Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 116654 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ismirani Mardalena
"ABSTRAK
Tesis ini adalah terjemahan beranotasi empat belas fabel karya Jean De La Fontaine ke bahasa Indonesia. Pembaca sasaran adalah anak-anak berumur 9 ndash;15 tahun. Unit yang dianotasi adalah peribahasa Prancis yang diterjemahkan berupa peribahasa Indonesia dan parafrase. Penganotasian dilakukan dalam empat tataran, yaitu tataran tekstual, referensial, kohesi, dan kewajaran. Capaian skopos digunakan sebagai sebagai indikator keberhasilan terjemahan. Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis faktor penting peribahasa. Untuk menilai ketercapaian skopos, terjemahan dilakukan dengan melihat penggunaan strategi penerjemahan dan respon dari pembaca sasaran. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa ada tiga faktor penting peribahasa yang harus diperhatikan dalam penerjemahan peribahasa Prancis ke bahasa Indonesia, yaitu kata kunci, ketepatan, dan koherensi. Adapun masalah utama dalam menerjemahkan peribahasa Prancis adalah tidak ditemukan padanan berupa peribahasa Indonesia. Guna mengatasi masalah itu, peneliti ini mengaplikasikan strategi parafrase Baker. Masalah kepaduan dapat diatasi dengan berpegang pada skopos. Penelitian ini pun menunjukkan pentingnya mencapai skopos dalam menerjemahkan.Tesis ini adalah terjemahan beranotasi empat belas fabel karya Jean De La Fontaine ke bahasa Indonesia. Pembaca sasaran adalah anak-anak berumur 9 ndash;15 tahun. Unit yang dianotasi adalah peribahasa Prancis yang diterjemahkan berupa peribahasa Indonesia dan parafrase. Penganotasian dilakukan dalam empat tataran, yaitu tataran tekstual, referensial, kohesi, dan kewajaran. Capaian skopos digunakan sebagai sebagai indikator keberhasilan terjemahan. Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis faktor penting peribahasa. Untuk menilai ketercapaian skopos, terjemahan dilakukan dengan melihat penggunaan strategi penerjemahan dan respon dari pembaca sasaran. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa ada tiga faktor penting peribahasa yang harus diperhatikan dalam penerjemahan peribahasa Prancis ke bahasa Indonesia, yaitu kata kunci, ketepatan, dan koherensi. Adapun masalah utama dalam menerjemahkan peribahasa Prancis adalah tidak ditemukan padanan berupa peribahasa Indonesia. Guna mengatasi masalah itu, peneliti ini mengaplikasikan strategi parafrase Baker. Masalah kepaduan dapat diatasi dengan berpegang pada skopos. Penelitian ini pun menunjukkan pentingnya mencapai skopos dalam menerjemahkan.

ABSTRACT
Abstract This thesis is an annotated translation of fourteen fables by Jean de La Fontaine into Bahasa. A target audience is children aged 9 15 years. Units are annotated is a French proverb that translated to proverbs in Bahasa and paraphrasing. The annotation done in four levels. They are the textual, referential, cohesion and fairness level. Fulfillment of skopos is used as an indicator for the successful translation. The first step taken in this research is the analysis of the proverb rsquo s important factors. To assess the fulfillment of skopos, the translation is done by looking at the use of translation strategies and the response from the target audience. The finding of this research shows that there are three important factors of proverbs that must be considered in the French proverbs rsquo s translation. There are keywords, accuracy and cohesion. The main problem in translating proverbs is cannot found the equivalent in the form of proverbs in Bahasa. To overcome this problem, researcher is applying a strategy paraphrase Baker. Cohesion rsquo s problem can be overcome by adhering to the skopos. This research has also proved that the importance of determining skopos in translating.
"
2016
T46929
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cattleya Wahyu Pravitha
"Terjemahan beranotasi adalah terjemahan yang diberi catatan sebagai bentuk pertanggungjawaban penerjemah atas padanan yang dipilihnya. Bahan terjemahan beranotasi ini adalah dongeng. Banyak hal perlu dipertimbangkan bila mengingat pembaca sasarannya adalah anak-anak. Penerjemahan dilakukan dengan metode semantis agar unsur estetis TSu tetap muncul di dalam TSa dan metode komunikatif agar pembaca TSa tidak kesulitan memahami isi teks. Pelbagai kamus digunakan sebagai rujukan dan laman internet sebagai sumber informasi saat menerjemahkan. Permasalahan penerjemahan yang banyak ditemukan dalam penerjemahan dongeng ini adalah bahasa figuratif dan kata budaya. Berbagai prosedur penerjemahan diterapkan untuk memecahkan masalah yang ada dan unsur-unsur yang bermasalah dianotasi. Menerjemahkan untuk anak, yang berarti penerjemah harus memposisikan diri sebagai anak saat menerjemahkan, membuat penerjemahan dongeng ini menantang sekaligus memberikan banyak pengalaman dan pengetahuan baru.

