Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4206 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Meryl Nur Astari
"ABSTRAK
Wanita, dalam budaya patriarki, dianggap sebagai jender yang harus pasif dan bergantung kepada pria. Hingga hari ini, Indonesia masih memeluk nilai-nilai patriarki, walaupun gagasan feminisme menjadi lebih lazim dalam peradaban kini. Sebuah riset yang disusun oleh lima mahasiswa dari Kelas Khusus Internasional Ilmu Komunikasi di Universitas Indonesia, yang berjudul 'Man Up and Ask!', mempersembahkan penjelajahan dalam posisi wanita dalam proses mengungkapkan perasaan mereka terhadap seseorang yang mereka sukai, dengan memakai konsep patriarki dan feminisme. Karya ini bertujuan untuk memberikan sebuah ulasan akademis mengenai riset tersebut yang memuat berbagai saran untuk perbaikan untuk kajian-kajian yang juga serupa di masa depan, dengan menggunakan referensi dari bermacam kajian yang sudah dipublikasi sebelumnya. Dari ulasan ini, dapat dikatakan bahwa ada banyak lingkup yang dapat diperbaiki dan juga bahwa para penulis riset tersebut telah menggunakan metode riset yang sesuai untuk menjawab pertanyaan riset mereka.
ABSTRAK
Women, in patriarchal cultures, are considered the gender that should be passive and dependant on men. Indonesia until today is still embracing the patriarchal values in the society, although the idea of feminism is becoming more familiar. A research written by five students from the International Program of Communication at the University of Indonesia, titled ldquo Man Up and Ask rdquo , presents exploration on the position of women in the process of expressing feelings towards someone of interest in accordance to patriarchy and feminism. This paper is aimed to provide an academic review to the research that includes suggestions for improvements for similar future studies on gender by using references from other previously published works. From this review, it is safe to assert that there are many areas of improvements that could be made and that the authors have utilised the appropriate research method to answer their research questions. "
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Savitri
"Stratifikasi gender merupakan prinsip penting dalam masyarakat Jepang. Dalam stratifikasi tersebut pria menempati posisi dominan dan dan perempuan menempati posisi subordinat. Seiring dengan perkembangan Taman, Jepang berusaha menyesuaikan diri dengan wacana kesetaraan gender yang berkembang di sebagian besar masyarakat di dunia, terutama di negara-negara industri dimana perempuan merupakan suatu angkatan kerja yang partisipasinya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pada awal era pertumbuhan ekonomi tinggi tahun 1960-an, Gross National Product ( GNP ) Jepang merupakan yang tertinggi keempat di dunia setelah negara-negara industri barat seperti Arnerika Serikat, Uni Soviet, dan Jarman Barat. Tidak berbeda dengan negara-negara industri lainnya, di Jepang juga terjadi peningkatan partisipasi perempuan dalam dunia kerja. Meskipun begitu bukan berarti bahwa terjadi peningkatan status perempuan dalam masyarakat, mereka masih saja tersubordinasi.
Maka penelitian ini bertujuan untuk mengkaji mengenai subordinasi yang diaiami perempuan Jepang pada era pertumbuban ekonomi tinggi dan kondisi sosial yang menyebabkan hal tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelaahan kepustakaan dengan perspektif feminis. Bahan penelitian dikumpuikan dari data atau pengetahuan yang terkumpul dan pembelajaran dari penelitian-penelitian yang telah ada sebelumnya berupa buku, jurnal, dan artikel internet.
