Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 126874 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rani Ardina
"ABSTRAK
Nama : Rani ArdinaProgram Studi : Magister Ilmu KeperawatanJudul : Hubungan Dukungan Sosial dengan Status Gizi Remaja di Wilayah Kerja Puskesmas Jagakarsa Proses pertumbuhan dan perkembangan pada masa remaja menyebabkan kebutuhan asupan nutrisi melalui makanan yang lebih besar dari masa anak-anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan sosial dengan status gizi remaja. Desain yang digunakan deskriptif korelasional pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dengan stratified random sampling 107 remaja SMP kelas 7 dan 8. Studi ini mengkaji dukungan sosial yang bersumber dari orangtua dan teman sebaya dengan status gizi remaja IMT/U . Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata usia remaja 12,62, berjenis kelamin perempuan 57 , pendidikan terakhir ibu lebih banyak SMA 49,5 , paling banyak remaja dari keluarga dengan pengahasilan lebih dari UMR 78,5 . Dukungan sosial kurang lebih banyak dari dukungan sosial baik 51,4 . Berdasarkan bentuk dukungan, dukungan informasi lebih banyak yang dirasakan baik 67,3 , dukungan emosi lebih banyak dirasakan kurang 53,3 , dan dukungan instrumental lebih banyak baik 57 . Tidak terdapat hubungan bermakna antara dukungan sosial dengan status gizi remaja p> 0,005 , namun secara klinis dapat meningkatkan peluang status gizi normal pada remaja OR=1,176; 95 CI =0,529-2,614 . Banyaknya faktor yang berpengaruh terhadap status gizi juga berpengaruh terhadap perilaku pemenuhan gizi pada remaja. Disarankan agar dukungan sosial yang berasal dari keluarga dan teman sebaya perlu dikembangkan agar dapat meningkatkan perilaku kesehatan remaja. Kata Kunci: dukungan sosial, remaja, status gizi

ABSTRACT
Name Rani ArdinaStudy Programe Master Programe In Nursing ScienceTitle The Relationships Between Social Support and Nutritional Status among Adolescent in Area of Puskesmas Jagakarsa The process of growth and development during adolescence leads to the need of nutrients through greater food intake than that in childhood. This study aimed to determine the relationships between social support and nutritional status among adolescents in Jagakarsa, South Jakarta. The design was a descriptive correlational with cross sectional approach. A total sample of 107 adolescents of junior high school grade 7 and 8 were selected using stratified random sampling .The results showed that the average age of adolescents was 12.62, female was 57 , the mother who graduated from senior high school were more than 49.5 , families were more from minimum wage were 78.5 . Social support less were more social support good 51.4 . Based on the form of social support, information support were more good 67.3 , emotional support less were more from emotional support good 53.3 , and the instrumental support good were more 57 . There was no significant relationships between social support and nutritional status of adolescents p 0.005 , but social support could notably increase the chances of normal nutritional status in adolescents OR 1.176 95 CI 0.529 to 2.614 . Many factors affected the nutritional status also affected the nutrition behaviors in adolescents. It is recomended that social support from parent and peer can be develop to increase adolescent healthy behaviours.Key word social support, adolescent, nutritional status"
2017
T47006
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maula Maratus Solikhah
"ABSTRAK
Nama:Maula Maratus Solikhah Program Studi :Magister Keperawatan, Peminatan Komunitas Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas IndonesiaJudul:Hubungan Dukungan Keluarga dengan Efikasi Diri Klien Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Jagakarsa Jakarta Selatan Pengobatan Tuberkulosis TB membutuhkan dukungan dari keluarga dan efikasi diri yang baik mengingat jangka waktu pengobatan minimal 6 bulan sehingga klien TB dapat menjalani pengobatan secara lengkap dan sembuh. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan dukungan keluarga dengan efikasi diri klien TB. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Pengambilan sampel dengan purposive sampling untuk menentukan 99 klien TB di wilayah kerja Puskesmas Jagakarsa Jakarta Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 64,6 responden beusia 18-40 tahun, 50,5 berjenis kelamin laki-laki, 74,7 status menikah, 86,9 tidak merokok, 38,4 responden tidak bekerja dan tidak berpenghasilan. Terdapat hubungan dukungan keluarga dengan efikasi diri p value 0.004, ?: 0.05 . Klien TB yang kurang mendapatkan dukungan keluarga memiliki risiko 3,556 kali untuk memiliki efikasi yang kurang setelah dikontrol oleh tingkat pendidikan. Penelitian ini merekomendasikan pemberdayaan keluarga untuk memaksimalkan dukungan keluarga kepada klien TB dalam rangka meningkatkan efikasi diri. Kata kunci: Tuberkulosis, dukungan keluarga, efikasi diri

