Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 94624 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Annisa Candra Kirana
"Karya ilmiah ini membahas mengenai Perkembangan Puisi Arab pada Zaman Dinasti Abbasiyah. Metode yang digunakan dalam penulisan jurnal ini adalah metode studi pustaka dan metode deskriptif. Menurut Ahmad Asy-Syayib, puisi Arab adalah ucapan atau tulisan yang memiliki wazan atau bahr (mengikuti prosodi atau ritme gaya lama) dan qafiyah (rima akhir atau kesesuaian akhir baris/satr) serta unsur ekspresi rasa dan imajinasi yang harus lebih dominan dibanding prosa. Puisi atau syair sangat penting kedudukannya di dunia Arab. Pada masa Dinasti Abbasiyah puisi berkembang dengan pesat. Hal ini disebabkan adanya dukungan dari para khalifah, semakin tinggi nilai sebuah puisi maka semakin tinggi pula kedudukan penyair tersebut. Penyair-penyair hebat banyak bermunculan pada masa ini, seperti: Abu Tamam, Al-Mutanabbi, dan Al-Buhturi. Karakteristik puisi pada zaman ini tidak berbeda jauh dibandingkan pada masa-masa sebelumnya. Terjadinya percampuran kebudayaan antara kebudayaan Arab dengan kebudayaan non-Arab menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi puisi. Pada zaman Abbasiyah, para penyair terutama keturunan non-Arab memperkenalkan beberapa wazan baru yang sesuai dengan puisi Arab. Wazan baru ini terbagi menjadi dua, yaitu wazan yang diubah dari wazan lama dan wazan asing atau buhur lama. Di masa ini, terdapat tema-tema puisi baru, seperti tema pemujaan arak, ghazal lelaki, zuhud, syu’ubiyyah, dan tema zandaqah.

This paper discusses about the development of Arabic Poetry in the Age of the Abbasid dynasty. The method used in writing this journal is book study method and descriptive method. According to Ahmad Ash-Syayib, Arabic poetry is spoken or written that has wazan or bahr (follow the prosody or rhythm of the old style) and qafiyah (rima end or suitability end of line / satr) as well as elements of the expression of flavor and imagination should be more dominant than prose. Poetry or syair has very important position in the Arab world. During the Abbasid dynasty poetry thrived. This is due to the support of the caliphs, the higher the value of a poem, the higher the position of the poet. Many great poets to emerge during this period, such as: Abu Tamam, Al-Mutanabbi and Al-Buhturi. Characteristics of poetry in this era is not much different than inprevious times. The cultural cauldron of Arab culture with non-Arab cultures became one of the factors that influence the poetry. In the Abbasid era poets mainly non-Arab descent introduces several new wazan that correspond to Arabic poetry. This new wazan divided into two, namely wazan converted from old wazan and foreign wazan or old buhur. At this time, there are themes of new poems, such as the theme of the cult wine, ghazal man, ascetic, syu'ubiyyah and zandaqah theme.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Diajeng Ghassani Febriannisa Pamungkas
"Puisi Arab telah ada sejak zaman Jahilliyah hingga zaman Modern. Tema-tema puisi berkembang dari zaman ke zaman dan berubah makna seiring dengan berkembangnya zaman itu. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan puisi Ghazal zaman Abassiah dengan puisi-puisi di zaman Jahilliah, Permulaan Islam, dan Umayyah, juga untuk medeskripsikan hal-hal apa saja yang membuat perubahan makna tema puisi dari zaman ke zaman. Pengumpulan data dengan menggunakan metode studi pustaka. Metode studi pustaka digunakan dengan mengumpulkan data secara kualitatif yang kemudian data tersebut dikelompokkan kepada data primer dan sekunder. Hasilnya ditemukan bahwa perubahan makna yang terjadi dalam tema puisi dari zaman ke zaman disebabkan karna ada nya faktor lingkungan masyarakat juga sistem kepemerintahan/ kepemimpinannya.