Penulis menggunakan paradigma feminis untuk menganalisa kondisi sosial tersebut dengan tujuan untuk mendapatkan suatu deskripsi dan analisa komprehensif yang lebih dekat dengan sudut pandang perempuan sebagai objek yang tersubordinasi. Secara khusus penulis menggunakan teori feminis sosialis Iris Young yang menggunakan pusat kategori melek gender yaitu "Pembagian kerja berdasarkan seksual" sehingga mampu menjelaskan kondisi perempuan secara keseluruhan. Inti dari teori feminis sosialis Iris Young adalah opresi terhadap perempuan disebabkan oleh kapitalis patriarki yang bias gender. Matra dalam penelitian ini, penulis juga mengkaji kondisi sosial yang menyebabkan subordinasi perempuan Jepang, dalam konteks ini adalah Jepang sebagai masyarakat yang kapitalis sekaligus patriarkis."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S13772
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Butler, Judith
New York : Routledge, 1999
305.4 BUT g (1);305.4 BUT g (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Lisa Riana Laurenza
"Artikel ini mengulas persoalan ragam gender Bugis. Gender itu dinamis bukan statis, pemahaman gender Bugis sebagai representatif yang mumpuni untuk menggambarkan ragam gender yang plural, fleksibel, dan toleran. Gender Bugis yang dikaji, digunakan sebagai kritik terhadap esensialisme gender yang tidak dapat membahasakan diskursus ragam gender Bugis. Artikel ini menggunakan data yang diambil dari teks-teks dan dokumenter yang membahas gender Bugis. Metode feminis dan analisis kritis secara dekonstruksi terhadap esensialisme gender, dan teori performativitas gender Butler sebagai cara untuk membedah pemahaman gender Bugis. Dari proses rekognisi menghasilkan pandangan baru dalam proses menciptakan dan membangun identitas gender melalui bentuk performativitas gender. Tubuh bukan sebagai ekspresi melainkan menjadi konfigurasi pelengkap atas perempuan dan laki-laki. Gender tidak dipandang permanen, tetapi secara ilusi. Performativitas berguna dalam menangani gender di Bugis karena menunjukkan bagaimana norma dominan membentuk gender. Selain itu, performativitas gender sebagai upaya untuk mengembangkan identitas gender melalui upaya pengenalan dan pelestarian ragam gender serta nilai Bugis lewat berbagai media.

This article examines the issue of Bugis gender diversity. Gender is dynamic, not static, the understanding of Bugis gender as a capable representative to describe a plural, flexible, and tolerant gender diversity. The Bugis gender study is used to critique gender essentialism which cannot discuss the Bugis gender diversity discourse. This article uses data taken from texts and documentaries that discuss Bugis's gender. Feminist methods and deconstructive critical analysis of gender essentialism, and Butler's theory of gender performativity as a way to dissect Bugis gender understanding. The recognition process produces new views in creating and building gender identity through the form of gender performativity. The body is not an expression but a complementary configuration of women and men. Gender is not seen as permanent but illusory. Performativity helps deal with gender in Bugis because it shows how dominant norms shape gender. In addition, gender performativity is an effort to develop gender identity through efforts to identify and preserve gender diversity and Bugis values ​​through various media."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Mentari Meina Rahmalah
"Skripsi ini membahas tentang kutukan yang terdapat di dalam film Sleeping Beauty (1959) dan Ella Enchanted (2004) yang dinilai memiliki kesamaan dengan opresi yang terjadi kepada perempuan dalam sistem patriarki, dengan secara spesifik melihat pandangan Betty Friedan dalam The Feminine Mystique (1974). Di samping itu, skripsi ini juga membahas mengenai ideologi gender yang terkandung di dalam kedua teks dengan melihat upaya-upaya yang dilakukan oleh kedua tokoh utama dalam meraih kebebasannya dari kutukan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kutukan yang menimpa kedua tokoh perempuan dalam Sleeping Beauty dan Ella Enchanted berlaku sama layaknya opresi yang terjadi terhadap perempuan dalam sistem patriarki. Selain itu, terdapat dualisme di dalam film Ella Enchanted. Di satu sisi, film ini memperlihatkan beberapa perubahan mendasar dari Sleeping Beauty produksi Disney yang masih kental dengan ideologi yang patriarkis. Namun, di sisi lain, masih terdapat banyak ambiguitas di dalam film ini yang pada akhirnya justru tetap memperlihatkan adanya suatu kesamaan ideologi gender dengan fairy tale milik Disney.