ABSTRACT
Nama Maula Mar rsquo atus Solikhah Program Studi Master in Nursing, Community Health Nursing SpecializationJudul The Relationship between family support and self efficacy of Tuberculosis Client in Puskesmas Jagakarsa Jakarta Selatan Treatment of Tuberculosis TB requires at six month periods so it needs of family support and self efficacy to complete TB treatment. The purpose of this study to determine the relationship of family support with self efficacy of TB clients. This study used cross sectional design. Sampling with purposive sampling with 99 clients TB in Puskesmas Jagakarsa. The results showed that 64.6 of respondents were 18 40 yearsold, 50,5 were male, 74.7 were married status, 86,9 do not smoke, 38.4 unemployment and did not income. There is a relationship of family support with selfefficacy p value 0.004, 0 05 . clients who lack family support at risk 3,556 to have lack of self efficacy after being controlled by the level of education. The study recommends the empowerment of family to maximize family support for TB client in order to increase self efficacy. Keywords Tuberculosis, family support, self efficacy "
2017
T48932
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Febriana
"Kesehatan reproduksi remaja perlu mendapakan perhatian berbagai pihak, Namun remaja belum memanfaat kan pelayanan kesehatan secara berkualitas karena kurang dukungan keluarga dan \pengetahuan tentang fasilitas pelayanan kesehatan reproduksi yang tersedia. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi hubungan dukungan keluarga terhadap kualitas pemanfaatan layanan kesehatan reproduksi remaja. Metode penelitian menggunakan desain deskriftif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel sebanyak 370 orang remaja di wilayah kerja Puskesmas Martapura 1 yang diambil secara acak. Data dianalisis menggunakan uji univariat, bivariat dan multivariat menggunakan korelasi spearman. Hasil penelitian menunjukan ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan pemanfaatan layanan kesehatan reproduksi remaja. Hasil penelitian ini merekomendasikan agar keluarga memberikan dukungan kepada remaja baik dukungan informasional, emosional, instrumental maupun penilaian untuk meningkatkan pemanfaatan layanan kesehatan reproduksi, dan perawat berperan penting untuk meningkatkan sosialisasi kepada orangtua dan remaja melalui kunjungan rutin kepada keluarga dengan remaja untuk memberikan edukasi mengenai kesehatan reproduksi dan pentingnya pemanfaatan layanan kesehatan reproduksi
dolescent reproductive health needs to get the attention of various parties, but adolescents have not utilized quality health services because of lack of family support and knowledge of available reproductive health care facilities. The purpose of this study is to identify the relationship of family support to the quality of utilization of adolescent reproductive health services. The research method uses descriptive correlational design with cross sectional approach. A sample of 370 teenagers in the work area of ​​ Martapura 1 health center was taken randomly. Data were analyzed using univariate, bivariate and multivariate tests using spearman correlation. The results showed that there was a significant relationship between family support and the quality of utilization of adolescent reproductive health services. The results of this study recommend that families provide support to adolescents both informational, emotional, instrumental and assessment support to improve the use of reproductive health services, and nurses play an important role in increasing socialization to parents and adolescents through regular visits to families with adolescents to provide education on reproductive health and the importance of using reproductive health service"
2019
T52931
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiji Saraswati
"Dukungan sosial keluarga merupakan bentuk dukungan yang diberikan oleh keluarga agar klien TB merasa nyaman, dicintai, dihargai, dan diperhatikan sehingga klien TB termotivasi untuk mematuhi pengobatan yang sedang dijalaninya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dukungan sosial keluarga terhadap klien TB Paru yang berobat di Poli Paru Puskesmas Kecamatan Jagakarsa. Metode deskriptif dengan total sampling diterapkan pada penelitian ini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan yang baik dari masing-masing jenis dukungan. Jenis dukungan instrumental memiliki rata-rata dukungan tertinggi (25,51%). Oleh karena itu disarankan Puskesmas Kecamatan Jagakarsa untuk mengembangkan dukungan instrumental untuk meningkatkan motivasi dan kepatuhan berobat klien TB.

