Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 205776 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Willy Sukardi
"ABSTRAK
Program konversi minyak tanah tanah ke Liquefied Petroleum Gas LPG sejak 2007 telah berhasil dilakukan, indikasinya adalah tren penggunaan LPG semakin meningkat setiap tahunnya hingga saat ini. Dibalik kepopulerannya LPG terdapat kelemahannya antara lain sering tejadinya kasus ledakan tabung gas, kelangkaan pasokan, serta sebagian besar LPG di impor dari luar negri. Program Jaringan gas kota yang dicanangkan pemerintah dalam hal ini kementrian ESDM bertujuan salah satunya adalah dapat menggeser penggunaan konsumsi LPG. Sehingga bukan hanya pengurangan impor LPG tapi melainkan subsidi LPG juga dapat ditekan. Pada penelitian ini dilakukan analisis mengenai konsumsi bahan bakar untuk memanaskan air hingga mencapai suhu tertentu. Didapat bahwa bahan bakar yang paling cepat dan biaya paling murah adalah dengan menggunakan bahan bakar gas kota, yaitu 186 detik dengan biaya Rp. 68 . Selain itu dianalisis juga penerapan bahan bakar jika dimanfaatkan untuk daerah DKI Jakarta.

ABSTRACT
Kerosene conversion program to Liquefied Petroleum Gas LPG since 2007 has been successfully carried out, the indications are the trend of the use of LPG has increased every year until now. Behind the popularity of LPG there are disadvantages include frequent case of occurrence of gas cylinder explosion, scarcity of supply, as well as most of LPG imported from abroad. City gas network programs launched by the government in this case the Ministry of Energy and Mineral Resources aims is able to shift the use of LPG consumption. So that not only a reduction in imports of LPG, but also reducing LPG subsidies. In this research, analyzed the fuel consumption to heat the water until it reaches a certain temperature. Found that fuel the fastest and most inexpensive cost is to use city gas fuel, ie 186 seconds at a cost of Rp. 68. In addition it also analyzed the application of fuel when used for the Jakarta area."
2016
T46907
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yonathan
"Proses pembakaran dengan menggunakan sistem difusi banyak diterapkan dalam kegiatan industri seperti ruang bakar boiler pada sistem pembangkit listrik, ruang bakar peleburan baja, maupun ruang bakar pada pabrik-pabrik kimia lainnya. Pembakaran dimana temperatur bahan bakar gas yang rendah menyebabkan pengkonsumsian bahan bakar yang lebih besar atau kurang efisien. Dengan menigkatkan temperatur un-burn (Tu) dari dari bahan bakar maka akan didapatkan laju reaksi yang lebih tinggi, kecepatan pembakaran yang lebih cepat dan energi minimum (Em) yang lebih rendah.
Pada penelitian tugas akhir ini, akan diteliti pengaruh variari temperatur bahan bakar sebelum pembakaran terhadap karakteristik nyala api difusinya dimana bahan bakar yang digunakan adalah gas LPG Campuran. Pemanasan yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan medium air. Dan pembakaran dilakukan pada temperatur gas LPG Campuran tanpa pemanasan dan dengan pemanasan temperatur medium 50°C, 60°C, 70°C, dan 80°C. Karakteristik nyala api yang diteliti antara lain: tinggi lifted flame, panjang nyala api, tinggi nyala api, ketebalan preheat zone, dan lain-lain.
Dari analisa penelitian, diperoleh tinggi lifted flame yang lebih besar pada temperatur un-burn yang lebih tinggi, sedangkan panjang nyala-api-nya memendek dengan temperatur un-burn yang lebih tinggi. Sementara, ketebalan preheat zone menipis seiring dengan meningkatnya temperatur un-burn tersebut.

Combustion process with diffusion system had been used in many industrial process, for example: boiler in power plant, melted steel, and other chemistry. Combustion whit low fuel temperature causes high consumption of fuel or can be said the combustion is not efficient. With increase the un-burn temperature of fuel causes increase the rate of reaction, high burning velocity, and low minimum energy (Em).