This study discusses the curse in Sleeping Beauty (1959) and Ella Enchanted (2004) that is believed to have a similarity to the oppression happens to women in a patriarchal system, by specifically referring to the Betty Friedan_s view in The Feminine Mystique (1974). Besides, this study also discusses about the gender ideology in those two films by observing the efforts done by both main characters in achieving their own freedom from the curse. The outcome of this research shows that the curse suffered by the two female main characters in Sleeping Beauty and Ella Enchanted is just the same with the oppression happens to women in a patriarchal system. However, there is a dualism in Ella Enchanted. On one hand, this film shows some basic changes from the patriarchal Sleeping Beauty produced by Disney. On the other hand, there are still a lot of ambiguities in Ella Enchanted, which in the end causing this movie to keep showing a similar gender ideology presents in Disney_s fairy tale."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S13675
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Depok : Kajian Perempuan Desantara
050 SRI 5 (2003)
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
ATA 15(1-2) 2012
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: YJP Press, 2014
305 IFJ
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Firza Desriliani
"ABSTRAK
Jurnal ini membahas tentang ketidakadilan gender yang dialami oleh wanita Rusia dan Indonesia yang dianalisis dari dua novel yaitu ??????? ? ???????? ? ????????????? karya Valentina Sedlova dan novel Badai Pasti Berlalu karya Marga T. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif analisis dan pengambilan data dengan menggunakan metode studi pustaka. Dalam menganalisis kedua novel digunakan teori tokoh dan penokohan, latar, sosiologi sastra dan feminisme. Kesimpulan penelitan ini menunjukkan bahwa terjadi ketidakadilan gender yang dialami wanita Rusia dan Indonesia yang menyebabkan konflik batin dalam kehidupan sehari-hari.

ABSTRACT
This journal discussess about gender inequality experienced by Russian and Indonesian woman analyzed from the novel under the title of written by Valentina Sedlova and Badai Pasti Berlalu written by Marga T. In analyzing the novels, used the theory of figures and characterizations, settings, sociology of literature and feminism. The conclusions shows that there are gender inequality experienced by Russian and Indonesian woman that caused inner conflicts in life."
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Elgard Mario Wiandika
"Anime shonen seringkali melanggengkan kultur patriarki dengan memperlakukan karakter perempuannya sesuai dengan peran jender. Karena itulah Jujutsu Kaisen menjadi unik karena anime shonen ini memberikan ruang bagi karakter perempuannya untuk bersinar. Penelitian ini membahas mengenai bagaimana nilai-nilai feminisme liberal terkandung dalam representasi karakter perempuan yang ada di anime tersebut. Kajian ini akan mengkaji episode 17 dan 24, di mana karakter perempuan di Jujutsu Kaisen dapat menunjukkan kemampuan tarungnya, serta pola pikir dan nilai yang dianut yang berbeda dari peran jender yang ada di masyarakat. Terlebih lagi, ditemukan pula nilai-nilai yang menormalisasi perilaku monoandrogini, sebagai sarana untuk melawan peran jender yang hanya terkotakkotakan di dalam maskulinitas dan feminitas yang ada di masyarakat.
Shonen Anime usually perpetuates the patriarchal culture by treating their female characters in accordance to gender roles. This is why Jujutsu Kaisen becomes unique, because it is a shonen anime that creates space for its female characters to shine. This research will discuss how liberal feminism values are incorporated in the representation of female characters in the anime. This research will analyze episode 17 and 24, where Jujutsu Kaisen’s female characters are able to show their fighting prowess, train of thought, and values that differ from existing gender roles. Furthermore, values that normalize monoandroynous behavior are discovered as a way to fight gender roles that box masculinity and femininity in the society"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>