A family social support is a form of support provided by the family to make TB clients feel comfortable, loved, respected, and noted that clients are motivated to adhere to TB treatment. This study aims to describe family social support for TB clients who seek treatment at Jagakarsa Health Center. A descriptive with total sampling method applied in this study.
The results showed good support from each type of support. The instrumental support had the highest average score (25.51%). It is therefore recommended Jagakarsa Health Centers develop instrumental support guidance to enhance client motivation and adherence to TB treatment.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43594
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hutami Fitri Widhiyanti
"Proporsi lansia bertambah lebih cepat dibandingkan dengan kelompok usia lainnya, di Indonesia terlihat kenaikan persentase lansia pada tahun 2000 (7,18%) menjadi 7,58% pada tahun 2011. Kehilangan gigi merupakan salah satu faktor penyebab gangguan asupan gizi pada lansia. Terdapat 44,7% pralansia dan lansia yang menderita gizi lebih serta 51,7% yang mengalami gizi kurang di Puskesmas Tugu, melebihi angka nasional penduduk dewasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara jumlah kehilangan gigi, status oklusi, pemakaian gigi tiruan, dan asupan makanan dengan status gizi pada pralansia dan lansia di wilayah kerja Puskesmas Tugu. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 151 orang pralansia (45-59 tahun) dan lansia (> 60 tahun) dan dipilih dengan simple random sampling. Tempat dan waktu penelitian di posbindu di bawah wilayah kerja Puskesmas Tugu bulan Mei 2016. Data diperoleh dengan pemeriksaan gigi dan mulut, pengukuran antropometri, dan wawancara kuesioner semi FFQ. Dari hasil analisis chi square diperoleh hasil bahwa ada hubungan signifikan antara jumlah kehilangan gigi (p = 0,001) dan status oklusi (p = 0,003) terhadap status gizi, sedangkan tidak terdapat hubungan yang signifikan (p>0,05) antara umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan asupan makanan terhadap status gizi pralansia dan lansia di bawah wilayah kerja Puskesmas Tugu. Terdapat hubungan signifikan antara jumlah kehilangan gigi dan status oklusi terhadap status gizi pralansia dan lansia di bawah wilayah kerja Puskesmas Tugu.

Elderly population increased faster than any other age groups around the world. Indonesia showed that the percentage of elderly was increased in 2000 was 7.18%, and in 2011 increased to 7.58%. Missing teeth was one of the factors causing disruption of nutrient intake in elderly population. There were 44.7% pre elderly and the elderly who suffers from overweight and 51.7% suffers from malnutrition in Puskesmas Tugu, exceeding the average of national adult population. This study aimed to determine the relationship between the number of missing teeth, occlusion status, the use of denture, and food intake with nutritional status in pre elderly and elderly in Puskesmas Tugu. This was across sectional study with 151 samples of pre elderly (45-59 years) and elderly (> 60 years) and were selected by simple random sampling. The place and time of the study is at Posbindu in Puskesmas Tugu in May 2016. Data obtained by intraoral examination, anthropometric measurements, questionnaires and interviews semi FFQ. Chi square analysis showed that there was a significant relationship between the amount of missing teeth (p = 0.001) and occlusion status (p = 0.003) on nutritional status, whereas there was no significant correlation (p> 0.05) between age, gender, level of education, employment, and food intake on nutritional status pre elderly and elderly at Puskesmas Tugu in 2016. There is a significant correlation between the number of missing teeth and occlusion status on the nutritional status of the elderly pralansia under Puskesmas Tugu"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shifa Fauzia
"Skripsi ini membahas mengenai status gizi ibu sebelum maupun selama kehamilan; karakteristik sosiodemografi ibu, karakteristik bayi, dan berat lahir bayi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan berat lahir bayi di Puskesmas Tarogong Kabupaten Garut tahun 2011-2012. Penelitian ini merupakan penelitian analitis deskriptif dengan desain cross sectional dan pendekatan kuantitatif. Uji statistik yang digunakan adalah uji chi square. Hasil penelitian dari 373 data ibu melahirkan memperlihatkan bahwa rata-rata berat lahir adalah sebesar 3069.03 gram dan proporsi bayi yang lahir dengan berat <3000 gram sebesar 35.9%.