Arabic poetry has been around since Jahilliyah era to Modern era. The themes of poetry evolved over time and changing the meaning along with the development of that era. This research is a qualitative descriptive study aimed to describe what distinguishes poetry Ghazal Abassiah era with poetry at age Jahilliah, onset of Islam and the Umayyad, also for description the things what makes Ghazal theme changed meaning over time. Fetching data has commenced and using literature method. Literature method used was a qualitative data collection and then the data is grouped to the primary and secondary data. The results found it changes that occur in the meaning of poetry themes over time due to environmental factors, especially the system of governance / leadership.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Apriliani
"Jurnal ini mengkaji gambaran estetika puisi pada zaman Jahiliyah melalui puisi al-madah dan al-hikmah karya Zuhair bin Abi Sulma. Gambaran estetika ini dapat dilihat dari segi intrinsik dan ekstrinsik yang terdapat dalam puisi ini. Penulis menggunakan metode kualitatif dengan studi literatur kepustakaan,yaitu mengumpulkan data dan menganalisisnya. Hasil analisis data menyimpulkan bahwa nilai estetika puisi al-madah dan al-hikmah karya Zuhair bin Abi Sulma termasuk dalam kategori yang tinggi, dan hampir dapat disamakan dengan puisi karya penyair terkenal yang sezaman, seperti Umru al-Qais dan an-Nabighah az-Zibyani.

This journal discusses about the aesthetic value of the jahiliyah era in madah and hikmah poems by Zuhair bin Abi Sulma. This aesthetic value is visible from intrinsic and extrinsic side in this poems. The authors using qualitative methods with literature study, that is collected data and analyze. The results of data analyze concluded that aesthetic value of madah and hikmah poetry by Zuhair bin Abi Sulma included in high category. Almost be equated with poems by famous poet in the same era, such as Umru al-Qais and an-Nabighah az-Zibyani.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad
"Jurnal ini membahas tentang analisis puisi al-ghazal karya Basysyar ibn al-Burd. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan unsur intrinsik dan ekstrinsik dari puisi Al-Ghazal. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Kesimpulan penelitian ini bahwa puisi al-Ghazal karya Basysyar ibn al-Burd adalah ungkapan dan cermin dialog cinta yang terjadi antara dia dan wanita yang dirindukannya.

This Thesis discusses about poetry analyze al-ghazal by Basysyar ibn al-Burd. The purpose of this study desrcibe about intrinsic and extrinsic of poetry al-ghazal. This research use qualitative methods. The conclusion of this analysis is that love the expression and makeup dialogue that took place between him and the woman to his heart."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fiqih Zakiyah
"Bangsa Arab merupakan yang pandai membuat karya sastra terutana puisi. Puisi sudah dikenal oleh masyarakat Arab sejak zaman jahiliah hingga modern. Salah satu penyair terkenal zaman jahiliah adalah Maimun Aʻsya bin Qaisi (ميمون أعشى بن قيس) dikenal dengan sebutan Aʻsya Qaisi dengan puisi yang bertemakanMadaḥ (pujian). Puisi ini dibuat ketika Aʻsya memuji kedermawanan Muhallik kepada tamunya.Tujuan dari penelitian ini adalah menunjukan unsur instrinsik dan ekstrinsik puisi pada puisi madaḥ karya Aʻsya Qaisi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan analisis struktur dan pendekatan secara objektif. Puisi mahdah karya Aʻsya Qaisi memiliki kelebihan yaitu keindahan kata-kata yang digunakan dengan mengguanakan majas simile atau pengulangan kata-kata. Puisi tersebut merupakan puisi zaman jahiliah sehingga masih terikat dengan aturan puisi seperti wazan atau Bahr.