In this research, the influence of temperature variation of gaseous fuel to it's flame characteristics will be researched where the gaseous fuel used is LPG Mix. The preheating media used in this research is water. And combustion is done at LPG Mix fuel temperature in without preheating and with preheating temperature: 50°C, 60°C, 70°C, and 80°C. The charactheristics that being watched is distance of lifted flame, length of flame (flame length), height of flame (flame height), preheat zone thickness, and others.
From research analysis, the distance of lifted flame is increase with increase the un-burn temperature, yet the length of flame is reduce with this high un-burn temperature. While, preheat zone thickness is diminish along with increase this un-burn temperature.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50782
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maulidar
"ABSTRAK
Bahan Bakar Minyak (BBM) mempunyai peranan penting
terutama sebagai sumber energi di dalam negeri, sumber penerimaan
negara dan devisa, juga sebagai bahan baku industri. BBM menjadi suatu
komoditas yang sangat strategis dalam perekonomian di Indonesia, baik
bagi masyarakat (sektor rumah tangga), sektor trnsportasi maupun bagi
sektor industri.
Dibandingkan dengan konsumsi energi Iain, terlwyata minyak
tanah merupakan energi yang paling tinggi jumlah konsumsinya.
Penlngkatan konsumsi telah membuat pemerlntah terpaksa mengimpor
minyak tanah, akibat terbatasnya produksl minyak tanah yang dihasilkan
kiiang-kilang daiam negeri. Akibatnya beban keuangan negara semakin
berat kalau subsidi BBM terus dipertahankan.
Pengurangan subsidi BBM ini berdampak pada semua sektor, juga
pada konsumen rumah tangga yang sebagian besar menggunakan
minyak tanah untuk memasak menjadi semakin sulit untuk mendapatkan
minyak tanah dengan harga murah. Selaln itu dengan jumlah cadangan
BBM yang semakin menurun menunjukkan sinyal untuk mulai
memanfaatkan energi Iain, yang salah satunya adalah LPG.
Untuk mengetahui kemampuan LPG sebagai energi alternatif
pengganti minyak tanah untuk memasak bagi konsumen rumah tangga maka dilakukan penelitlan ini, dimana sepertl diketahul bahwa konsumsl
energi dipengaruhi oleh tingkat harga energi itu sendiri, harga energi Iain
yang terkait dan tingkat pendapatan. Penelitlan ini diiakukan dalam dua
tahap. Pertama, penelitian dilakukan pada demand energi rumah tangga
di empat provinsi yang ada di pulau Jawa (DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa
Tengah dan Jawa Timur) yang dianggap sebagai representatif permintaan
energi secara umum (agregat). Kedua, penelitian terhadap demand
energi rumah tangga pada kelompok berpendapatan rendah. Penelitian
menggunakan model demand energi rumah tangga yang pafing umum
dengan menggunakan data sekuncler konsumsi dan harga tahun 1993~
Hasil penelidan menunjukkan bahwa berdasarkan angka
elastisitas silang (cross price elasticity), LPG slgnlflkan mensubstitusl
minyak tanah pada rumah tangga di empat provinsl sampel, namun tidak
pada rumah tangga kelompok miskin. Bagi kelompok miskin LPG masih
merupakan barang mewah. Angka elastisitas harga (own price elasticity)
menunjukkan bahwa LPG merupakan barang normal untuk memasak
pada rumah tangga provinsi sampel. Kenaikan harga minyak tanah dan
tingkat pendapatan (income elasticity) akan meningkatkan pemakaian
LPG. Seiring dengan kenaikan pendapatan (income) maka konsumen
rumah tangga akan beralih ke LPG sebagai energi altematif untuk
memasak karena faktor efisiensi dan kenyamanan.

