Ditemukan 148458 dokumen yang sesuai dengan query
Muhammad Al Fatih
"
ABSTRAKAlih kode dan campur kode bahasa Inggris dalam lirik lagu telah menjadi tren di kalangan pencipta lagu. Meskipun telah cukup banyak penelitian tentang alih kode dan campur kode dalam komunikasi verbal, namun hanya sedikit yang diketahui tentang bagaimana mereka digunakan dalam bentuk tertulis, khususnya dalam lirik lagu. Penelitian ini bertujuan untuk mengisi kesenjangan tersebut dengan meneliti fenomena alih kode dan campur kode bahasa Inggris dalam lagu-lagu Pop Jepang J-Pop . Penelitian ini berfokus untuk menyelidiki sejauh mana kode-kode bahasa Inggris digunakan dalam lirik lagu J-Pop, dan menyelidiki motif di balik penggunaan tersebut. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa kata, terutama kata benda, adalah kode bahasa Inggris yang paling sering digunakan dalam lagu-lagu J-Pop. Adapun dalam alih kode, kalimat bahasa Inggris yang paling sering digunakan adalah kalimat deklamatif atau kalimat pernyataan. Studi ini juga menemukan bahwa kode bahasa Inggris paling sering digunakan dalam lagu J-Pop sebagai perangkat puitis.
ABSTRACTEnglish code switching and code mixing in song lyrics have been an increasingly popular trend for songwriters. While there has been quite a number of research on code switching and code mixing in verbal communication, little is known about how they are used in written form, particularly in song lyrics. This study attempts to fill the gap by exploring and describing the recent phenomenon of English code switching and code mixing in J Pop songs. It aims to investigate the extent to which English codes are used in J Pop song lyrics and investigate the motives behind such usage. It was discovered that English words, mainly nouns, were the most frequently used items in J Pop songs. As for code switching, the most frequently used sentences are declamatory sentences. The study also found that English items are most frequently incorporated in J Pop songs as a poetic device."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Mirzanda Abimanyu
"Penelitian ini membahas tentang penggunaan campur kode dalam lagu Hutspot karya Ray Fuego. Campur kode adalah dua bahasa atau lebih yang dituturkan oleh penutur dalam berkomunikasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui wujud dan fungsi campur kode dalam berbentuk lagu yang berjudul Hutspot karya Ray Fuego. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dan menggunakan studi pustaka yang ditujukan untuk menganalisis wujud dan fungsi lirik lagu Hutspot. Menurut Muysken(2000:3) terdapat tiga jenis campur kode antara lain Penyisipan, Pergantian dan Leksikalisasi Kongruen. Hasil dari penelitian ini yaitu terdapat 20 data penelitian pada lirik lagu Hutspot serta terdapat banyak kata umpatan pada lirik lagu Hutspot. Lalu terdapat bentuk fungsi referential function, expressive function, metalinguistic function, poetis function dan fatis function serta wujud Penyisipan, Pergantian dan Leksikalisasi Kongruen
This study discusses the use of code mixing in Ray Fuego's Hutspot song. Code mixing can be interpreted as two or more languages ??spoken by speakers in communication. The purpose of this study was to determine the form and function of code mixing in the form of a song entitled Hutspot by Ray Fuego. The research method used is a qualitative descriptive method and uses literature study theory which is intended to analyze the form and function of Hutspot song lyrics. According to Appel and Muysken, there are three types of code mixing, namely Insertion, Substitution and Congruent Lexicalization. The results of this study are that there are 20 research data on Hutspot song lyrics and there are many swear words in Hutspot song lyrics. Then there are the referential functions, expressive functions, metalinguistic functions, poetic functions and phatic functions as well as insertion, substitution and congruent lexicalization forms."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, 2023
MK-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Annisa Izzatul Yazidah
"Mencampurkan dua bahasa dalam percakapan sudah bukan hal yang asing lagi, begitu pula dengan memasukkannya ke dalam lirik lagu. Meski begitu, belum banyak penelitian yang mengkaji campur kode dalam lagu, terutama antara bahasa Belanda dan bahasa Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menambah sumber informasi dengan mengkaji campur kode bahasa Indonesia dalam lirik lagu karya Wouter Muller. Penelitian ini diharapkan dapat mengurangi ketimpangan informasi dalam bidang linguistik, terutama campur kode. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kepustakaan. Data berupa lirik lagu diambil dari situs pribadi milik Wouter Muller. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat jenis insersi, alternasi juga leksikalisasi kongruen berupa kata, frasa, dan kalimat dalam sembilan lirik lagu karya Wouter Muller. Faktor penyebab terjadinya campur kode dalam lirik-lirik lagu ini di antaranya untuk menambah kesan estetis dan kesan retoris, kehadiran peserta lain, menunjukkan rasa solidaritas yang tinggi, dan menyesuaikan topik.