Arab is a nation blessed with citizens talented in literature, especially poem. Poem has been known by Arabian people since the Jahiliah era up until this modern era. One of the most famous poets in Jahiliah era is Maimun Asya bin Qaisi (ميمون أعشى بن قيس). Also known as Aʻsya Qaisi, he made poems with Madaḥ (praise to God) theme. His poems are made when Aʻsya praised the generosity of Muhallik (Allah the Almighty) in front of his guests. The goal of this research is to show the intrinsic and extrinsic elements of Madaḥ poem in Aʻsya Qaisi’s works. The method used in this research is qualitative method with a structural analysis and an objective approach. Aʻsya Qaisi’s Mahdah poems have distinguishing feature. The words are chosen and arranged beautifully by using simile or repetition. Since they are made in Jahiliah era, the poems were using the era’s rule of how poems should be like, for instance like Wazan or Baḥr.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nidya Deviani Hudaya
"Karya ilmiah ini menganalisis salah satu syair dari Al-Khansa, seorang penyair dari zaman Islam. Bangsa Arab merupakan bangsa yang sangat menyukai syair. Dalam sejarah masyarakat Arab, syair memiliki peranan penting karena merupakan salah satu seni yang paling indah dan dimuliakan bangsa Arab. Bangsa Arab memiliki banyak penyair-penyair terkenal yang terbagi dalam berbagai zaman, salah satunya zaman Islam. Karya ilmiah ini mengkaji aspek linguistik, retorika dan tipologi syair dari salah satu penyair zaman Islam yaitu Al-Khansa dengan menggunakan metode deskriptif analisis untuk menjabarkan kerangka teori dan menggunakannya sebagai acuan dasar untuk menganalisis syair.

This paper analyzes one of the poems from Al-Khansa, a poet of the Islamic era. Arabs is a nation that is very fond of poetry. In the history of Arab society, poetry has been being an important role because it is one of the most beautiful arts and glorified of the Arabs. The Arabs had many famous poets that are divided into various ages, one of which Islamic era. This paper examines aspects of linguistics, rhetoric and typology of one of the poetry of the Islamic era poets, Al-Khansa by using descriptive analysis to describe the theoretical framework and to use it as a baseline for analyzing poetry.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Soffah
"Skripsi ini membahas puisi yang dibuat oleh penyair zaman Jahiliyah, Nâbigah aż-Żibyânî. Puisi iʻtiżâr termasuk ke dalam kategori puisi Arab Klasik karena dibuat pada zaman Jahiliyah. Beberapa ciri khas puisi Arab Klasik adalah menyesuaikan pada wazan atau baḥr, qâfiyah, bahasanya jelas, singkat dan padat, tidak memakai kata-kata asing dan tidak pasaran. Selain itu, diungkapkan pula unsur-unsur yang memperindah bahasa dalalm puisi melalui analisis struktur dan isi.

This undergraduate thesis is explaining about the poem written by poet in Jahiliyah era, Nâbigah aż-Żibyânî. The iʻtiżâr poetry of Nâbigah aż-Żibyâni is categorized into Classical Arabic poetry because it was made in Jahiliyah era. Classical Arabic poetry is usually adopted to wazan or baḥr, qâfiyah, the meanings are clear, concise, dense, and never using foreign words and independent. In addition, its also expressed the things that make the language in this poem atractive by means of the structure analysis and its content."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S47280
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Arini
"Puisi yang menjadi pembahasan utama dalam artikel ini adalah puisi satire karya Jarir ibn Athiyyah ibn Khathfy. Jarir adalah seorang penyair zaman Bani Umayyah yang menjadi salah satu penyair terkenal ketika itu. Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan unsur intrinsik dan ekstrinsik puisi satire karya Jarir dengan menggunakan metode studi literatur kepustakaan dan analisis struktural. Unsur intrinsik meliputi analisis struktur bathin dan struktur fisik. Struktur bathin membahas mengenai tema dan emosi. Struktur fisik membahas tifografi, tokoh, diksi, dan majas. Sedangkan unsur ekstrinsik membahas hubungan penyair dengan kondisi masyarakat pada saat itu. Puisi satire Jarir ibn Athiyyah ibn Khathfy adalah puisi ejekan yang ditujukan kepada lawannya.

