Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 128873 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Edi Gunadi
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan imbal hasil investasi pendidikan pada pekerja sektor industri dibandingkan dengan sektor pertanian dan jasa menurut persfektif gender dengan menggunakan metode Two-Step Heckman dan data Sakernas Agustus Tahun 2014. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa imbal hasil investasi pendidikan pekerja sektor industri lebih tinggi dibandingkan dengan sektor pertanian dan jasa baik untuk pekerja perempuan maupun laki-laki, imbal hasil pekerja laki-laki berpendidikan tinggi di sektor industri laki-laki 20,99 sedangkan perempuan 30,70 dibandingkan karakteristik lainnya. Di sisi lain pekerja perempuan yang berpendidikan tinggi, puncak penghasilannya lebih lama menurunnya dibandingkan pekerja laki-laki. Karakteristik lain yang memengaruhi penghasilan adalah tempat tinggal, pengalaman pelatihan dan jabatan.

This study aimed to analyze earning based on gender perspective industrial workers compared agriculture and services sector using Two Step Heckman and Sakernas data August 2014. Research results can be seen that the rate of return of industrial sector workers is higher than with the agricultural sector and services both for famale and male worker, rate of return male high educated worker in industrial sector 20,99 whereas female worker 30,70 compared to other characteristic. Female worker who are highly educated workers, peak longer declining earning than male. Another characteristic that influences earnings are the residence, training experience and occuppation."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2017
T46936
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Sulistiyono
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap penghasilan individu dengan menggunakan metode Two-Step Heckman. Metode ini didahului dengan model probit probabilitas bekerja dengan penghasilan dan dilanjutkan dengan model penghasilan. Analisis menggunakan data SAKERNAS tahun 2013.
Dari hasil analisis diketahui bahwa pendidikan dan pelatihan berpengaruh signifikan dan bernilai positif terhadap peningkatan penghasilan tenaga kerja. Jika dibandingkan dengan tingkat suku bunga yang berlaku pada tahun 2013, tingkat pengembalian dari investasi pendidikan maupun pelatihan masih memiliki rate of return yang lebih besar dibandingkan dengan tingkat suku bunga (deposito) yang berkisar 5 persen.

The purpose of this study is to determine the effect of education and training on Labor Earnings using Two-Step Heckman and the 2013 National Labor Force Survey. The first stage is the method preceded by a probit model to calculate the probability of work with earnings and the second stage was predictly earning using the Mincerian earning function.
The results of the analysis found that education and training has significant effect and positive impact to earnings, compared to the interest rate, the percentage of earnings value is still much higher than interst rate (5%).
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Medianto
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap kecenderungan pekerja untuk melakukan mobilitas di sektor industri dengan menggunakan data Sakernas 2013. Hasil uji regresi logistik multinomial menemukan adanya pengaruh pendidikan tertinggi yang ditamatkan, umur, pelatihan yang pernah diikuti, jenis kelamin, status perkawinan, daerah tempat tinggal, dan jenis pekerjaan terhadap mobilitas pekerja di sektor industri.

This study is aimed to seek the impact of education and training on mobility, focusing in mobility entering and exiting the industry sector. The Sakernas 2013 shows the difference between men and women in mobility. The result of multinomial logistic regression finds that education, age, training, sex, marriage status, living location, and job type determine the worker mobility in industry."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutapea, Riama Valentina
"Sebagai negara dengan populasi yang besar, Indonesia memiliki tantangan tersendiri dalam mengatur sumber daya manusia agar dapat mendukung pembangunan. Pemerintah telah mengalokasikan dana yang cukup signifikan dalam bidang Pendidikan untuk dapat meningkatkan dunia Pendidikan di Indonesia yang kemudian dapat meningkatkan kemampuan dan daya saing masyarakat Indonesia di pasar tenaga kerja. Namun, sebagian besar tenaga kerja di Indonesia masih berada di sektor informal yang identik dengan pendidikan dan penghasilan yang rendah. Keputusan untuk bekerja di sektor informal ini dipengaruhi berbagai hal baik itu karakteristik individual seperti tingkat pendidikan maupun kondisi pasar tenaga kerja. Oleh karena itu, tulisan ini bertujuan untuk melihat tingkat imbal balik pendidikan secara pribadi khususnya bagi para pekerja informal dengan menggunakan persamaan Mincer serta melihat lebih jauh perbedaan tingkat imbal balik pendidikan antara pria dan wanita dan antara mereka yang berada di kota dan desa. Tulisan ini menunjukkan bahwa pendidikan masih memberikan imbal balik yang positif terhadap pendapatan para pekerja meskipun imbal balik pendidikan pada pekerja yang berada di sektor formal lebih besar daripada pekerja yang ada di sektor informal