An annotated translation is a translation with a translator’s commentary on the chosen equivalence. This annotated translation uses a fairy tale as the source text. Various aspects should be considered because the target readers of the translation are children. While translating, semantic method is applied so that the esthetical element of the source text can be maintained. Communicative method is also applied to increase readability. Dictionaries and internet websites are used as information sources. Translation problems that were found during the translation process are figurative languages and cultural words. Various translation procedures are applied to solve the problems before they are annotated. Translating for children, which requires the translator to adopt a child’s point of view, gives some valuable experiences and new knowledge."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T38977
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benard, Jean-Paul
Montreal : Linguatech , 1979
418.02 BEN p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kipuk Giyandari
"Penelitian ini menjabarkan pemilihan kata yang digunakan penerjemah dalam menerjemahkan kata bermuatan budaya pada novel. Novel yang digunakan adalah novel berbahasa Inggris dan memiliki latar belakang budaya Venesia. Novel The Glassblower of Murano akan diterjemahkan ke bahasa Indonesia dan diberikan anotasi. Anotasi atau catatan adalah bentuk pertangggungjawaban seorang penerjemah dalam menerjemakan kata bermuatan budaya yang ada pada novel. Metode penerjemahan yang digunakan adalah metode komunikatif mengacu pada teks sumber yang merupakan teks ekspresif. Teknik penerjemahan yang digunakan adalah teknik deskripsi, amplifikasi, adaptasi, peminjaman, kalke, kreasi diskursif, dan kompensasi. Selain itu, penerjemah juga mencari padanan yang tepat dengan menggunakan sumber internet dan studi pustaka. Dari penelitian ini dapat disimpulkan, kata bermuatan budaya dapat diterjemahkan ke teks sasaran dengan teknik penerjemahan yang berbeda pada tiap katanya. Pemilihan kata bermuatan budaya untuk teks sasaran didapatkan dari sumber informasi yang akurat, sehingga dapat dimengerti oleh pembaca sasaran

This study explains translators words choice in translating cultural words in the novel titled The Glassblower of Murano. The novel is written in English but sets Venice as its.cultural background. In this research, the novel will be translated into Indonesian and annotations will be added. Annotations or footnote is translators liability in translating cultural words within the novel. This research uses a communicative translating method that positions sources text as expressive text. Meanwhile, the translation techniques that is used are description, amplification, adaptation, borrowing, calqeu, discursive creation, and compensation. In addition, the translator also elaborates internet and literature sources in order to receive appropriate equivalent words. This research concludes each cultural words can be translated into the target text with a varied translation techniques. Therefore, the choice of cultural words toward the target text should be obtain from accurate source of information, thus the target may able to gain understanding."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fachrina Azura
"ABSTRAK
Artikel ini menelaah strategi penerjemahan yang digunakan dalam menerjemahkan profanity dalam novel The Catcher in the Rye beserta efeknya pada penokohan si narator. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat efek dari strategi penerjemahan tertentu terhadap unsur penokohan. Penelitian semacam ini akan menghasilkan keuntungan akademis dan praktis. Penelitian ini akan berfokus pada Bab 25, bab kedua dari terakhir di mana klimaks cerita terjadi. Untuk meneliti jumlah strategi yang dipakai, artikel ini menggunakan statistic, sedangkan metode kualitatif-deskriptif digunakan untuk meneliti efek strategi tersebut terhadap penokohan si narator. Strategi tersebut diklasifikasin berdasarkan sistem Baker 1992 , sedangkan dalam menilai unsur penokohan, argument Nida mengenai pentingnya penokohan akan menjadi dasar penilaian. Penelitian ini menemukan bahwa penerjemah novel tersebut utamanya menggunakan strategi softening dan omission. Hal ini berdampak pada penokohan si narator yang jauh berbeda dari versi aslinya, di mana ia menjadi lebih santun dan taat pada norma sosial. Namun, dikarenakan cakupan penelitian yang terbatas, penelitian lebih lanjut akan diperlukan untuk dapat menarik kesimpulan yang lebih dalam.

