Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 39375 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dewangga Oky Bagus Apriandanu
"Karbondioksida merupakan gas utama penyebab pemanasan global. Strategi yang dilakukan untuk mengurangi gas CO2 salah satunya dengan konversi menjadi senyawa yang ramah lingkungan dengan bantuan katalis. Katalis yang telah berhasil disintesis adalah Cu-Bentonit/AuNP. Cu-Bentonit/AuNP merupakan hasil modifikasi bentonit alam yang dipilarisasi dengan logam Cu dan dilakukan green imobilisasi oleh nanopartikel emas menggunakan ekstrak daun brotowali EDB. Karakterisasi dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis, Particle Size Analizer PSA, Transmission Electron Microscopy TEM, Difraksi sinar-X XRD, Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy EDX, spektrofotometer Fourier Transmission Infra Red FT-IR dan Gas Chromatography Mass Spechtroscopy GC-MS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi air EDB memiliki rendemen sebesar 1.04. AuNP-EDB hasil sintesis memiliki kondisi optimum pada konsentrasi ekstrak 0,25 ; 0,10 mM larutan AuCL4-; pH 4,5; memiliki ?max sebagai fenomena surface plasmon resonance SPR pada 536 nm serta memiliki kestabilan selama 21 hari. Morfologi AuNP-EDB yang dikarakterisasi menggunakan TEM memperlihatkan bentuk bulat serta memiliki ukuran 25 nm yang tersusun dalam bentuk fcc. Karakterisasi spektrofotometer FT-IR menunjukkan bahwa keberadaan gugus hidroksil -OH berperan sebagai pereduksi dan penstabil dalam sintesis AuNP-EDB.Bentonit telah berhasil dipilarisasi dengan logam Cu dan dimodifikasi secara green imobilisisasi menggunakan ekstrak fraksi kasar EDB. Karakterisasi spektrofotometer FT-IR menunjukkan bahwa keberadaan gugus amina berperan sebagai sumber basa nitrogen dan penghidrolisis dalam sintesis green pilared Cu-Bentonit. Karakterisasi XRD menunjukkan bahwa nilai dspasing Cu-bentonit lebih besar pada 2? 5,290 dibandingkan dengan nilai dspasing Na-bentonit. dspasing Cu-bentonit adalah 16,811. Hal ini menunjukkan bahwa logam Cu telah terpilar pada interlayer bentonit. Karakterisasi EDX menunjukkan bahwa massa Au yang terkandung dalam Cu-Bentonit/AuNP sebesar 31,2. Cu-Bentonit/AuNP dapat digunakan sebagai katalis konversi gas CO2 menjadi asam format.

Carbon dioxide is the main gas which responsible for global warming. One of strategies to reduce CO2 are converting into environmentally friendly compound using a catalyst. Cu Bentonite AuNP is a catalysts which have been successfully synthesized. It is the result of modified natural pilared with Cu and immobilized of gold nanoparticles using a leaf extract brotowali. Characterization is conducted by UV Vis spectrophotometer, Particle Size analyzer PSA, Transmission Electron Microscopy TEM, X ray Diffraction XRD, Energy Dispersive X Ray Spectroscopy EDX, Fourier Transmission spectrophotometer Infra Red FT IR and Gas Chromatography Mass Spechtroscopy GC MS.