As developing countries with large population, Indonesia face challenges in managing its human capital to support the development. The government has allocated significant amount of money in educational sector to improve the education in Indonesia that will lead to increase in Indonesian capability and competitiveness in the labour market. However, labour market in Indonesia is still dominated by the informal workers which characterized with low educated and low earning jobs. Despite its characteristics, the decision to be informal workers can be varied and can be influenced by individual’s characteristics like education and/or labour market condition. Therefore, this paper aims to explore whether education bring private return to the informal workers by applying the Mincer human capital earning function and exploring the returns between gender and areas (rural or urban). The results show that education bring positive impact to the worker’s earning although the return is smaller in the informal sector than in the formal one."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arifatul Karimah
"Peningkatan kesetaraan gender terutama dalam aspek pendidikan, kesehatan, dan lapangan kerja turut memberikan kontribusi sebagai katalisator percepatan pembangunan. Upaya sinergi kesetaraan gender dalam pembangunan di Indonesia menghasilkan capaian indikator kesetaraan gender nasional yang terus meningkat. Namun pada tingkat dunia, posisi Indonesia masih terbilang cukup rendah seperti WBL Index tahun 2021 menunjukkan Indonesia berada pada peringkat 149 dari 190 negara. Peningkatan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia terus dilakukan untuk mendorong pertumbuhan, termasuk dengan pemberian kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang seluas-luasnya kepada warga negara. Penelitian ini melihat bagaimana capaian kesetaraan gender dalam bidang pendidikan di Indonesia, serta bagaimana hubungannya dengan pertumbuhan ekonomi sebagai indikator pembangunan, dengan menggunakan fixed effect panel data kabupaten/kota selama periode tahun 2011-2020. Hasil penelitian menunjukkan masih adanya ketimpangan gender dalam capaian pendidikan selama periode observasi, terutama di luar wilayah Jawa Bali. Di sisi lain, peningkatan kesetaraan gender melalui rasio lama bersekolah perempuan berkontribusi positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah, begitu pula dengan rasio perempuan pada tenaga kerja yang berpendidikan setingkat SMP sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja terutama di sektor industri.

Gender equality, particularly in the areas of education, health, and employment, also serves as a stimulant for faster growth. In Indonesia, efforts to synergize gender equality in development results with national gender equality indices continuing to improve. However, Indonesia's place in the globe remains poor, as measured by the 2021 WBL Index, where it is rated 149th out of 190 nations. To support growth, efforts to increase the number and quality of human resources are continuing, including providing individuals with opportunity to get the broadest possible education. Using district/city fixed effect panel data for the period 2011-2020, this study examines the attainment of gender equality in education in Indonesia, as well as how it links to economic growth as development’s measures. The study's findings show that during the observation period, there was still a gender gap in educational achievement, particularly outside of the Java-Bali region. Increasing gender equality through the ratio of women's years of schooling, as well as the ratio of women to the workforce with a junior high school education that is in line with the needs of the workforce, especially in the industrial sector, contributes positively and significantly to regional economic growth."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dexka Hadi Alfansyah
"ABSTRAK
Kebutuhan garam industri di Indonesia sebagai pemenuhan bahan baku untuk sektor ndash;sektor industri seperti garmen, baja, farmasi, kosmetik, dan sebagainya pada tahun 2018 mengalami kekurangan supply. Untuk itu pembangunan pabrik garam industri dapat dijadikan suatu upaya dalam menangkap opportunity di industri garam. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis industri garam di Indonesia dari perspektif kelayakan pembangunan pabrik garam. Perhitungan yang dipergunakan menggunakan metode capital budgeting yang disertai oleh analisis sensitivitas dan analisis menggunakan simulasi Monte Carlo. Pabrik rencananya akan dibangun di kota Sampang di lahan seluas 45.000 m2 dan memiliki kapasitas produksi 20.000 ton per tahun. Pabrik beroperasi secara kontinu selama 21 jam/hari dan 313 hari/tahun. Harga jual yang direncanakan sebesar Rp5.700 per kg dengan harga bahan baku garam rakyat sebesar Rp1.250 per kg. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembangunan tersebut layak untuk dilaksanakan karena memiliki NPV > 0 dan IRR > WACC. Analisis sensitivitas terhadap asumsi-asumsi menunjukkan bahwa variabel yang paling berpengaruh adalah mesin dan peralatan, operating expense, harga jual, kenaikan harga mesin dan peralatan, dan harga bahan baku. Analisis menggunakan simulasi Monte Carlo menunjukkan bahwa pembangunan pabrik garam industri memiliki probabilitas memperoleh NPV positif adalah sekitar 72 dan memperoleh NPV negatif adalah sekitar 28.