"
2007
T34461
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yan Silvia
"Adanya krisis energi sejak tahun 1970-an, menyebabkan munculnya berbagai pemikiran-pemikiran untuk mendisain proses yang lebih baik guna mencapai penghematan energi. Salah satunya adalah pengolahan kembali gas suar bakar (gas flare). Gas suar bakar adalah gas ikutan dari hasil distilasi minyak mentah yang dicairkan. Sebelumnya gas ini hanya dibakar diflare. Tetapi dengan adanya diversifikasi energi, maka orang mulai melihat manfaat dari gas-gas ini untuk digunakan sebagai salah satu sumber energi, yaitu LPG. Gas residu hasil pembuatan LPG ini dapat dimanfaatkan lagi untuk petrokimia. Ada tiga macam proses pembuatan LPG, yaitu secara refrigerasi, absorbsi, dan ekspansi. Dari ketiga proses ini akan dipilih proses mana yang membutuhkan biaya investasi dan utilitas paling kecil. Untuk itu perlu dilakukan perbandingan masing-masing proses. Kapasitas produksi pabrik setiap proses ditetapkan sebesar 2,18 x 105 ton pertahun. Besarnya investasi modal yang ditanamkan pada proses refrigerasi adalah sebesar US S 1,02439x107. Untuk proses absorbsi dan ekspansi masing-masing sebesar US S 2,53223 x 107 dan US $1.0448 x102. Laju pengembalian investasi pada proses refrigerasi sebesar 80,90 % (cara ROI) dengan lama waktu pengembalian modal 1,24 tahun. Sedangkan pada proses ahsorbsi dan ekspansi masing-masing sebesar 6,62 % dan 49,84 % (cara ROI) dan Iama pengembalian modal adalah 15 tahun untuk proses absorbsi dan 2 tahun untuk proses ekspansi. Dengan demikian dapatlah diiihat bahwa perancangan pabrik LPG dari gas suar bakar dengan proses refrigerasi mernberikan salah satu alternatif pemecahan bagi konservasi energi dan menguntungkan dari segi ekonomi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S48920
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aan Nurochman
"Peramalan permintaan LPG untuk rumah tangga di Indonesia dimana masyarakatnya menggunakan sumber energi tersebut sebagai komoditi utama dalam aktifitas memasak merupakan salah satu bagian terpenting yang digunakan oleh para pengambil keputusan dalam merencanakan sebuah kebijakan. Dalam studi awal rantai pasokan selalu mengedepankan sisi permintaan dalam menentukan langkah perencanaan selanjutnya, termasuk dalam perencanaan pengelolaan LPG di Indonesia. Kodisi saat ini dimana dengan semakin meningkatnya konsumsi LPG ditengah dominasi impor dan tantangan geografis dalam distribusi, seringkali terjadi deviasi antara perencanaan dan realisasi. Hal tersebut berdampak pada aspek biaya dan operasional dilapangan. PT Pertamina (Persero) sebagai perusahaan yang diberi penugasan, dituntut untuk dapat menjalankan bisnis secara effektif dan efisien. Dimana salah satu untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan melakukan estimasi yang lebih akurat mengenai permintaan LPG kedepan supaya dapat dijadikan referensi untuk perencanaan pengelolaan LPG. Tujuan penelitian ini adalah melakukan analisis konsumsi LPG untuk memperoleh model peramalan yang lebih baik dan akurat guna memproyeksikan kebutuhan LPG bulanan di Indonesia. Oleh karena itu, dilakukan analisis data realisasi konsumsi bulanan LPG sektor rumah tangga nasional mulai tahun 2015-2020 dengan menggunakan salah satu metode time series forcasting yaitu Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA). Hasilnya penelitian menunjukkan model yang diperoleh yaitu Sessional ARIMA (1,1,1)(1,1,1)12 mempunyai tingkat keakurasian yang sangat signifikan dengan nilai parameter akurasi MAPE (mean absolute percentage error) yang dihasilkan 1.7% dan MSE (mean square error) yang rendah sehingga termasuk dalam kriteria model yang mempunyai kemampuan peramalan yang sangat baik.