The results showed that the aqueous fraction EDB has main concentration 1.04. AuNP EDB synthesized has optimum condition at 0.25 of extract concentration 0.10 mM solution of AuCL4 pH 4.5 and max as the phenomenon of surface plasmon resonance SPR at 536 nm. Morphology AuNP EDB is spherical at 25 nm. Crystal structure are face centered cubic fcc. FT IR characterization showed that the presence of hydroxyl OH act as a reducing and caping agent in AuNP EDB synthesis.Bentonite has been successfully pilared with Cu and immobilized of gold nanoparticles using aqueous fraction EDB. FT IR Characterization showed that the presence of an amine group acts as a source of bases and hydrolizing agent in the green pilared of Cu Bentonite. XRD characterization showed that the d spasing value of Cu bentonite is 5.290. It compared with the d spasing value of Na bentonite. d spasing Cu bentonite was 16.811. It indicates that the Cu has benn pillared in the interlayer bentonite. EDX characterization showed that the mass percent of Au in Cu Bentonite AuNP is 31.2. Cu Bentonite AuNP can be used as a catalyst to convert CO2 into formic acid.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T47136
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahratul Syifa Aisya
"Sintesis nanopartikel Sm2O3 menggunakan prekursor Sm NO3 3.6H2O dengan ekstrak daun brotowali Tinospora crispa yang berperan sebagai sumber basa telah berhasil dilakukan. Penambahan ekstrak daun brotowali dalam sintesis Sm OH 3 optimum pada konsentrasi 0,12 w/v yang menghasilkan spektrum absorbsi UV-Vis tertinggi pada panjang gelombang maksimum 318 nm. Karakterisasi dengan TEM Transmission Electron Microscopy menunjukkan Sm2O3 NPs memiliki ukuran sebesar 10-15 nm dengan bentuk batang. Hasil karakterisasi SEM Scanning Electron Microscope menunjukkan Sm2O3 NPs memiliki morfologi berpori. Hasil karakterisasi XRD X-ray Diffraction Sm2O3 NPs memiliki fase kubik dengan Indeks Miller 222, 400, 440, dan 622. Hasil karakterisasi UV-Vis DRS Diffuse Refectance Spectroscopy menunjukkan Sm2O3 NPs hasil sintesis memiliki band gap 3,24 eV. Aplikasi Sm2O3 NPs pada uji fotodegradasi metilen biru di bawah sinar UV menunjukkan penurunan absorbansi pada panjang gelombang maksimum 664 nm dengan persen reduksi mencapai 57,52 selama 60 menit.

The synthesis of Sm2O3 nanoparticle using Sm NO3 3.6H2O precursor with brotowali leaf extract Tinospora crispa which act as base sources has been done. The optimum concentration of brotowali leaf extract in synthesis Sm OH 3 is 0.12 w v which gives highest absorbance at 318 nm. The characterization using TEM Transmission Electron Microscopy shows that Sm2O3 NPs having 10 15 nm rod particle and porous morphology that identified by SEM Scanning Electron Microscope. The characterization using XRD X ray Diffraction give the result of NPs have cubic crystal phase with Miller Index 222, 400, 440, and 622. The result of characterization by UV Vis DRS Diffuse Refectance Spectroscopy shows that Sm2O3 NPs having 3.24 eV band gap. The application of Sm2O3 NPs on photodegradation test of methylene blue under the light of UV results in decreasing of absorbance with maximum wavelength 664 nm and 57.52 percent of reduction within 60 minutes. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unversitas Indonesia, 2016
S66672
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahid Hidayat
"Bentonit merupakan senyawa lempung yang tersusun atas mineral lempung dari kelompok smektit. Kandungan utama bentonit adalah mineral montmorillonit. Bentonit alam di modifikasi dengan penyeragaman kation menggunakan kation Na+. Juga dilakukan pilarisasi dengan Al2O3 untuk meningkatkan basal spasing. Untuk meningkatkan sifat reduksinya maka bentonit di immobilisasi dengan nanopartikel. Digunakannya nanopartikel bertujuan untuk meningkatkan daya katalis dari bentonit, sehingga diharapkan mampu mendegradasi perubahan dari senyawa 4-Nitrofenol menjadi 4-Aminofenol.
Dari hasil reduksi 4,3x10-4 mmol 4-Nitrofenol dengan 0,084 mmol NaBH4 menjadi 4-Aminofenol, di dapatkan Al-Bentonit@Au mampu mereduksi 98% reduksi dan persen konversi 93% dan Al-Bentonit@Cu mereduksi 100% dan mengkonversi 91%. Sedangkan Al-Bentonit@Ag, dan Al-Bentonit@Ni, pada 4,3x10-4 mmol 4-Nitrofenol hanya mampu mereduksi 4-NP namun belum terbentuk senyawa 4-AP. Katalis Al-Bentonit@Cu sebanyak 5 mg dengan waktu pengadukan 3 menit mampu mereduksi 5 mL 4-NP 1x10-3 M dengan 0,84 mL NaBH4 0,1 M dengan persen reduksi 98,9% dan persen konversi 99,2%.

Bentonite is a fine clay compound that is composed of clay minerals of the smectite group. The main content of bentonite is montmorillonite minerals. Natural bentonite modified by using a uniform cations Na + cations. Also performed pilarisasi with Al2O3 to increase basal spasing. To improve the properties of the bentonite reduction in immobilizing the nanoparticles. The use of nanoparticles aims to improve the catalyst of bentonite, that are expected to degrade the change of the compound 4-nitrophenol into 4- aminophenol.
