Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 158492 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Astrella Decembrica
"ABSTRAK
Dalam artikel ini, lirik lagu Humain l rsquo;Eau ciptaan Stromae akan dibahas dengan menggunakan pendekatan ekokritik, sebuah cabang dari sastra yang mempelajari produk budaya seperti teks, film, iklan, lagu, serta media lainnya yang memberikan potret tentang hubungan manusia dengan lingkungan. Hasil analisis menunjukan bahwa lirik lagu ini membahas isu lingkungan dalam berbagai dimensi yang berbeda, yakni ancaman pemanasan global, arus industrialisasi dan modernisasi yang menyebabkan kerusakan lingkungan, dan dominasi kelompok masyarakat dari negara-negara maju dalam bidang politik, ekonomi, dan budaya, serta reaksi yang diberikan kelompok masyarakat marjinal dalam menghadapi masalah lingkungan yang ada.

ABSTRACT
In this article, the lyrics of the song Humain l rsquo Eau which created by a French Belgian rapper named Stromae will be discussed using the ecocritical approach, a branch of literature that studies cultural products such as texts, films, commercials, songs, and any other media that provides a picture of the human relationship with the environment. Results of the analysis showed that the lyrics of the song contains several environmental issues in a variety of dimensions such as the treath of global warming, the current wave of industrialization and modernization which cause environmental damage, and the domination of the developed countries in the fields of politics, economics, and culture, as well as the reaction given by the marginalized group in dealing with environmental problems that exist nowadays. "
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Indri Sulastri
"Artikel ini berfokus pada isu lingkungan alam yang ditampilkan dalam lagu Respire karya Mickey 3D. Dalam artikel ini, lagu Respire akan dibahas menggunakan pendekatan ekokritik, sebuah cabang dari sastra yang mempelajari produk budaya seperti teks, film, iklan, lagu, serta media lainnya yang memberikan potret tentang hubungan manusia dengan lingkungan.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori analisis struktural dan analisis semiotika melalui analisis aspek semantik dan pragmatik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan melakukan analisis pada lirik lagu.
Hasil analisis menunjukkan bahwa lirik lagu ini membahas isu lingkungan alam dalam berbagai permasalahan berbeda, yakni kerusakan alam akibat perbuatan manusia, gambaran lingkungan ideal yang hilang di masa depan, dan masalah lingkungan yang sulit diperbaiki karena keadaan alam semakin parah.

This article focuses on natural environmental issues featured in the song Respire, written by a rock music group named Mickey 3D. In this article, the song Respire will be discussed using the ecocritical approach, a branch of literature that studies cultural products such as texts, films, commercials, songs, and other media that provides a picture of the human relationship with the environment.
The theory used in this study is the structural analysis and semiotic analysis theory through analysis of semantic and pragmatic aspects. The method used in this study is a qualitative method by analizing the song lyrics.
Results of the analysis show that the lyrics of the song contains several environmental issues, namely nature damage caused by human actions, the ideal picture of the environment lost in the future and environmental problems that are difficult to repair.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fakhry Aditya
"Penelitian ini membahas mengenai representasi dan makna simbolik akan penanda traumatis terhadap anak yang mengalami kekerasan oleh orangtuanya dalam lirik lagu Vatertag karya Casper. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi kondisi emosi sang anak yang mengalami kekerasan dari orangtuanya yang direpresentasikan dalam lirik lagu ini. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan data berupa ekstraksi data yang telah diambil dari lagu Vatertag. Sedangkan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori interaksi simbolik yang dikemukakan oleh Herbert Blumer dan teori representasi yang dikemukakan oleh Stuart Hall.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa penanda trauma dalam lirik lagu tersebut yang dapat mewakili keadaan psikologis anak yang mengalami kekerasan dari orangtuanya. Perilaku-perilaku yang ditunjukkan sosok ayah dapat mematahkan gambaran ideal tentang konsep ayah atau bahkan konsep orangtua bahwa mereka adalah sosok yang seharusnya merawat, melindungi dan mendidik anak sehingga menjadi sosok kebanggaan dan kepercayaan anaknya.

