dutch speakers in Netherlands as well as their motives behind such action. This research utilizes Appel and Muysken’s theories that divided types of code switching based on the position and the reason that are divided according to functions.]"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
sitanggang, Tota Jordan
"Penelitian ini membahas representasi kelompok etnis yang ada dalam film “Alleen Maar
Nette Mensen”. Kelompok etnis tersebut adalah kelompok etnis Yahudi, Suriname, dan
Maroko. Dalam melakukan analisis, peneliti menggunakan metode kualitatif dan didukung
oleh teori identitas budaya, pendekatan etnisitas, dan stereotip. Penelitian ini menunjukan
bahwa pada film “ Alleen Maar Nette Mensen” , kelompok masyarakat Yahudi digambarkan
dengan stereotip kelompok kaya, mapan, dan intelek. kelompok masyarakat Suriname
digambarkan sebagai kelompok miskin, kaum lelaki dari kelompok Suriname digambarkan
dengan stereotip tidak bertanggung jawab dan egois. Perempuan kelompok etnis Suriname
memiliki stereotip materialistis dan kasar. Kelompok masyarakat Maroko digambarkan
sebagai kelompok kriminal. Stereotip kelompok etnis dalam film “Alleen Maar Nette
Mensen” digambarkan melalui sifat konsumtif, gaya hidup, tempat tinggal, dan tanggapan
tokoh dalam film. Dari analisis yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa stereotip kelompok
etnis yang ada di dalam film ini sesuai dengan pandangan masyarakat pada umumnya.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Inasya Nur Qamarani
"Tesis ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh politik etis dan feminisme Belanda terhadap Kartini, selaku seorang perempuan di negara koloni pada zaman kolonialisme Belanda. Pembahasan dalam tulisan ini mencakup relasi negara Belanda dan Hindia Belanda, aktor-aktor politik etis dan feminis, dan media-media Belanda yang mempengaruhi tumbuhnya kesadaran emansipasi Kartini. Untuk mempertajam pembahasan, penulis menggunakan teori feminisme pascakolonial dalam Hubungan Internasional, serta melakukan analisis mendalam pada surat-surat yang ditulis oleh Kartini kepada korespondensi surat-suratnya, hubungan Kartini dengan para pejabat kolonial, literatur Belanda, dan media Belanda pada 1899-1904 . Hasil analisis pada tulisan ini dapat membuktikan bahwa kebijakan politik etis dan feminisme Belanda telah mempengaruhi kesadaran emansipasi Kartini. Dalam pembahasan ini, dipergunakan kritik feminisme pascakolonial dan Hubungan Internasional guna menunjukkan adanya relasi kuasa Belanda kepada negara koloninya. Namun, dalam relasi kuasa kolonial itu ditemukan aktor-aktor penggerak politik etis dan feminis dari Negeri Belanda yang menularkan kesadaran emansipasi kepada Kartini di Hindia Belanda. Dalam penelitian penulis, ditemukan hal baru yang tidak dilihat oleh kritik feminisme pascakolonial dalam HI, bahwa meskipun dalam relasi kuasa kolonial, tetapi gagasan politik etis dan feminisme justru membuka kesadaran baru bagi Kartini mengenai emansipasi perempuan.