Reduction of the results of 4.3 x10-4 mmol 4-nitrophenol with 0.084 mmol NaBH4 into 4-aminophenol, in getting Al-Bentonite @Au can reduce 98% percent reduction and the percent conversion of 93% and Al-Bentonite @ Cu can reduce100% and converting 91%. While Al-Bentonite@Ag, and Al-Bentonite @ Ni, at 4.3 x10-4 mmol 4-nitrophenol is only able to reduce 4-NP but not formed compound 4-AP. Al-Bentonite@Cu catalysts as 5 mg with 3 minutes stirring able to reduce 5 ml of 4-NP 1x10-3 M with 0.84 mL of 0.1 M NaBH4 with 98.9% percent reduction and 99.2% the percent conversion.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aritonang, Rani Puspitasari
"Karbon dioksida merupakan gas rumah kaca yang konsentrasinya terus meningkat setiap tahunnya. Salah satu upaya untuk mengatasinya yaitu dengan mengonversi CO2 menjadi turunan hidrokarbon yang lebih bernilai melalui proses elektrokimia. Penggunaan elektroda boron-doped diamond BDD dilaporkan menampilkan performa yang baik pada elektroreduksi CO2. Namun BDD memiliki kekurangan yaitu aktivitas katalitiknya yang rendah. Sehingga dibutuhkan cara untuk meningkatkan aktivitas katalitik BDD, diantaranya yaitu modifikasi dengan logam. Penelitian ini menggunakan BDD termodifikasi tembaga dan nikel sebagai elektroda kerja pada reduksi CO2. Modifikasi BDD dilakukan melalui teknik seeding, dan elektrodeposisi yang dilanjutkan dengan pemanasan pada suhu 7000C dalam atmosfer N2. Karakterisasi dengan SEM-EDX pada elektroda BDD termodifikasi tembaga dan nikel menunjukkan kestabilan yang baik setelah dilakukan pemanasan. Selanjutnya performa reduksi CO2 elektroda CuNi-BDD dibandingkan dengan Cu-BDD dan Ni-BDD. Pada potensial -1,2 V, Ni-BDD memberikan hasil efisiensi Faraday yang tinggi dibanding CuNi-BDD dan Cu-BDD. Produk yang terbentuk pada reduksi CO2 pada potensial -1,2 V yaitu CO, CH4 pada CuNi-BDD, asam format pada Cu-BDD, sedangkan pada Ni-BDD dihasilkan asam format dan metanol disamping gas CO dan CH4. Namun pada potensial yang lebih negatif -1,5 V , CuNi-BDD memberikan performa yang paling baik di antara elektroda lain. CuNi-BDD membentuk produk yang lebih beragam dibanding Cu-BDD maupun Ni-BDD.

Carbon dioxide is one of greenhouse gases whose increasing concentration annually. One of the way to overcome it by converting CO2 gas into bulk chemicals electrochemically. Recently, BDD is used as working electrode for CO2 reduction because it has good performance for CO2 reduction. But, BDD has low catalytic activity. So it is needed to modify BDD to increase it's catalytic activity, such as by modifying BDD surface BDD with metal. In this study, we used copper nickel modified BDD as working electrode for CO2 reduction. The method used to modify BDD were seeding, continued with electrodeposition and annealing at 7000C in N2 atmosphere. SEM EDX pictures of the modified electrode showed good stability after annealing treatment. CuNi BDD electrode was compared with monometal modified BDD. When potential applied at 1,2 V, Ni BDD produced the highest faradaic efficiency than CuNi BDD and Cu BDD. The CO2 reduction at potential 1,2V produced several products such as CO, CH4 for CuNi BDD, formic acid for Cu BDD, as for Ni BDD can produce formic acid and methanol beside CO and CH4. But when more negative potential applied 1,5 V , CuNi BDD performed the best to reduce CO2. The product produce from CuNi BDD at 1,5V are more varies than Cu BDD or Ni BDD. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasha Putri Kowara
"Banyak isu global yang mempengaruhi kelangsungan hidup dan perkembangan manusia akibat meningkatnya temperatur sehingga menyebabkan krisis lingkungan global. Karena meningkatnya konsentrasi CO2 di atmosfer, saat ini banyak dilakukan konversi CO2 menjadi senyawa lain seperti CO, CH4 dan CH3OH. Pada penelitian ini dilakukan pengaruh perbandingan variasi rasio Ni/Co pada SiO2 mesopori sebagai pendukung katalis terhadap studi reaksi hidrogenasi CO2. Untuk mengetahui keberhasilan dari pembuatan katalis dilakukan karakterisasi menggunakan FTIR, XRD, TEM, SAA dan SEM-EDX pada katalis NiCo/SiO2. Hasil karakterisasi menggunakan TEM menunjukkan bahwa struktur dari penyangga sudah terbentuk dengan baik sesuai dengan bentuk SiO2 yang diinginkan dan juga logam Ni dan Co juga sudah