Hasil uji bivariat memperlihatkan adanya hubungan antara status gizi ibu (berat badan pra hamil, tinggi badan, pertambahan berat badan selama kehamilan), karakteristik ibu (paritas), dan karakteristik bayi (jenis kelamin) dengan berat lahir bayi <3000 gram. Indikator status gizi ibu dan karakteristik lainnya (IMT pra hamil, ukuran LILA, usia, dan pendidikan) tidak terbukti berhubungan secara statistik.

This paper discussed about maternal nutritional status and the others factors that theoretically have association with birth weight. The purpose was to know whether those factors have or do not have association with birth weight in Puskesmas Tarogong Kabupaten Garut ‘s population in 2011-2012. This research was analytic descriptive quantitative using cross sectional design and chi square method.
The results of this research showed that mean birth weight were 3069.03 gram and proportion of birth weight <3000 gram was 35.9%. There were a significant association between pre-pregnancy weight, height, pregnancy weight gain, parity, and infant's sex, with birth weight <3000 gram. However, there were no significant statistical association between pre-pregnancy BMI, mid upper arm circumference, maternal age, and maternal education with birth weight.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S46046
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Kusumawati
"Perilaku gizi seimbang merupakan praktik pemberian aneka ragam makanan balita dengan menyertakan prinsip perilaku hidup bersih, aktifitas fisik dan mempertahankan berat badan normal. Penerapan perilaku gizi seimbang pada ibu diharap mampu mempercepat perbaikan gizi masyarakat Kemenkes,2014. Kejadian balita malnutrisi masih menjadi masalah prioritas pada negara berkembang seperti Indonesia. Provinsi Banten memiliki angka balita kurus 7.3 melebihi angka nasional 6.8.
Tujuan penelitian menilai hubungan antara perilaku gizi seimbang dengan status gizi balita di kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang Provinsi Banten. Penelitian menggunakan desain studi cross sectional melibatkan 200 sampel ibu yang memiliki balita. Perilaku ibu diukur dengan 17 pertanyaan tentang perilaku gizi seimbang menggunakan kuesioner. Status gizi balita dinilai berdasarkan nilai z-score perbandingan berat badan dan tinggi badan BB/TB.
Hasil penelitian menunjukkan proporsi ibu dengan perilaku gizi seimbang buruk mencapai 34.5 dan prevalensi balita kurus dan sangat kurus 13.5 diatas rata-rata nasional 12.1. Hasil uji bivariat menunjukan hubungan antara perilaku gizi seimbang, pengetahuan gizi seimbang ibu, umur balita, riwayat imunisasi dan riwayat BBLR dengan status gizi balita. Hasil uji multivariat menemukan adanya hubungan perilaku gizi seimbang dengan status gizi balita setelah dikontrol variabel status ekonomi keluarga dengan nilai OR 3.2. Berdasarkan hal tersebut perlu adanya upaya promosi kesehatan masyarakat mengenai gizi seimbang untuk mempercepat peningkatan perilaku ibu guna mereduksi prevalensi balita kurus di area kerja Puskesmas Tegal Angus.

Nutrition balanced behaviour is the practice of giving dietary diversity byincluding principles of clean living behavior, physical activity and maintaining normal weight. The Implementation of balanced nutritional behavior is expected to be able to improve the nutritional of the community Ministry of Health, 2014. The incidence of children malnutrition is still priority issue in developing countries such as in Indonesia. The prevalence of wasted of under five children was 7.3 higher than national number 6.8.
The objective of the study was to assess the relationship between nutrition balanced behavior and nutritional status of under five years children in Teluknaga Subdistrict, Tangerang district. The study used a cross sectional study design involving 200 samples of mother with under five children. Maternal behavior was measured by 17 questions about nutritional balanced behavior using a questionaire. The nutritional status of under five children assessed based on Z score ratio of body weight for heightZ Score WHZ.