Mixing two languages in conversation is no longer a peculiar thing, as is including it in song lyrics. Nevertheless, there have not been many studies exploring code-mixing in songs, especially between Dutch and Indonesian. This study aims to increase the source of information by examining the code-mixing in Indonesia in the song lyrics written by Wouter Muller. This study also attempts to fill the gap of information in the linguistic field, mainly about code-mixing. The song’s lyrics were taken from Wouter Muller’s website. The method used in this research is library research. The results revealed that there were types of insertions, alternations, and congruent lexicalization in the form of words, phrases, and a sentence in nine song lyrics written by Wouter Muller. The motives of code-mixing in the song lyrics were to add the aesthetic and rhetoric impression, the presence of other participants, showing a strong sense of solidarity, and adjusting to the song’s topic"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Hawa Muharmaeka
"Kemampuan menggunakan lebih dari satu bahasa menimbulkan fenomena alih kode dan campur kode. Hal ini juga terjadi pada anak-anak bilingual. Tidak hanya secara verbal, melainkan juga muncul dalam tulisan anak. Salah satunya dalam novel anak Kecil-Kecil Punya Karya (KKPK). Penelitian ini meneliti penggunaan alih kode dan campur kode dalam novel anak serial KKPK Deluxe Edition Little Ballerina Extended karya Muthia Fadhila Khairunnisa dan Annabelle’s New School karya Tania Rafli. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan konsep alih kode dan campur kode dari Crystal (2008) dan Muysken (2000). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola alih kode antara bahasa Indonesia-Inggris ditemukan lebih bervariasi. Selain itu, percampuran bahasa pada kedua novel dapat hingga tiga bahasa. Adapun unsur-unsur sisipan pada campur kode yang ditemukan pada kedua novel, yaitu kata, frasa, idiom, dan singkatan.
The ability to use more than one language causes the phenomenon of code-switching and code-mixing. This also occurs in bilingual children. Not only verbally, but also appears in the child's writing. One of them is in the children's novel Kecil-Kecil Punya Karya (KKPK). This study examines the use of code-switching and code-mixing in the children's novel KKPK Deluxe Edition Little Ballerina Extended by Muthia Fadhila Khairunnisa and Annabelle's New School by Tania Rafli. The method used is a qualitative method with the concepts of code-switching and code-mixing by Crystal (2008) and Muysken (2000). The results of the analysis shows that the pattern of code-switching between Indonesian and English is found to be more varied. In addition, the mixing of languages in the two novels can be up to three languages. The insertion elements in code-mixing found in both novels are words, phrases, idioms, and abbreviations."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Dhaifina Iftinan
"Alih kode dan campur kode bahasa Indonesia-Inggris merupakan fenomena bahasa yang dapat ditemukan dalam novel Home Sweet Loan karya Almira Bastari dan Semangat, Tante Sasa! karya Thessalivia. Kedua novel tersebut merupakan novel metropop yang mengetengahkan kehidupan metropolitan masa kini dengan latar Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan teori Muysken (2000) untuk menganalisis bentuk-bentuk alih kode dan campur kode. Analisis penggunaan fenomena bahasa ini dalam kedua novel difokuskan pada berbagai bentuk alih kode dan campur kode dalam percakapan antartokoh. Di dalam penelitian ini ditemukan bahwa campur kode bahasa Indonesia-Inggris lebih banyak digunakan daripada alih kode.