terimpregnasi ke dalam SiO2. Hasil karakterisasi SEM-EDX menunjukkan persebaran yang merata dari logam Ni dan Co pada silika mesopore sesuai dengan rasio. Kemudian, katalis NiCo/SiO2 digunakan untuk reaksi hidrogenasi CO2 dengan menggunakan instrument GC (GasChromatography) yang dilengkapi detector TCD (Thermal Conductivity Detector) dan FID (Flame Ionization Detector). Didapatkan hasil perhitungan konversi CO2 dalam katalis Ni1Co1/SiO2 menggunakan hidrogen dengan perbandingan rasio gas H2/CO2 sebesar 7/1 pada temperatur 150°C, didapatkan konversi CO2 sebesar 35,7% dan selektivitas metanol sebesar 100%. Hal ini mengindikasikan bahwa katalis NiCo/SiO2 memiliki aktivitas pada reaksi hidrogenasi CO2 menjadi metanol.

Many global issues affect human survival and development due to rising temperatures causing a global environmental crisis. Due to the increasing concentration of CO2 in the atmosphere, currently a lot of CO2 conversion is carried out into other compounds such as CO, CH4 and CH3OH. In this study, the effect of the molar ratio of Ni to Co on mesoporous SiO2 as a catalyst support was investigated in the CO2 hydrogenation reaction. To determine the success of the catalyst preparation, characterization was carried out using FTIR, XRD, TEM, SAA and SEM- EDX on the NiCo/SiO2 catalysts. The results of characterization using TEM showed that the structure of the support was well formed according to the desired SiO2 shape, and that Ni and Co metals had also been incorporated into SiO2. The characterization of SAA showed a tendency for the silica surface area to decrease after being impregnated with metal because some of the pores of the silica were filled with Ni and Co metals. The results of SEM-EDX characterization showed an even distribution of Ni and Co metals on mesopore silica according to the ratio. Then, NiCo/SiO2 catalyst was used for the CO2 hydrogenation reaction using GC (Gas Chromatography) instrumentation equipped with a TCD (Thermal Conductivity Detector) and FID (Flame Ionization Detector) detector. The optimum CO2 hydrogenation reaction condition was obtained over Ni1Co1/SiO2 catalyst using hydrogen to CO2 ratio of 7/1 at a reaction temperature of 150°C which gave CO2 conversion of 35.7% and methanol selectivity of 100%. This result indicates that the catalyst has activity in the hydrogenation reaction of CO2 into methanol."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shafrizal Rasyid Atriardi
"Boron-doped diamond BDD telah diketahui sebagai material unggul yang dapat digunakan dalam berbagai aplikasi elektrokimia. BDD juga telah dilaporkan memiliki kemampuan yang baik sebagai elektroda kerja untuk mereduksi gas karbon dioksida CO2. Pada penelitian ini, BDD dimodifikasi dengan logam platinum Pt dan iridium Ir dengan menggunakan dua metode yang berbeda. Metode yang pertama adalah dengan perendaman BDD yang telah dimodifikasi menjadi terminasi N, dalam koloid nanopartikel Pt-Ir Pt-Ir NP. Koloid Pt-Ir NP disintesis dengan metode hidrotermal. Kakterisasinya dengan UV-Vis dan TEM menunjukkan puncak absorbansi maksimum pada 420 nm dengan ukuran partikel rata-rata sebesar 2,6 0,6 nm. Metode kedua adalah metode pembibitan larutan garam Pt-Ir dan dilanjutkan dengan teknik kronoamperometri pada potensial -0,5 V vs Ag/AgCl. Kedua elektroda PtIr-BDD tersebut kemudian dikarakterisasi dengan menggunakan CV, SEM, EDS dan XPS. Selanjutnya reduksi CO2 secara elektrokimia elektroreduksi CO2 dilakukan dalam sel elektrokimia dengan 2 kompartemen yang dipisahkan dengan membran Nafion. Ruang katoda berisi CO2 yang dilarutkan dalam NaCl 0,1 M, sedangkan ruang katoda diisi dengan larutan 0.1 M Na2SO4. Elektroreduksi CO2 dilakukan dengan memberikan potensial dengan variasi -1,2 V, -1,3 V, dan -1,7 V vs Ag/AgCl dengan waktu reduksi 60 menit. Produk hasil reduksi tersebut dikarakterisasi dengan menggunakan HPLC dan GC. Produk terbanyak yang dihasilkan dari reaksi ini ialah asam asetat dengan konsentrasi sebesar 1,26 ug/L efisiensi faraday 10 dengan menggunakan elektroda PtIr-BDD 1 / metode perendaman pada potensial -1,3 V vs Ag/AgCl. Produk lain yang dihasilkan pada reaksi ini ialah asam format and etanol dengan efisiensi faraday yang lebih kecil serta gas hidrogen yang terbentuk akibat proses elektrolisis air.