ABSTRACT
The need for industrial salt in Indonesia as the raw materials for industrial sectors such as garment, steel, pharmaceutical, cosmetics, etc. in 2018 experienced a shortage. For that industrial salt plant construction can be a step in capturing opportunity in salt industry. This study aims to analyze the salt industry in Indonesia from the perspective of feasibility of salt factory construction. The calculation used is capital budgeting method accompanied by sensitivity analysis and sensitivity analysis using Monte Carlo method. The salt factory is planned to be built in the city of Sampang in an area of 45.000 m2 and has a production capacity of 20.000 tons per year. The plant operates continuously for 21 hours day and 313 days year. The planned selling price is Rp5.700 per kg and the price of raw materials from people salt is Rp1.250 per kg. The results of this study indicate that the development is feasible to be implemented because it has NPV 0 and IRR WACC. Sensitivity analysis of assumptions shows that the most influential variables are machinery and equipment, operating expense, selling price, increase in machine and equipment prices, and raw material prices. The analysis using Monte Carlo simulation shows that the investment of an industrial salt plant has a probability of obtaining a positive NPV is about 72 and a negative NPV is about 28 ."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T50495
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harry Setiadi Utomo
"Sektor konsumsi di Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki daya tahan yang luar biasa ketika terjadi krisis likuiditas global 2007-2008. Terbukti indeks sektor ini mengalami penurunan terkecil dibandingkan dengan sembilan sektor lainnya serta tingkat pemulihan yang cukup tajam sebesar 105,39% dalam setahun sesudah krisis. Daya tahan tersebut menjadikan sektor ini sangat menjanjikan bagi investor untuk memiliki portofolio investasi yang stabil. Dalam berinvestasi di pasar modal modal, investor tetap perlu memperhatikan berbagai aspek dari sisi fundamental emiten untuk mengurangi risiko penurunan nilai investasi mereka. Penentuan analisis investasi yang tepat dapat mengoptimalkan nilai investasi mereka di pasar modal.
Elleuch dan Trabelsi (2009) menyebutkan bahwa rasio-rasio keuangan emiten memiliki hubungan dengan imbal hasil saham. Berdasarkan pandangan tersebut, penelitian ini menganalisis hubungan rasio keuangan dengan imbal hasil saham pada sektor konsumsi di Bursa Efek Indonesia. Dengan menggunakan uji korelasi Spearman, didapat koefisien korelasi sebesar 0,005 (ρ = 0,005) dan nilai P-Value = 0,963 > 0,05, yang berarti hipotesis nol diterima secara signifikan pada tingkat keyakinan 95%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ternyata rasio keuangan dan imbal hasil saham di sektor konsumsi tidak memiliki hubungan yang signifikan, sehingga investor perlu menambahkan analisis investasi lain selain menggunakan analisis fundamental dalam berinvestasi di Bursa Efek Indones.