The results showed that the proportion of mother with low nutrition balanced behavior reached 34.5 and the prevalence of wasting and severaly wasting 13.5 above the national average 12.1. The result of bivariate test shows the significant correlation between balanced nutririon behavior, maternal knowledge of nutrition balanced, children ages, immunization history and history of low birth weight with nutritional status of under five children. Multivariate test result after controlled variabel economic status found a relationship of nutritional balanced behavior with nutritional status of under five children with the value of OR 3.2. Based on that, its necessary to promote health promotion on balanced nutrition to accelerate the improvement of mother behavior to reduce the prevalence of wasting in the work area.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T51034
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Sora Yullyana
"ABSTRAK
Indonesia merupakan negara dengan jumlah kasus tuberkulosis terbanyak urutan ke-2 di dunia.
Selama beberapa dekade terakhir, tuberkulosis juga muncul pada populasi anak. Tahun 2017,
proporsi kasus tuberkulosis anak masih mengalami peningkatan menjadi 5.86 per 100.000
penduduk pada umur 0-4 tahun dan 5.89 per 100.000 penduduk pada usia 5-14 Tahun. Studi ini
bertujuan untuk mengetahui distribusi tuberkulosis anak di Kota Administrasi Jakarta Timur.
Penelitian ini menggunakan desain kasus kontrol. Populasi adalah semua kasus tuberkulosis
anak yang ditemukan di pelayanan kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur tahun 2017.
Kelompok kasus adalah seluruh anak berumur 0-14 tahun yang sudah didiagnosis tuberkulosis
positif berdasarkan sistem skoring tuberkulosis paru anak dan tercatat dalam register di
Puskesmas wilayah Jakarta Timur. Kelompok kontrol adalah anak 0-14 tahun yang tinggal di
wilayah Jakarta Timur dan tidak terdiagnosis tuberkulosis paru.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi kurang gizi kelompok kasus sebesar 29.17%
lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hasil analisis T-test menjelaskan bahwa
anak dengan gizi buruk memiliki risiko TB paru dibandingkan dengan anak dengan status gizi
normal (OR 3.54; 95% CI 1.56-8.04; p 0,002). Hasil analisis regresi logistik menjelaskan bahwa
anak dengan malnutrisi berisiko tuberkulosis paru 3.37 dibandingkan dengan anak dengan status
gizi normal setelah dikontrol oleh variabel kondisi atap, pencahayaan, riwayat imunisasi dasar,
dan riwayat kontak kasus tuberculosis (95% CI 1.10-10.25; p 0.034).
Kegiatan preventif dan promotif merupakan upaya dalam pencegahan dan pengendalian
tuberkulosis paru khususnya pada anak. Upaya preventif dapat dilakukan melalui Gerakan
Temukan Tuberkulosis Obati Sampai Sembuh (TOSS TB). Untuk memperkuat Gerakan TOSS
TB, Pemerintah bersama masyarakat dapat melakukan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
(GERMAS).

ABSTRACT
Indonesia is the country with the second highest number of tuberculosis cases in the
world. Over the past few decades, tuberculosis has also emerged in the childhood
population. In 2017, the proportion of cases of childhood tuberculosis still increased by
5.86 per 100,000 population at 0-4 years old and 5.89 per 100,000 population at 5-14
years old. This study aims to determine the association nutritional status and
pulmonary tuberculosis of children in Health Center Area, East Jakarta Administrative
City in 2019.
This study used a case-control design. The population was all children 0-14 years old
who live in the East Jakarta Region in 2018 until March 2019. The case group was all
children 0-14 years old who had been diagnosed with positive tuberculosis based on the
scoring system of pediatric pulmonary tuberculosis and recorded in registers in the
Puskesmas in East Jakarta. The control group was children 0-14 years old who lived in
the east Jakarta region and without pulmonary TB.
The results showed that the proportion of malnutrition of case groups at 29.17% higher
compared to control groups. The results of the T-test analysis explained that children
with malnutrition had a risk of pulmonary tuberculosis compared to a children of
normal nutritional status (OR 3.54; 95% CI 1.56-8.04; p 0.002). The results of the
logistic regression analysis explained that children with malnutrition at risk of
pulmonary tuberculosis 3.37 compared to children with normal nutritional status after
being controlled by variable roof conditions, lighting, history of basic immunization,
and history of contact with tuberculosis cases (95% CI 1.10-10.25; p 0.034).