Boron doped diamond BDD is known as a superior material that can be utilized for many applications. BDD has also been reported as a good electrode to be applied in electrochemical reduction of carbon dioxide CO2. In this research, BDD had been modified by platinum Pt and iridium Ir using two different methods. The first method was by immersing BDD, which has modified to be N termination in colloidal Pt Ir nanoparticles. The Pt Ir nanoparticles were synthesized using hydrothermal method. Characterization of the nanoparticles by using UV Vis and TEM showed an absorbance peak at 420 nm with an average particle size of 2,6 0,6 nm. On the second method, Pt Ir was seeded onto BDD using wet chemically assisted electrodeposition by applying the reduction potential at 0.5 V vs. Ag AgCl. Then, the Pt Ir BDD electrodes were characterized by using CVs, SEM, EDS and XPS. The CO2 electroreduction was conducted in an electrochemical cell with 2 compartments separated by Nafion membrane. The cathodic chamber was filled by CO2 dissolved in 0.1 M NaCl, while the anodic chamber was filled by 0.1 M Na2SO4 solution. The CO2 electroreduction was carried out at various applied potentials, i.e. 1.2 V, 1.3 V, and 1.7 V vs Ag AgCl with a reduction time of 60 minutes. The products were analyzed using HPLC and GC. The main products of this reduction process were acetic acid with a maximum amount of 1.26 ug L 10 faradaic efficiency using PtIr BDD 1 electrode at the potential 1.3 V vs. Ag AgCl. Other products were formic acid and ethanol, produced at lower efficiency. In addition, H2 gas was also produced due to the water electrolysis."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Graciella Stephanie Dwiningtyas
"Pemanasan global dan perubahan iklim merupakan isu lingkungan terbesar pada abad ke-21 yang mengakibatkan emisi gas CO2 yang terus meningkat setiap tahunnya. Peningkatan emisi gas CO2 yang disebabkan oleh aktivitas manusia menyebabkan upaya pengurangan emisi terus dilakukan. Reaksi hidrogenasi merupakan salah satu reaksi yang dapat dilakukan untuk mengubah CO2. Sifat CO2 yang stabil secara termodinamik dan inert menyebabkan katalis digunakan untuk mempermudah reaksi. Katalis berbasis nikel merupakan katalis yang banyak digunakan menggantikan katalis logam mulia untuk hidrogenasi CO2. Pada penelitian ini, katalis NiSn tersangga oleh karbon mesopori (NiSn/MC) disintesis untuk mengkonversi CO2 menjadi formaldehida dan metanol melalui reaksi hidrogenasi. Pola difraksi NiSn/MC menunjukkan puncak pada 26.02°; 28,6°; 33,8°; 42,5°; 44,9°; 59,2°; 71,2°; 79,5°; 86,6°. yang merupakan puncak difraksi dari grafit dan NiSn. Karakterisasi SEM-EDX mapping dan TEM menunjukkan partikel NiSn tersebar merata pada permukaan karbon mesopori dan tidak membentuk klaster tersendiri. Berdasarkan hasil reaksi yang dilakukan, material Ni5Sn1/MC memberikan konversi CO2 tertinggi sebesar 39.86% dibandingkan Ni1Sn1/MC, Ni3Sn1/MC, Ni/MC, Sn/MC, dan NiSn NPs. Yield metanol Ni5Sn1/MC sebesar 86.31 mmol/gcat. Kondisi optimum untuk reaksi hidrogenasi CO2 didapat pada temperatur 175°C dengan rasio gas CO2:H2 sebesar 1:7.