ABSTRACT
This paper investigates the translation strategies used in translating profanity in the novel The Catcher in the Rye and their effects on the narrator rsquo;s characterisation. The purpose is to see the effects that certain translation strategies have on characterisation, an important literary element. Such a study will provide academic and practical benefits. This paper will focus on Chapter 25, the penultimate chapter where the climax takes place. This paper uses statistics to examine the number of translation strategies used and the qualitative-descriptive method to examine the effects on the narrator rsquo;s characterisation. The strategies will be classified based on Baker rsquo;s 1992 proposed strategies, while Nida rsquo;s 2000 argument regarding the importance of characterisation will be the framework for evaluating the characterisation. This paper finds that the Indonesian translator overwhelmingly used the strategies of softening and omission. This results in a significantly different characterisation of the narrator, in which he becomes less irreverent and more conscious of social norms. However, as the scope of this study is limited, a further study of the whole novel will be necessary."
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Akbar Abdillah
"Penelitian ini menganalisis prosedur penerjemahan bentuk-bentuk kata sapaan dalam novel Er Ist Wieder Da karya Timur Vermes yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris karya Jamie Bulloch berjudul Look Who's Back. Data dianalisis menggunakan teori prosedur penerjemahan oleh Newmark, Molina & Albir, Pertheghella dan Viney & Darbelnet. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif dengan cara deskriptif kepustakaan karena korpus penelitian ini adalah novel. Jenis kata sapaan di dalam novel, seperti kata ganti lain, nama diri, gelar/pangkat, nomina + ku dan nomina lain. Bentuk sapaan dibagi berdasarkan prosedur, enam kasus menggunakan prosedur padanan budaya, dua kasus menggunakan prosedur ekuivalen fungsional, tiga kasus menggunakan prosedur peminjaman, tiga kasus menggunakan prosedur modulasi, dua kasus menggunakan prosedur couplet, enam kasus menggunakan prosedur amplifikasi, empat kasus menggunakan prosedur penerjemahan harfiah, kasus menggunakan prosedur literal, satu kasus menggunakan prosedur reduksi, dua kasus menggunakan prosedur lokalisasi dialek dan satu kasus menggunakan prosedur eksplisitasi.

This study analyzes the procedure of translating the forms of address in Timur Vermes's novel Er Ist Wieder Da translated into English by Jamie Bulloch titled Look who's back. The data was analyzed using the theory of translation procedures by Peter Newmark, Lucía Molina & Amparo Hurtado Albir, Pertheghella dan Viney & Darbelnet. This study was conducted using qualitative with means of descriptive literature because the corpus of this study is novel. Types of Address in the novel, such as other pronouns, personal names, titles/ranks, possessive adjective, and other nouns. The forms of address were divided based on the procedure, six cases used cultural equivalent procedure, two cases used functional equivalent procedure, three cases used borrowing procedure, three cases used modulation procedure, two cases used couplet procedure, six cases used amplification procedure, four cases used literal translation procedure, one case used reduction procedure, two cases used dialect localization procedure and one case used explicitation procedure."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Bassnett, Susan
London: Routledge, 1991
418.02 BAS t (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bassnett, Susan
New York: Routledge , 2003
418.02 BAS t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Wieka Barathayomi
"Tesis ini adalah kritik atas strategi penerjemahan istilah budaya dalam novel Olive Kitteridge. Kritik disusun dengan menggunakan model analisis teks yang berorientasi pada penerjemahan dengan menggunakan pencapaian tujuan penerjemahan sebagai kriteria utama keberhasilan penerapan strategi penerjemahan. Pertama, analisis faktor ekstratekstual dan intratekstual teks sumber (TSu) dan teks sasaran (TSa) dilakukan untuk menentukan tujuan penerjemahan. Kedua, menganalisis data untuk menemukan strategi penerjemahan yang digunakan penerjemah dalam menerjemahkan istilah budaya. Ketiga, penilaian keberhasilan dan kegagalan penerapan strategi penerjemahan istilah budaya dipandang dari pencapaian tujuan penerjemahan.
Dalam penelitian ini ditemukan bahwa tujuan penerjemahan adalah untuk menyampaikan kisah Olive Kitteridge secara sesetia mungkin dengan maksud penulis TSu dengan tujuan memperkenalkan budaya sumber kepada pembaca sasaran. Terjemahan yang dihasilkan harus memenuhi kriteria tepat, wajar, dan mudah dipahami. Keberhasilan penerjemah yaitu menerjemahkan TSu sesetia mungkin dengan maksud penulis TSu, dengan harapan memperkenalkan budaya sumber kepada pembaca sasaran. Penerjemah juga menyadari adanya perbedaan latar belakang pengetahuan dan budaya yang dimiliki pembaca TSu dan TSa, yakni terlihat dari upaya menerapkan beberapa strategi penerjemahan untuk mengisi informasi yang dimiliki pembaca TSu tetapi tidak dimiliki pembaca TSa. Strategi yang terlihat jelas adalah pemberian catatan kaki dan penjelasan tambahan.
Kegagalan penerjemah yaitu demi menunjukkan kesetiaan pada maksud penulis TSu, penerjemah banyak menggunakan strategi transferensi dan penerjemahan harfiah untuk menerjemahkan istilah budaya yang akhirnya membuat terjemahan tidak tepat dan tidak wajar. Secara umum dapat dikatakan bahwa jika dikaitkan dengan tujuan penerjemahan, yakni terjemahan yang sesetia mungkin pada maksud penulis TSu dengan tujuan memperkenalkan budaya sumber kepada pembaca sasaran dan memenuhi kriteria tepat, wajar, serta mudah dipahami, strategi penerjemahan istilah budaya dalam novel Olive Kitteridge tidak cukup berhasil mencapai tujuan itu.