Indonesian-English code-switching and code-mixing are language phenomena that can be found in the novels Home Sweet Loan by Almira Bastari and Semangat, Tante Sasa! by Thessalivia. Both of them are metropop novels that explore metropolitan contemporary life with Jakarta as the setting. This study employs qualitative method using Muysken's theory (2000) to analyze code-switching and code-mixing. The focus is on the various forms of code switching and code mixing in conversations between characters. This study finds that the use of code-mixing is more frequent than code-switching."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Bella Hapsari
"Alih kode dan campur kode terjadi dalam masyarakat multibahasa. Fenomena ini terlihat di media sosial, salah satunya adalah Youtube. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk campur kode dan alih kode dalam video blog pada kanal Youtube Korea Reomit dengan metodologi deskriptif kualitatif. Teori sosiolinguistik digunakan untuk menganalisis bentuk campur kode dan alih kode. Bentuk campur kode berupa penyisipan kata dan frasa, sedangkan bentuk alih kode dibagi menjadi dua, yaitu alih kode internal dan alih kode eksternal. Berdasarkan dua video yang digunakan, ditemukan bentuk campur kode dan alih kode pada tuturan penutur asing dalam menggunakan bahasa Indonesia. Pada kanal Youtube Korea Reomit, ditemukan 78 bentuk campur kode sisipan kata, 11 bentuk campur kode sisipan frasa, 2 bentuk alih kode internal dan 16 bentuk alih kode eksternal. Faktor penyebab terjadinya campur kode dan alih kode, antara lain lawan tutur, perubahan topik pembicaraan, dan tujuan penutur.
Code switching and code mixing occur in a multilingual society. This phenomenon can be seen on social media, one of which is Youtube. This study discusses the forms of code switching and code mixing in videos. This study aims to describe the forms of code switching and code mixing in video blogs on the Reomit Korea Youtube channel using a qualitative descriptive methodology. Sociolinguistic theory is used to analyze the form of code switching and code mixing. The form of code mixing is the insertion of words and phrases, while the form of code switching is divided into two, namely internal code switching and external code switching. Forms of code-switching and code-mixing found in the utterances of foreign speakers using Indonesian on the Korean Reomit Youtube channel, namely 78 forms of word insert code mixing, 11 forms of phrase insert code mixing, 2 forms of internal code switching and 16 forms of external code switching. Factors that cause code-switching and code-mixing occur in the form of interlocutor factors, the speaker's goals and changes in the topic of conversation."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Raden Ryane Puspa
"Penelitian ini mengkaji tentang fenomena alih kode dan campur kode antara bahasa Belanda dan Italia yang terdapat dalam komik Suske en Wiske: De Tartaarse Helm. Komik ini merupakan karya komikus terkenal asal Belgia, yaitu Willy Vandersteen. Kisahnya menceritakan tentang petualangan Suske, Wiske, dan Lambik pada abad ke-13 di Belgia, Italia, dan negara-negara di Timur Tengah. Fokus penelitian ini terletak pada jenis dan faktor penyebab terjadinya peralihan kode. Ada pula tujuan dari penelitian ini adalah untuk memaparkan secara rinci mengenai fenomena alih kode dan campur kode yang terdapat dalam komik tersebut. Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, penelitian ini dilakukan berdasarkan teori yang berkaitan dengan alih- dan campur kode dari Appel dan Muysken untuk menganalisis jenis peralihan kode. Teori yang dikemukakan oleh Holmes dan Nilson juga digunakan untuk menelaah faktor penyebab dari peralihan kode tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jenis peralihan kode yang paling banyak muncul adalah intra-sentential switches. Sementara itu, faktor penyebabnya didominasi oleh faktor identitas dan solidaritas.