Forecasting LPG demand for households in Indonesia, where people use this energy source as the primary commodity in cooking activities, is one of the most important parts of planning a policy. In the initial study, the supply chain always prioritizes the demand side in determining the next planning step, including planning for LPG management in Indonesia. However, the current condition is that with the increasing consumption of LPG amid the dominance of imports and geographical challenges in distribution, there is often a deviation between planning and realization. The impact of this situation is cost and operational aspects in the field. Therefore, PT Pertamina (Persero), as the company assigned the task, is required to be able to run the business effectively and efficiently. One way to achieve this goal is to make a more accurate estimate of future LPG demand so that it can be used as a reference for LPG management planning. Therefore, this study analyzes LPG consumption to obtain a better and more accurate forecasting model to project monthly LPG demand in Indonesia. Thus, analyzing the monthly LPG consumption realization data for the national household sector from 2015-2020 was carried out using one of the time series forecasting methods, namely the Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA). The results showed that the model obtained is Sessional ARIMA (1,1,1)(1,1,1)12 had a very significant level of accuracy with the MAPE accuracy parameter value (mean absolute percentage error) the resulting 1.7% and MSE (mean square error) is low, so it is included in the criteria of a model that has excellent forecasting ability."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Restu Lestarianingsih
"Tahun 2007 pemerintah Indonesia melaksanakan program konversi minyak tanah menjadi LPG dengan meluncurkan LPG 3 Kg untuk rumah tangga tidak mampu dan usaha mikro. Pada pelaksanaannya, kemungkinan rumah tangga nonsasaran juga menggunakan LPG subsidi. Untuk menghindari penggunaan LPG subsidi oleh rumah tangga nonsasaran yang berimplikasi terhadap beban fiskal pemerintah, perlu pemahaman tentang perilaku rumah tangga dalam memilih LPG nonsubsidi. Pendapatan rumah tangga, harga dan ketersediaan bahan bakar menentukan pilihan jenis bahan bakar memasak rumah tangga. Namun, belum melihat hubungan tersebut dalam pemilihan antara LPG subsidi dan nonsubsidi sebagai bakar bakar memasak rumah tangga. Dengan menggunakan data Susenas Maret 2018 dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) yang berjumlah 194.062 rumah tangga Indonesia, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan pendapatan, Harga Eceran Tertinggi (HET) LPG subsidi dan kuota LPG subsidi sebagai representasi ketersediaan bahan bakar terhadap pilihan penggunaan LPG nonsubsidi di rumah tangga Indonesia tahun 2018. Menggunakan model estimasi Multinomial Logit, studi ini menemukan bahwa kenaikan pendapatan, kenaikan HET LPG subsidi, dan pengurangan kuota LPG subsidi berkorelasi dengan peningkatan peluang pemilihan LPG nonsubsidi sebagai bahan bakar memasak rumah tangga Indonesia tahun 2018. Selain itu, penelitian juga menemukan bahwa mayoritas pengguna LPG susbidi adalah rumah tangga nonmiskin.

In 2007, the Indonesia government launched a 3 kg LPG cylinder for poor households and micro-enterprises to reduce fuels subsidies burden. In implementation, the subsidized LPG may also used by non-target households which implicated to the goverment fiscal burden. In order to avoid this, its necessary to understand households behavior on non-subsidized LPG choices. Household income, fuel price and availability determine the choice of household cooking fuel types. However, existing studies have not seen the relationship between subsidized and non-subsidized LPG as household cooking fuel. Using March 2018 National Socio-Economic Survey (Susenas) and the Ministry of Energy and Mineral Resources (KESDM) information, this study examine the relationship between income, highest subsidized LPG retail price (HRP) and subsidized LPG quota as a representative of fuel availability in Indonesian households with subsidized and non-subsidized LPG choices as cooking fuel in 2018. Multinomial Logit model estimation result found that an increase in income, an increase in subsidized LPG HRP and a decrease in subsidized LPG quotas are correlated with an increase in chances of choosing non-subsidized LPG as Indonesian cooking fuel in 2018. Furthermore, this study revealed that the largest subsidized LPG users are non-poor households."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T54757