Consumption sector in Indonesia Stock Exchange (BEI) has exceptional durability when the global liquidity crisis 2007-2008. Evidently this sector index suffered the smallest decline in comparison with nine other sectors as well as the recovery rate is quite sharply by 105.39% in the year following the crisis. It makes consumption sector becomes promising sector for investors to have a stable investment portfolio. When investing in capital markets, investors still need to pay attention to various aspects of the fundamentals of issuers to reduce the risk of decline in the value of their investments. Determination of the proper investment analysis can optimize the value of their investments in the stock market. of their investments in the stock market.
Elleuch and Trabelsi (2009) mentions that the financial ratios of the issuer has a correlation with stock return. Based on this view, the study analyzes the correlation of financial ratios and stock return on consumption sector in Indonesia Stock Exchange. By using Spearman's correlation test, correlation coefficients obtained for 0.005 (ρ = 0.005) and the P-Value = 0.963 > 0.05, which means the null hypothesis is accepted as significant at the 95% confidence level. The results of this study reveals that financial ratios and stock returns in the consumption sector does not have a significant correlation, so investors need to consider another variables of fundamental analysis to invest in the Stock Exchange in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
T40842
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Debi Lastriana
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara variabel makroekonomi yang digambarkan oleh indeks produksi indutri, jumlah uang beredar, dan tingkat bunga terhadap tingkat imbal hasil saham (return) pada saham sektor tersier periode 2015-2019. Sektor tersier sendiri terbagi lagi menjadi 4 sub-sektor, yaitu sektor keuangan, sektor infrastruktur, sektor properti dan real estate, serta sektor transportasi dan logistik. Penelitian ini menggunakan pengujian metode Johansen’s Cointegration. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan jangka panjang antara variabel makroekonomi dengan tingkat imbal hasil saham pada sektor tersier. Penelitian ini juga menemukan dalam jangka pendek variabel makroekonomi yaitu tingkat bunga yang memiliki hubungan dengan tingkat return saham sektor keuangan dan transportasi logistik, serta variabel jumlah uang beredar yang signifikan memiliki hubungan dengan imbal hasil saham sektor transportasi dan logistik. Variabel makroekonomi tidak memiliki hubungan dalam jangka pendek pada tingkat return saham gabungan, saham sektor infrastruktur, dan saham sektor properti dan real estate.

This study aims to analyze the relationship between macroeconomic variables described by the industrial production index, money supply, interest rates on stock market return in the tertiary sector during the observation period 2015-2019. These sectors are classified into financial sector, infrastructure sector, property and real estate sector, and the last transportation and logistic sector. This study uses Johansen’s Cointegration methodology. The result of the study show that there is a long-term relationship between macroeconomic variables and the stock return in tertiary sector. This study also indicate that in the short term, interest rate has a relationship with the stock return in financial sector and transportation-logistic sector. Money supply has a significant relationship with the stock return in transportation-logistic sector. Macroeconomic variables do not have a short-term relationship at all with the stock return in infrastructure sector and property-real estate sector."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ukhti Winar Setyaningrum
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan pendidikan dan turnover pekerja di sektor pertanian. Hasil analisis deskriptif menggunakan Sakernas Agustus 2021 menunjukkan pekerja pertanian yang outmover (memilih bekerja di sektor non pertanian) lebih tinggi pada tingkat pendidikan menengah dan tinggi namun lebih rendah pada tingkat pendidikan rendah. Berdasarkan analisis regresi logistik biner multilevel ditemukan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seorang pekerja di sektor pertanian, maka semakin besar pula kecenderungan outmover. Jurusan pertanian tidak berpengaruh signifikan terhadap turnover. Pada pendidikan menengah kecenderungan outmover lebih rendah apabila pekerja pertanian tinggal di perdesaan atau berjenis kelamin laki-laki. Pendidikan tinggi akan menurunkan kecenderungan outmover pada pekerja pertanian yang tinggal di perkotaan. Pengaruh pendidikan tinggi akan berbeda signifikan dengan pendidikan menengah apabila melalui variabel perantara perkotaan. Meningkatnya pendidikan juga memberikan pengaruh pada meningkatnya outmover pekerjaan di sektor pertanian (lebih besar di Pulau Jawa) setelah dilihat secara nasional maupun antar Jawa-Non Jawa, namun jurusan pertanian tidak signifikan.