This paper explains the phenomenon of code switching and code mixing between Dutch and Italian in the comic Suske en Wiske: De Tartaarse Helm. This comic is the work of a popular comic artist from Belgium, Willy Vandersteen. This comic tells the adventure of Suske, Wiske, and Lambik in the 13th century in Belgium, Italy and several countries in the Middle East. The focus of this paper lies in the types and factors behind code switching and code mixing. Furthermore, the purpose of this study is to describe in detail the phenomenon of code switching and code mixing contained in the comic. By using a qualitative descriptive method, this research was conducted based on the theory related to code switching and code mixing of Appel and Muysken to analyze the type of code switching. The theory proposed by Holmes and Nilson is also used to analyze the causative factors. The results of this paper indicate that the most common type of code switching is intra-sentential switches. In addition, the causative factor is dominated by the identity and solidarity factor."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Huda Hanifah
"Fenomena alih kode dan campur kode sering kali terjadi dalam masyarakat multibahasa. Fenomena ini dapat ditemukan dengan mudah di media sosial, misalnya Youtube. Penelitian ini membahas bentuk dan faktor yang mempengaruhi terjadinya alih kode dan campur kode dalam video Youtube Amelicano. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk dan faktor penyebab terjadinya alih kode dan campur kode yang terdapat dalam vlog di kanal Youtube Amelicano. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data yang digunakan adalah tuturan yang mengandung alih kode dan campur kode. Teori yang digunakan untuk menganalisis bentuk dan faktor penyebab terjadinya alih kode dan campur kode adalah teori kedwibahasaan. Berdasarkan hasil analisis, bentuk alih kode yang banyak ditemukan adalah alih kode intern, sedangkan bentuk campur kode yang banyak ditemukan adalah campur kode berupa penyisipan kata. Adapun faktor penyebab terjadinya alih kode adalah 1) lawan tutur 2) penutur 3) perubahan topik pembicaraan dan faktor penyebab terjadinya campur kode adalah 1) kebiasaan penutur, 2) tidak ada kata yang tepat, dan 3) ingin menunjukkan keterpelajarannya.
Code-switching and code-mixing phenomena often occur in multilingual societies. This language phenomenon can be found easily on social media, such as Youtube. This study discusses the forms and factors that influence the occurrence of code-switching and code-mixing in Amelicano's Youtube video. This study aims to describe the forms and factors that cause code switching and code mixing contained in vlogs on the Amelicano Youtube channel. The method used in this research is descriptive qualitative. The data used is speech containing code-switching and code-mixing. The theory used to analyze the forms and factors causing code-switching and code-mixing is bilingualism theory. Based on the results of the analysis, the most common form of code-switching is internal code-switching, while the most common form of code-mixing is code-mixing in the form of word insertion. The factors that cause code switching are 1) the interlocutor 2) the speaker 3) changes in the topic of conversation and the factors causing code mixing are 1) the habits of the speaker, 2) there is no right word, and 3) want to show their learning."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Vinka Puspa Mulyadi
"Penelitian ini membahas fenomena campur kode pada lirik lagu di dalam album ‘One-reeler / Act IV’ oleh IZ*ONE. Campur kode dapat kita temui dengan mudah pada film, drama, komik, lirik lagu dan juga novel. Fenomena campur kode yang muncul biasanya percampuran antara bahasa asing seperti bahasa Inggris dengan bahasa Korea. Selain itu, campur kode juga sering digunakan oleh masyarakat multilingual dalam percakapan sehari-hari. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan penggunaan campur kode yang terdapat di lirik lagu pada album ‘One-Reeler / Act IV’ oleh IZ*ONE. Penelitian ini dirancang untuk menjawab pertanyaan penelitian yakni bagaimana wujud dan jenis campur kode yang terdapat pada lirik lagu dalam album One-Reeler / Act IV oleh IZ*ONE. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatifnyang bersifat deskriptif. Pada penelitian ini, peneliti menganalisis campur kode berdasarkan wujud dan jenisnya berdasarkan klasifikasi oleh Suwito (1983). Hasil analisis penelitian ini menunjukkan adanya kemunculan campur kode sebanyak 27 data dalam album One-Reeler / Act IV oleh IZ*ONE. Data tersebut dapat diklasifikasikan menjadi 11 data berwujud unsur kata, 6 data berwujud unsur frasa, 2 data berwujud unsur pengulangan kata dan 8 data berwujud klausa. Selain wujud campur kode, penelitian ini juga menunjukkan kemunculan jenis campur kode. Jenis campur kode yang ditemukan pada penelitian ini sebagian besar merupakan jenis campur kode keluar dan tidak ditemukan jenis campur kode ke dalam.