This research aims to study the representation and symbolic meaning of traumatic signs towards children who experiences child abuse from their parents contained in the lyrics of the song Vatertag by Casper. The purpose of this study is to identify the emotional condition of a child whose a victim of child abuse. The research method used in this study is qualitative method with data extraction from the song Vatertrag as the main data. Whereas the theories that used in this study are the symbolic interaction theory by Herbert Blumer and the representation theory by Stuart Hall.
The results of this study indicate that there are some traumatized signs in the lyrics of the song that can represent the psychological state of children who experience violence from their parents. Behaviors shown by the father figure can break the ideal figure of the father concept or even the parent concept that should take care, protect and educate their child so that they become a figure of pride and reliance of their child.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Idzni Lutfiputri
"Artikel ini membahas kesetaraan sosial yang terdapat dalam lirik lagu ?Tous Les Mêmes? karya La Fouine. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan tekstual. Tujuan dari penelitian ini adalah menunjukkan isu kesetaraan sosial melalui makna yang terkandung dalam lirik lagu. Melalui lirik lagu yang banyak mengungkap persamaan-persamaan yang dimiliki setiap manusia, isu kesetaraan ditampilkan tidak sebagai kondisi yang ada dalam masyarakat, melainkan sebagai suatu impian yang dicita-citakan.

This article discusses social equality contained in the lyrics of ?Tous Les Mêmes? song by La Fouine. This study is a qualitative research with textual approach. The purpose of this study is to show the issue of social equality through the meaning contained in the lyrics. Through lyrics that reveal similarities as human being, the issue of equality is not shown as the condition exist in the community, but as a dream desired.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Rosmalia Octaviyani
"Sama halnya dengan puisi, lirik lagu terbangun atas unsur-unsur kebahasaan di dalamnya. Stilistika adalah salah satu cabang linguistik yang dapat digunakan untuk mengetahui unsur-unsur kebahasaan seperti gaya bahasa dan diksi dalam lirik lagu. Salah satu grup musik dengan lirik yang banyak mengandung gaya bahasa dan diksi adalah Letto. Berdasarkan pemaparan Gorys Keraf mengenai gaya bahasa dan diksi, ditemukan gaya bahasa retoris, kiasan, repetisi, kata denotatif, konotatif, umum, khusus, dan indira dalam lirik lagu Letto. Gaya bahasa dan dikti tersebut digunakan untuk menambah nilai estetika, memberikan penekanan akan gagasan yang ingin disampaikan, menciptakan keindahan bunyi, dan sebagai media penyampai citraan dalam lagu.

Same as poetry a song lyric is built by language elements Stylistic is one of linguistics branches that can be used to find the language elements in song lyrics One of music group who has song lyrics with many language elements is Letto According to Gorys Keraf's explanation about language style and diction we can find the rhetorical style figures style repetition style denotative connotative general special and Indira words in Letto's song lyrics The language style and diction are used to add aesthetic value to give an accentuation of the idea to creating beautiful sound and as a medium messenger of song image "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S55373
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Meilysa
"Lagu sebagai salah satu produk seni musik kerap digunakan sebagai wadah penyampaian isi pikiran dan perasaan penciptanya, dengan memanfaatkan komponennya yaitu lirik. Bersamaan dengan dipahaminya konteks, gaya penulisan dan penggunaan diksi dalam lirik lagu menimbulkan efek tertentu yang bervariasi pada setiap pendengarnya. Dengan berporos pada semantik dan Model Komunikasi Roman Jakobson sebagai teori penelitian, penelitian ini bertujuan menganalisis makna lirik dalam album berjudul `442` karya salah satu penulis lirik yang dianggap paling legendaris di Rusia bernama Dolphin, dan mengkategorikannya ke dalam klasifikasi makna asosiatif Geoffrey Leech. Metode penelitian yang digunakan ialah kualitatif-deskriptif dengan teknik studi kepustakaan. Berdasarkan analisis lirik tujuh lagu dalam album, disimpulkan bahwa lirik semua lagu mengandung kelima jenis makna asosiatif Leech, yaitu makna sosial, makna afektif, makna reflektif, makna kolokatif, serta makna konotatif yang memiliki komposisi terbanyak.