This thesis is a criticism to the application of translation strategies in translating cultural terms in Olive Kitteridge. The criticism is based on a model for translation-oriented text analysis by using translation purpose as the main criteria for successful application of translation strategies. First, analysis of extratextual and intratextual factors of source text (ST) and target text (TT) is conducted to determine translation purpose. Second, data analysis is conducted to find translation strategies applied by the translator in translating cultural terms. Third, assessing the application of translation strategies in translating cultural terms based on translation purpose.
This research shows that the purpose of translation is to deliver Olive Kitteridge story as faithful as possible to ST author intention, in order to introduce source language culture to target language readers. The translation must meet the appropriate criteria: accurate, natural, and readable. The translator is success in translating ST as faithful as possible to ST author intention, in order to introduce source language culture to the target language readers. The translator is also aware that ST and TT readers have different cultural background and knowledge. It is shown by her attempt in applying translation strategies, such as footnotes and additional explanation, to overcome translation problem.
Unfortunately, in order to show faithfulness to ST author intention, the translator use a lot of transference and literal translation strategies to translate culture terms that make the translation inaccurate and unnatural. In general, related to the translation purpose that is to be faithful to ST author intention in order to introduce source language culture to target language readers and meet the appropriate criteria of accurate and natural, the translation strategies of cultural terms in Olive Kitteridge failed in achieving translation purpose.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
T31791
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mira Trissan Hapsari
"ABSTRAK
Tesis ini membahas terjemahan beranotasi bagian 3 dan 4 dari novel anak berjudul Gulliver’s Travels oleh Martin Woodside. Novel anak ini merupakan hasil penceritaan kembali dari novel karya Jonathan Swift dengan judul yang sama. Teks sumber dalam tesis ini adalah teks ekspresif yang berjenis petualangan fantastik. Metode yang digunakan dalam menerjemahkan teks ini adalah gabungan antara metode semantis dan komunikatif. Berbagai masalah yang ditemui selama proses penerjemahan digolongkan dalam tujuh kategori yaitu nama diri, istilah yang mengalami pergeseran makna, idiom, kata budaya, jarak, gelar kehormatan, dan ungkapan. Dalam usaha untuk memecahkan permasalahan ini digunakan berbagai prosedur penerjemahan di antaranya transferensi, calque, modulasi, dan padanan budaya. Dengan menganotasi penerjemah memberikan pertanggungjawabannya atas padanan yang dianggap sesuai.

ABSTRACT
The focus of this study is the annotated translation of part 3 and 4 of the children’s novel Gulliver’s Travels by Martin Woodside. This children’s novel is a retold version from a novel by Jonathan Swift with the same title. The source text in this study is an expressive text and the text’s genre is fantasy adventure. Translation methods applied in this study are semantic and communicative. Problems found during the translation process are categorized into seven groups: self-identification, mean shifting of terms, idioms, cultural words, units of length, titles of respect, and expressions. In order to solve these problems, the translator applied some procedures such as transference, calque, modulation, and cultural equivalence. By giving annotation the translator justifies the equivalence chosen in the translation."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
T33308
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>