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lutfi Aulia
"LPG (Liquefied Petroleum Gas) merupakan bahan bakar yang digunakan untuk sektor rumah tangga di Indonesia. Setelah program konversi dari penggunaan minyak tanah ke LPG secara masif untuk sektor rumah tangga pada tahun 2008, permintaan akan LPG meningkat hingga dua kali lipat dan lebih dari 50% kebutuhan dalam negeri merupakan impor. Sumber energi alternatif dibutuhkan untuk bisa mensubstitusi LPG sebagai bahan bakar sektor rumah tangga guna mengurangi angka impor LPG yang sudah mencapai 70%. Dimetil Eter (DME) merupakan bahan bakar yang memiliki sifat yang mirip dengan LPG sehingga dapat digunakan secara langsung dalam menggantikan LPG dengan sedikit modifikasi. Selain dari pada itu, DME dapat diproduksi dari bahan baku yang terbarukan seperti biomassa dan batubara yang tersedia cukup melimpah di Indonesia. Dalam tahapan aplikasinya sebagai bahan bakar adalah dengan mencampurkannya dengan LPG. Studi ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik nyala api pembakaran difusi gas (Jet diffusion flame) dari bahan bakar LPG, DME dan campurannya (LPG mix DME) pada burner tipe barel. Persentase variasi campuran DME dalam LPG yang digunakan adalah 10%,20%,30%,40% dan 50% berat campuran. Pengujian dilakukan menggunakan burner tipe barel dengan diameter lubang nosel 2,5 mm. Seluruh hasil pengujian dikomparasi dengan LPG sebagai bahan bakar referensi. Hasilnya menunjukkan bahwa karakteristik nyala api untuk tinggi api (Hf) dan panjang api (Lf) keduanya menurun seiring dengan kenaikan persentase komposisi campuran DME dalam LPG. Karakteristik nyala terangkat (lifted flame) juga mengalami penurunan ketika dibandingkan antara LPG dengan DME namun perbedaannya tidak terlalu jauh untuk keseluruhan campuran. Karaktersitik stabilitas nyala api yang dinyatakan dengan fenomena kecepatan blow-off dan lift off disajikan dalam tulisan ini. Beban pembakaran menunjukkan terjadi penurunan seiring dengan penambahan persentase campuran DME dalam LPG, hal ini berkaitan dengan nilai kalor bahan bakar DME yang lebih rendah sekitar 40% dari LPG.

Currently, Liquefied Petroleum Gas (LPG) is the main energy source used in household sector in Indonesia. After the mega conversion project from kerosene to LPG in 2008, the demand of LPG raised in to a double and more than 70% of it fulfilled by import. It is very crucial to find other alternative energy to substitute LPG for household sector. Dimethyl Ether (DME), is a fuel that has similar characteristics to LPG so it can be used in LPG supply chain with minor change. More than that, DME can be produced from coal and renewable feedstock such as biomass which is available abundantly in Indonesia. To introduce the use of DME in current household appliances, we consider applying this fuel in mixture with LPG. This study aimed to investigate jet diffusion flame characteristics of DME and its mixture with LPG with DME concentration 10%, 20%, 30%, 40% and 50% by weight. The experiment was conducted on barrel type burner. A burner tip with centered hole with diameter 2.5 mm is functioned as fuel injector. All of the result is compared to LPG as reference. The results show that the flame characteristic in term of flame height (Hf) and flame length (Lf) both are decline with the increasing of DME composition in the mixture with LPG. The lifted flame is also decline when comparing LPG to DME but only differ slightly between all mixtures. Blow off and lift off phenomena is presented. Burning load is decline with the increasing of DME composition relates with the calorific value of DME which is 40% lower than LPG."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53501
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Yasin
"ABSTRAK
Tesis ini membahas mengenai pemisahan komponen LPG dari gas pipa penyalur di Gresik, Jawa Timur. Pemisahan komponen LPG tersebut dilakukan untuk memaksimalkan penggunaan bahan bakar LPG untuk kebutuhan energy nasional, sebab hingga saat ini sebagian besar gas alam biasanya langsung dijual tanpa dipisahkan komponen LPG dari gas alam tersebut. Pada penelitian ini dilakukan simulasi proses pemisahan LPG dari gas pipa menggunakan proses refrijerasi dan menghasilkan produk LPG sebesar 26.39 ton/day dan kondensat sebesar 106 barel/day. Nilai investasi yang diperlukan untuk pembangunan lapangan LPG ini yaitu $ 20,877,470. Net Present Value sebesar $ 73,797,369, IRR sebesar 29 % dan Payback Period selama 4 tahun, menggunakan tingkat MARR sebesar 10%. Parameter yang paling sensitive dalam analisa kelayakan ekonomi lapangan LPG ini yaitu nilai investasi, hargajual LPG, dan hargabeli gas umpan.