Song as one of music art`s products is often employed as a place to convey the thoughts and feelings of its creators, by utilizing its component, namely lyrics. Along with understanding the context, the style of writing and the use of diction in song lyrics cause certain effects that vary on each of its listeners. By pivoting on semantics and Roman Jakobson`s Model of Communication as this study`s theories, this study aims to analyze the meanings of the lyrics in an album titled `442` by one of the said most legendary lyricists in Russia named Dolphin, and categorize them into Geoffrey Leech`s classification of associative meaning. The method used in this study is qualitative-descriptive with literature study techniques. Based on the analysis on the lyrics of the seven songs in the album, conclusions were drawn that the lyrics of all songs contain all five types of Leech`s associative meaning, namely social meaning, affective meaning, reflective meaning, collocative meaning, and connotative meaning that has the most compositions.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Aziz Mazaya
"Penelitian ini membahas mengenai metafora dalam lirik lagu “Loveletter” Karya Yoasobi menggunakan teori metafora Knowles dan Moon. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif dan menggunakan teknik analisis metafora oleh Knowles dan Moon, dan membagi metafora menjadi dua jenis, yaitu metafora konvensional dan metafora kreatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis metafora dan mencoba mendeskripsikan maksud, pesan, atau arti melalui metafora yang terdapat di dalam lirik lagu “Loveletter“ karya Yoasobi. Hasil dari analisis metafora dalam penelitian ini adalah terdapat 33 metafora yang berhasil teridentifikasi, dengan metafora konvensional dan metafora kreatif yang masing-masing berjumlah 16 buah. Metafora kreatif digunakan oleh Yoasobi untuk menyampaikan pesan dari lagu mereka dengan ungkapan-ungkapan metaforis yang unik atau jarang ditemukan di kehidupan sehari hari dan metafora konvensional digunakan sebagai alat untuk mengungkapkan pesan atau maksud dari lagu tersebut dengan menggunakan ungkapan-ungkapan metaforis yang lebih umum ditemukan baik di dalam karya sastra seperti cerpen maupun karya musik seperti lagu.

This study discusses metaphors in the lyrics of the song "Loveletter" by Yoasobi, using the metaphor theory of Knowles and Moon. The research was conducted using a qualitative method and the metaphor analysis techniques by Knowles and Moon, dividing metaphors into two types: conventional metaphors and creative metaphors. The aim of this research is to identify the types of metaphors and attempt to describe the meanings, messages, or significance conveyed through the metaphors found in the lyrics of "Loveletter" by Yoasobi. The results of the metaphor analysis in this study identified a total of 32 metaphors, with both conventional metaphors and creative metaphors have 16 each. Yoasobi using creative metaphors to convey unique or rarely found metaphorical expressions in everyday life, while conventional metaphors are employed as tools to express the message or intention of the song using more commonly encountered metaphorical expressions found in literary works such as short stories or musical compositions such as songs."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Gloria Febe Rendakasiang
"Setiap lirik dalam lagu mengundang persepsi bagi setiap pendengarnya. Lirik tidak hanya berupa rangkaian diksi yang membentuk makna, namun juga bisa merepresentasikan objek tertentu. Seiring dengan perkembangan lagu-lagu pop Korea Selatan, lagu Korea yang menggambarkan wanita menarik perhatian penulis untuk dikaji dalam ranah representasi. Dari penelitian terdahulu dijelaskan bahwa wanita yang digambarkan dalam lagu cenderung menunjukkan stereotip wanita sebagai pemuas kaum laki-laki. Dalam tulisan ini, objek penelitian difokuskan pada dua lagu, yaitu "Tomboy" oleh (G)I-DLE dan "Stereotype" oleh STAYC. Adapun rumusan penelitian ini mempertanyakan bagaimana representasi wanita dalam lagu "Tomboy" dan "Stereotype". Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan representasi wanita dalam lagu "Tomboy" dan "Stereotype" yang dianalisis melalui lirik lagu. Penelitian ini memakai metode deskriptif kualitatif, dengan teknik analisis tekstual dan menggunakan tiga kategori dikotomi sifat dan perilaku gender oleh Copenhaver (2002). Adapun hasil penelitian memperlihatkan bahwa representasi wanita pada objek penelitian condong pada representasi wanita non-stereotipikal. Sikap dan perilaku wanita dalam lirik lagu masuk pada dikotomi maskulin, namun juga mempertahankan sikap dan perilaku feminin. Rasio sikap dan perilaku feminin atau maskulin berbeda di antara kedua lagu, namun wanita direpresentasikan sebagai individu yang percaya diri, tidak takut untuk berterus terang, dan memiliki identitas tersendiri dalam kedua lagu.