This study aims to analyze the relationship between education and worker turnover in agricultural sector. Descriptive analysis using Sakernas August 2021 shows that agricultural workers who outmover (choose to work in non-agricultural sector) are higher at the middle and high education levels but lower at the low education level. Based on multilevel binary logistic regression analysis, the higher education level of a worker in the agricultural sector, the greater tendency to outmover. In secondary education, the tendency to outmover is lower if agricultural workers live in rural areas or male. Higher education will reduce the tendency to outmover for agricultural workers who live in urban areas. The effect of higher education significantly different from secondary education if moderator variable of urban/rural included. The increase in education also increasing outmover in the agricultural sector (greater in Java) nationally or between Java and non-Java. Agricultural major has no significant effect on turnover."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shifa Taranandita
"Dari berbagai sisi, kaum perempuan dan kelompok rentan di Indonesia masih sering mendapat perlakuan yang tidak adil karena kedudukannya, termasuk dalam hal perlakuan dalam kebijakan pajak penghasilan orang pribadi. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perspektif gender dalam kebijakan tax reliefs pada pajak penghasilan orang pribadi yang pada dasarnya dirancang agar kebutuhan dasar wajib pajak telah terpenuhi sebelum membayar pajak dan untuk menggambarkan ability to pay wajib pajak. Selain itu, penelitian ini juga menganalisis perbandingan konten kebijakan tax reliefs PPh OP di negara Singapura, Malaysia, dan Thailand. Melalui pendekatan kualitatif, penelitian ini dilakukan dengan teknik pengumpulan data studi kepustakaan dan studi lapangan melalui wawancara mendalam. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa kebijakan PTKP yang saat ini berlaku di Indonesia masih berupa general deduction dengan alasan kesederhanaan dan tidak responsif terhadap kondisi kesenjangan gender. Sementara itu, Singapura, Malaysia, dan Thailand, telah menerapkan kebijakan PTKP dengan tidak hanya melihat dari sisi penghasilan, tetapi juga kondisi sebenarnya dari wajib pajak, seperti kaum disabilitas, ibu melahirkan dan menyusui, dan kelompok lansia. Guna mendorong terwujudnya keadilan gender, pemerintah perlu memberikan ruang dan fleksibilitas dalam perencanaan kebijakan pajak yang mempertimbangkan kondisi dan kebutuhan dari perempuan dan kaum rentan. Selain itu, diperlukan juga penyesuaian terhadap isi kebijakan yang saat ini berlaku dengan mengubah ketentuan yang cenderung hanya memberatkan satu pihak, yaitu perempuan, mengingat perempuan merupakan pihak yang setara dan memiliki kontribusi yang berharga, bukan hanya sebagai kelompok yang rentan dan tidak mampu mendorong perubahan.

From various sides, women and vulnerable groups in Indonesia still often receive unfair treatment because of their position, including in terms of treatment in personal income tax policy. Therefore, the purpose of this study is to find out how the gender perspective in the tax reliefs policy on personal income tax is basically designed so that the basic needs of taxpayers have been met before paying taxes and to illustrate the ability to pay taxpayers. In addition, this research also analyzes the comparison of the content of the tax reliefs policy on personal income tax in Singapore, Malaysia, and Thailand. Through a qualitative approach, this research was conducted with literature study data collection techniques and field studies through in-depth interviews. Based on the results of the research, it is known that the PTKP (personal exemption) policy which currently applicable in Indonesia is still in the form of a general deduction for reasons of simplicity and is not responsive to the conditions of the gender gap. To date, Singapore, Malaysia, and Thailand, have implemented PTKP policies by not only looking at the income side, but also the actual conditions of taxpayers, such as people with disabilities, birth and nursing mothers, and the elderly. To encourage the realization of gender-neutral policy, the government needs to provide space and flexibility in tax policy planning that considers the conditions and needs of women and vulnerable people. In addition, it is also necessary to adjust the content of the current policy by changing provisions that tend to only burden one party, namely women, considering that women are equal parties and have valuable contributions, not just as a group that is vulnerable and unable to drive change."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>