ABSTRACT
This thesis researched the separation of LPG component from gas in the gas pipe at Gresik, East Java. The separation of LPG component is carried out to maximize the usage of LPG in the national energy scheme. Up until now, most of natural gasses harvested were sold directly in its basic form without separating the LPG component. In this research, the simulation was done on the separation process using the refrigeration technique and it produced 26.39 ton/day LPG product and 106 barrel/day condensate. The investment needed to build the LPG field installation is $20,877,470, with Net Present Value of $73,797,369, Internal Rate of Return of 29 % and Payback Period of 4 years, all using MARR level of 10%. The most sensitive parameter in this feasibility analysis was the initial investment value, price of LPG end product, and price of gas as the raw material."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T32718
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Karyanto
"Penelitian ini memfokuskan pada dampak kebijakan konversi minyak tanah ke LPG terhadap ketahanan keluarga masyarakat sebagai sasaran kebijakan di Kota Administrasi Jakarta Timur. Kebijakan tersebut telah ditetapkan oleh pemerintah melalui Peraturan Presiden Nomor 104 Tahun 2007 tentang penyediaan, pendidtribusian, dan penetapan harga Liquefied Pctrolium Gas tabung 3 kg. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif dan komparatif.
Operasional penelitian menggunakan survey melalui angket dan diperdalam dengan wawancara serta studi kepustakaan. Angket diberikan kepada masyarakat sebagai sampel penelitian yang berjumlah 191 keluarga sebagai sasaran kebijakan. Masyarakat dipilih secara cluster sampling dengan menetapkan 7 kecamatan dari 10 kecamatan serta dengan memperhatikan karakteristik masyarakat yang terdiri atas jenis kelamin, pendidikan, pendapatan dan jenis pekerjaan di Jakarta Timur. Adapun analisis data korelasi dilakukan dengan Korelasi Product Moment dan Kendall Tau, serta analisis perbandingan dengan Uji Paired Sample T Test.
Dari analisis dapat disimpulkan bahwa : 1) Pelaksanaan konversi minyak tanah ke LPG dapat berjalan dengan skor 76 % dari skor yang diharapkan; 2) Ketahanan keluarga pada pemakaian minyak tanah (sebelum dilaksanakan konversi) memiliki skor 61 % dari skor yang diharapkan; 3) Ketahanan keluarga pada pemakaian LPG (setelah konversi dilaksanakan) mencapai skor 67 % dari skor yang diharapkan; 4) Perbandingan ketahanan keluarga pemakaian minyak tanah dan LPG secara nyata berbeda, yang berarti bahwa pemakaian LPG secara umum berdampak positif terhadap ketahanan keluarga dibandingkan dengan pemakaian minyak tanah.
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa pelaksanaan kebijakan konversi minyak tanah ke LPG belum sepenuhnya terlaksana sesuai tujuan, khususnya pada kebijakan pembagian paket perlengkapan LPG, yakni sebagian masyarakat yang membutuhkan belum mendapatkan paket pembagian, sementara im beberapa masyarakat yang kurang membutuhkan mendapatkan pembagian. Dalam hal pemakaian LPG meskipun secara keseluruhan pemakaian LPG lebih menjamin untuk peningkatan ketahanan keluarga, namun aspek keamanan pemakaian LPG masih menjadikan kendala dibandingkan dengan pemakaian minyak tanah. Oleh karena itu dibutuhkan langkah-langkah untuk memperbaiki pelaksanaan kebijakan dan umtuk memperoleh tujuan kebijakan yang lebih optimal.

This research focussed at policy impact of kerosene conversion to LPG to resilience of public family as policy target in Kota Administrasi Jakarta Timur. The policy has been specified by govemment through Peraturan Presiden Nomor 104 The year 2007 about supply, distribution, and pricing Liquefied Pctroiium Gas tube 3 kg. This research is including quantitative research with comparative and descriptive design.
Research operational applies survey through enquette and deepened with interview and bibliogaphy study. Enquette given to public as research sample which amounts to 191 families as policy target. Public is selected in cluster wmpling by specifying 7 District out of 10 Districts and by paying attention to public characteristic consisted of gender, education, earnings and work type in Jakarta Timur. As for correlation data analysis is done with Korelasi Kendall Tau and Product Moment and comparative analysis with Uji Paired Sample Test.