Preventive and promotive activities are efforts in the prevention and control of
pulmonary tuberculosis, especially in children. Preventive efforts can be made through
the Movement to Find Tuberculosis Treat to Treat (TOSS TB). To strengthen the TOSS
TB Movement, the Government and the community can carry out the Healthy Living
Society Movement (GERMAS)."
2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retnowati
"Sekolah secara teratur mengumpulkan data hasil pemeriksaan kesehatan siswa. Namun di Indonesia data ini kurang dimanfaatkan karena pendokumentasian data manual menyebabkan kesulitan dalam hal penyimpanan, monitoring dan analisis lebih lanjut. Tujuan dari penelitian ini yaitu merancang prototipe aplikasi e-rapor kesehatan siswa yang dapat menampilkan hasil pemeriksaan kesehatan siswa dan menghubungkan datanya ke puskesmas, sekolah dan orang tua secara real time untuk penguatan peran orangtua, sekolah dan puskesmas dalam deteksi dini masalah gizi dan pemantauan status kesehatan siswa. Metode penelitian ini terdiri dari analisis kebutuhan sistem, perancangan prototipe e-Rapor Kesehatan Siswa, perancangan dashboard e-Rapor Kesehatan Siswa dan uji penerimaan pengguna dengan menggunaan TAM (Technology Acceptance Model). Hasil penelitian ini berupa prototipe e-Rapor Kesehatan Siswa. yang digunakan orang tua siswa, yang terhubung ke sekolah dan puskesmas dengan platform berbasis web. Berdasarkan penilaian TAM, seluruh pengguna setuju menggunakan e-Rapor Kesehatan Siswa untuk menunjang pemantauan status kesehatan siswa. Kesimpulan dari penelitian ini adalah e-Rapor Kesehatan Siswa menunjukkan solusi sistematis yang mudah digunakan, menampilkan dashboard secara real time, langsung terhubung dengan orang tua, sekolah dan puskesmas. Semua ini kedepannya jika dilaksanakan dengan baik dapat mendeteksi dini masalah gizi dan memantau status kesehatan siswa.

Schools regularly collects student health data. However, in Indonesia this data is underutilized because manual documentation of data causes difficulties in terms of storage, monitoring and further analysis. The research objective was to design a prototype electronic student health record to strengthen the role of parents, schools and health centers from an early age. detection of nutritional problems and monitoring of student health status. This research method consists of system requirements analysis, designing a prototype of an electronic student health record, and testing user acceptance using TAM (Technology Acceptance Model). The results of this study were in the form of web-based electronic student health records. Based on the TAM assessment, all users agree that electronic student health records support monitoring of student health status. The conclusion of this study is that the electronic student health record shows a systematic solution that is easy to use, displays a dashboard in real time, is directly connected to parents, schools and health centers. In the future, if implemented properly, it can detect nutritional problems early and monitor the health status of students."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Widayati
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik, pengetahuan dan persepsi ibu balita terhadap pneumonia dengan perilaku pencarian pengobatan pertama di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Jagakarsa Tahun 2015. Desain penelitian cross sectional dan metode pengumpulan data melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner yang telah diujicoba, digunakan pada 100 ibu balita (0-59 bulan) yang dipilih dengan tehnik simple random sampling. Hasil penelitian mendapatkan 60.0% ibu balita melakukan pencarian pengobatan pertama ke bukan fasilitas pelayanan kesehatan, dimana 54% ibu balita memilih mengobati sendiri. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa pengetahuan (p=0.040), persepsi manfaat (p=0.000), persepsi hambatan (p=0.003), dan pendorong untuk bertindak (p=0,002) mempunyai hubungan yang bermakna dengan perilaku pencarian pengobatan.

ABSTRACT
This study was conducted to determine the relationship between characteristics, knowledge and perceptions of under-five mothers? about pneumonia with first care-seeking behavior in Jagakarsa Community Health Center Working Area in the Year 2015. This research is a descriptive study with cross sectional design and method of collecting data through interviews using a questionnaire that had been tested, used in 100 mothers (0-59 months) were selected by simple random sampling technique. The study result showed 60.0% mothers did not search first treatment to health care facilities, where 54% of mothers choose to self-medication. The results of bivariat analysis showed that knowledge (p = 0.040), perceived benefits (p = 0.000), perceived barriers (p = 0.003), and the cues to action (p =0,002) has a significant relationship with first care-seeking behavior.
"
2015
S60752
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>