Song lyrics invite certain perceptions to each of its listeners. Lyrics do not only form meaning through a series of words but may represent certain objects. With the development of South Korean pop songs, Korean pop songs that depict women became a point of interest to be studied under the field of representation. Previous studies explained that women depicted in song lyrics tend to stereotypically be shown as pleasers of men. In this study, two songs are focused on as objects of study, they are “Tomboy” by (G)I-DLE and “Stereotype” by STAYC. This study questions how women are represented in both “Tomboy” and “Stereotype”. The purpose of this study is to analyze the representation of women in “Tomboy” and “Stereotype” through its lyrics. The method used in this study is qualitative descriptive, using textual analysis and three categories of gender behaviors and characteristics dichotomy by Copenhaver (2002). The result of this study shows that women tend to be represented non-stereotypically. The behaviors and attitudes shown by women in the songs tended to fall into the masculine dichotomy, while still retaining feminine behaviors and attitudes. The ratio of masculine or feminine behaviors and attitudes differ between the two songs, however women are represented as individuals who are confident, not afraid of being blunt, and have their own identities in both."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Putri Indy Prasetyo
"Onomatope merupakan kata yang meniru bunyi hasil tangkapan indra pendengaran, sedangkan mimesis adalah kata dibuat untuk mengekspresikan gerakan atau peristiwa yang tidak bisa dirasakan oleh indra pendengar. Penggunaan onomatope dan mimesis banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari karena efektivitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan onomatope dan mimesis dalam lirik lagu Korea dengan menggunakan lirik lagu-lagu dari grup Ikon dan Stray Kids sebagai korpus penelitian. Penelitian ini berfokus pada satu rumusan masalah, yaitu bagaimana penggunaan onomatope dan mimesis dalam lirik lagu Korea. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif sekaligus, dengan metode analisis deskriptif komparatif terhadap penggunaan onomatope dan mimesis dalam lirik lagu-lagu grup Ikon dan Stray Kids. Penelitian menunjukan bahwa onomatope dan mimesis banyak digunakan dalam lirik lagu-lagu Korea dengan bentuk yang bervariasi, dan mimesis lebih banyak digunakan dibandingkan onomatope.

Onomatopoeia is a word that imitates the sound perceived by the sense of hearing, while mimesis is made to express movement or condition that can’t be received by the sense of hearing. The use of onomatopoeia and mimesis occurs frequently in everyday language use because of its effectiveness. This study aims to analyze the use of onomatopoeia and mimesis in Korean song lyrics by using Ikon and Stray Kids songs lyrics as the corpus. This study focuses on one problem formulation, how is the use of onomatopoeia and mimesis in Korean song lyrics. This study uses both quantitative and qualitative methods, with comparative descriptive design to analyze the use of onomatopoeia and mimesis in Ikon and Stray Kids songs lyrics. This study shows that onomatopoeia and mimesis are widely used in Korean songs lyrics with various forms, and mimesis is used more than onomatopoeia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Kehidupan sosial dan budaya pada masa orde baru menyimpan banyak ketidakberesan sosial yang terekam dalam ingatan sejarah politik Indonesia. Sedangkan upaya ekspresi pada masa itu tidak berjalan dengan baik akibat adanya represi pemerintah di berbagai aspek. Proses ekspresi ini dilakukan oleh Koes Plus dalm lirik lagu Tul Jaenak melalui bahasa Jawa dan nilai budaya yang terdapat di dalamnya. Untuk meninjau hal tersebut, penelitian ini menyoroti sejumlah rumusan meliputi :1) Bagaimana teori kritik Habermas menjelaskan proses emansipasi dan pencerahan yang dilakukan Koes Plus melalui  lagu “Tul Jaenak”? (2) Bagaimana resistensi dilakukan melalui lagu “Tul Jaenak” sebagai bentuk emansipasi dan pencerahan? Untuk menjawab rumusan penelitian tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi proses emansipasi dan pencerahan yang dilakukan Koes Plus melalui lagu “Tul Jaenak”, menggunakan teori kritisHabermas dan Resistensi Stuart Hall untuk melengkapi jawaban atas proses analisis yang searah. Sehingga penelitian ini dapat menghasilkan suatu jawaban mengenai sikap Koes Plus terhadap berupa isu ekonomi krisis beras, dan respon Koes Plus dalam realitas sosial melalui satuan lirik lagu “Tul Jaenak.

The social and cultural life of the New Order era contained many social irregularities that were neatly stored in the memory of Indonesian political history. Meanwhile, expression efforts at that time did not go well due to government repression in various aspects. Koes Plus carries out this expression process in the lyrics of the song Tul Jaenak through the Javanese language, and the cultural values ​​contained therein. The research question of this study include 1) How does Habermas' critical theory explain the process of emancipation and enlightenment carried out by Koes Plus through the song "Tul Jaenak"? (2) How is resistance carried out through the song "Tul Jaenak" as a form of emancipation and enlightenment? This study aims to identify the process of emancipation and enlightenment carried out by Koes Plus through the song "Tul Jaenak". This study uses Habermas' critical theory and Stuart Hall's resistance to complete the answer to a unidirectional analysis process. So that this research can produce an answer regarding Koes Plus' attitude towards the economic issue of the rice crisis and Koes Plus's response to social reality through the lyrical unit of the song "Tul Jaenak"."
[Depok;Depok, Depok]: [Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia;Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia], 2023
TA-pdf;TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>