From inferential analysis that : 1) Execution of kerosene conversion to LPG can run with score 76 % lifom score expected; 2) Resilience of family at kerosene usage ( before executed [by] conversion) has score 61 % fiom score expected; 3) Resilience of family at usage LPG ( after conversion is executed) reaehs score 67 % from score expected; 4) Resilience comparison of usage family of kerosene and LPG manifestly difers in, is meaning that usage of LPG in general aH`ects positive of resilience bound of family compared to kerosene usage.
Things required to is paid attention is that execution of policy of kerosene conversion to LPG has not fully is executed according to purpose, especially at policy division of supply package LPG, namely some of requiring publics has not got division package, meanwhile some publics that is unsatisfying requirw gets division. In the case of umge of LPG though as a whole usage of LPG is more guarantyingly for improvement of resilience of family, but usage security and safety aspect of LPG still making constraint compmed to kerosene usage. Therefore is required stages;steps to improve;repair execution of policy and obtain purpose of policy which more optimal.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T34001
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Dalam penelitian ini dilakukan pcmhualan 3 jcnis burner bcrtipc bunsen yaitu, burner dengan 7 buah lubang bulat, burner dengan lubang kotak, dan bumer dengan lubang kombinasi anlara bulat dan kolak. Disamping itu digunakan pula bwlner konvensional sebagai pembanding, Selanjutnya dilakukan uji kinerja kompor gas dengan memvariasikan Iaju alir LPG dan waktu pcmbakaran. Analisis yang dilakukan meliputi elisiensi tem1al, suhu nyala, emisi gas CO3 , UI-IC, dan NOX.
Dari pengamatan terhadap nyala yang dihasilkan, dapat disimpulkan bahwa campuran bahan bakar-udara senantiasa bcrada dalam kondisi rich (bahan bakar berlcbih) Penamhahan Iaju alir bahan bakar akan meningkatkan kondisi rich pada campur:m_ Nyula yang dihasilkan olch kcliga burner yang dirancang lidak mengalami fenomena flaxlzbuck ataupun blowqm dan juga tidak sulit untuk dinya|akan_
Dari data efisiensi yang didapat menunjukkan bahwa bumer Iubang kotal-:-
bulat memiliki eiisiensi tcrmal yang lebih tinggi dibandingkan bumer yang lainnya.
Efisiensi Lerlinggi burner lubang kotak-bulat diperoleh pada laju alir LPG 700 ml/menil, yaitu 69,61 3% (26,80'?% Iebih tinggi dari bumer konvensional). Efisiensi tertinggi unluk burner _icnis lainnya sccam bcrlurul-iurut ndaluh 65,‘)6% untuk burner lubang bulat, dan 64,85% untuk bumer ko\ak.
Dulu cmisi mc|1unjukkan bahwu burner hasil zmmodifikasi mcnunjukkan kecenderungan yang berbeda-beda untuk setiap jenis polutan dari setiap bumer.
Dari jumlah CO2 yang dihasilkan, dapat dikclahui bahwa nyala yang dapai menarik oksigen berdifusi kc dalamnya akan menghasilkan CO; yang lebih tinggi karena rcalcsi pembaknran yang teqadi lebih sempuma. Jumlah CO; yang dihasilkan dakam persen untuk masing-masing burner pada laju alir LPG 700 mi/menit adalah 4,3%
untuk burner konvcnsional, 6,9% untuk bumer lubang bulal, 92% untuk bumer kotak, dan 8,5% untuk bumer kotak-bulat. Untuk kemampuan mereduksi emisi NOx kctiga bumer yang dirancang menunjukkan kinerja yang Iebih buruk dari bumer konvensional. Konsentrasi NOx yang dihasilkan dalam ppm untuk setiap burner pada laju alir LPG 700 ml/menit adalah 17 ppm untuk bumer konvensional, 25 ppm untuk bumer lubang bulat, 29 ppm untuk bcmer kotak, dan 28 ppm untuk bumer kotak-bulat."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S49363
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>