Global warming and climate change are the biggest environmental issues in the 21st century due to the increase of CO2 emissions in the atmosphere. The increasing CO2 emissions has led to continuing efforts to reduce CO2 levels. One of the methods to reduce CO2 emission is to convert CO2 through chemical reactions such as the hydrogenation reaction into more valuable chemicals. The nature of CO2 which is stable and inert causes the reaction of CO2 needs to be facilitated by a catalyst. This research synthesized NiSn nanoparticles on mesoporous carbon (NiSn/MC) to convert CO2 into formaldehyde and methanol. The diffraction patterns of NiSn/MC exhibit peaks at 26.02°, 28,6°; 33,8°; 42,5°; 44,9°; 59,2°; 71,2°; 79,5°; 86,6° which correspond to diffraction peaks of graphite and NiSn. SEM-EDX Mapping and TEM characterization reveal that NiSn are uniformly dispersed on the mesoporous carbon surface and do not form distinct clusters. Based on the conducted reactions, Ni5Sn1/MC demonstrated the highest CO2 conversion of 39.86% compared to Ni1Sn1/MC, Ni3Sn1/MC, Ni/MC, Sn/MC, and NiSn NPs. The methanol yield of CO2 hydrogenation with Ni5Sn1/MC is 86.31 mmol/gcat. The optimum conditions for the CO2 hydrogenation reaction were achieved at a temperature of 175°C and CO2:H2 gas ratio of 1:7."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutrasno Kartohardjono
"Pemanasan global yang disebabkan oleh efek rumah kaca merupakan masalah yang penting untuk dibicarakan pada saat ini dan gas CO2 merupakan salah satu penyebabnya. Industri merupakan salah satu penghasil gas CO2 dalam jumlah cukup besar setiap harinya.
Proses pemisahan dengan menggunakan membran merupakan teknologi alternatif dalam pemisahan gas C02. Teknologi pemisahan gas dengan menggunakan membran pada kasus-kasus tertentu memberikan keuntungan-keuntungan yang lebih baik daripada dengan teknologi pemisahan lainnya.
Dalam penelitian ini akan digunakan Nylon Film (Oriented Nylon) sebagai membran untuk pemisahan gas CO2 dari campurannya dengan udara. Nylon Film yang digunakan berbentuk lembaran (flat) dari PT. EMBLEM ASIA.
Pengujian dilakukan dalam dua tahap yaitu pengujian pada kondisi ideal dan pengujian pada kondisi aktual. Pengujian pada kondisi ideal untuk mengetahui pengaruh tekanan, umpan terhadap permeabilitas gas-gas murni dan selektivitas gas C02/02 dan C02/N2. Sedangkan pengujian pada kondisi ideal adalah untuk memisahkan campuran gas yang mengandung 63,045% N2, 16,91% 02 dan 20,045 % CO2 dengan variasi stage cut.
Hasil pengujian pada kondisi ideal menunjukkan bahwa permeabilitas gas CO2 murni meningkat dengan naiknya tekanan umpan. Permeabilitas gas 02 dan N2 pada rentang 0,5 MPa sampai 0,8 MPa relatif konstan, sehingga selektivitas ideal C02/02 dan C02/N2 juga bertambah. Sedangkan pada rentang 0,8 MPa sampai 1,5 MPa, permeabilitas gas 02 dan N2 meningkat dengan naiknya tekanan umpan yang mengakibatkan turunnya selektivitas gas 002102 dan C02/N2. Selektivitas tertinggi yang diperoleh dari pengujian pada kondisi ideal yaitu pada tekanan umpan 0,8 MPa dengan selektivitas C02/02 sebesar 11,618 dan CO2/N2 sebesar 16,604.
Dengan menggunakan selektivitas ideal pada tekanan umpan 0,8 MPa dilakukan pemodelan maternatis untuk memperkirakan komposisi di sisi permeat dan di sisi tertolak pada kondisi aktual.