This thesis aims to analyze the influence of ethical politics and Dutch feminism on the Indonesian heroine; Kartini -as a woman in a colonial country during the Dutch colonial era. The discussion of this paper covers the relationship between the Netherlands and Dutch East Indies, Dutchfeminist actors, and the Dutch media that influenced the emergence of Kartini's ideas. To sharpen the discussion, the author uses postcolonial feminism in International Relations theory, and conducts an in-depth analysis of letters written by Kartini to her correspondence, her relationship with colonial officials, Dutch literature, and the Dutch media in 1899-1904 (i.e. feminist newspapers and magazines). The results of the analysis prove that ethical political policies and Dutch feminism certainly influenced Kartini's mindset and encouraged her to fight for the education of Javanese and Indonesian women up until now. In the discussion, the author uses postcolonial feminism in International Relations critics because there is obvious evidence that in Kartini’s case, there is also power relations between two state, which is the Netherland and Dutch East Indies as its colony. However, in the relations of colonial power between those two states, the authors also found that the actors who run ethical politics and Dutch feminist are the ones that influenced Kartini, and awaken her strugglein Dutch East Indies. Other than that, in discussing Kartini’s case, there is also prove that critics of post-colonial feminism in IR fails to see, that even though she is in colonial power relations, ethical political ideas and feminism actually open a new awareness for Kartini regarding Javanese women's emancipation."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Triaswarin Sutanarihesti
"Disertasi ini mengkaji pertalian antara skema citra dan relasi Figure (F) & Ground (G) dalam penggunaan preposisi in dan op untuk memahami persepsi ruang penutur bahasa Belanda. Data frasa nominal berpola [NP [[P][NP]] diambil dan diolah dengan SKETCH ENGINE. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa persepsi ruang dapat diinterpretasikan dengan kemunculan skema citra yang mendasari relasi F & G. Dengan kosakata berunsur konkret, penggunaan preposisi in memunculkan skema citra CONTAINMENT dan RUANG. Tergantung dari ranah semantisnya, G dapat dipersepsikan sebagai wadah, atau F berada di dalam G, atau G merupakan himpunan dari F. Dengan preposisi op tergambar skema citra PERMUKAAN, KONTAK, SUPPORT. G dipersepsikan sebagai sebuah permukaan, atau penopang, atau tempat F menempel. Entitas F dengan kosakata abstrak dalam penggunaan preposisi in mencirikan sifat dinamis karena entitas F dipersepsikan mengandung sebuah proses atau pergerakan dalam ruang lingkup G, dengan skema citra EKSISTENSI. Skema citra ini masih membawa ciri skema citra CONTAINMENT dan RUANG. Dengan preposisi op, entitas F abstrak juga memperlihatkan ciri dinamis. F dapat berupa entitas yang dapat mempengaruhi entitas G, bahkan mengubahnya. Persepsi ruang ini didasari skema citra KEKUATAN DINAMIS yang masih membawa ciri skema citra KONTAK yang menggambarkan bahwa persentuhan F dengan G mengubah keadaan G.

This research discusses the relation between image schema and Figure (F)—Ground (G) in the use of Dutch prepositions in and op to understand the perception of space. Nominal phrase data with [NP [[P][NP]] pattern is collected and processed by SKETCH ENGINE. The study results show that the perception of space can be interpreted by the image schema that underlies the F—G relation. Within concrete words, the use of preposition in shows CONTAINMENT and SPACE image schema’s. Depending on the semantic domain, G can be perceived as a container, or F is inside G, or G is a set of F. Image schema SURFACE, CONTACT, SUPPORT is depicted by the use of op. G is recognised as a surface or support, or to which F attaches. Entity F with abstract words in the use of in preposition characterises dynamic features because entity F is perceived as a process or movement within the G, with image schema EXISTENCE. This image schema still carries the characteristics of CONTAINMENT and SPACE. With preposition op, the abstract entity F also shows a dynamic aspect. F can be any entity that can influence G, and even change it. This perception of space is based on the FORCE DYNAMIC and still shows CONTACT which illustrates that the contact between F and G can changes the state of G."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nelwaty