This research discusses the phenomenon ofncode-mixing in song lyrics on the album titled 'One-reeler / Act IV' by IZ*ONE. Code-mixing can easily be found in movies, dramas, comics, song lyrics and novels. Code-mixing phenomenon that usually appears is a mixture of foreign languages such as Korean and English. In addition, code- mixing is also often used by multilingual people in their daily conversations. This research aims to explain the use ofncode-mixing ofkthe song lyrics in the album 'One-Reeler / Act IV' by IZ*ONE. The purpose of this research is to find out how the form and type of code-mixing of the song lyrics in the album ‘One-Reeler / Act IV’ by IZ*ONE. This research is descriptive qualitative research with a qualitative descriptive approach. In this study, researcher analyzed the code-mixing based on the form and type with the classification by Suwito (1983). Based on the results, it can be concluded that there are 27 code-mixed data in the album 'One-Reeler / Act IV' by IZ*ONE. The data can be classified into 11 data in the form of word, 6 data in the form of phrases, 2 data in the form of repetition, and 8 data in the form of clauses. In addition, this study also shows the types of code-mixing. The types of code-mixing that is found in this study mostly the outer code-mixing."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Munthe, Jillena Oseta G.
"Lagu adalah bahasa jiwa. Tanpa sadar, kita mendengarkan lagu-lagu yang beredar tanpa berpikir terlebih dahulu tentang dampaknya kepada kita dan orang-orang di sekitar kita, treutama anak-anak. Terlebih dari itu, di era globalisasi ini, ada banyak lagu berbahasa Indonesia yang menggunakan campur kode dan alih kode diliriknya. Ada tiga faktor utama yang menjadi bahan penyemangat di dalam penelitian ini. Pertama, untuk menggarisbawahi perbedaan di antara campur kode dan alih kode. Kedua, untuk menunjukkan fenomena campur kode dan alih kode di lingkungan anak-anak. Terakhir, untuk memberitahu masyarakat luas apa yang anak-anak rasakan tentang fenomena tersebut dan dampaknya untuk mereka. Teori-teori Whardaugh dan Holmes adalah aspek yang penting di dalam penelitian ini. Pada umumnya, campur kode dan alih kode pada lirik-lirik lagu Indonesia adalah baik adanya, tetapi orangtua seharusnya peduli kepada anak-anaknya di dalam memilih lagu-lagu yang tepat untuk anak-anak mereka.
Songs are the language of our souls. Unconsciously, we listen to the songs without thinking first about the impacts to us and the people around us, especially children. Moreover, in this globalization era, there are many Indonesian songs that use code mixing and code switching in their lyrics. There are three major factors that become an encouragement in doing this research. The first is to highlight the differences between code mixing and code switching. The second is to show the code mixing and code switching phenomenon in childhood environment. The last ones, are to let people know what children feel about that phenomenon and the impacts to them. Whardhaugh's and Holmes' theories are the important parts in this research. In general, code mixing and code switching in Indonesian songs' lyrics are fine, but the parents should care for their children in choosing the right songs for them."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library