The primary source of this article is satire poems written by Jarir ibn Athiyyah ibn Khathfy. Jarir is a poet in Umayyah era who became one of the famous poets at the time. This article aims to elaborate the intrinsic and extrinsic features of satire poems written by Jarir through the method of literary studies and structural analysis. The intrinsic features is analysis inner structure and physical structure. The inner structure of the poem that discusses the theme and emotion. Physical structure discusses typhography poetry, figure, diction, and figure of speech. While the extrinsic feature discusses poet relationship with the state of society at that time. Satire poems Jarir ibn Athiyyah ibn Khathfy a poem aimed at his opponent's taunts."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Falen Hamzah Al Agil
"Penelitian ini berfokus pada evaluasi kemampuan fitur terjemahan Instagram dalam menerjemahkan puisi Arab Islam, sebuah genre sastra yang kaya akan nuansa linguistik dan konteks budaya. Menggunakan metodologi kualitatif, penelitian ini melakukan analisis komparatif antara terjemahan otomatis yang dihasilkan oleh Instagram dan terjemahan manual. Hasil penelitian mengungkap bahwa, meskipun berguna, fitur terjemahan Instagram sering kali gagal menangkap esensi penuh puisi Arab Islam, dengan kesalahan signifikan dalam memahami konteks dan nuansa bahasa. Kesalahan ini meliputi ketidakakuratan dalam menerjemahkan kata-kata kunci dan kesulitan dalam menginterpretasikan makna yang lebih dalam yang sering kali terikat erat dengan konteks budaya dan historis. Studi ini menyoroti keterbatasan teknologi terjemahan otomatis dalam menghadapi teks yang kompleks dan berlapis, menunjukkan pentingnya sumber-sumber tambahan seperti terjemahan manual dan pengetahuan budaya dalam memahami puisi. Rekomendasi penelitian ini menekankan pada penggunaan fitur terjemahan Instagram sebagai alat bantu awal untuk pemahaman dasar teks, dan tidak sebagai sumber utama. Temuan ini membuka wacana penting mengenai kebutuhan pengembangan teknologi terjemahan yang lebih sensitif terhadap konteks budaya dan linguistik, serta pentingnya pendekatan yang lebih manusiawi dan kontekstual dalam proses penerjemahan. Penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam bidang linguistik terapan, terjemahan, dan studi media sosial.

This study focuses on evaluating the effectiveness of Instagram's translation feature in translating Islamic Arabic poetry, a literary genre rich in linguistic nuances and cultural context. Utilizing a qualitative methodology, this research conducts a comparative analysis between automatic translations generated by Instagram and manual translations. The findings reveal that, while useful, Instagram's translation feature often fails to fully capture the essence of Islamic Arabic poetry, with significant errors in understanding context and linguistic nuances. These errors include inaccuracies in translating key words and difficulties in interpreting deeper meanings often closely tied to cultural and historical contexts. This study highlights the limitations of automatic translation technology in dealing with complex and layered texts, demonstrating the importance of additional resources such as manual translations and cultural knowledge in understanding poetry. The recommendations of this study emphasize the use of Instagram's translation feature as an initial tool for basic text comprehension, and not as the primary source. These findings open an important discourse on the need for the development of translation technology more sensitive to cultural and linguistic contexts, as well as the importance of a more human and contextual approach in the translation process. This research provides a significant contribution to the fields of applied linguistics, translation, and social media studies."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Syakir, Ahmad Muhammad
"Buku ini berisi kumpulan puisi Arab atau syair sebanyak 130 qasidah. Puisi-puisi tersebut disyarahkan oleh lima orang tokoh yakni Abu Muhammad al-Anbari, Abu Ja'far Ahmad ibn Muhammad, Abu Ali Ahmad ibn Muhammad al-Marzuqi, Abu Zakariya Yahya ibn Ali al-Tabrizi, dan Abu al-Fadl Ahmad ibn Muhammad al-Maydani."
Kairo : Dar al-Ma`arif, 1952
ARA 892.710 9 SYA m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>