"Yang menjadi topik dalam skripsi ini adalah koordinasi dalam Bahasa Belanda. Tipe koordinasi yang ada adalah tiga jenis, yakni asindeton, sindeton dan polisindeton. Tipe konjungsi yang dibahas ada dua belas. Pembahasan tipe koordinasi dengan konjungsi-konjungsinya menyangkut masalah 1) Bentuk, ciri serta fungsi konjungsi koordinasi dan 2) Ciri-ciri, khusus konjungta konjungtanya. Kedua masalah ini diterapkan pada kedua belas konjungsi yang ada. Empat dari dua belas konjungsi ini (en, maar, want dan dus) dibahas dari sudut sintaksis dan semantis. Dalam penelitian ini penulis mengadakan penelitian pustaka dan korpus. Pertama-tama penulis mengumpulkan sumber-sumber rujukan pustaka yang berkaitan langsung maupun tak langsung dengan pokok bahasan, kemudian bahasan yang berasal dari sumber pustaka tadi dibuktikan atau dilengkapi dengan penelitian korpus dari berbagai teks. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa syarat utama konjungta haruslah sama fungsi gramatikanya atau sama nilainya. Janis konjungta dapat berupa morfem, kata (kata majemuk), frase, klausa atasan ataupun klausa bawahan. Tipe konstruksi koordinasi yang ada bukan saja tiga tipe di atas namun ada dua tipe lain yang dapat ditambahkan, yakni tipe kalimat elips yang terdiri dari satu konjungsi saja dan tipe yang terdiri dari satu konjungsi dengan satu konjungta. Hal lain yang sering terjadi dalam konstruksi koordinasi adalah 1) proses pelesapan, yakni penghilangan anggota-anggota konjungta yang identik dan tidak bertekanan, 2) proses permutasi, yakni pemindahan urutan konjungta dengan tidak merubah makna kalimat atau dengan kata lain makna kalimat hasil permutasi harus logis dan 3) proses pemecahan atau pemisahan satu konstituen yang berstruktur koordinatif yang disebut solitsina. Akhirnya bentuk lain yang berbeda dengan bentuk koordinasi biasa adalah reeksvormers yang dapat membentuk suatu deret dengan konjungsi dan konjungta yang tidak terbatas."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Addina Ayuningtyas
"Skripsi ini membahas metafora dalam buku cerita anak Der tätowierte Hund karya Paul Maar dan keterkaitannya dengan pemerolehan bahasa anak. Tujuan penelitian ini untuk memaparkan jenis-jenis metafora berdasarkan proses pembentukannya menurut Kurz dan keterkaitan jenis-jenis metafora dengan kemampuan anak memahami metafora.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis metafora yang paling banyak muncul dalam buku cerita anak Der tätowierte Hund adalah metafora konvensional. Terdapat enam metafora yang cenderung mudah dipahami dari tujuh metafora yang ditemukan. Dalam buku Der tätowierte Hund, Paul Maar cukup memperhatikan penggunaan metafora yang sesuai dengan kemampuan bahasa anak usia 8-12 tahun.

This thesis discusses of metaphors in the children’s story book Der tätowierte Hund by Paul Maar, and its relation with language acquisition. This research aims to describe the varieties of metaphor based on productivity process according to Kurz theory and see the relation between these metaphor varieties with metaphor and language competence.
This research concludes that conventional metaphor is the most used metaphor in this book. There are six out of seven metaphors found that tend to understand easily. In the children’s story book Der tätowierte Hund, Paul Maar concerns about the use of metaphor that is suitable for language competence from age 8-12 years old.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S52468
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nyi Raden Nadya Karina
"ABSTRAK
Jurnal ini membahas mengenai unsur-unsur kebudayaan Belanda yang tercermin dalam buku ldquo;Help! 1 ndash; Kunt u mij helpen? rdquo; Ham et al 2005 . Refleksi kebudayaan Belanda dipaparkan melalui berbagai cara sehingga ketika ada mahasiswa yang ingin belajar berbahasa Belanda, mereka dapat memahami dengan mudah apa saja kebudayaan yang harus disesuaikan dengan budaya Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Berdasarkan penelitian ditemukan beberapa kebiasaan orang Belanda seperti menulis agenda, membuat janji dan hidup mandiri semenjak remaja yang tidak dimiliki oleh orang Indonesia.

b>ABSTRACT
This journal discussed elements of Dutch culture that is reflected in the ldquo Help 1 ndash Kunt u mij helpen rdquo Ham et al 2005 . Reflection of the Dutch culture was presented in various ways, so when there is a student who wants to learn and speak the Dutch language, they may easily exercise the culture that must be adjusted to the Indonesian culture. Methods used in this research is descriptive qualitative. Based on research it was found that some of the habits of the Dutch people, like writing agendas, making appointments and living independent since youth, of which the Indonesians do not have."
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>