Hasil pengujian pada kondisi aktual dan pemodelan menunjukkan bahwa stage cut turut berpengaruh terhadap komposisi gas. Reaksi CO2 di sisi permeat hasil pemodelan dan pengujian pada kondisi aktual menurun dengan naiknya stage cut dan fraksi udara di sisi tertolak menurun dengan bertambahnya stage cut.
Dari hasil penelitian pada kondisi aktual didapat kondisi operasi optimum adalah pada stage cut sebesar 0,21. Umpan yang mengandung udara 79,95% dapat ditingkatkan kandungannya menjadi 83,1% di sisi tertolak."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
LP 2000 35
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Sutrasno Kartohardjono
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Millati Hanifah Saprudin
"Melimpahnya gas CO2 di alam berpotensi untuk digunakan sebagai bahan baku konversi recovery untuk menghasilkan produk bahan kimia sintetik salah satunya melalui reduksi CO2 secara elektrokimia elektroreduksi. Elektroda boron-doped diamond BDD diketahui memiliki berbagai karakteristik unggul untuk digunakan sebagai elektroda kerja pada aplikasi elektroreduksi. Pada penelitian ini akan dilakukan modifikasi elektroda BDD dengan mendepositkan bimetal platinum dan iridium Pt-Ir menggunakan metode wet chemical seeding yang dilanjutkan dengan elektrodeposisi pada potensial -0,5 V vs Ag/AgCl selama 15 menit. Optimalisasi dilakukan pada variasi rasio Pt-Ir 1:1, 1:2 dan 2:1. Setiap elektroda dikarakterisasi menggunakan CV, SEM, EDX, XPS dan Raman Spektroskopi. Elektroreduksi CO2 dilakukan pada sel 2 kompartemen, yaitu ruang katoda yang berisi NaCl 0,1 M dan terta terlarut gas CO2 dan ruang anoda yang berisi Na2SO4 dengan menggunakan setiap elektroda tersebut masing-masing pada potensial -1,1 V, -1,2 V, -1,3 V, -1,5 V, dan -1,7 V vs Ag/AgCl selama 60 menit. Produk hasil reduksi dianalisa menggunakan HPLC dan GC. Produk terbanyak yang dihasilkan adalah asam format sebesar 7,08 mg/L dengan efisiensi faraday 23,17 menggunakan elektroda PtIr 2:1 BDD pada potensial -1,1 V vs Ag/AgCl. Selain asam format dihasilkan pula produk lainnya seperti metanol, gas CO, gas metana dan gas H2. Sedangkan dengan menggunakan elektroda Pt-BDD hanya mampu menghasilkan asam format 2,51 mg/L pada potensial -1,6 V vs Ag/AgCl. Keberadaan Ir mampu menurunkan potensial pada elektroreduksi CO2 untuk menghasilkan produk dengan konsentrasi yang lebih besar.

The abundance of CO2 gas in nature potentially to produce valueable chemical products through electrochemical reduction of CO2 electroreduction of CO2. Boron doped diamond BDD is known to have superior characteristic to supports to electroreduction CO2 which requires high potensial reduction. In this research, BDD electrode was modified by depositing platinum iridium bimetals onto BDD surface through wet chemical seeding method followed by electrodeposition at 0,5 V vs Ag AgCl for 15 min. Optimization was also performed for various Pt Ir mole ratios, including 1 1 , 1 2 and 2 1. Each electrode was characterized by using CV, SEM, EDX, XPS and Raman spectroscopy. Electroreduction of CO2 was performed by using two compartement cell. In the cathode chamber 0.1 M NaCl with dissolved CO2 gas was placed, while in the anode chamber the solution was 0.1 M Na2SO4. PtIr BDD were performed as working electrode. Electroreduction of CO2 was carried out at various potentials of 1,1 V, 1,2 V, 1,3 V, 1,5 V, and 1,7 V vs Ag AgCl for 60 min. The products of the electroreduction were analyzed using HPLC and GC. The main product in this system was formic acid with the largest concentration of 7,08 mg L with 23,17 farradaic efficiency at PtIr 2 1 BDD at the potential of 1,1 V vs Ag AgCl. Other products including methanol, CO, methane and H2 gas was also generated. On the other hand, Pt BDD electrode can produce 2,51 mg L formic acid at much higher potential at 1,6 V vs Ag AgCl. The existance of Ir particles proposed to contribute in reducing the required potential and to produce concentration of formic acid the CO2 reduction."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>